Sera duduk di balkon apartemen nya. Udara pagi yang dingin menerpa wajah nya dipandanginya photo adiknya air mata bergulir membasahi pipi."Akan aku cari orang yang telah membunuh mu!!" Nafas nya mulai terasa berat setiap kali ia mengingat Sela adiknya dada nya akan terasa sesak.
Sera berjalan masuk ke apartemen, ia masuk ke kamar mandi dan menenggelamkan tubuhnya ke dalam bathtub berharap sesak di dadanya akan hilang. Kepala sera menyembul dari air dengan nafas terengah, sedikit demi sedikit ia sudah bisa mengendalikan dirinya.
Terdengar notifikasi dari handphone yang selama ini ia matikan. Ia baru saja menyalakan nya lagi.
Sera menimang handphone apa akan membalas nya atau tidak. Hari ini sera bermaksud pergi ke kampus Sela untuk mencari bukti kematian Sela .
Sera pergi menuju basemen mengambil motornya ia membelah jalanan ibu kota yang panas. Ia mampir ke butik yang udah lama tidak ia kunjungi. Ia berdiri lama di depan pintu butik, terlihat pipit dan beberapa karyawan sedang membereskan baju-baju.
Pipit terkejut melihat Sera ada didepan pintu, Pipit cepat-cepat menghampiri Sera." Mba kenapa hanya berdiri di situ! Ayo masuk!!"Pipit menarik Sera masuk.
Sera tersenyum." Apa kabar Pit?" Sera berjalan menuju ruangannya. Ia melihat kertas-kertas masih berserakan di atas meja kerjanya, pipit masih mengekor di belakangnya.
" Mba mau saya bikinin minum tidak?" kata pipit sambil terus mengekor di belakangnya.
" Kopi aja! banyak pesanan enggak?"
"Banyak mba! untung nya mereka mau menunggu, Mba kemana aja sih? saya bingung, banyak yang nyariin. Paman Danu sering kesini nanyain Mba! Terus ada lagi tuh polisi ganteng banget Mba, kalau Mba enggak mau buat saya juga boleh mba."
Sera melempar boneka kecil yang ada di mejanya." Enak aja, mana kopinya dari tadi ngoceh aja."
" Iya mba siap." Pipit cepat-cepat ke pantry. Ia senang Sera datang, ia lebih rela diomelin dari pada kehilangan bosnya.
Sementara itu di tempat lain Pratiwi yang sedang berada ditempat Bibinya kaget begitu ia memeriksa tasnya terdapat uang dan kartu nama. "Sera butik" ada nomor telepon nya juga. Pratiwi menyimpan kartu nama dalam dompet nya. Pratiwi kaget ketika tiba-tiba di belakang Bibinya merebut uang ditangan nya.
" Bi kembali kan itu uang pemberian mba Sera kemarin, Bi tolong!!"
" Pelit sekali kamu! Uang ini itung-itung biaya sewa Kamu disini. Dia kan kaya kamu bisa minta lagi, lagian hidup dijakarta ini mahal enggak ada yang gratis! Biaya hidup di sini mahal, kalau kamu enggak suka silahkan pergi dari sini!!" Bi Desi menghitung uang yang ada ditangan nya."1 juta wow baik sekali dia." Bi Desi masuk ke kamar nya.
Pratiwi hanya diam mematung tidak tahu apa yang akan dia lakukan.
Bi Desi keluar dari kamar bersama pacarnya yang sudah berpakaian rapi."Kami pergi dulu jangan lupa bereskan rumah dan cuci pakaian ku yang ada di ember. Nanti masak kalau beli di sini mahal, pake uangmu dulu ya! Ayo sayang kita pergi lumayan dapat dapat uang gratisan." Bi Desi keluar dari kontrakan.
Pratiwi terdiam mematung, keputusan nya untuk kabur dan ikut Bibinya ternyata bukan pilihan tepat. Pratiwi bangun beres-beres rumah setelah selesai semua ia bermaksud akan masak tapi dilihat nya tidak ada apa pun." Gimana ini! Uang ku cuma segini kalau aku harus menghidupi mereka juga, paling berapa hari juga habis.
Pratiwi keluar mencari tukang sayur. Ia melihat ibu-ibu yang sedang berkerumun. Ia menghampiri mereka."Pak sayur bayam ada?"
Ibu-ibu yang ada disitu menengok, mereka heran karena tidak pernah melihat wajah nya." Dek orang baru ya?" kata salah salah seorang dari mereka.
" Iya bu! Saya Pratiwi ponakan nya Bi Desi dari kampung baru datang tadi malam, ini mau masak bingung biasanya kalau Bi Desi itu suka beli nya apa ya? Barangkali ibu-ibu tahu?"
" Loh dia kan enggak pernah belanja sayur! Dia suka nya pesan, memang nya dia suruh masak apa?" kata seorang ibu yang bersebelahan dengan kontrakan BI Desi.
" Enggak tahu bu! saya bingung."
Ibu-ibu tersebut kasian melihat Pratiwi kebingungan." Memang nya di kasih uang berapa buat belanja nya?"
" Enggak dikasih bu! makanya saya bingung, kalau beli daging nanti uang saya enggak cukup."
"Udah di beliin tempe sama tahu terus sayur yang murah aja. lagian kenapa Bibi model begituan kamu ikuti, bisa-bisa diajak enggak bener nanti!!"
" Memang kerjaan dia apa bu?"
" Memang kamu enggak tahu? Udah lah pokoknya kamu harus hati-hati! nanti juga tahu sendiri." Kata salah satu dari mereka.
"Iya bu." Pratiwi memutuskan hanya membeli kangkung, tempe dan tahu.pratiwi pulang untuk memasak nya, ia takut ketika bibi nya pulang belum ada apa-apa.
Terdengar suara motor bibi dan pacarnya datang. Pratiwi langsung menghidangkan nya dimeja. "Pratiwi...."Bi Desi memanggil nya.
" Iya Bi." Pratiwi keluar ia melihat bibinya membawa beberapa paper bag, seperti nya baju dan sepatu. Pratiwi tahu uang tadi malam yang Sera berikan sudah dibeli kan baju dan sepatu. Pratiwi mulai khawatir kalau terus-terusan hidup sama Bibinya bisa-bisa dia bisa jadi sapi perah.
Malam itu Pratiwi sedang menonton televisi. Sedangkan BI Desi sedang keluar." Pratiwi kaget ketika tengkuknya ada yang mencium, kemudian payudara diremas hembusan nafas memburu terdengar di telinganya. Pratiwi sudah ketakutan, ia berbalik melihat Bagas, kekasih bibinya hanya memakai pakaian dalam dan memburunya. Pratiwi mendorong Bagas dan bergegas keluar.
Pratiwi berlari ke tetangga sebelah," tok tok tok... Bu Rumi," bu Pratiwi memanggil bu Rumi berkali kali.
" Ceklek... " pintu pun dibuka. Pratiwi langsung masuk dan duduk di sofa dengan badan gemetar.
" Kenapa Mba? Apa yang terjadi, kenapa gemetar semua apa yang terjadi?" Bu Rumi ke belakang mengambil kan air untuk Pratiwi,nih mba minum dulu.
Pratiwi meminum air yang diberikan bu Rumi. Bu aku boleh di sini enggak sampai Bibiku pulang, aku takut sama pacar Bibi ku, boleh ya bu?" wajah nya pucat karena ketakutan.
" Boleh! Tapi nanti kalau Desi pulang mba langsung pulang ya! Nanti saya yang kena, Desi suka ngajak ribut sama kita, apalagi kalau ada alasan nya."
Tak berapa lama terdengar suara teriakan dari Desi."Pratiwi di mana kamu kurang ajar sudah di kasih numpang, malah bikin onar, Pratiwi..."
Bu rumi ketakutan."Mba keluar mba! Nanti saya yang kena."
Mau tidak mau Pratiwi keluar ia tidak mau membuat masalah pada bu Rumi. Ia berdiri di teras rumah bu rumi, ia ketakutan pasti ia akan kena marah.
Bi Desi mendekati Pratiwi"Di sini rupanya! Aku tidak menyangka kamu bisa berbuat mesum seperti itu!! Muka sok alim tapi kelakuan sama seperti pelacur." Bi Desi menarik rambut Pratiwi diseret nya Pratiwi ke kontrakan nya.
Bu rumi mendekati Desi ia merasa kasian melihat Pratiwi"Mba jangan begitu kasian! Mba, Pratiwi nya Itu ke sakitan, ada apa sebetulnya dari tadi mba Pratiwi main di rumah saya!!"
" Jangan ikut campur, rupa nya Pratiwi kalian yang pengaruhi! Dasar ibu-ibu rese! Urusi aja suami kalian, jangan ikut campur urusan ku!!" BI Desi menarik Pratiwi masuk ke kontrakan dan membanting pintu kontrakan.
Bu Rumi ke rumah pak RT, untuk melaporkan kejadian tersebut.Mereka sebenarnya sudah resah dengan kelakuan Desi.
Pak RT keluar bersama Bu Rumi. Ia menuju ke kontrakan nya Desi, Bu Rumi khawatir Pratiwi di aniaya.
" tok tok tok...mba Desi ini pak RT Mba.
Pintu kontrakan terbuka terlihat Pratiwi sedang menangis.
" Mba boleh saya masuk kita selesai kan di dalam.
" Silahkan! Rupanya ibu-ibu ini kurang kerjaan ya sampai ngurusin urusan orang." Bi Desi masuk dan duduk disebelah pacar nya, sementara Pratiwi menangis disudut ruangan, rambut nya acak-acakan. Bu rumi datang dan memeluk nya.
Pak RT memandang BI Desi. "Mba sebenar ada apa? kita bisa bicarakan baik-baik! kalau begini mba bisa dilaporkan ke polisi loh."
" yah udah! lapor kan saja pak saya tidak takut. Dia itu tidak tahu diuntung pak, udah di tampung tapi malah menggoda pacar saya!!"
" Mba! Mba Desi tidak tahu yang sebenarnya? Yang saya dengar mba Pratiwi itu bersembunyi dirumah bu rumi karena ketakutan sama pacarnya mba desi, lagian mba Desi salah bawa laki-laki yang bukan muhrim masuk ke kontrakan. Mba Desi mendingan sekarang pacarnya suruh pulang atau besok kita nikah kan disini! Gimana kalau enggak mau terpaksa kami usir dari lingkungan ini."
Melihat Desi hanya diam pak RT mulai hilang kesabaran." Begini aja, kalau Mba mau tinggal disini patuhi aturan kami! kalau enggak mau silahkan pergi!Kami tunggu keputusan nya sampe besok pagi."
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ARSLAMET
playing victim banget ɓibi nya ih
2024-10-16
0
Ling Kun menghilang
jahat si bibi desi
2024-09-15
1
☾𝕽𝖆𝖓🫡𝖔𝖋𝖋✈︎ ⧗⃟ᷢʷ
kamu juga pelit paling nanti nyesal
2024-08-02
2