The Young Marriage
"ALIKA SAYANG AYO BANGUN UDAH SIANG NIH! KAN KITA HARUS KE BANDARA JEMPUT ABANG KAMU!" Teriak Mami Alika yang tak lain bernama Santi sambil membuka kaca jendela kamar Alika.
Santi yang melihat anak bungsunya belum bangun, menjadi geram sendiri. Karena kebiasaan di manja dari kecil, jadi Alika seperti ini.
"Aduh mi ini masih pagi kenapa teriak-teriak sih?" Sahut Alika dengan nada serak khas bangun tidur.
"Kamu lupa atau gimana sih Alika kan kita harus ke Bandara jemput abang kamu! Kalau kita telat jemput abang kamu dia bisa kecewa sama kamu, kan kamu tau kalau abang kamu udah kecewa, beuhh bisa gak ngomong seharian tuh." Seru mami Alika dengan panjang lebar dan nada khas cerewetnya. Emang ya mami Alika tidak ada kalem-kalemnya sama sekali.
“Duh buset tuh emak gue pagi pagi udah ngomel aja.” Alika membatin.
“Ehh bentar jam berapa nih kok gue baru inget ya, sekarang kan harus ke bandara jemput abang gue yang paling rese itu.” Gumam Alika.
"Iya mi maaf Alika lupa." Jawab Alika malas.
Dengan malas Alika bangun dari tempat tidur masuk ke kamar mandinya, you know? Mami Alika itu cerewet bakal panjang urusannya kalau sampai Alika sampai di tempat tidur terus, apalagi kalau masih tidur duh bisa gempa kamar Alika karena teriakan maminya.
"Gue udah selesai mandi, ganti baju, udah make up, udah wangi apalagi yang kurang ya? Hmm kan gue cmn mau ketemu abang gausah berlebihan lah." Alika bermonolog, "Tapi kok gue ngerasa seneng ya hari ini, ada apa sih sebenarnya?"
Saat ini Alika sedang berada di mobil, Alika akan menjemput abangnya. Alika yang mengendarai mobilnya, karena maminya malas buat bawa mobil, papinya sedang ke kantor karena ada meeting dadakan yang tidak bisa di tinggal, alhasil Alika yang menyetir.
Ketika di perjalanan entah kenapa Alika ngerasa bahagia banget padahal cuman ketemu abangnya sadari tadi Alika senyum sendiri kaya orang gila, untung maminya sedang main handphone tidak lihat kalau Alika sedang senyum sendiri.
"Alika sana kamu yang keluar mami disini aja!" Tiba-tiba mami Alika buka bicara.
"ALIKA INI UDAH SAMPE BANDARA SAYANG, KOK KAMI DIEM AJA SIH!" Alika kaget, maminya teriak, padahal Alika ada di samping maminya.
"Eh iya mi sabar dong gak usah teriak teriak gitu!" Ucap Alika ke mami.
"Lagian kamu dari tadi mami manggil gak nyawut-nyawut, malah senyum senyum sendiri kaya orang gila tau." Alika sudah biasa mendengar ucapan ceplas-ceplos yang terlontar dari mulut maminya
"Iyaa mamiku sayang maafin anakmu yang cantik ini okey." Sahut Alika dengan muka yang di imutkan gitu.
"Ahh masih cantikan mami dari pada kamu!" Alika suka heran, begini banget ya punya mami kagak mau mengalah sama anak sendiri, padahal Alika ini kan fotocopyan maminya, kalau Alika cantik ya pasti maminya cantik ya kan? Dasar mami-mami...
"Ya udah aku turun mi, aku gak sabar buat ketemu abang nih." Dari pada Alika terus di mobil di mobil bisa panjang urusannya
Ketika gue turun, gue celingak-celingukan mencari abangnya. Tadi abangnya bilang sudah sampai bandara. Alika liat jam tangan – sudah jam 9. Apa Alika jemput kesiangan ya? Ah mana mungkin sih.
Pegal, sudah tiga puluh menit menunggu abangnya, lama banget sih mana panas lagi. Kalau tiga puluh menit lagi abangnya tidak datang, Alika tinggal pulang.
Nah pas Alika balik badan Alika mendengar suara familiar abangnya. Alika melihat abangnya sedang berlari ke arah sini.
"Alikaa..." Panggil Raka tidak begitu jauh dari Alika. Dia berlari dan memeluk Alika.
Alika senang banget bisa ketemu kembali dengan abang tercintanya. Alika balas memeluk abangnya sambil mengeluarkan air mata karena terharu. Empat tahun ini harus berpisah dengan abangnya, karena study nya di luar negeri. Sebenarnya dulu Raka terpaksa harus kuliah di luar negeri. Karena paksaan dari papi yang akhirnya Raka menyetujuinya.
"Bang gue kangen banget sama lo." Ucap Alika ke Raka, Alika masih menangis, maklumlah baru ketemu lagi. Setelah 4 tahun Raka meninggalkan Alika.
"Gue juga kangen lo kok, ade gue yang paling cengeng." Jawab Raka tersenyum.
"Yaudah yu bang pulang, mami nunggu di mobil tuh, kasian kalo nunggu lama." Alika langsung menarik tangan Raka. Alika heran kenapa Raka hanya diam saja pas Alika tarik-tarik tangannya. Alika melihat ke arah Raka.
"Bentar napa sih." Ucap Raka.
Alika menatap bingung ke arah Raka, "Ada apa sih?”
"Bentar de gue bawa temen nih, temen satu pesawat." Ucap Raka. Bang Raka bawa siapa ya? Tumben banget, biasanya bang Raka susah akrab sama orang lain. Pasti orang spesial, atau mungkin bisa saja calon kakak ipar Alika, pikir Alika.
"Ohh ya? Siapa bang?" Tanya Alika ke Raka.
"Ini di belakang gue." Ucap Raka
Alika menengok ke belakang, Alika kaget melihat orang yang bareng abangnya
"Alka..."
"Alika..."
Ucap mereka berbarengan.
“Kok bisa ya gue ketemu lagi Alka – orang yang gue sayang.” Batin Alika.
"Hei apa kabar?" Tanya Alka. Seketika Alika tersadar dari lamunannya ketika Alka buka bicara.
"Eh iya...iya gue baik-baik aja." Jawab Alika sambil terbata-bata. "Lo sendiri apa kabar?" Tanya balik Alika ke Alka.
"Gue juga baik." Jawab Alka.
“Ada hubungan apa Alika sama ni orang? Kayanya udah kenal lama.” Batin Raka bertanya-tanya
Raka yang bingung dengan interaksi mereka berdua memilih diam, karena tidak tahu ada hubungan apa di antara mereka berdua yang terlihat sangat akrab sekali
"Yaudah bang ayo balik, kasian mami nungguin di mobil udah lama." Ucap Alika.
Karena merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti ini, apalagi Alka yang masih bersikap biasa terhadap Alika. Meskipun di dalam hati, Alika berbunga bunga bisa lihat orang yang dia sayangi kembali ke Negaranya.
"Eh..hemm ayo de." Ajak Raka kepada Alika. "Gue balik dulu ya Ka" ucap Raka ke Alka.
"Iyaa bang, gue juga mau balik nih, mobil jemputan udah ada." Jawab Alka.
"Yaudah, sampa jumpa kembali, Al." Ucap Raka sambil melambaikan tangan ke Alka.
Alika kembali menarik tangan Raka untuk masuk ke dalam mobilnya. Karena Alika takut maminya akan menunggu kelamaan, Alika tidak mau mendengar ocehan mami Alika – membuat Alika malas.
Terlihat mami Alika sedang menunggu di luar mobil, sambil berkacak pinggang. Alika waswas melihat maminya, takut kena omel karena kelamaan.
“Raka...” Panggil mami yang tak jauh dari Raka dan Alika.
Raka berlari kecil ke arah maminya, dia merindukan sosok ibu yang seperti ini. Yang membuat betah karena omelan nya.
“Mami, apa kabar?” Tanya Raka.
“Mami, baik.” Balasnya. “Kita langsung pulang ya.” Alika dan Raka mengangguk. Mereka bertiga masuk ke dalam mobil, dan menjalankan mobilnya dengan Alika yang menyetir.
***
Okee guys ini cerita pertama aku. Maaf kalo cerita nya gak bagus, karena baru belajar mohon di maklum ya hhee.
Mohon dukungan nya, vote dan koment cerita ini ya❤️
Jangan lupa follow ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Lina agustin
kak mampir ya
2020-09-07
0
kiki rizki
aku mampir
basecamp
2020-09-06
1
Yiska Raema
Mampir yuk ke karya aku judulnya mencintai dalam diam siapa tau suka
terimakasih
2020-09-01
1