Awal

...Mulai...

...Minggu, 12 November 2023...

...Jam : 23.33...

Braak

Suara pintu yang dibanting cukup mengejutkan orang-orang yang ada didalamnya dan langsung menatap sengit kearah si pelaku.

" Kau bisa santai sedikit tidak." tanyanya kesal yang hanya dibalas dengusan oleh si pelaku.

" Gak." balasnya datar yang membuat sang teman menghela nafas kesal.

" kalau aja Lo bukan temen gue, udah gue tendang Lo dari tadi." gerutunya yang membuat sang teman terkekeh geli, karena temannya ini cukup lucu jika menggerutu.

" Astaga kau ini lucu sekali, hei mau tidak jadi adikku." cerocosnya yang membuat temannya itu mendelik tajam.

" Adik apaan, kita itu seumuran dan satu hal lagi, gue ogah banget punya Abang modelan kaya Lo ya Jaemi." gerutunya.

Jaemi yang tertolak hanya bisa mendrama dan tentunya membuat si teman ingin sekali menenggelamkannya kerawa-rawa.

" Buset Jaemi, ko Lo udah ada disekolah biasanya juga mepet mau bel." ujar seseorang yang baru datang dan bertanya kearah Jaemi.

" Lagi pengen aja sih, masalah buat lo." balas nya sewot.

" Yakan aneh aja gitu, beda ceritanya kalau Feli yang datang, diakan langganan datang dipagi hari." jelasnya.

" Udahlah dari pada ngomong mulu depan pintu cepat masuk, Lo ngehalangin jalan gue." sahut seseorang dari arah belakang nya yang membuatnya kaget.

" Hasan sialan gue pikir Lo setan." kesalnya dan mulai melangkahkan kakinya menuju kearah bangkunya sendiri.

" Gue bukan setan ya Haris, Lo kali yang setan." kesalnya sembari mendudukan dirinya di bangkunya sendiri yang ternyata dirinya satu bangku dengan Feli.

" Kalian setiap ketemu pasti ada aja yang didebatin." celetuk Jaemi yang mulai merebahkan kepalanya dilipatan tangannya.

" Dan Lo, setiap kali di sekolah kerjaan Lo tidur mulu." balas Hasan tidak mau kalah yang membuat Jaemi mengedigkan bahunya acuh.

" Astaga kenapa gue mesti punya temen modelan kaya mereka sih." batin Feli sedikit nelangsa padahal kelakuan dirinya juga 11-12 dengan ketiga temannya itu.

Ditempat lain seorang laki-laki tampak sedang tersenyum manis kearah orang-orang yang dirinya lewati dan apa yang dirinya lakukan sangat menyebalkan untuk ke enam orang lainnya.

" Jemina bisakah kau lebih cepat lagi, kita akan terlambat." tegur salah satu dari ke enamnya kita sebut saja namanya Haenan.

Jemina yang di panggil langsung menoleh kearah Haenan dan langsung mempercepat langkah kakinya kearah ke enamnya yang tidak menunggu nya sama sekali.

" Aku minta maaf." balasnya merasa bersalah.

" Bisa kah kau berhenti untuk tersenyum kepada semua orang, kau tau kelakuanmu itu membuat ku muak." celetuk seseorang yang menatapnya dengan tajam, karena benar-benar merasa muak kearahnya.

" Jevino aku minta maaf." ujarnya sembari meminta maaf kembali, padahal tidak ada salahnya beramah tamah kepada orang lain dan hal itupun tidak akan membuatnya rugi.

" Cih." Jevino hanya membalasnya dengan decihannya, setelahnya tidak ada lagi percakapan di antara mereka, karena sungguh mereka cukup muak dengan Jemina dan entah kenapa mereka bisa merasa muak terhadap anak itu.

Jemina hanya bisa tersenyum masam, karena lagi-lagi Jevino dan yang lainnya tampak tidak perduli sama sekali terhadapnya, tapi dirinya sungguh berharap bisa akrab dengan ke enamnya, tapi kenapa itu semua sangat sulit untuknya lakukan.

Jemina dan yang lainnya, kini ke tujuhnya sedang melakukan latihan, tapi entah kenapa Jemina merasa ada yang salah dengan tubuh dan bahkan dirinya sejak tadi tidak fokus yang membuat member dan juga pelatih nya marah terhadapnya.

" Jemina bisakah kau lebih serius lagi." kesal seorang laki-laki dengan surai madunya yang ternyata dia adalah Haenan, orang yang menegurnya tadi saat dirinya tersenyum kesemua orang.

" Aku minta maaf, aku akan berusa lebih fokus lagi." balas Jemina merasa bersalah.

" Kau sudah mengatakan hal yang sama sebanyak sepuluh kali." sarkas laki-laki yang lebih mungil dari ke enamnya yang membuat Jemina diam membisu, hei lagipula dirinya juga tidak ingin seperti ini, tapi tubuhnya benar-benar tidak bisa diajak kompromi.

" Pelatih sepertinya kita butuh istirahat." sahut sang leader.

" Oke kita istirahat selama 30 menit." balas sang pelatih.

" Satu hal lagi Marselo saya harap kamu bisa membuat Jemina bisa fokus kembali." sambungnya dan berlalu pergi dari hadapan Marselo.

Setelah kepergian sang pelatih keheningan melanda tempat latihan itu dan tidak lama kemudian terdengar sesuatu yang dipukul.

Bugh

" Ini akibatnya karena membuat kami lelah dan terus berlatih tanpa jeda." ujar Jevino yang melayangkan pukulan kearah Jemina sedangkan Marselo, Haenan, dan yang lainnya hanya diam tanpa niatan untuk menolong Jemina dari kemarahan Jevino.

Sedangkan Jemina yang langsung terduduk, karena mendapatkan serangan mendadak dari Jevino hanya bisa terdiam, dirinya terkejut karena lelaki itu kini tidak segan-segan untuk memukul nya dan juga ini baru pertama kalinya dirinya dipukul oleh Jevino, sepertinya Jevino sudah berada diambang batas kesabaran nya.

" Maaf." Jemina hanya bisa menggumamkan kata maaf yang membuat ke enamnya benar-benar muak terhadapnya.

" Maaf mu tidak ada gunanya bang." ujar yang lebih muda.

" Jinan benar, maaf mu tidak ada gunanya." sahut laki-laki yang lebih kecil dari mereka kita sebut saja namanya Renja.

" Ku harap kau bisa berlatih lebih serius lagi dan juga fokus Jemina, jika tidak bukan hanya Jevino yang akan menghajarmu tapi aku juga." ujar Marselo sarkas, setelahnya tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka.

Jemina yang merasa sedih dan juga sakit diperutnya akibat pukulan Jevino memutuskan untuk bangun dari keterdudukannya dan melangkah pergi meninggalkan ruang latihan, karena dirinya harus pergi ke kamar mandi, sedangkan Marselo, Jevino, Haenan, Jinan, Renja dan Celio, hanya memandang kepergian nya dengan tatapan datar mereka.

Jemina menelusuri koridor perusahaan yang menaunginya dalam diam dan jika diperhatikan kalian akan melihat setetes air mata yang jatuh dari matanya, dirinya sedih karena lagi-lagi mereka tidak perduli terhadap nya.

" Apa sesusah ini untuk kalian, agar bisa lebih peduli padaku." batinnya.

" Apa aku harus berhenti." sambungnya lirih, karena sungguh dirinya sangat lelah dengan semua yang terjadi dalam hidupnya.

Deg

Jemina meremat dadak kirinya yang tiba-tiba sakit dan membuat nya menghentikan langkah kakinya yang akan membawanya kearah kamar mandi.

Deg

Lagi denyut jantungnya berdenyut nyeri yang membuat nya bertanya-tanya ada apa dengan jantungnya itu, kenapa dia merasakan sakit dijantungnya.

Aakh

Ringisan kesakitan nya cukup menyedihkan dan didukung dengan suasana sepinya koridor perusahaan, karena semua orang sedang bekerja ditempat mereka masing-masing.

" aakh_ aku s..su.. sudah aakh tidak akh kuat aargh lagi."

Brug

Jemina yang sudah tidak bisa menahan rasa sakit di jantung nya langsung terjatuh dan pingsan dan tidak ada seorang pun yang menyadari ketidak berdayaannya itu.

...Haenan Chanda...

...Tobi Continue...

...Jum'at, 17 November 2023...

...Jam : 09.34...

...Dipublikasikan : Minggu, 03 Desember 2023...

...Jam : 22.26...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!