Aku Dan Sahabat Suamiku
Nama ku Kartika Sari. Aku adalah seorang istri yang bisa di bilang hidup berkecukupan. Suami ku selalu memenuhi segala kebutuhan ku lahir dan batin.
Nama : Kartika Sari
Usia : 27 tahun
Namun itu semua tidak lah cukup bagi ku. Aku selalu merasa kurang dan kurang dalam segi apa pun. Hingga pada akhirnya, aku pun memutuskan untuk menjalin hubungan terlarang dengan sahabat suamiku sendiri yang bernama Thomas.
Dia adalah lelaki mapan dan juga tampan, yang juga berstatus sebagai suami orang. Aku tidak perduli akan hal itu, yang terpenting bagi ku adalah, aku bisa mendapatkan uang lebih serta kepuasan batin dari nya.
Memang ku akui, dia sangat pandai dalam memuaskan hasrat ku. Sampai-sampai aku di buat terlena oleh sentuhan dan kehangatan tubuh nya.
Awal mula terjadi nya hubungan terlarang ini, di saat aku sedang berada sendiri di dalam rumah. Thomas datang dengan mengendarai mobil hitam nya.
Setelah memarkirkan kendaraan roda empat nya di depan rumah ku, Thomas datang dan mengetuk pintu rumah ku.
Aku sedang duduk santai di ruang tamu dan hanya menggunakan lingerie yang cukup seksi langsung terkejut mendengar suara ketukan tersebut.
Tok tok tok...
"Assalamualaikum," salam Thomas dari luar.
"Wa'laikum salam," balas ku.
Aku bergegas membukakan pintu untuk sahabat suamiku itu, tanpa memperdulikan pakaian seksi yang aku gunakan.
Nama : Thomas Anggara
Usia : 35 tahun
Saat pintu terbuka lebar, mata Thomas pun langsung membulat sempurna. Ia menelan ludah dengan susah payah sambil terus memperhatikan lekuk tubuh ku yang terlihat begitu menggoda.
"Ada apa, Thom?" tanya ku berpura-pura cuek dengan tatapan mata nya.
Thomas tidak menyahut. Ia mematung di tempat dan terus menikmati keindahan tubuh ku. Karena merasa di abaikan, aku pun kembali mengulang pertanyaan yang sama kepada nya.
"Heh, Thomas! Kok diem aja sih? Ada perlu apa kamu datang kesini?" tanya ku seraya menepuk lengan nya.
Thomas yang sedang asyik bermain dengan khayalan nya pun langsung terkejut karena mendapat tepukan dari ku.
"Eh iya, maaf maaf. Habis nya kamu cantik banget sih, bikin otak ku traveling saja, hehehehe..." balas Thomas salah tingkah.
"Heleh, gombal." Aku berpura-pura kesal sambil memanyunkan bibir.
"Siapa yang gombal? Aku serius tauuu. Kamu memang cantik banget hari ini, sumpah!" tambah Thomas berusaha meyakinkan ku.
"Ya ya ya, terserah kau saja lah."
Aku tetap berusaha cuek di depan Thomas, agar dia semakin penasaran dengan sikap ku itu. Aku melipat kedua tangan di atas perut, kemudian menyandar di daun pintu.
"By the way, ada perlu apa kamu datang kesini?" tanya ku mengulang pertanyaan yang sama.
"Oh iya, hampir saja aku lupa." Thomas menepuk jidat nya.
"Aku kesini ingin menyerahkan ini kepada suami mu," ucap Thomas seraya menyerahkan setumpuk uang merah ke tangan ku.
"Uang apa ini?" tanya ku penasaran.
"Kamu tidak perlu tau, nona manis. Yang pastinya uang itu harus sampai ke tangan suami mu, ngerti!" tutur Thomas seraya menoel dagu ku dan mengerlingkan sebelah mata nya.
"Dasar, genit!" umpat ku sambil menepis tangan jahil Thomas.
"Genit-genit dikit boleh lah, hehehehe..." canda Thomas lagi.
"Gak boleh, kita sama-sama milik orang, paham!" tegas ku dengan wajah serius.
"Kalau kita melakukan nya diam-diam, gimana? Boleh gak?" tawar Thomas sembari menaik turunkan alis nya.
Aku tidak langsung menjawab. Aku termangu sesaat sambil memikirkan ucapan lelaki tampan yang ada di hadapanku itu.
"Kamu tidak usah takut, Honey. Semua nya tidak lah gratis. Nih, uang muka nya. Sisanya akan aku berikan setelah kau mau menuruti keinginan ku," ucap Thomas sembari mengeluarkan segepok uang merah dan menyerahkan nya ke tangan ku.
Mata ku langsung terbelalak lebar, saat melihat tumpukan uang yang sangat banyak di tangan ku.
"Waahhh, boleh juga nih. Apa aku terima saja ya tawaran nya?" batin ku mulai goyah.
"Gimana, apa kau mau menuruti keinginan ku, Honey?" tanya Thomas memastikan.
"Ta-tapi nanti kalau kita ketahuan, gimana?" tanya ku gugup.
"Kamu tidak usah khawatir, aku yang akan mengatur semua nya," jawab Thomas meyakinkan ku.
Aku kembali bungkam. Aku merasa dilema dengan godaan yang sangat menggiurkan ini. Sedangkan Thomas, ia masih terus menunggu jawaban ku sambil memperhatikan dua bukit kembar yang tampak begitu menantang di depan nya.
"Gimana, apakah kau mau menerima tawaran ku ini?" tanya Thomas lagi.
Setelah beberapa saat berpikir dan menimbang-nimbang, akhirnya aku pun mengangguk menyetujui permintaan nya.
"Yes, akhirnya aku bisa mendapatkan mu juga, Honey," ucap Thomas girang.
Aku hanya diam. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi kepada Thomas. Keputusan ku untuk menerima tawaran nya, itu saja sudah membuat kepala ku pusing tujuh keliling. Apa lagi harus memikirkan yang lain nya?
Ah, entah lah. Seperti nya aku harus minum obat, untuk meredakan pusing di kepala ku ini.
Melihat keterdiaman ku, Thomas pun kembali berceloteh. Ia memintaku untuk bersiap-siap, kapanpun dan dimana pun dia mau melakukan nya, aku harus selalu siap untuk melayani nya.
"Baik lah kalau begitu, aku pulang dulu ya, Honey. Tapi ingat, kalau aku mengajakmu untuk melakukan nya, kau harus siap kapanpun dan dimana pun, ngerti!" tegas Thomas.
"Iya iya, aku ngerti." Aku mengangguk pelan.
"Oke good, anak manis. Ya sudah, aku pulang dulu ya, bye!" pamit Thomas sembari mencium kilat bibir ku.
Aku terperangah seketika, akibat aksi nekat nya barusan. Aku menatap kepergian sahabat suamiku itu dengan dada yang berdebar-debar hebat.
Deg deg deg...
"Ada apa ini? Kenapa jantung ku jadi deg-degan gini?" batin ku bingung.
Setelah bayangan Thomas hilang dari pandangan ku, aku pun kembali melangkah masuk ke dalam rumah dan menjatuhkan diri di atas sofa ruang tamu.
"Wah, lumayan juga nih duit."
Aku meletakkan semua uang pemberian Thomas di atas meja kaca yang berada tepat di depan ku. Kemudian, aku menatap langit-langit ruang tamu dan kembali mengingat kejadian yang baru saja aku alami.
"Thomas... Thomas... Kenapa sih kau harus menggoda ku seperti itu? Bikin gelisah aku saja," gumam ku dengan senyum mengembang, membayangkan wajah tampan sahabat suamiku itu.
Sedang asyik berkhayal, tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara ketukan pintu yang kembali terdengar.
Tok tok tok...
"Assalamualaikum," salam suami ku.
Nama : Dodi Reza
Usia : 33 tahun
Ya, ternyata yang mengetuk pintu itu adalah mas Dodi suami ku. Sebelum membukakan pintu, aku pun bergegas menyimpan uang pemberian Thomas ke bawah kolong sofa.
Setelah selesai, aku bergegas melangkah menuju pintu lalu membuka nya.
"Wa'laikum salam," jawab ku sembari mencium punggung tangan suami ku itu.
🌷 Terimakasih sudah berkunjung sahabat. Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen setelah membaca ya 🙏🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Uthie
Wahh.. awal menarik 👍🤭
2023-12-20
0
Tara
terkadang lupa ama suami sendiri kalo uda lihat yg bening2 yach🤭
2023-12-08
1
neng ade
aku hadir thor.. semangat 💪😍
2023-12-06
0