Bab~06

Tak ingin mantan suaminya semakin curiga, Kirana segera memalingkan wajahnya lantas segera berlalu dari sana.

"Tante Ira, mau kemana ?" teriak Keanu saat melihat Kirana melangkah pergi, kemudian bocah kecil itu berlari ke arahnya.

"Tante harus kembali bekerja sayang, kamu bermain bersama Om Kai dulu ya." bujuk Kirana.

"Tidak mau, maunya sama tante juga." rengek Keanu tak ingin wanita itu pergi.

"Den Keanu, ayo main sama mbak Santi saja." ajak Santi yang baru saja datang, kemudian gadis itu menggandeng Keanu menjauh dari sana.

"Kata Oma, Den Keanu tidak boleh bermain sama pembantu. Lagipula apa Den Keanu tidak jijik dengan mbak Ira yang kulitnya hitam itu." ucap Santi sembari melangkah namun masih terdengar oleh Kirana.

Mendengar ucapan pengasuhnya, Keanu nampak menoleh ke belakang menatap Kirana. Ia merasa nyaman bermain dengan pembantu baru itu dan ia tak merasakan jijik bahkan kapan-kapan ia ingin bermain lagi bersamanya.

Sementara Kirana segera berlalu masuk ke dalam, bagaimana pun caranya ia harus bisa lebih dekat dengan putranya itu.

Ia ingin menanamkan kebaikan dan kelembutan di hati putranya yang mungkin sejak kecil sudah di biasakan bersikap sombong oleh sang nenek dan juga pengasuhnya.

"Ira, kamu dari mana saja ?" tanya Bi Asih.

"Aku baru selesai membersihkan halaman belakang, Bik." sahut Kirana beralasan.

"Itu Den Kendra minta di buatin kopi seperti tadi pagi dan di suruh membawanya ke ruang kerjanya di atas." terang Bi Asih dan itu membuat Kirana nampak menelan ludahnya.

"Kenapa tidak Bibi saja yang membuatnya ?" tolak Kirana secara halus, sebisa mungkin ia takkan berinteraksi dengan mantan suaminya itu.

"Dia maunya kopi yang tadi pagi kamu buat." tegas Bi Asih.

"Sekalian antar ke ruang kerjanya ya, Bibi mau melipat baju dulu." sahut Bi Asih lantas segera berlalu dari sana.

Kirana nampak menghela napasnya sejenak kemudian wanita itu mulai menyeduh kopi permintaan sang majikan.

"Aku tidak mungkin mengantarnya sendiri, lagipula nyonya Ranti pasti marah jika aku berkeliaran di ruang utama." gumamnya seraya mengaduk kopi di hadapannya tersebut.

"Lagi buat apa ?" tiba-tiba Santi datang dan Kirana langsung menoleh ke arahnya dan seketika senyumnya nampak terbit di bibir ranumnya.

"San, bisakah aku minta tolong antarkan kopi pak Kendra ke ruang kerjanya ?" ucapnya kemudian.

"Untuk pak Kendra ?" ulang Santi memastikan.

"Hm, beliau meminta kopi tadi sama Bik Asih." terang Kirana.

"Tumben pak Kendra ngopi di jam segini ?" gumam Santi sedikit heran.

"Baiklah, tentu saja aku akan membawanya lagipula tidak mungkin juga kamu yang akan menghidangkannya karena bisa-bisa pak Kendra hilang selera saat melihatmu." tukas Santi bernada cibiran, lantas segera mengambil nampan berisi secangkir kopi tersebut.

"Lagipula jaman sekarang sudah banyak skincare pemutih di jual bebas, kenapa kamu tak membelinya biar kulitmu sedikit cerah tidak gosong seperti itu." saran Santi namun syarat dengan hinaan.

Kemudian gadis itu segera meninggalkan dapur tersebut, sedangkan Kirana nampak menatap lengannya yang terlihat menghitam karena memang sengaja ia buat seperti itu dan ia sedikit pun tak sakit hati dengan perkataan pengasuh itu.

Santi yang kini telah menaiki anak tangga menuju ruang kerja Kendra nampak mengetuk pintu beberapa kali sampai terdengar suara yang memerintahkannya untuk segera masuk.

"Ada apa ?" Kendra yang sedang duduk di kursi kerjanya nampak menatap kedatangan pengasuh anaknya tersebut.

"Saya mengantar kopi pesanan anda pak." sahut Santi seraya melangkah mendekat, lalu meletakkannya di hadapan pria itu.

"Kamu yang membuatnya ?" ucap Kendra seraya menatap kopi tersebut.

"Bukan pak, tapi Ira pembantu baru." terang Santi.

Kendra nampak mengangguk kecil kemudian segera mengambilnya lalu menyesapnya, rasanya sangat nikmat dan entah kenapa sangat menenangkan.

"Kenapa kamu masih berada di sini ?" tegur Kendra saat pengasuh itu belum juga pergi dari ruangannya.

"Saya hanya ingin memastikan jika anda tak ada masalah dengan kopinya karena yang buat pembantu baru bukan bik Asih." terang Santi bernada perhatian.

"Saya suka rasanya, sekarang pergilah !!" perintah Kendra kemudian.

"Baik, pak." Santi mengangguk kecil lantas segera berlalu keluar.

"Apa pak Kendra tidak jijik minum kopi buatan Ira ?" gumamnya sembari melangkah pergi.

Malam harinya Kirana yang sedang haus segera keluar kamarnya, namun tiba-tiba ia terkejut saat melihat Keanu nampak menuruni anak tangga. Lalu Kirana segera mendekatinya, apa putranya baru saja bermimpi buruk?

"Den Keanu, ngapain turun ?" ucapnya kemudian.

"Takut, tante." sahut Keanu dengan mata memerah karena menangis.

Kirana mengedarkan pandangannya, seluruh ruangan nampak temaram dan semua penghuni rumah pun telah terlelap karena jarum jam telah menunjukkan pukul 12 malam.

"Tante panggilkan mbak Santi ya ?" bujuk Kirana namun putranya itu langsung menggeleng.

"Keanu mau sama tante." rengek Keanu.

Kirana nampak bingung, ia tak mungkin ke kamar Keanu bagaimana jika mantan suaminya atau mertuanya itu melihatnya di sana mereka pasti akan murka.

"Baiklah tante temani tapi bobo di sofa saja ya." ajak Kirana kemudian yang langsung di angguki oleh sang putra.

Lantas mereka segera melangkah menuju sofa ruang keluarga. "Den Keanu bobo di sini, tante temani sampai tertidur." ucap Kirana kemudian.

Keanu segera naik ke atas sofa lalu merebahkan tubuhnya di sana, namun bocah kecil itu nampak gelisah. "Tante, ayo duduk di sini ?" mohonnya saat melihat Kirana duduk di lantai.

Kirana nampak menatapnya sedih, ia juga ingin sekali tidur dengan buah hatinya tersebut namun bagaimana jika ada yang melihatnya?

Melihat Kirana diam saja Keanu segera turun dari sofa lalu merebahkan tubuhnya di lantai dengan menggunakan paha wanita itu sebagai bantal.

"Sayang, kamu akan kedinginan nak." Kirana yang terkejut pun tidak tahu harus bagaimana, namun nalurinya sebagai seorang ibu mampu melawan segala aturan di rumah tersebut.

"Baiklah, ayo bobo di atas." ajak Kirana kemudian karena ia tak ingin membuat putranya itu sakit karena kedinginan.

Kini Kirana ikut duduk di atas sofa dan menjadikan pahanya sebagai bantalan kepala putranya tersebut, sembari mengusap puncak kepalanya dengan lembut Kirana menyanyikan lagu tidur kesukaan bocah kecil itu dulu.

Tak menunggu lama kini Keanu kembali tidur sembari memeluknya. "Ibu sangat merindukanmu, Nak. Akhirnya ibu bisa memeluk dan menciummu." gumamnya seraya menciumi pipi gembul putranya itu.

Lalu tak ingin mengganggu tidurnya Kirana kembali menyandarkan kepalanya di sofa dan tak berapa lama wanita itu juga ikut terlelap.

Jarum jam telah menunjukkan pukul 2 dini hari, Kendra yang baru keluar dari ruang kerjanya nampak menuruni anak tangga, namun langkahnya langsung terhenti saat melihat seseorang duduk di sofa dengan penerangan yang temaram.

Karena penasaran pria itu segera mempercepat langkahnya menuruni tangga, lalu berjalan perlahan menuju ke arah sofa. "Keanu ?" ucapnya dengan wajah terkejut dan bersamaan itu Kirana juga terbangun lalu menatap pria itu.

"Pak Kendra ?" ucapnya sedikit panik.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

kasihan darah ngk bisa di buang apa lg udh sempat nyusu 🤭🤭

2024-04-28

0

Patrish

Patrish

darah lebih kental dari pada air

2024-03-26

1

☄️𝓐𝓻𝓸𝓱𝓪Kᵝ⃟ᴸ

☄️𝓐𝓻𝓸𝓱𝓪Kᵝ⃟ᴸ

ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak tak bisa di anggap remeh

next

2024-03-04

6

lihat semua
Episodes
1 Bab~01
2 Bab~02
3 Bab~03
4 Bab~04
5 Bab~05
6 Bab~06
7 Bab~07
8 Bab~08
9 Bab~09
10 Bab~10
11 Bab~11
12 Bab~12
13 Bab~13
14 Bab~14
15 Bab~15
16 Bab~16
17 Bab~17
18 Bab~18
19 Bab~19
20 Bab~20
21 Bab~21
22 Bab~22
23 Bab~23
24 Bab~24
25 Bab~25
26 Bab~26
27 Bab~27
28 Bab~28
29 Bab~29
30 Bab~30
31 Bab~31
32 Bab~32
33 Bab~33
34 Bab~34
35 Bab~35
36 Bab~36
37 Bab~37
38 Bab~38
39 Bab~39
40 Bab~40
41 Bab~41
42 Bab~42
43 Bab~43
44 Bab~44
45 Bab~45
46 Bab~46
47 Bab~47
48 Bab~48
49 Bab~49
50 Bab~50
51 Bab~51
52 Bab~52
53 Bab~53
54 Bab~54
55 Bab~55
56 Bab~56
57 Bab~57
58 Bab~58
59 Bab~59
60 Bab~60
61 Bab~61
62 Bab~62
63 Bab~63
64 Bab~64
65 Bab~65
66 Bab~66
67 Bab~67
68 Bab~68
69 Bab~69
70 Bab~70
71 Bab~71
72 Bab~72
73 Bab~73
74 Bab~74
75 Part~75
76 Bab~76
77 Bab~77
78 Bab~78
79 Bab~79
80 Bab~80
81 Bab~81
82 Bab~82
83 Bab~83
84 Bab~84
85 Bab~85
86 Bab~86
87 Bab~87
88 Bab~88
89 Bab~89
90 Bab~90
91 Bab~91
92 Bab~92
93 Bab~93
94 Bab~94
95 Bab~95
96 Bab~96
97 Bab~97
98 Bab~98
99 Bab~99
100 Bab~100
101 Bab~101
102 Bab~102
103 Bab~103
104 Bab~104
105 Bab~105
106 Bab~106
107 Bab~107
108 Bab~108
109 Bab~109
110 Bab~110
111 Bab~111
112 Bab~112
113 Bab~113
114 Bab~114
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab~01
2
Bab~02
3
Bab~03
4
Bab~04
5
Bab~05
6
Bab~06
7
Bab~07
8
Bab~08
9
Bab~09
10
Bab~10
11
Bab~11
12
Bab~12
13
Bab~13
14
Bab~14
15
Bab~15
16
Bab~16
17
Bab~17
18
Bab~18
19
Bab~19
20
Bab~20
21
Bab~21
22
Bab~22
23
Bab~23
24
Bab~24
25
Bab~25
26
Bab~26
27
Bab~27
28
Bab~28
29
Bab~29
30
Bab~30
31
Bab~31
32
Bab~32
33
Bab~33
34
Bab~34
35
Bab~35
36
Bab~36
37
Bab~37
38
Bab~38
39
Bab~39
40
Bab~40
41
Bab~41
42
Bab~42
43
Bab~43
44
Bab~44
45
Bab~45
46
Bab~46
47
Bab~47
48
Bab~48
49
Bab~49
50
Bab~50
51
Bab~51
52
Bab~52
53
Bab~53
54
Bab~54
55
Bab~55
56
Bab~56
57
Bab~57
58
Bab~58
59
Bab~59
60
Bab~60
61
Bab~61
62
Bab~62
63
Bab~63
64
Bab~64
65
Bab~65
66
Bab~66
67
Bab~67
68
Bab~68
69
Bab~69
70
Bab~70
71
Bab~71
72
Bab~72
73
Bab~73
74
Bab~74
75
Part~75
76
Bab~76
77
Bab~77
78
Bab~78
79
Bab~79
80
Bab~80
81
Bab~81
82
Bab~82
83
Bab~83
84
Bab~84
85
Bab~85
86
Bab~86
87
Bab~87
88
Bab~88
89
Bab~89
90
Bab~90
91
Bab~91
92
Bab~92
93
Bab~93
94
Bab~94
95
Bab~95
96
Bab~96
97
Bab~97
98
Bab~98
99
Bab~99
100
Bab~100
101
Bab~101
102
Bab~102
103
Bab~103
104
Bab~104
105
Bab~105
106
Bab~106
107
Bab~107
108
Bab~108
109
Bab~109
110
Bab~110
111
Bab~111
112
Bab~112
113
Bab~113
114
Bab~114

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!