...Mulai...
...Sabtu, 18 November 2023...
...Jam : 21.16...
Jaemi dan yang lainnya tampak bersantai sembari menunggu bel masuk sekolah berbunyi dan mereka melupakan satu orang yang tidak hadir diantara mereka dan Hasan lah orang pertama yang baru sadar kalau temannya itu gak ada.
" Ngomong-ngomong Sena kok gak ada." ujar nya memecahkan keheningan, karena mereka sedang sibuk dengan ponsel mereka masing-masing.
" Dia bilang sih ada urusan osis." balas Abin.
". Dasar babu kepala sekolah." celetuk Haris.
" Haha Lo bener banget lagi." sahut Hasan.
" Gue heran kenapa dia mau-mau aja jadi osis." ujar Jaemi bingung.
" Ya karena tampangnya cocok jadi babu sekolahan hahaha." balas Feli yang membuat yang lainnya hanya menggelengkan kepala.
" Laknat bener jadi temen." ujar Bagas.
" Udahlah jangan mulai, sebaiknya abang-abang sekalian segera pergi ke kelas masing-masing, soalnya bentar lagi bel." lerai Ayden dan melangkah pergi meninggalkan mereka ber tujuh.
" Bocah itu ." gerutu Abin kesal, tapi dirinya pun beranjak dari tempat nya dan pergi menyusul yang lebih muda.
" Ayo para bodyguard ku kita juga harus segera pergi kekelas." ujarnya sembari menggeret tangan Mino dan juga Bagas yang hanya bisa pasrah dibawa oleh lelaki itu.
" Ayo kita juga ke kelas." celetuk Hasan yang langsung di angguki oleh ketiganya dan mulai pergi meninggalkan kantin sekolah yang tampak mulai sepi.
" Oyha Jaemi beneran Lo gak punya kembaran." tanya Feli sekali lagi, karena dirinya masih penasaran dengan Jaemi yang wajahnya sangat mirip dengan Jemina dan jika keduanya disandingkan maka mereka tidak akan bisa membedakan keduanya, karena memang semirip itu.
"Haah__ udah gue bilang gue gak punya adek apalagi kembaran, gue itu anak tunggal." balasnya malas setelah dirinya menghela napas lelah dengan pertanyaan yang Feli tanyakan padanya.
" Ya siapa tahu ajakan dia kembaran Lo." sahut Hasan.
" Kalau mereka beneran saudaraan, gue gak yakin bagaimana nasibnya." celetuk Haris yang membuat Jaemi menatapnya tajam.
" Maksud Lo." tanyanya kesal.
" Ya secarakan Lo orangnya urakan, entar adek Lo dikerjain mulu sama Lo sampe tertekan, soalnya kita juga gitu kalau ngadepin tingkah Lo." jelasnya yang buat Jaemi langsung menendang bokongnya cukup keras dan membuat nya mengaduh sakit.
" Anjir Jae sakit." ujarnya kesal sembari mengelus bokongnya, sedangkan Jaemi hanya menatapnya datar.
" Salah Lo sendiri Ris, jadi terima nasib aja." ujar Feli yang langsung disetujui oleh Hasan yang cuma ngangguk-nganggukin kepalanya doang, sedangkan Haris menatap keduanya tidak percaya.
"Untuk temen, kalau musuh udah gue tendang kerawa-rawa." batinnya kesal.
Tap
Langkah kaki ke empatnya berhenti didepan kelas mereka dan salah satu dari mereka membuka pintu kelas yang tertutup dan ketiganya langsung masuk kedalam kelas tanpa menutup pintunya kembali, mereka terlalu malas untuk melakukannya, lagipula nanti juga dibuka lagi sama guru itulah isi fikiran mereka.
Jaemi, Hasan, Haris dan Feli, mereka berempat berjalan menuju kearah bangku mereka masing-masing, setelah sampai ke empatnya pun mendudukan diri di kursi mereka dan bertepatan dengan itu seorang guru datang dan mulai mengajar mata pelajaran Sejarah yang membuat sebagian dari mereka mengantuk dan salah satunya adalah Jaemi.
Teet
Teeettt
Waktu bergulir dengan cepat, bel pulang sudah berbunyi dan semua siswa-siswi sekolah Angkasa berhamburan keluar kelas mereka, termasuk Jaemi dkk, mereka berjalan secara beriringan menuju keparkiran sekolah.
" Jae hari ini Lo bawa kendaraan." tanya Haris kearah Jaemi.
" Iya, kenapa." balasnya bertanya.
" Tumben, biasanya juga dijemput." sahut Feli heran.
" Terpaksa sebenarnya gue bawa kendaraan sendiri, soalnya supir yang biasa nganterin gue lagi sakit." balasnya panjang lebar.
" Terus mang Ujang kemana." kali ini yang bertanya adalah Hasan.
" Dia lagi nganterin nyokap gue." balasnya datar.
" Lo masih berusaha nyari perhatian mereka." ujar Sena yang entah sejak kapan anak itu sudah bergabung dengan ke empatnya.
" Astaga Sena, Lo tiba-tiba nonghol aja kaya jelangkung." kaget Haris mendrama.
" Dasar sidrama." sinis Sena.
" Jadi Lo masih nyari perhatian mereka." tanya Sena kembali.
" Udah enggak." balas Jaemi.
" Lo mulai nyerah." tanya Feli hati-hati.
" Seperti nya iya, gue udah cape soalnya, kalau ujung-ujungnya mereka tetap gak pernah peduli sama gue." balasnya lagi, kali ini dengan nada lirihnya.
" Yaudah, kalau gitu jangan dilakuin lagi." celetuk Bagas yang membuat ke limanya menoleh kearah lelaki itu dengan tatapan bingungnya.
" Maksudnya bang." tanya Ayden bingung, ngomong-ngomong mereka ber delapan sudah tahu bagaimana kehidupan seorang Jaemi yang selalu diacuhkan oleh kedua orang tuanya, jadi terkadang mereka cukup kesal dengan kedua orangtuanya Jaemi yang selalu acuh tak acuh itu, bahkan Ayden si anak manis nan baik itu pernah mendumel.
" Kalau gak bisa nyanyangin anak, ngapain coba bikin anak." begitulah yang Ayden katakan saat itu yang membuat kedelapannya tertawa, karena merasa lucu dengan anak itu yang berakhir dengan Ayden yang marah terhadap mereka.
" Maksud nya dia berhenti aja buat nyari perhatian sama mereka, dicuekin balik contohnya." balas Bagas.
" Bener juga siapa tahu mereka merasa ada yang beda sama perilaku Lo, kalau Lo juga balik nyuekin mereka." ujar Abin mengerti dengan apa yang Bagas maksud.
" Nanti gue coba, siapa tahu mempan." balasnya dan tersenyum kearah teman-teman nya itu, sungguh Jaemi merasa beruntung karena memiliki mereka berdelapan, karena mereka sangat menyayanginya bahkan sudah menganggapnya keluarga dan dirinya sangat bersyukur dengan hal itu.
Tap
Langkah kaki mereka bersembilan berhenti didekat kendaraan mereka masing-masing dan mulai menaikinya.
" Jae hati-hati." ujar Mino mewakili yang lainnya saat melihat lelaki itu sudah menaiki motornya sendiri, ya entah kenapa hari ini Jaemi ingin sekali menaiki motor dan soal supir pribadinya itu dia beneran kok, jika lelaki paruh baya itu sedang sakit, sedangkan para teman-temannya, entah kenapa mereka merasa khawatir dengan Jaemi, mereka merasa akan terjadi sesuatu yang tak terduga, tapi mereka tidak tahu apa yang akan terjadi, jadi mereka mencoba untuk abai dengan perasaan tidak enak hati itu.
Jaemi langsung menganggukkan kepalanya untuk membalas perkataan kakak kelasnya itu dan mulai menjalankan motornya, kemudian meninggalkan area sekolahannya itu.
Brumm brummm
Jaemi melajukan motornya dengan kecepatan biasa, oh ayolah walaupun dia merupakan anak berandalan bukan berarti dia suka kebut-kebutan dijalan, Jaemi itu selalu mematuhi peraturan lalu lintas.
Jaemi yang tengah mengendarai motornya dengan santai tidak menyadari bahwa diarah belakang ada sebuah truk yang sedang melaju cepat kearahnya, karena mengalami rem blong.
Tiin
Tiiiiin
Braak
Braaaaak
Bruugh
Suara klakson yang dibunyikan dengan panjang dan juga suara benda yang jatuh membuat orang-orang terkejut, karena ternyata truk yang melaju tadi menabrak Jaemi dan bukan hanya Jaemi yang menjadi korban melainkan banyak orang, termasuk mobil yang ada dihadapan Jaemi, orang-orang mulai berbondong-bondong membantu para korban dan sebagian dari mereka ada yang sibuk menelpon ambulance.
Jaemi yang merasakan benturan keras itu mengerjapkan matanya, dirinya tampak linglung dengan apa yang menimpanya dan entah kenapa kepalanya mulai sakit dan bukan hanya kepala kini sekujur tubuhnya juga terasa sakit.
" Apakah ini akhirnya." batinnya kemudian terkekeh tidak jelas, bahkan air matanya mulai menetes dari kedua matanya itu, karena menahan rasa sakit.
" Seperti nya inilah pilihan yang baik dari Tuhan buat gue." sambungnya.
" Gue nyerah." batinnya dan secara perlahan kelopak mata itu menutup dan suara-suara orang yang tengah meneriaki yang menanyakan bagaimana keadaannyapun secara perlahan mulai menghilang dari pendengarannya itu, ya sepertinya dirinya ditakdirkan untuk tiada dan pergi ke surga atau mungkin ke neraka, karena mengingat dirinya cukup banyak dosa.
...Renja Hameru...
...Celio Zhou...
...Jinan Parta...
...^^^Tobi Continue^^^...
...Senin, 27 November 2023...
...Jam : 22.11...
...Dipublikasikan : Minggu, 03 Desember 2023...
...Jam : 22.28...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments