Tragedi Di Meja Makan

"Aku nggak tau apa salahku sama istri kamu. Berulang kali aku bilang, aku nggak ada niat jadi pelakor, aku hanya ingin menghabiskan sisa waktu ku bersama Gina dan Gani.. Tapi nyatanya Fifian terus menuduhku pelakor, dia bahkan menyumpahiku cepat mati. Hiks." febi berpura-pura menangis sangat histeris..

Alex langsung menatap tajam Fifian..

Fifian langsung memutar bola mata malas sambil terus mengigit apelnya dengan santai.

Dulu Fifian selalu berusaha untuk menjelaskan ini itu, tapi sekarang... Fifian bodoh amat. Mau Alex marah, membentaknya atau apapun itu, Fifian sudah tidak peduli.

"Febi, yang kenceng dong nangisnya, akting kamu kurang bagus deh, belajar lagi sana." ledek fifian

"Fifian cukup!" bentak Alex

"Fifian memang selalu seperti itu, Mas. Padahal aku hanya ingin berteman dengan nya. Aku tulus dan nggak ada niat merebut kamu. Aku sudah melupakan masa lalu kita dan menganggap kamu sebagai abangku." febi berkilah

"Iya, aku percaya," Alex mengusap rambut febi dengan lembut,

"Udah jangan nangis ya."

Fifian menghembuskan napas kasar.

"Terserah deh, aku mau ke kamar. Have fun ya."

Fifian tersenyum, berbalik badan, dan seketika Itu matanya menetes. Sekuat apapun dia, melihat suaminya membela perempuan lain di depannya, hatinya tak akan sanggup. Fifian tidak sekuat itu. Fifian bisa menahan luka fisik, tapi jika hatinya yang sudah tersakiti, Fifian tidak akan bisa menahan air matanya.

Saat nya sarapan pagi,,Datanglah Gina menghampiri..

"Morning, Mama, Daddy, Mommy," sapa Gina.

"Morning, Sayang," sapa balik Febi sambil mengusap rambut putrinya.

"Sini duduk samping mama."

Seperti biasa setelah enam bulan kembalinya Febi, Gina selalu nempel padanya.

Fifian yang sudah menemani bocah kecil itu sejak umurnya lima tahun, sekarang seolah tak ada artinya. Gina yang dulu selalu merengek padanya, sekarang begitu cuek. Saat butuh apa-apa yang dia cari pasti mencari Febi..

Tidak bisa dipungkiri, hati Fifian sangat begitu Sakit, bahkan rasa sakitnya lebih sakit daripada saat Alex mencuekinya.

"Morning Mommy," sapa Gani pada Fifian

Untung saja masih ada Ganj yang selalu perhatian padanya. Gani bahkan terlihat cuek dengan Febi dan lebih dekat dengan nya.

"Morning, Gani."

Tanpa diminta pun Gani duduk di samping Fifian..

Sementara Alex duduk di ujung meja, di sebelah kanan meja ada Fifian dan Gani dan di sebelah kanan ada Febi dan Gina

"Sini, Mas, aku ambilin nasinya," Febi menyiduk nasi goreng untuk Alex dan meletakkan nya di piring,

"Aku yang masakin ini mas, nasi goreng campur telur kesukaan kamu."

Lalu Febi meletakkan piring nasi goreng di depan Alex.. Alex melirik Fifian yang sejak tadi diam. Fifian juga ikut makan nasi goreng buatan Febi, padahal biasanya Fifian tidak pernah mau menyentuh makanan buatan Febi. Biasanya juga Fifian akan berebutan dengan Febi untuk menarik perhatiannya, tapi sekarang Fifian hanya diam.

Diamnya Fifian sungguh membuat hati Alex merasa tak enak.

"Mama, Gina mau diambilin juga," pinta Gina.

"Iya, Sayang, sebentar,"Febi lalu mengambilkan nasi goreng dan meletakkan di depan putrinya.

"Makasih Mama."

"Sama-sama sayangku," Febi tersenyum sambil mengusap rambut putrinya.

"Gani sayang, mau Mama ambilin nasi goreng juga?"

Gani menggeleng, lalu menatap Fifian yang duduk di sampingnya.

"Mommy, Gani mau diambilin nasi goreng." Gerakan tangan Fifian yang ingin menyuapkan nasi goreng ke mulutnya tertahan.

"Mommy," Gani lalu memegang lengannya, "Gani mau diambilin Mommy."

Entah mengapa Fifian ingin menangis. Hatinya pedihh sekali mendengar nada manja Gani. Selama ini hanya Gani yang selalu peduli padanya. Disaat semua orang mengabaikan nya hanya Gani yang selalu perhatian. Gani juga yang membuatnya bertahan selama enam bulan ini.tapi Gani harus terbiasa tanpanya.

"Sayang," Savanna mengusap rambut Gani

" Gani diambilin Mama febi aja ya."

Gani hanya diam dan menatapnya dengan sorot mata terluka. Ya Tuhan, Fifian GG ingin sekali memeluknya. Tapi Fifian harus mulai membiasakan diri menjauh dari Gani..

"Febi, tolong ambilin buat Gani."

Senyum febi langsung mengembang. Dia senang sekali akhirnya Fifian mengalah juga ..

"Gani, Sayang, sebentar ya, Mama ambilin."

Setelah meletakkan nasi ke dalam piring, febi berdiri dan menghampiri meja Gani.

"Ini, Sayang, selamat makan ya," Febi mengusap rambut putranya sambil tersenyum manis.

"AKU GAK MAU..!!!!"

Pranggg...

Gani melempar sepiring nasi goreng ke lantai hingga pecah. Serpihan beling mengenai kaki febi

"ARGG," Febi menjerit kaget dan merasakan sakit

"Febi," Alex dengan cepat langsung menghampiri Febi

"Mommy," Gina juga ikut khawatir.

"Sakit, Mas." ringis febi

Alex berlutut di depan febi dan mengecek kakinya yang ternyata berdarah.

"Kasihan Mommy," Gina yang tak tega melihat kaki mamanya berdarah pun menangis.

"Ga papa, Sayang, mama ga papa, jangan nangis," Febi menenangkan putrinya.

Kemarahan Alex tersulut, dia berdiri, mendekati Gani dan menatap tajam pada putranya.

"Apa-apaan kamu, hah! Papa nggak pernah mengajari kamu jadi kasar kayak gini. Lihat kan sekarang akibatnya. Mama kamu terluka."

Gani turun dari kursi dan menatap tajam balik papanya.Ganj nggak suka sama perempuan itu. Gani nggak suka perempuan itu ada di rumah ini."

"GANI.... KAMU..!!!"

Kalimat Alex tertahan saat tiba-tiba Fifian berdiri di depannya, menghalangi pandangannya dari Gani Sorot mata Gani menajam, namun juga terlihat rapuh dalam waktu bersamaan.

Matanya memerah marah, tapi juga berkaca-kaca seolah menahan tangis. Mata itu menggambarkan betapa terluka nya Fifian sekarang.

"Fifian," lirihnya dengan suara tercekat ditenggokan.

"Jangan membentak Gani seperti itu, Mas. Jangan...!!"

"Aku nggak bermaksud bentak. Aku-"

"Kamu urus saja Febi.. biar aku yang mengantar Gani ke sekolah."

"Fifian tunggu-"

Fifian langsung menggendong paksa Gani, mengambil tasnya dan membawa nya pergi dari ruang makan. Gani melingkarkan tangan mungilnya di leher Fifian dan menyandarkan kepalanya di sisi kepala mamanya.

Air mata Fifian yang ia tahan sejak tadi, mengalir juga. Dia mencium pipi Gani dan mempercepat jalan nya menuju ke mobil..

Alex lalu mengejar sampai ke halaman depan, tapi sayang nya mobil istri dan putranya sudah keluar dari halaman.

"Mas Alex,sini...!!" panggil febi.

Alex mengepalkan tangan nya.. Tak tergambarkan bagaimana perasaan nya sekarang. Marah, sedih, benci, kesal, jengkel. Semua bercampur satu sampai Alex bingung harus melakukan apa.

Di sisi lain Fifian yang melajukan mobil dengan konsentrasi penuh. Agar Jangan sampai kesedihan hatinya membuatnya tak fokus untuk menyetir.

"Gani...Sayang..."

"Iya, Mommy."

"Soal Daddy yang bentak Gani tadi, Gani jangan

Marah ya. Daddy hanya sedang marah saja dan emosinya nggak terkontrol. Daddy nggak mungkin bermaksud bentak Gani"

"Gani tak marah Daddy bentak Gani, tapi Gani lebih marah saat Mommy cuekin Gani" ucap Gani sambil bersedih

"Mommy nggak cuekin Gani kok."

"Tadi di ruang makan, Mommy nggak mau ambilin Gani nasi goreng."

"Kan udah ada Mama Febi.."

"Aku nggak suka perempuan itu Mommy."

"Jangan begitu, Sayang," Fifian mengusap rambut putra nya, saat dia ingin menarik tangan nya ,Gani tiba-tiba menggenggam tangan nya dan meletakkan di pangkuan nya.

"Gani sayang banget sama Mommy. Cuma Mommy satu satunya ibu nya Gani," lirih Gani sedih sambil mengeratkan genggaman tangan nya.

"Tapi Mommy bukan ibu kandung Gani"

Bagaimana tanggapan Gani yah..???

Tunggu Bab selanjutnya yah..!!!

Terpopuler

Comments

Holipah

Holipah

fifian cerai aja dri pada mmpertahan kn suami ky gitu yang masih berat sama masa lalu

2023-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!