Yanuar sampai di apartemen nya, ia membuka mobil mengangkat tubuh sera yang masih lemas menuju lift, di basemen Yanuar bertemu dengan satpam yang bertugas di situ.
Satpam tersebut menyapa nya "malam pak, itu mba nya kenapa?
" Enggak apa-apa pak sedang sakit, pak bisa minta tolong bukakan lift nya tidak, Yanuar kesulitan karena tangan nya mengendong tubuh Sera.
" Turunin aja mas aku bisa sendiri," Sera ingin turun dari gendongan tangan Yanuar, tapi ia ditahan tangan Yanuar, Yanuar malah semakin mempererat pelukan nya.
"Udah biar dek tubuh Kamu juga masih lemah," pintu lift terbuka dan Yanuar pun masuk kedalam lift," makasih pak."
"Sama-sama pak," kemudian satpam itu pergi untuk berkeliling lagi.
Yanuar keluar dari lift, suasana apartemen Yanuar tempati sepi kebanyakan disana penghuni nya bekerja, jadi mereka jarang bertemu hanya satu dua saja yang Yanuar kenal, Yanuar sudah sampai di depan apartemen ia menempelkan kartu akses dan berjalan masuk ia menutup kembali pintu apartemen dan membawa Sera ke kamarnya
"Kamu istirahat dulu ,"sambil membelai rambut Sera.
Sera mengganguk, perlahan ia menutup mata nya, karena rasa kantuknya, sudah beberapa hari Sera tidak bisa tidur, kalau pun tidur itu hanya sebentar.
"Aku bikin teh dulu biar badan mu hangat," Yanuar pergi ke dapur untuk membuat teh, ia juga membuat nasi goreng tapi ketika ia kembali Sera sudah tertidur pulas, Yanuar menyimpan nampan nya di meja kecil, lalu mendekati Sera dan menyelimuti nya.
Yanuar duduk disamping Sera sambil bersandar pada tempat tidur, dia membelai rambut Sera kemudian tangannya mengengam tangan sera sampai tak terasa Yanuar pun tertidur sambil duduk.
Yanuar terbangun ketika tubuh nya terasa berat tanpa ia sadari sudah tertidur disamping Sera, ia melihat ke arah Sera yang masih lelap sambil memeluk tubuh Yanuar, Yanuar menghela nafas berat di pandangi nya wajah Sera," Kamu begitu cantik, aku sangat mencintai dan menyayangimu, kenapa kamu pergi dari hidupku, aku selalu gila bila memikirkan mu , jangan pergi lagi, aku lelah mencari mu kemana mana, kali ini aku tidak akan melepas kan mu lagi," dikecupnya kening Sera Yanuar pun beranjak dari tempat tidur.
Sera terbangun ketika ada sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar, badan nya masih terasa lemas tapi keadaan nya sudah lebih baik, Sera melihat keluar jendela Yanuar sedang menikmati kopi di balkon apartemen nya duduk sambil menyandarkan kepalanya di kursi, Sera bangun didekati nya Yanuar lalu Sera duduk di pangkuan nya sambil menyandarkan kepalanya di dada Yanuar.
Yanuar terkejut," kamu tuh ngagetin, Gimana udah enakan badan nya," dipeluknya tubuh Sera dan dicium nya rambutnya.
" Mendingan mas, motor ku kemana mas?"
" Ada di kantor nanti aku ambil , Kamu istirahat dulu disini, nanti kalau udah enakan Kamu boleh pulang, mau aku bikinin apa?"
" Teh manis sama nasi goreng, nasi goreng bikinan mas yan paling enak."
Yanuar hendak bangun untuk membuat sarapan," entar mas aku ngantuk," Sera semakin menggelung kan tubuh nya di badan Yanuar, angin pagi yang sejuk tapi dingin terasa menusuk tulang, "aku berat enggak mas," kata sera sambil memeluk tangan Yanuar.
" Enggak, ringan seringan kapas," kata Yanuar sambil tertawa, dipeluk nya tubuh sera ada rindu yang menggunung di hati nya selama beberapa tahun ia pendam, ia mencari keberadaan sera, setiap tempat berusaha ia jajaki hanya untuk mencari nya.
" Sera menguap aku ngantuk sekali mas sudah beberapa hari ini aku enggak bisa tidur," tak berapa lama Sera pun tertidur kembali, tampak kelelahan di wajah nya.
Yanuar teringat kembali pertama kali mereka bertemu, kala itu ia pindah mengikuti ayah nya Karena pindah dinas di Surabaya, kala itu ia masih SMA kelas 11, ia ingat betul sebagai murid baru ia belum memiliki banyak teman, tetapi sebagai murid baru ia sangat terkenal dikalangan siswi disitu, kala itu ia sedang duduk di tepi lapangan basket ketika jam pulang sekolah, beberapa murid laki-laki mendatangi nya mereka marah karena mereka merasa murid-murid perempuan banyak yang mendekati nya termasuk pacar mereka.
Ketika Yanuar sedang duduk beberapa murid laki-laki itu langsung menarik kerah baju Yanuar dan menendangnya Yanuar yang tidak bisa berkelahi hanya diam sambil memegangi perutnya,"kamu murid baru yah jangan belagu kamu, jangan macam-macam di sini berani Kamu mendekati cewek-cewek kami, mampus kamu," mereka mengeroyok Yanuar, Yanuar hanya berusaha menutupi kepalanya dengan tangan nya.
Tiba-tiba dari arah belakang, terdengar satu suara perempuan,"dan plak plak plak.... perempuan itu menampar mereka, " bagus sekali kelakuan kalian, jadi begini kelakuan kalian kalau dibelakang ku," plak plak plak... mereka semua mendapat tamparan lagi, mereka menunduk tidak berani menatap ke depan, " kalian apa kan dia."
Mereka semua diam saling sikut," kami hanya main-main kok, ya kan..." teman-temannya yang tadi memukuli nya memandang Yanuar sambil melotot.
" Plak...apa melotot, berani kamu," perempuan itu melotot dan menampar mereka."
" Enggak Sera kami tadi cuma main-main," mereka memandang Yanuar minta dikasihani.
" Iya enggak kok mereka hanya salah paham," Yanuar lama-lama kasian juga melihat mereka ketakutan.
" Ya udah bubar sana awas kalau macam-macam aku bejek-bejek kalian, sekarang belikan aku minum sama Snack, pake uang kalian dulu."
Mereka saling pandang, masing-masing mengeluarkan uang dari saku bajunya, "sera uangnya enggak cukup, mana kalau minta yang mahal lagi."
" Eh...mau protes gue gampar nanti," Sera melotot pada mereka, bersiap mengangkat tangan nya.
" Ampun sera, ini uangnya cuma segini," mereka menyerahkan uang recehan yang dikumpulkan tadi.
" Akh.. kalian tuh ngeselin ini sih tetap aja duit sendiri, nih..." Sera memberikan uang seratus ribuan satu.
" Tapi sera.." mereka saling sikut.
" Apalagi aku haus nih, enggak cepat pergi aku timpuk pake sepatu nih.." Sera mencopot sepatu nya dan bermaksud melempar kan ke arah mereka.
"Maaf maaf maaf.... kita hanya lapar boleh enggak sekalian beli bakso atau mie ayam atau apa saja gitu."
" Dah sana, awas tuh kembalian nya harus di balikin," Sera mengibaskan tangan nya menyuruh mereka segera pergi.
Yanuar menunduk," ternyata mereka punya pawang, pawang nya perempuan cantik sekali, tapi seram cantik-cantik sayang kok jadi preman yah," dalam hati Yanuar.
Sera berjongkok, ia memandang wajah Yanuar kemudian ia mengusap darah yang keluar dari ujung bibir Yanuar," sakit yah, ayo sini aku obati," sera menarik tangan Yanuar dan mengajak nya duduk di bangku, Sera mengelap luka pada wajah yanuar, ia mengambil obat luka yang selalu dibawa nya, "namaku Sera kalau mereka ngangu lagi bilang aja sama aku ok," Sera tersenyum lucu.
" Iya makasih, namaku Yanuar aku murid baru disini."
" Iya aku sudah tahu, banyak cewek-cewek membicarakan mu, mereka sebenarnya enggak jahat kok tapi kadang sifat mereka suka keterlaluan," ketika Sera akan meneruskan ucapan nya tiba-tiba dari arah belakang telinga Sera dijewer.
" Eh eh aduh sakit sakit siapa sih yang kurang aj...." Sera tidak meneruskan ucapan, ia tersenyum sambil garuk-garuk kepala, ketika melihat paman Danu dibelakang nya.
" Berantem lagi," sambil terus menjewer telinga sera, "Kamu tuh perempuan ya mbok bersikap perempuan, setiap hari kerjaannya hanya berantem, mau jadi apa kamu hah."
"Orang...," Sera meringis karena jeweran nya semakin kencang, "ampun paman, kalau mau jewer jangan di depan teman-teman ku bisa ilang pamor ku sebagai ketua geng."
" Eh emang ya dasar," ditarik nya tangan sera untuk mengikuti nya.
Semua teman-teman Sera tertawa, Sera melotot ke arah mereka, dan mereka semua tertawa sambil menunduk.
Sejak saat itu ia dan Sera menjadi teman dan tidak ada yang berani menganggu nya lagi, berteman dengan preman sekolah memang ada untungnya, mereka bertambah dekat karena rumah Sera masih masih berdekatan dengan nya.
Ketika kuliah mereka terpisah karena ia masuk kepolisian dan Sera sekolah desain, tapi ketika libur mereka akan selalu bertemu, tapi sampai di semester 4 Sera pergi, setelah kematian orang tua Sera yang tragis, waktu itu mereka bertiga sedang liburan sedang kan sela adiknya memilih pergi dengan paman nya ke tempat lain, ketika pulang dari liburan pada jalan tikungan mobil mereka mengalami rem blong dan masuk ke jurang, orang tua Sera seketika meninggal di tempat sementara Sera dirawat karena luka-luka cukup serius, setelah sera sembuh mereka pindah dan Yanuar kehilangan jejak nya.
Yanuar menghela nafas berat, di pandangi nya wajah Sera dengan begitu dalam, di usia sera yang ke 28 Sera terlihat semakin matang dan bertambah cantik, preman sekolah yang dulu ia kenal kini sudah jadi perempuan yang dewasa dan mandiri, Yanuar memeluk tubuh Sera dengan erat," bertahun tahun aku mencari mu, aku seperti orang gila hampir tiap kota aku datangi sampai aku bisa bertemu Kamu disini, aku tidak akan melepaskan mu lagi, Sera Pradita Wijaya aku mencintaimu, bahkan mungkin tergila gila padamu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ling Kun menghilang
kayak suami istri kan ini?
2024-09-15
0
Ling Kun menghilang
berarti yg tadi berdua terus baru nyadar
2024-09-15
0
Hiatus
ku kunci za, omongan mu yanuar
2024-06-27
0