Ch.4 - Interogasi

Ao Bing menggunakan tanaman-tanaman obat yang ia temukan dalam perjalanan ke Hutan Iblis untuk merawat luka pria yang terluka itu.

“Membuat obat sederhana untuk merawat luka luar dan menghentikan pendarahan adalah hal yang mudah, tapi untuk sekarang aku tidak akan bisa menyuling pil.” Ao Bing bisa dengan mudah jika hanya membuat ramuan obat yang sederhana, karena ini merupakan pengetahuan dasar di antara para kultivator.

Ao Bing sebenarnya bisa saja membuat pil, namun ia tidak memiliki tungku pil serta masih belum terlalu terbiasa dengan tubuh baru yang ia miliki.

Dalam belasan menit, Ao Bing selesai mengobati dan sekarang ia hanya perlu menunggu saja.

Matahari mulai terlihat dari timur, pria itu mulai membuka mata. Saat ia menyadari sesuatu, ia buru-buru melihat sekitar. Merasa aman, pria itu menghela nafas.

“Apa ini? Ada seseorang yang mengobati ku?” pria itu mengerutkan keningnya.

“Akhirnya kau sudah bangun, aku cukup bosan menunggu.”

Pria itu menoleh ke atas, melihat Ao Bing berada di atas dahan pohon, melompat tepat di depannya.

Pria itu bereaksi, berniat bangun tapi luka di tubuhnya membuat pergerakannya sangat terbatas. Meskipun ia sudah di obati, namun karena itu hanya obat oles untuk menghentikan pendarahan, luka-luka di tubuhnya masih jauh dari kata sembuh.

“Aku sarankan jangan terlalu banyak bergerak.”

“Siapa kau?” Pria itu menatap tajam Ao Bing.

“Kau tidak perlu tau. Aku sudah menyelamatkan nyawa mu, jadi bukankah kau seharusnya balas budi? Aku ingin mengetahui beberapa informasi.” Ao Bing berkata dengan santai.

“Apa kau berasal dari sekte munafik itu?”

“Jadi kau benar berasal dari sekte iblis ya.”

Pria itu terdiam saat Ao Bing bisa menebak hal tersebut. Pemuda ini cerdas, ia harus berhati-hati dalam berkata jika tidak ingin mengungkap lebih banyak rahasia.

“Lalu memangnya kenapa?” Pria itu melengkungkan sudut bibirnya. “Bahkan jika kau menyiksa ku, kau tidak akan bisa mendapatkan informasi apa pun.”

“Benarkah? Kalau begitu mari kita coba terlebih dahulu.” Ao Bing menyeringai lalu mengeluarkan sebuah belati yang ia dapatkan dari pria itu.

Ao Bing mulai dari mencabut kuku tangan pria itu satu persatu secara perlahan.

Meskipun tidak ada teriakan yang keluar dari mulutnya, namun jelas sekali dia menahan kesakitan, menutup mulut rapat-rapat agar teriakannya tidak keluar.

Masih tidak mempan, Ao Bing memulai metode yang lebih kejam. Ia mengiris kecil daging tangan pria itu secara perlahan, membuatnya merasakan siksaan yang sangat pedih. Hingga semua daging di kedua tangannya habis, hanya menyisakan tulang saja.

“Masih tidak mau bicara. Yah, aku sudah menduga memang tidak akan mudah membuat kultivator iblis mengungkapkan informasi.” Ao Bing meremukkan tulang tangan pria itu dengan batu yang ia hantamkan dengan sangat keras.

“Aarrrhhhkk!!”

Kali ini pria itu benar-benar berteriak. Ao Bing memanfaatkan itu itu untuk memasukkan daging-daging tangan yang sudah ia iris sebelumnya ke dalam mulut pria itu yang terbuka.

Ao Bing menutup mulut dan hidungnya hingga pria itu akhirnya menelan dagingnya sendiri.

Pria itu terlihat lemas, ia merasa ingin pingsan saja tapi tidak bisa. Ao Bing memerban lengan pria itu dengan sobekan kain untuk menghentikan pendarahan.

“Baiklah, aku rasa sekarang racunnya akan mulai bereaksi.” Ao Bing menyeringai.

Pria itu diam, masih menahan rasa sakit dari hancurnya tulang kedua lengan. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya.

“Kau bisa merasakannya kan?” Ao Bing menyeringai semakin lebar lalu mengikat kedua lengan dan kaki pria itu.

Tubuh pria itu gemetar, ia merasa seluruh tubuhnya gatal, tidak hanya dari luar tapi dari dalam dagingnya.

“Aa.. arrr...” Pria itu ingin mengucapkan sesuatu tapi sangat sulit karena tubuhnya benar-benar gatal.

Ia ingin menggaruk tubuhnya tapi ia tidak lagi memiliki tangan, kedua lengannya juga sudah terikat.

Pria itu mulai menggesek-gesekkan lidahnya di giginya, menggigit bibirnya sendiri karena rasa gatal yang tidak tertahankan.

“Aaarrrkkk!!”

Sudah tidak tahan lagi dengan rasa gatal yang luar biasa, pria itu berguling-guling di tanah, menggesekkan tubuhnya di tanah, tapi rasa gatal di tubuhnya justru semakin menjadi.

Ia terus melakukan itu hingga kulitnya lecet dan berdarah. Ia bisa merasakan perih tapi rasa gatalnya justru semakin parah.

“Aku memiliki penawarannya, jika kau ingin menghilangkan rasa gatal itu maka aku bisa memberikan penawar ini, tentu saja dengan syarat kau harus memberi ku informasi yang aku inginkan.” Ao Bing mengeluarkan sebuah ramuan yang berada di dalam bambu kecil.

Ao Bing memiliki keahlian dalam membuat racun sederhana, selain dari pengetahuannya di kehidupan sebelumnya, itu juga merupakan pengetahuan dari pemilik tubuh yang Ao Bing tempati sekarang ini.

Metode pembuatan racun dan cara menyiksa yang Ao Bing lakukan sekarang ini, merupakan apa yang ibu pemilik tubuh ajarkan. Ingatan itu sangat jelas hingga ia merasa pengalaman itu seolah miliknya.

“Cara ini memang sangat masuk akal, tidak ku sangka ada yang memiliki metode cerdas seperti ini di dunia kelas rendah.” Ao Bing bergumam.

Ibu Ao Bing mengatakan jika untuk mendapatkan informasi dari orang biasa, mungkin akan mudah hanya dengan mengancamnya saja. Tapi untuk para Kultivator, terlebih orang yang sangat loyal tidak akan takut pada kematian, bahkan jika di siksa dengan memotong tubuhnya perlahan-lahan masih akan sulit.

Jadi cara yang paling ampuh adalah dengan memancing suatu keinginan mereka untuk keluar tapi tidak bisa mereka capai.

Itulah yang sekarang Ao Bing lakukan.

Sebelumnya ia sudah mempersiapkan hal-hal yang mungkin ia perlukan saat memasuki Hutan Iblis. Mengumpulkan tanaman-tanaman untuk membuat racun.

Saat mengobati pria itu, Ao Bing mencampurkan ramuan dengan racun gatal hingga racun itu mengalir di dalam darahnya, memberi rasa gatal tidak hanya di kulit tapi juga di dalam daging.

Karena rasa gatal di tubuh, orang pasti ingin menggaruk tubuhnya. Tapi bagaimana jika keinginan itu tidak bisa ia lakukan? Orang itu pasti akan merasa tersiksa.

Ao Bing sengaja menghancurkan kedua tangan serta mengikat tubuh pria itu agar ia tidak bisa menggaruk tubuhnya. Memberi siksaan di tengah perasaan gatal.

“Ini pertama kalinya aku menggunakan metode penyiksaan yang ibu ajarkan. Sekarang aku hanya tinggal menunggu sampai dia benar-benar merasa tidak tahan dengan rasa gatal itu.” Ao Bing hanya menonton saja bagaimana pria itu terus berguling-guling di tanah.

“Be..rikan.. berikan pada ku!” Pria itu mulai berguling mendekati Ao Bing dengan tubuh menggeliat seperti ulat.

“Tentu jika kau bersedia memberi ku informasi.”

“Baik! Aku bersedia!” Pria itu mengangguk.

“Seharusnya kau dari awal setuju agar kau tidak perlu begitu merasa tersiksa seperti sekarang.” Ao Bing memberi pria itu minum ramuan di tangannya.

Selang setengah menit, rasa gatal di tubuh pria itu berkurang hingga ia tidak lagi harus berguling-guling di tanah.

“Dia sangat muda.. tapi metode penyiksaannya ini sangat mengerikan..” Pria itu menelan ludahnya, menatap Ao Bing dengan penuh ketakutan.

“Baiklah, kalau begitu aku akan mulai bertanya.”

Terpopuler

Comments

Ao Bing kejam krn Penghianatan

2024-12-27

0

saniscara patriawuha.

saniscara patriawuha.

gassskeunnnn manggg Arrrrr....

2025-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!