surat 2

"Kayaknya gue tau kode ini!" Gilang memperhatikan isi kedua surat itu.

"Apa?" Raka penasaran.

"Ini kode AND, Lo tinggal buang kata AND nya" ucap Gilang serius sambil memegang kamera.

"Trus artinya apa?" Tanya Bima.

"Artinya-"

"Bentar bentar" naren memotong ucapannya Gilang "gue mau ke sungai dulu, cuci muka habis kena sembur jigongnya si Gilang." Lalu naren pergi.

"Buruan, nanti Lo di gigit nyamuk" canda Yandi.

Gilang yang mendengar ucapan naren memutar bola matanya malas.

"Lanjut" ujar Riyan.

Gilang kembali serius, "artinya, untuk surat yang kata kalian dari tadi pagi." Gilang menggantung. Membuat mereka penasaran.

"Untuk surat yang pagi.." ucap Gilang bertele tele.

"LO KALO NGOMONG GA USAH DI BOLAK BALIK NAPA ANJIR! CEPET APAAN ARTINYA!" kesal Yandi yang sudah penasaran setengah mati.

"Hehe, ya mangap" Gilang cengengesan.

"Artinya, Di sekitar mu ada penjahat" lanjut Gilang.

"Di sekitarmu ada penjahat?" Ulang Aska, Aska melihat ke teman temannya dengan perasaan curiga.

"Trus yang satu laginya?" Lanjut Aska penasaran.

Gilang melihat kertas satu laginya, Cukup lama ia untuk menjawab "...... hati hati, jaga jaga" ucap Gilang dengan muka datar, dan tatapan kosong.

"Lang? Lo kenapa?" Tanya Yandi. Yandi berniat mengguncang guncang tubuh Gilang agar sadar tapi di tahan oleh Andre.

"Lang sadar Lang" ucap Dion ketakutan.

"Kayanya ada seseorang di tubuhnya Gilang" celetuk samud, dengan suara kurang jelas.

"Ha?" Ucap Andre dan Yandi bersamaan.

"Udah lupain aja kata si samud, dia emang ga jelas anaknya" ucap jaja.

"Hati hati, jaga jaga" ucap Gilang lagi, dengan perkataan yang di ulang ulang.

"Kayanya bener deh kata si samud" ucap Masta, sontak yang lain matanya tertuju ke arahnya membuat bulu kuduk mereka merinding.

"Bang gue takut" Alvi bersembunyi di tangannya anta sambil memeluknya, anta mengusap usap tangan adiknya menenangkan agar tidak takut. Posisinya mereka semua sedang berdiri.

Gilang masih mengucapkan kata yang sama, diam, tatapan kosong, muka mulai pucat, dan kamera yang sudah jatuh ke tanah.

"Lid, ambil kamerannya, teruskan rekamannya" bisik Tono ke Lidia.

"Nama gue Lidia bukan lidi" sinis Lidia, ia mengambil kameranya Gilang, dan meneruskan rekamannya.

"Ck, Iya ah elah" dengus Tono.

"Ga ada sinyal ton!" Ucap Lidia melihat kameranya.

"Ganti jadi kamera biasa" ujar Tono yang di setujui Lidia.

"Hati hati, jaga jaga" mereka semua diam, membiarkan Gilang mengucapkan itu berkali kali.

Setelah beberapa menit, Gilang ambruk tak sadarkan diri.

"ASTAGHFIRULLAH, GILANG JANGAN MATI DULU!" Panik Jaka.

Yandi menggeplak kepala Jaka, "dia bukan mati, tapi pingsan!" Kesal Yandi.

Mereka membawa Gilang ke tenda.

"Ada yang punya minyak kayu white?" Tanya Dion.

"Gue punya!" Jawab Kiana lalu ke tendanya untuk mengambil minyak kayu putih.

"Ngomong Indonesia aja segala ada bahasa Inggris nya" julid Yandi.

"Brisik Lo" sinis Dion.

"Gue ke tenda dulu ya, ada urusan" izin dewa yang di angguki oleh mereka.

...🥀🥀...

Naren sedang cuci muka, "jigong nya si Gilang masih kecium aja, padahal udah pake sabun pakboy."

Matanya naren tak sengaja melihat sebuah bercak darah di hutan sebrang. "Loh itu darah apa?" Naren menyebrangi sungai untuk melihat bercak itu karna penasaran, meninggalkan sabun Lifebuoy miliknya di bebatuan.

Naren mengikuti jejak merah ke hitaman itu, "loh? sampe sini doang?" Naren melihat ke belakang, memang sedikit jauh ia mengikuti jejak ini. Tapi jejak merah itu buntu, di hadapannya hanya hutan yang sangat gelap.

Naren balik badan ke depan, tapi ada seseorang di depannya menggunakan topeng berlubang lubang kecil. Dia ingin memukulnya dengan Kampak, dengan gesit naren menghindar.

"Eh anjir, apaan ini?" Naren menahan Kampak itu yang ingin menebas kepalanya.

Orang itu tidak berkata apa apa, "Lo siapa JINGAN!" Naren menekan kata kasar itu.

Naren membanting tangannya yang menahan Kampak itu ke arah sisi kanan. Lalu naren menonjok rahang orang itu.

"BANGSAT!" Umpat orang itu.

"Ko suaranya kayak ga asing ya?" Ucap naren dalam hati. Tiba tiba dari arah belakang ada yang memukul kepalanya memakai palu besi. Membuat kepala naren bocor. Terlihat satu orang laginya menggunakan topeng berwarna putih.

Naren ambruk ke dekat pohon, orang yang membawa Kampak itu berjongkok di depannya Lalu membuka topeng, naren melotot tidak menyangka.

"LO!" Nafas naren terengah engah menahan denyut sakit di kepalanya.

"Ya?" Ucap orang itu.

"Pe-PENGHIANAT LO BAJINGAN!" Teriak naren.

"Ssttt, ga usah teriak teriak, nanti ada yang denger" ucap orang yang berjongkok itu.

"Ke-kenapa Lo lakuin ini? Yang ki-kirim surat ke temen gue itu elo kan?" Tanya naren, kepalanya makin sakit tetapi ia tahan.

"Iya, Lo orang pertama yang harus gue bunuh" ucap orang yang membuka topeng itu, ia menyodorkan tangannya ke temannya untuk meminta sesuatu.

"Ma-mau Lo apa hah?" Tanya naren, ia tidak kuat menahan sakit di kepalanya, matanya mulai memburam.

"Gue cuma ngikutin leluhur gue, yaitu seorang pembunuh" orang itu tersenyum miring.

"Trus dia siapa?" Tunjuk naren gemetaran kepada orang yang bertopeng putih.

"Dia temen gue, Lo ga perlu tau namanya, dia yang bakal bantu gue buat ngebunuh kalian semua" ucapnya.

"BRENGSEK- AKKHHH" orang itu menusuk naren menggunakan pisau lipat yang di kasih temannya. Tusukannya mengenai perut naren membuatnya muntah darah.

Naren meringis kesakitan, orang itu memutar pisaunya memperdalam tusukan.

Mata naren melotot dengan mulut penuh dengan darah, orang itu mencabut pisaunya. Lalu temannya menendang kepala naren dengan sangat keras membuat naren ambruk ke samping.

Matanya memburam, "permintaan terakhir Lo apa?" Tanya orang yang membuka topeng itu.

Tetapi naren tidak menjawab apa apa, "Lo diem, berarti ga ada permintaan apa apa" orang itu meminjam palu besi temannya lalu memukulkan nya beberapa kali ke kepala naren. Membuat kepala naren retak tak berbentuk.

...🥀🥀...

"Si naren kemana? Cuci muka ko ga balik balik?" Tanya Yandi di tendanya Gilang.

"Yo Ndak tau ko tanya saya" jawab Aska. Di tenda hanya ada empat orang ditambah Gilang jadi berlima. Kiana tengah mendekatkan minyak itu ke hidungnya Gilang, agar panas dari minyak itu bisa membangunkan Gilang.

"Gue ga nanya Lo!, gue nanya si Tono" sinis Yandi.

"Yo Ndak tau ko tanya saya" ucap Tono mengikuti ucapan Aska.

"ARRRGGHH ELAH, ADEK KAKAK SAMA AJA!" Kiana yang di dekat yandi kaget dengan teriakan Yandi, membuat minyak kayu putih itu tumpah ke hidungnya Gilang.

"UHUUKK UHUKK, ANYING PANAS, IEU NAON?!" panik gilang terbangun. [ANYING PANAS, INI APA?!]

"EH ANJIR, YANDI GOBLOK, LO NGAGETIN MULU, KAN MINYAK NYA JADI TUMPAH!" Teriak kiana heboh, mengambil lap untuk membersihkan muka gilang yang ketumpahan minyak.

"HAHAHAHAHA ANJIR, muka nya si Gilang jadi glowing" Tono dan Aska malah tertawa ngakak guling guling. Kamera sudah di matikan sejak 40 menit yang lalu, jadi video Gilang yang kerasukan tadi terekam jelas tersimpan di galery.

"Eh aduh, maap neng, kumaha ieu?" Yandi juga heboh, bingung harus berbuat apa. [Eh aduh, maaf neng, gimana ini?]

Kiana menyodorkan Gilang air minum, gilang minum dengan rakus. "ANYING MASIH PANAS EUY!" Gilang masih panik, Ia keluar tenda untuk mencari udara segar. Lalu ia menghirup nafas membuat hidungnya kembang kempis.

Yang berada di dalam tenda ikut keluar, "Lang Lo tau ga?" Ucap Aska.

"Ga tau!" Kesal Gilang, hidungnya lagi panas malah bertanya.

"Lo tadi kayak lagi kesurupan tau" Aska memberi tau.

"Iya bener" ucap Tono, "bahkan sama adek gue Lo sempet di videoin."

"Iyakah?, ingatan terakhir gue, gue lagi mecahin kode tiba tiba udah ada di tenda aja" jelas Gilang mengingat ngingat kembali, seketika panas di hidungnya menghilang.

"Lo mau liat videonya ngga?" Tanpa menunggu jawaban Gilang, Yandi langsung menunjukan videonya.

"Loh bentar.." Gilang mengambil kamera itu di tangan Yandi, ia menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas lagi.

"Ini siapa?" Tunjuk Gilang ke kamera, sosok hitam di balik pohon, wajahnya putih semua.

"Lah iya, gue baru ngeh, itu apa? Siapa?" Tono bertanya balik. Lidia dan Yandi melihat ke sekitarnya dengan perasaan campur aduk.

"Ada yang merhatiin kita" celetuk samud datang tiba tiba membuat mereka yang sedang di Landa takut, di kaget kan dengan Samud.

Gilang sepertinya mengingat sesuatu, "mud, coba Lo gue foto dulu." Ucap Gilang menyiapkan kameranya di depan mata.

"Ngapain foto?" Heran Lidia, tapi tidak ada yang menjawab.

CEKREEKKK

Gilang melihat hasilnya, "Tapi ga ada apa apa kok?!".

Yandi melihat hasilnya, "mud, Lo kalo foto ga usah tegang gitu" komen Yandi.

Aska dan Tono tertawa lagi, "kayak manekin anjir!", Ucap tono di sela sela tawanya.

Samud yang melihat itu, sepertinya setelah naren, akan ia tulis juga Aska dan Tono di buku playlist nya, yang akan ia masukan ke kandang angsa milik pak Asep. Sebelum ia masukan ke kandang angsa mungkin akan ia gantung dulu di pohon mangga milik tetangganya, pak Mamat.

"Coba deh foto lagi sebelah sini, sekarang Lo dengan gaya ya" ucap Gilang menyadarkan Samud yang sedang mempunyai dendam pribadi kepada Aska dan Tono.

CEKREEKKK

Mata Gilang melihat ke hutan Di foto itu mencari sesuatu, "Loh?" Gilang nge zoom fotonya untuk melihat lebih jelas.

"Kenapa Lang?" Yandi melihat kamera Gilang begitupun dengan yang lain.

"I-itu, kayak ada cewe nongol, tapi mukanya ga jelas" gilang melihat ke arah tempat tertentu, tapi tidak ada siapa siapa di sana.

"Mana Lang?" Tono melihat hasil foto tadi, di bantu Samud mencarinya, dan Yap ketemu.

Bulu kuduk mereka seketika merinding, "kayaknya ada yang ga beres, kita juga udah di kasih tanda tanda dengan surat yang di dapetin anta." Ucap samud.

"Tapi itu kan artinya, ada penjahat di sekitar kita" ucap Yandi, "berarti di sekitaran kita ada penjahat dong?"

"Berarti di salah satu antara kita ada penghianat" jawab Gilang.

"Trus apa hubungannya sama sosok hitam di foto itu?" Tanya Kiana.

"Yang kayaknya, si penghianat bekerja sama, sama iblis di hutan ini" ucap Gilang melihat teman temannya.

"Kok Lo bisa tau?" Tanya Yandi.

"Gue..... Cuma feeling"

"Yandi! Lo gimana sih ah, Lo ngajak kita kemping tapi malah kek gini" kesal Tono emosi kepada teman satunya ini.

"MAMAA! PENGEN PULANGG!" Teriak Aska memegang rambutnya frustasi.

"Kan gue ga tau, ANTO! gue cuma liat di Google tempat kemping yang bisa di jadikan healing!" Yandi pun ikutan kesal.

"Udah udah, ngapain berantem sih!" Lerai Gilang.

"Kayaknya, sosok yang di foto tadi, adalah korban deh" ucap samud.

Terpopuler

Comments

Amishofi💙🍉 (HIATUS)

Amishofi💙🍉 (HIATUS)

waduu sayang tu kameranya /Cry//Sweat/

2023-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!