Setelah sampai di mobil Sera membuka penutup wajah orang tersebut, ia begitu terkejut dia seorang perempuan wajah manis dengan tahi lalat di dagu, wajah itu begitu eksotis.
Sera membawa perempuan itu ke klinik tempat praktek dokter kenalan nya yang sering menangani Sera, sesampainya di sana Sera turun terlihat klinik dalam keadaan ramai, Sera langsung memasuki ruangan dokter Andrean, seorang perawat mengikuti nya sambil marah-marah.
Sera masuk ke ruangan dokter Andrean, terlihat Dokter Andrean sedang memeriksa pasien, ia melihat ke arah pintu ketiga terdengar suara perawat nya yang marah kepada seseorang.
Perawat itu ketakutan ketika dokter Andrean melihat ke arah mereka," maaf dokter pasien ini langsung masuk ia tidak mau mendaftar dulu."
"Sudah tidak apa-apa dia saudara saya biarkan dia," dokter Andrean menemui Sera setelah pasien nya keluar, "ada apa," kata dokter Andrean sambil mencuci tangan nya.
" Tolongin teman saya, ia tertembak di bagian punggung saya tidak mungkin membawa nya ke rumah sakit, nyawa nya pasti dalam bahaya."
" huhhh.... dokter Andrean menghela nafas panjang, "kenapa kamu selalu menantang bahaya, kasian paman kamu kalau kamu terus begini." dokter Andrean duduk didepan Sera ia mengengam tangan Sera.
"Aku tidak bisa berhenti sampai pembunuh adikku tertangkap Andrean," Sera menunduk kan wajah nya.
" Dimana dia," dokter Andrean berdiri.
" Di mobil, jangan cerita ke siapapun, atau ke paman Danu."
" Baiklah, tapi sebagai imbalan nya gimana kalau kita makan malam," dokter Andrean tersenyum menggoda.
Sera hanya terdiam, ia tahu dokter Andrean menyukai nya tapi ia tidak mencintai Dokter Andrean, ia hanya mencintai Yanuar.
" Udah lupakan saja, aku tahu jawaban nya, ayo kita temui dia," dokter Andrean dan Sera menemui wanita tersebut di mobil Sera, pasien yang lain menatap mereka heran, mereka sudah mengantri dari tadi kenapa pasien yang baru datang di dulu in.
Mereka membuka pintu mobil Sera, terlihat perempuan itu sudah pucat karena terus menerus mengeluarkan darah, dokter Andrean meminta Sera membantu nya mengangkat tubuh nya ke dalam klinik.
Mereka mengangkat tubuh perempuan itu dan kemudian membawa nya masuk dan membaringkannya," suster tolong tutup klinik, bilang ada keadaan genting mereka yang sudah mendaftar, besok tinggal kesini lagi tanpa harus mendaftar ulang."
" Iya baik Dok,"; perawat itu keluar untuk menutup klinik dan pasien yang tadi mengantri di suruh pulang dan kembali lagi besok.
Setelah semua pasien itu pulang perawat kembali ke dalam untuk membantu dokter Andrean.
Terlihat perempuan itu sudah tidak sadarkan diri, baju nya sudah disobek karena sudah dipenuhi darah dan untuk memudahkan mengeluarkan peluru dari punggung nya.
"Gimana Andrean apakah bisa dikeluarkan? "Sera ikut membantu dokter Andrean menggeser tubuh perempuan itu .
" Mudah mudahan, ini sangat dalam perlu waktu untuk mengeluarkan nya," dokter Andrean menyayat pinggiran kulit sekitar area peluru untuk memudahkan mengeluarkan nya.
Setelah beberapa saat akhirnya peluru tersebut bisa di ambil, dokter membersihkan bekas luka nya dan menjahit luka tersebut, " Alhamdulillah selesai, dimana kamu menemukan nya," dokter Andrean menatap tajam ke arah Sera.
" Jangan menatap saya seperti itu Andrean, bukan saya pelakunya, saya sendiri tidak tahu pelakunya siapa, nanti kita tanyakan setelah dia sadar."
Dimana kamu menemukan nya?" Dokter Andrean kembali bertanya.
" Disebuah gedung kosong, ia sedang di kejar beberapa orang, saya sendiri tidak tahu kenapa mereka mengejar dan menembakinya."
Dokter Andrean menatap tajam pada Sera, " apa yang kamu lakukan disitu, jangan coba berbohong saya tahu kalau seseorang itu berbohong atau tidak, hanya dari mata nya."
Sera memijat pelipisnya," ehm, ehm anu saya sedang mengikuti seseorang."
" Ayo kita kesamping, suster tolong bersihkan badan nya dan cari kan dia baju ganti."
" Baik Dok."
Dokter Andrean membawa Sera kesebuah taman samping klinik yang menghubungkan rumah dengan klinik nya, Dokter Andrean menuju ke sebuah kolam ikan.
" Sampai kapan kamu akan begini, nanti hidup mu tidak akan tenang."
" Aku tidak tahu, mungkin sampai pembunuh adikku bisa di tangkap, akan aku lakukan apapun."
"Serahkan semua pada Yanuar, biarkan dia yang mencari pembunuh adikmu," dokter Andrean menatap Sera yang hanya terdiam.
" Aku belum bisa, aku tahu mas Yan sudah melakukan yang terbaik, tapi itu akan lama, aku akan mencarikan keadilan untuk adik ku dengan cara ku." air mata Sera pun mengalir, tiba-tiba merasakan dada nya sesak kembali tangannya berusaha menggapai.
Dokter Andrean segera mengangkat tubuh Sera masuk ke rumah nya, dibaringkan nya dia disofa, dokter Andrean menggosok dada Sera dan mengambil tabung oksigen memasang kan alat bantu pernapasan pada Sera.
Setelah beberapa saat akhirnya nafas Sera bisa kembali normal, ia kemudian tertidur.
Entah berapa lama Sera tertidur, ia terbangun setelah mendapat sentuhan lembut di pipi nya, Sera berusaha membuka matanya, ia melihat Yanuar dan Badar sudah berada di hadapannya.
" Mas Yan, bang Badar siapa yang memberi tahu kalian?"
" Aku siapa lagi?" Dokter Andrean sudah berada di situ sambil membawa secangkir kopi.
" Aku tadi... Sera bingung mau menceritakan apa.
" Enggak apa-apa dek, kata dokter Andrean ia menemukan mu di pinggir jalan sedang kesulitan bernafas."
" Pintar juga Andrean ini membuat alasan," pikir Sera.
" Heh kok malah melamun," Yanuar menoel hidung Sera.
" Aku mau pulang mas," tapi Sera bingung pasti mas Yanuar dan bang Badar menanyakan tentang darah di jok mobil nya Sera.
" Ayo biar kamu bisa istirahat dirumah," Yanuar mengangkat tubuh Sera.
" Mas mobil nya biar disini saja, besok baru kita ambil," kata Sera.
" Enggak usah kan ada bang Badar yang bawa." kata Yanuar.
Sera bingung alasan apa lagi yang harus ia berikan agar mereka tidak tahu keadaan di dalam mobil nya.
" Tenang saja tadi aku sudah bawa ke salon, sudah bersih kok," kata dokter Andrean.
" Maksud dokter? Badar dan Yanuar menatap wajah dokter Andrean.
" Itu tadi Sera bawa anjing di jalan yang hampir terlindas dia, ketika Sera tidur aku masuk kan anjing tersebut ke salon dan menitipkan nya."
Sera segera turun dari gendongan Yanuar dan memeluk dokter Andrean," terima kasih Andrean, ternyata Kamu cerdik juga, tahu apa yang harus dilakukan, gimana caranya saya bisa membalas kebaikan mu Andrean."
" Gampang cukup Kamu makan malam dengan ku, aku sudah sangat bahagia." kata dokter Andrean.
" Enggak-enggak enak aja, enggak boleh ayo Sera pulang, awas kamu dekat-dekat dokter Andrean lagi," Yanuar langsung mengangkat tubuh Sera dan membawa nya keluar, di ikuti oleh Badar.
" Ha ha ha.... Yanuar, Yanuar," dokter Andrean mentertawakan sikap Yanuar yang posesif, dokter Andrean adalah teman mereka semasa SMA, dia pindah ke luar negeri setelah lulus, mengikuti orang tua nya dan meneruskan pendidikan di sana.
Sementara itu di markas, Anton cs mereka sedang berkumpul, membicarakan kejadian sore tadi.
Beberapa anak buahnya juga sedang berkumpul di markas
" Informasi apa yang kalian dapat, kalian sudah tahu dia di rumah sakit mana?" Anton sedang menerima laporan dari orang-orang suruhan nya.
" Belum bos, semua rumah sakit sudah kami datangi, tapi tidak ada pasien yang masuk karena tertembak."
Anton berdiri di hajar nya kedua orang tersebut," brukgh....cari informasi benar, bagaimana pun caranya temukan dia, kalau perlu kerahkan anak buah mu, bila perlu cari juga di klinik-klinik, sudah sana pergi."
" Baik bos ," kedua orang itu memegangi perut nya mereka masih berdiri dihadapan Anton.
" Ada apa lagi." Anton membentak mereka.
" Anu bos, kami butuh barang dan uang juga," mereka menunduk takut kena pukul lagi.
" Kerja enggak becus, sudah minta upah, nih," Anton melempar 2 paket sabu dan uang ke meja di depan mereka.
Kedua orang tersebut langsung mengambil paket sabu dan uang yang ada diatas meja, mereka kemudian pergi dari hadapan Anton.
" Kenapa kamu berikan mereka barang dengan cuma-cuma? Tanya Andi.
" Kita bikin mereka terikat dengan kita dulu, setelah itu kita bisa memanfaatkan mereka dengan sepuas hati kita."
Terdengar tepuk tangan dan pujian dari Faris, deri, Bayu dan Andi, mereka salut dengan pemikiran Toni yang brilian, tidak salah kalau Toni bisa menjadi ketua mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
kayak nonton film beneran
2024-09-02
1
☾𝕽𝖆𝖓🫡𝖔𝖋𝖋✈︎ ⧗⃟ᷢʷ
semoga cepat pulih kembali rs
2024-08-08
1
Hiatus
deri nm org awaln nya hrs hrup besar
2024-07-07
1