03 |We Just Got Married!

Hari ini adalah hari yang Sakral untuk Dahlia, salah satu Penyihir yang juga tinggal di Alexandria Virginia, Ia menikahi seorang manusia. Di Gereja yang dihiasi dengan bunga, Dahlia memakai gaun putihnya menuju Altar.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

"Now you can kiss the bride!" ucap pendeta di sana.

Mereka telah resmi menjadi suami istri, sorak sorai tepuk tangan para tamu undangan pun memenuhi ruang Gereja.

Pesta pun dimulai sampai malam tiba.

Pluuuuug...

Bunyi Botol Champagne telah dibuka.

"Enjoy your party!" teriak Dahlia di sana dengan teman-temanya.

Tak lama setelah segelas Champagne-nya habis Dahlia langsung menarik suaminya ke lantai atas hotel tempatnya menginap.

"Hahahaha..."

Suara tawa Dahlia dan suaminya memasuki kamar pengantin. Lantas mereka langsung berciuman layaknya suami istri yang tengah berbahagia.

"Tunggu Steve,"

Ucap Dahlia sambil menuntun tangan Steve dan di dudukannya di kursi.

"Duduk di sini dan jangan bergerak!" ucap Dahlia yang tepat berada di hadapan Steve.

Lalu dengan perlahan Dahlia berjalan mundur dengan tatapan mata yang menggoda ke arah Steve di bangku sana sambil perlahan membuka gaun putih miliknya di depan Steve yang masih duduk dengan tenang.

Setelah gaun pengantinnya lepas, Dahlia juga membuka pakaian dalamnya dihadapan Steve hingga kini tak sehelai benang pun nampak oleh Steve.

Dahlia nampak begitu indah dipandangi Steve dengan tanpa sehelai benang pun di tubuhnya, sambil menaiki ranjang pengantin Dahlia merangkak dan berpose di sana dengan cantiknya.

"Jangan memancingku... " ucap Steve dengan senyuman dan resah gelisah dibangku itu.

"Memangnya kenapa... " saut Dahlia sambil perlahan membuka lebar kakinya.

Tak tunggu lama, dengan cepat Steve bergerak melompat ke ranjang sambil mengendurkan ikatan dasinya.

"Now is my turn!"

Bisik Steve di telinga istrinya sambil mengelus paha indah di sana.

⚜️Dilain tempat⚜️

Dalam sebuah Bar yang penuh dengan manusia, kini Ian terduduk di meja Bartender dengan sebotol Bourbon. Detak jantung dan denyut nadi aliran darah manusia di sana terdengar jelas oleh Ian, karena Vampire memiliki ketajaman pendengaran dan kecepatan, apalagi saat sedang lapar.

Tiba-tiba datang seorang pria menepuknya dari belakang.

"Lebih baik kau tahan!" ucap seorang Pria Berjas Hitam.

"Oh came on Gill, kenapa kau selalu mengikutiku?!" saut Ian kesal.

"Setiap keonaran yang kau lakukan pasti aku yang membereskannya Ian, jadi tolong kali ini kita menetap di sini!" tegas Gill.

"Kau selalu menghantuiku lebih dari seribu tahun Gill!" kata Ian sambil menghabiskan segelas Bourbon itu.

"Minuman ini akan lebih membantumu saat kelaparan, jadi lebih baik fokuskan saja pandanganmu pada gadis bartender itu!" ucap Gill sambil menunjuk ke arah Freya.

Lalu Ian hanya tersenyum sambil memandang Freya yang sedang bekerja dan terus menghabiskan Bourbon-nya.

"Kau pikir aku tidak tau apa yang sedang kau pikirkan Ian, aku kakakmu bahkan sebelum kita menjadi Iblis, dan aku yakin sisi kemanusiaanmu masih ada di sana!" tegas Gill kepada Ian.

"Came on Brother! I'm immortal! Jangan melunak kepadaku," kata Ian.

"Entah kenapa aku berfikir akan ada perubahan besar untuk seorang Ian di kota ini, jadi jangan kacaukan apapun lagi!" ucap Gill yang tenang sambil meminum segelas Bourbon.

Gillbert adalah kakak kandung Ian, mereka hidup layaknya seorang manusia kakak beradik yang bahagia seratus tahun lalu sebelum akhirnya menjadi Vampire.

Gill sangat mengenal Ian, Gill kakak tertua jadi sikap tenangnya selalu meyakini bahwa Ian masih memiliki sisi kemanusiaan yang bisa di selamatkan, melihat beratus-ratus tahun Ian menjadi Vampire bengis yang tak merasakan apapun terhadap mangsanya.

Tak lama Freya datang mendekati dua bersaudara itu.

"Mau kuambil kan sebotol lagi?" ucap Freya

"Gill tidak akan menghabiskan sebotol Bourbon, dia terlalu tua untuk itu," kata Ian.

Kemudian Gill mengambil tangan Freya lalu menciumnya.

"Gillbert Gavin McKenzie," ucapnya.

"Oouh Gaya Klasik, Freya Elizabeth," ucap Freya membalas sambil menekukkan kakinya layaknya tuan putri kerajaan.

Lalu Ian tertawa kecil,

"Dia adalah kakak tertua yang selalu menggangguku," kata Ian di sana.

"Pastinya kau kerepotan memiliki saudara seperti Ian," balas Freya ke Gill.

Seketika Gillbert menatap Ian dan mengedipkan matanya sembari memberi kode, dan Ian hanya tertawa kecil seperti biasa. Lalu Ian bertanya kepada Freya.

"Freya, besok malam ada pameran lukisan di alun-alun kota, kau akan ke sana?" tanya Ian.

"Tentu saja, aku sangat suka lukisan," kata Freya.

"Kau melukis?" tanya Ian.

"No, I'm good admirer!" ucap Freya sambil pergi.

Tak lama setelah Freya pergi Gillbert tertawa kecil ke arah Ian.

"Selalu blonde pintar dengan senyum tipis yang menjadi kegemaran Ian, Have Fun tomorrow brother!" kata Gill lalu pergi.

⚜️Keesokan harinya⚜️

Steve yang baru pulang dari rumah sakit tempatnya bekerja bergegas menemui Dahlia, istrinya telah menunggu di rumah, walaupun pengantin baru namun kewajiban seorang Dokter Steve tetap menjalaninya.

Saat ini Ian sedang berada di gang sempit, menahan rasa hausnya akan darah lebih mudah di tempat sepi, tak disangka Steve melewati tempat itu.

Karena bawaan jiwa seorang Dokter yang melihat Ian seperti sekarat, Steve mendekatinya.

"Are you okay?" tanya Steve di sana.

Ian sudah berusaha menahan rasa hausnya, namun denyut nadi Steve dihadapannya mengacaukan pikiran Ian.

"Aaaaaarg,"

Seketika Ian mengigit leher Steve dan memangsanya tanpa menyisakan setitik darah pun.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Dahlia yang merupakan seorang Penyihir tiba-tiba mengetahui suaminya sedang sekarat dari penerawangannya.

"Aaaaaa..."

Teriak Dahlia saat melihat gambaran Steve dimangsa Ian, ia tak mengenal Vampire ini sebelumnya karena Ian memang baru di Kota ini. Bergegas Dahlia ke tempat kejadian dengan Sihirnya.

Setibanya Di sana...

"Phasmatos Salves A Distum,"

Mantra Dahlia membuat Ian terpental dan kesakitan, seketika Dahlia berlari ke arah Steve, namun sayang Steve tak bisa di selamatkan.

"Incendia,"

Teriak Dahlia membakar Ian, namun dengan cepat Gill datang dan menyelamatkan Ian lalu membawanya pergi dari tempat itu.

"Aaaaaaaaaaa, We Just Got Married!"

Teriak Dahlia saat pengantinnya telah tewas di sana sambil memeluk Steve, dengan mata yang membara penuh dendam Dahlia segera membawa jasad suaminya ke tempat perkumpulan para Penyihir.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

⚜️Disisi lain⚜️

Gillbert yang telah melarikan Ian ke dalam Hutan berusaha memadamkan api dari mantra Dahlia yang masih ada di kaki Ian. Vampire bisa mati jika terbakar, jantungnya dicabut, atau kepalanya ditebas.

"Kenapa kau membawa ku ke Hutan Gill?!" ucap Ian.

"Apa yang kau lakukan Ian, sudah ku bilang jangan buat keonaran lagi, menetaplah di kota ini, kalau Daniel tau salah seorang warganya mati tiba-tiba, kau akan tertuduh Ian!" tegas Gill di sana.

"Aku sudah berusaha menahannya Gill, seperti yang kau tau I'm the Devil!" ucap Ian tanpa merasa bersalah.

"Enough! Kau tau ternyata pria yang kau bunuh adalah pasangan seorang Penyihir, pasti mereka akan balas dendam!" kata Gill marah ke Ian.

"Tidak ada yang perlu ku takuti, even Witch!" ucap Ian dengan sombongnya.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Peraturan Daniel tidak ada masyarakat kota yang boleh mati secara tiba-tiba oleh pengikutnya, mereka hanya meminum darah manusia tidak sampai habis lalu menghipnotisnya untuk melupakan kejadian itu. Begitulah agar bisa para turis masih bertahan di kota itu dan perekonomian tetap berjalan.

⚜️Lanjut di Next Bab⚜️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!