Jam menunjukkan pukul 10.00 Alena bersiap untuk tidur,ia mematikan lampu kamar nya dan hanya menyalakan lampu belajar nya.
Namun setelah beberapa menit dia mencoba memejamkan matanya dia akhirnya bangun dan turun dari kasur nya lalu ia duduk lantai.
Kini mata Alena tertuju ke jendela kamar nya,ia teringat akan devan,sosok yang begitu baik walaupun kadang membuat nya bingung.
Tentu saja Alena merindukan devan, walaupun sekarang dia punya teman baru yang sangat humoris tetapi Devan adalah cinta pertama nya.
Setelah menatap kekosongan Alena pun memutuskan untuk tidur kembali.
Di sisi lain Azka terlihat sedang duduk di roof top menikmati hembusan angin malam, sesekali ia memandangi sebuah foto di layar hp nya.
Ke esokkan paginya Azka sedang bersiap untuk keluar namun dia seperti tergesa-gesa.
"Ibu,aku pergi" ujar Azka kepada ibunya
"Makanlah dulu sebelum pergi" ujar ibunya sambil berjalan ke arah meja makan.
"Cepat kemari" ujar ibunya
Azka pun menurut langsung mengikuti ibunya ke meja makan dan makan bersama.
"Kamu sudah kelaparan selama beberapa hari,ha? tanya ibunya sinis karena melihat Azka makan dengan lahap.
"Makan lah secara perlahan,ibu sudah membuat daging sapi kesukaanmu" ujar ibunya lagi.
Azka dengan lahap nya memakan daging buatan ibunya.
"Makan yang pelan dan kunyah yang baik" ujar ibunya kepada Azka.
"Oh iya,apa kondisi Alena baik-baik saja? tanya ibunya
"tidak hidup nya sedang tidak baik,jadi aku mau membuatnya nya hidup dengan baik" ujar Azka
"Urus saja dirimu sendiri" ujar ibunya kepada Azka.
Azka memang sering bercerita tentang Alena kepada ibunya,Azka juga bercerita bahwa walaupun awalnya Alena tidak mengenal Azka namun dengan hati yang lembut Alena mau menolong Azka.
Mungkin karena insiden plester luka?
Atau ada sesuatu yang lain?
Azka sambil berdiri dari kursi lalu berjalan keluar.
"Hei,apa tidak perlu bawah ini? tanya ibunya sambil mengetuk meja.
Ternyata ponsel Azka hampir saja dia tinggalkan,Azka pun kembali ke meja makan lalu berpamitan untuk pergi.
"Astaga,dasar anak-anak jaman sekarang" ujar ibu Azka sambil mengambil piring bekas makan Azka.
Seperti biasa Azka berjalan sambil bermain skateboard dia menuju ke taman dekat sungai,tempat favoritnya sejak mereka pindah.
"Hmm kenapa aku mulai menyukai nya?"ujar azka sambil menghela nafas panjang lalu duduk di atas rerumputan hijau.
Clupp....
(Suara batu tenggelam)
Sesekali Azka melempar batu ke sungai sambil memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba....
Drtttt.....
(Suara nada dering ponsel Azka)
"Halo" sapa Azka di telfon
"Heyy ke mana saja ha?pergi tidak bilang-bilang? Umpat seseorang di balik telepon
"maaf ibu ku buru-buru jadi aku tidak sempat memberitahu kalian" ujar azka.
"Baiklah,lalu apakah kamu sudah melihat Postingan Nara yang terbaru?" tanya orang itu.
"Belum,memangnya ada apa?" tanya Azka
"Lihat saja sendiri,tapi jangan terkejut,oke" ujar orang itu.
"Huff baiklah nanti akan ku lihat" ujar azka .
" jika butuh sesuatu beritahu saja aku" ujar orang tersebut lalu mematikan telfon.
Ternyata yang menelfon nya adalah Natan,teman dekat Azka sejak dia kecil. Tapi kini mereka harus berjauhan karena Azka pindah tempat tinggal.
Azka yang penasaran pun langsung melihat postingan Instagram terbaru Nara, betapa terkejutnya dia ketika melihat Nara berfoto dengan seseorang yang tidak asing baginya.
Nara adalah mantan azka ketika azka masih bersekolah di sekolah musik,Nara adalah gadis dengan suara yang merdu.Tak jarang Nara selalu menjadi dambaan banyak laki-laki di sekolah nya.
Ketika azka melihat foto tersebut bukannya sedih karena mantan nya berfoto bersama sahabat nya sendiri Azka hanya tersenyum dengan satu sudut bibir.bisa di bilang devil smile.
Bagaimana bisa sahabat sendiri bisa berpacaran dengan mantan nya, terkesan tidak etis tapi itulah sifat asli sahabat nya, Andre.
Sejak awal Azka berpacaran dengan Nara, hubungan persahabatan Andre dan Azka menjadi renggang.
Lalu apa penyebab Azka dan Nara putus?
Kenapa Azka hanya tersenyum dan bukan sedih?
Apakah ada alasan lain Azka pindah tempat tinggal?
Apakah lagu yang Azka buat yang berjudul surat penyesalan berdasarkan hubungan nya dengan Nara?
Di sisi lain Alena sedang menulis sesuatu di buku hariannya, sesekali ia tersenyum menatap langit yang cerah.
Tiba-tiba...
Tok..tok..tok..tok
(Suara ketukan pintu)
"Al,ibu akan keluar sebentar ada acara,kamu tinggal sendiri tidak keberatan bukan? Jika kamu ingin keluar jangan pulang larut" Ujar ibunya
"Baik ibu, berhati-hatilah" jawab Alena sambil menutup buku hariannya lalu menyimpan nya di lemari buku.
Ibunya pun keluar sedangkan Alena menuju ke ruang tamu untuk menonton tv.
Tak lama kemudian....
Lalalaaa..lalala...laaaaa laaaa lalaaa
(Suara nada dering Alena)
"Kenapa?" tanya Alena singkat .
"Ayo makan siang bersama,aku yang traktir" ujar seseorang dibalik telfon.
"Tiba-tiba? Ujar Alena kaget
"Umm ,aku sudah berjanji,ayolah aku akan mengirim lokasinya padamu" ujar orang itu lalu memutuskan sambungan teleponnya
Alena pun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan
"Huff Azka" ujar Alena sambil berjalan menuju kamar
Ternyata Azka mengajak Alena untuk makan siang bersama.
Beberapa menit kemudian Alena sampai di tempat makan di sana terlihat sepi pengunjung,Azka memang sengaja mencari tempat yang dekat dengan rumah Alena sekaligus sepi karena Azka tau bahwa Alena tidak suka tempat yang ramai.
"Hayyy, sini" ujar Azka sambil melambaikan tangan ketika ia melihat Alena masuk.
Alena yang melihat Azka langsung berjalan ke arah meja di Azka berada.
Tiba-tiba...
"Permisi,ini pesanan nya samyang 2 porsi" ucap pelayan restoran.
"terima kasih " ucap Azka sambil tersenyum ke arah Alena.
Ketika pelayan itu pergi Alena menginjak kaki Azka.
Aww sshhh
(Azka meringis)
"Aku belum bilang mau pesan apa kenapa kamu yang pilih" ucap Alena kesal
Azka yang mendengar ocehan alena tertawa senang.
"Aku yang traktir jadi aku yang berhak menentukan,so keep silent girl" ujar azka sambil tersenyum puas
Alena yang mendengar hal itu tidak bisa berbuat apa-apa.pasal nya Azka benar dia hanya di traktir tapi ini masalah besar karena gadis introvert seperti Azka sangat menjaga image nya di depan orang lain apalagi lawan jenis,makan makanan yang pedas akan membuat nya berkeringat.
Dan masalah nya Azka tidak menyuruh pelayan untuk menaruh air mineral di meja mereka,hanya ada satu kotak susu cair sebagai pereda rasa pedas.
Tentu saja itu semua adalah rencana azka,entah apa yang dia inginkan.
Tapi karena Alena hanya di traktir mau tak mau Alena pun harus makan.
"Ini pasti enak" ucap Azka sambil mengambil sumpit.
Mereka berdua pun makan, hingga tiba-tiba Alena merasa mulut nya akan terbakar tanpa pikir panjang Alena pun langsung mengambil kota susu yang ada di atas meja.
"Aku duluan" ucap Azka sambil merebut kotak susu tersebut dari tangan Alena
"Aku duluan!" Ucap Alena sambil mau mengambil kotak susu itu.
Namun Alena kalah cepat Azka langsung membuka tutup kotak susu lalu meminum nya.
Setelah ia minum Alena langsung mengambil kembali kotak susu tersebut lalu meminum nya namun ia tidak meminum secara langsung karena itu bekas azka. Alena membuka mulut nya lalu menuangkan susu dari atas sehingga botol susu tersebut tidak menyentuh bibir nya.
Hal itu di perhatikan oleh Azka yang membuat Azka tertawa geli, akhirnya ia bisa mengerjai Alena.
"Jadi kamu menyukai samyang juga"? ujar Azka sambil menatap Alena yang sedang makan.
Alena pun hanya menganggukkan kepalanya karena sedang fokus makan,Azka yang melihat itu tersenyum manis.
"Setelah ini mau ke mana?" Ucap Azka sambil meneruskan makannya.
"Aku harus ke taman" ucap Alena sambil fokus ke makanannya
"Aku ikut" ucap Azka serius
"Untuk apa?" Ujar Alena lalu menatap Azka
"Bukankah aku sudah berjanji untuk menjaga mu?" Ucap Azka tanpa menatap Alena
Alena pun hanya diam, pasalnya Alena juga sudah menandatangani surat perjanjian itu.
Setelah selesai makan mereka berdua pun pergi ke taman dekat sungai di sana Alena pun duduk di atas rerumputan lalu mengeluarkan buku hariannya lalu mulai menggambar sesuatu.
"Apa yang ingin kamu gambar?" Ujar Azka ketika melihat Alena yang mulai menggambar
Alena tidak menjawab ia hanya menunjukkan satu objek yang menarik perhatian nya yaitu pantulan matahari di atas air sungai yang tenang.
Azka pun menoleh lalu mengangguk kan kepalanya tanda ia paham dengan apa yang di maksud Alena.
Azka pun mulai memperhatikan Alena yang sudah mulai menggambar.
"Woahh sangat bagus" ujar Azka antusias
"Hey ini baru bulatan kecil" ucap Alena kesal
Azka yang melihat wajah kesal Alena pun tertawa kecil.
Setelah beberapa menit Alena pun menyelesaikan gambarannya.
"Selesai" ucap Alena sambil tersenyum
"Woahhh kamu pandai menggambar " ujar Azka kagum sambil mengambil ponselnya
"Bisakah aku mengambil potret gambaran ini? tanya Azka
Alena hanya menganggukkan kepalanya lalu menyerahkan hasil gambarnya.
Cekrekk.
(Suara kamera azka)
"Terima kasih" ucap Azka sambil mengembalikan gambaran Alena.
Tiba-tiba...
Lalalaaaa ...Lala..laa..laaa.lalaaaaa
(Suara nada dering hp Alena)
"Ada apa" tanya alena kepada ibunya
Azka pun hanya memperhatikan alena yang sedang menelepon.
Hingga akhirnya....
"Azka aku pulang duluan, ada kurir yang datang dan ibuku tidak di di rumah,aku harus pergi,and thanks for lunch hari ini" ujar Alena sambil mengemas barang-barang nya dengan cepat karena ia harus buru-buru pulang.
Azka yang melihat Alena tergesa-gesa hanya bisa menganggukkan kepalanya lalu ia melihat punggung Alena yang mulai menjauh lalu mulai hilang dari pandangan nya .
Namun saat Azka hendak pergi,ia terkejut karena seperti nya Alena meninggal kan sesuatu.
"Wahhh dia terlalu tergesa-gesa hingga barang nya tertinggal" ujar Azka lalu mengambil secarik kertas yang terjatuh di atas rerumputan.
Azka pun mengambil kertas itu, ukuran nya tidak terlalu besar namun kertas itu terlipat dua,Azka yang penasaran pun langsung membuka dan melihat isi kertas itu.
Betapa terkejutnya Azka Ketika membaca isi kertas itu.
Bukankah ini bagian dari buku hariannya Alena?
Alena terlalu terburu-buru hingga meninggalkan kertas dari buku hariannya dan membuat Azka membaca isi nya.
Azka pun berjalan lalu duduk di salah satu tempat duduk di taman.Azka membuang nafas berat, seperti nya ia kesal setelah membaca isi kertas itu.
"Tidak,Alena apa yang kamu sukai dari dia" ujar Azka .
"Aku sejuta kali lebih baik dari nya,tidak ! lima juta kali lebih baik dari nya" ujar Azka kesal.
Sepertinya isi surat itu merupakan penggalan dari buku harian Alena yang berisi tentang Devan.
Setelah diam beberapa menit Azka pun kembali ke rumah nya.
Di rumah nya ibu Azka sedang memasak samyang dengan menambahkan beberapa potongan wortel.
"Astaga...wahh, kenapa setiap saat kamu bisa muncul tepat waktu?" Ujar ibunya
"Waah bagaimana kamu tahu kalau ibu sedang memasak samyang?, Oh kamu punya keberuntungan dalam makanan,ini juga semacam bakat." ujar ibunya sambil memerhatikan Azka yang berjalan masuk dengan wajah sedih nya.
Azka pun duduk di meja makan dan ibunya memberikan semangkok samyang yang baru saja di masak.
"Mulai hari ini aku akan berhenti memikirkan Alena" ujar Azka sambil menunduk sedih
"Kamu setiap kali menyebut Alena,kamu terlihat seperti tidak bisa hidup tanpa dia, apa yang terjadi?" ujar ibunya.
Azka tidak menjawab dan hanya diam.Ibunya yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.
Tiba-tiba...
Ding Ding
(Suara bel pintu rumah Azka)
"Oh seperti nya ada paket yang datang" ujar ibunya sambil berjalan keluar.
Sementara Azka mulai memakan makanan nya.
"Alena juga suka makan samyang" ujar Azka sambil menatap mangkok samyang di depan nya.
Azka pun mengaduk-aduk samyang tersebut dengan wajah sedih.Tiba-tiba air matanya jatuh.
Hikss
(Azka menyeka air matanya)
"Kenapa aku menangis?" Ujar azka
Setelah menyeka air matanya Azka melanjutkan makan nya
"Hikss,Alena juga suka makan samyang" ucap Azka sambil sesekali menangis.
Di sisi lain Alena masih tidak menyadari jika sepenggal kertas yang merupakan penggalan dari buku hariannya sudah jatuh dan di temukan oleh azka.
[Terkadang banyak hal berada di luar dugaan kita, bersiap lah untuk itu] * azka
Apakah Azka cemburu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
1vhy
Tinggalkan jejak ya🥰
2024-01-05
0