Bab 5

Rara merapikan sedikit rambutnya,ia meraih tas selempang ,memasukkan dompet dan handphonenya kedalam tas kemudian segera bergegas turun ke bawah menyusul Mama Melinda,mungkin Melinda juga sudah menunggunya.

Benar saja Melinda sudah menunggunya ,mereka lantas bergegas berangkat kerja rumah sakit .

sesampainya dirumah sakit,mereka langsung bergegas berjalan ke arah ruangan kakek,Rara melihat nenek,papanya,Rama dan juga mama papanya Rama.Mereka sangat menantikan kedatangan Rara dan mamanya .

"Gimana pa,kakek kenapa?"tanya Rara penuh cemas ,Rara menatap ke sekeliling dan heran kenapa wajah mereka sangat kacau terutama Rama.

"Ra!"suara papa sangat lirih.

Tiba tiba mama Rama memeluk Rara sambil menangis terisak .

"Tante mohon sama kamu nak!"ucap mama Rama mengulang perkataan memohon berkali kali,Rara merasa bingung .

"Mohon apa tanya?Tante kenapa ?kakek gak kenapa kenapa kan?"tanya Rara memastikan,kenapa mereka begini ada apa dengan kakek kenapa Tante begitu histeris.

"Kamu akan menikah malam ini!disini dirumah sakit, ini permintaan kakek !"suara papa sangat lirih.

Rara menatap mereka satu per satu ,nenek dan mama menganggukkan kepalanya ,menandakan isyarat Rara harus mengiyakan perkataan papa ,gadis itu juga melirik papa dan mamanya Rama,mata mereka memancarkan harapan yang sama supaya Rara tak menolak dinikahkan mendadak malam ini ,Rara kemudian melirik lagi ke arah Rama dia hanya diam tanpa melihat Rara sedikit pun.

.

.

.

.

Rara memejamkan matanya ,kemudian ia mengingat kejadian kejadian selama ini bagaimana neneknya yang begitu banyak berharap Rara mau menerima perjodohan ini,kakek yang begitu menyayanginya ,papa dan mama nya yang begitu menyayanginya dan kemudian beralih ke arah mama ,papanya Rama yang begitu menerima kehadirannya,gadis itu memejamkan matanya ,ia juga menarik nafas nya dalam dalam sebelum mengucapkan satu kata yang sulit diucapkan .

"Baiklah ,"ucapnya

"Rara mau dinikahkan malam ini,demi kakek !"ucap Rara akhirnya.

Semua bernafas lega ,kecuali Rama karna dia sekarang sangat syok dan tak menyangka kalau Rara tak ada perlawanan sedikit pun ,dia sempat melototi Rara tapi Rara segera mengalihkan tatapannya agar tatapan mereka tak kembali bertemu.

.

.

.

.

Para penghulu,saki juga langsung datang tak kala Rara menyetujui permintaan untuk di nikahkan sekarang.

"SAH"

Ya cuma kata kata itu yang terdengar ditelinga Rara sekarang,mereka menikah secara agama di rumah sakit tepat disamping kakek,walaupun kakek masih lemah belum bisa banyak berbicara tapi beliau menatap penuh haru menyaksikan akad nikah cucu kesayangan nya.

Akhirnya beliau lega dapat memenuhi perjanjian nya dengan sahabat baiknya.

"Kakek cepat sehat ya ,Rara baru saja punya kakek baru jadi jangan coba coba buat ninggalin cucu Kakek yang baru ya?" ancam Rara

Kakek hanya senyum sambil menganggukkan kepalanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam ,mama dan papa juga nenek Rara sudah pulang,,papanya Rama juga sudah tidur diruang khusus,yah kamar rumah sakit ini baru Rara perhatikan..Ada kulkas,meja makan,Tv,sofa,kamar yang dilengkapi tempat tidur buat mereka yang menemani pasien.

"Rama,bawa Rara pulang pasti dia lelah ,sekarang kalian kan sudah sah menjadi suami istri sah secara agama"Mama Rama menegaskan perihal hubungan mereka yang sudah berubah status mulai malam ini.

"Iya ma,tau !"jawab Rama singkat.

"Ra,jangan malu malu ya di rumah mama,anggap aja rumah kamu,barang barang kamu dan perlengkapan sekolah sudah diantar tadi kerumah mama mungkin sudah disusun dikamar Rama sama bibik,baik baik ya kalian,mama sama papa menginap di sini malam ini,"ucap mama sambil mengecup lembut kening Rara .

Rara menganggukkan kepalanya.

"Ayok pulang!"ajak Rama.

Baru ini Rama mengajak Rara berbicara .

Rara cuman menganggukkan kepala nya mengiyakan ajakan Rama untuk pulang ke kediaman nya.

"Kek,Rara pulang ya,besok pulang sekolah Rara pasti kesini"ya walaupun kakek sudah tidur tapi Rara harus tetap izin pulang ke kakek.yang disambut senyuman oleh mama mertuanya.

"Rara izin pulang ya ma!sampaikan juga sama papa Rara pamit pulang ma."

Rara Salim tangan mama dan bergegas mengikuti Rama yang sudah keluar ruangan duluan .

.

.

.

.

Mobil mereka memasuki gerbang halaman rumah Rama,rumah mewah dan megah terlihat dari luar saja sudah sangat mewah apalagi masuk kedalam,rumah Rara memang sudah sangat besar tapi tak sebesar dan semewah rumah Rama.

Tinnn.tinnn...tinnn...

Bergegas pria paruh baya yang mengenakan seragam satpam membuka kan gerbang untuk mereka.

Tak ada percakapan di dalam mobil sedikit pun,bahkan sampai saat ini sampai saat mobil di parkiran oleh Rama.

"Ayok!" ajak Rama lagi.

"Iya kak," Rara hanya menganggukkan kepalanya

Ia bergegas mengikuti langkah kaki Rama yang begitu cepat ,Rara sangat kesal sebenarnya tapi mau bagaimana lagi,nasi sudah menjadi bubur.

Tingg....Tong....

Rama memencet bel pintu rumah nya.

Wanita paruh baya membuka kan pintu rumah untuk mereka.

"Sudah pulang tuan muda," wanita paruh baya itu juga tersenyum ke arah Rara.

"Selamat malam nona muda,tadi barang barang nona susah saya rapikan di kamar Tuan muda Rama,dan nama saya Ijah kalo ada apa apa panggil aja bik Ijah ya non,pekerja lain juga ada besok saya perkenalkan mereka dengan non."ucap buk Ijah memberikan salam perkenalan kepada Rara.

"Iya buk,makasih ya dan panggil aja Rara gak usah pakek nona muda segala,"ucap Rara sambil tersenyum kearah bik Ijah.

"Jangan non,gak enak saya sama tuan dan nyonya besar,"ucap bik Ijah langsung

"Ya udah gimana baiknya bibik aja,Rara mau istirahat dulu ya buk.."ucap Rara kemudian masuk ke dalam rumah suami nya.

"Ayok non saya tunjukkan kamar den Rama,soalnya den Rama udah kekamar duluan takut nya nona kesasar,"ucap buk Ijah membimbing kemana arah Rara akan menuju,sebelum itu bik Ijah biru biru mengunci pintu terlebih dahulu.

Tanpa Rara sadari memang Rama sudah pergi dahulu ke kamar tanpa menunggu nya.

"Dasar gak ditunggu dulu apa istri nya kalo gue kesasar di rumah ini gimana,"omel Rara dalam hati.

"Ini non kamar tuan,bubuk permisi ya non,"ucap bik Ijah setelah mereka samapai di depan pintu kamar Rama.

"Makasih ya bik."ucap Rara tersenyum ke arah bik Ijah.

"Huffttt!" Rara menarik nafasnya dalan dalam.

Deggg....Degggg....deggg..

Rara sedikit gugup ,oh tidak bukan sedikit tapi rasanya sangat sangatlah gugup.

Kemudian ia menarik nafas dalam dalam dan menghempaskan nya secara perlahan.

Ia tarik knpo pintu kamar Rama dengan perlahan.

Cek lekk...

Ia melihat Rama masih duduk bersandar di atas tempat tidur sambil bermain game terlihat dari posisi cara memegang handphone nya sudah pasti Rama sedang nge-game.

Rara beranikan diri bertanya padanya

"Maaf kak,Rara tidur dimana ya?"Tanya Rara ragu ragu.

Dia menatap Rara dengan sekilas.

"Disini aja,nanti di kasih guling di tengah tok gue juga gak bakal nafsu sama Lo!" ketus Rama sambil menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kembali permainannya .

Bergegas Rara mencari baju tidur yang katanya sudah di susun di lemari dalan kamar Rama,dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk bersih bersih.

Seusai dari kamar mandi Rama masih tetep memainkan game nya tanpa melirik ke arah Rara sedikit pun.

Segera gadis itu memakai skincare malamnya supaya ia bisa lekas tidur tok tidak akan ada malam pertama.

Ah apa yang Rara pikirkan di usianya yang masih belia ini.

Rara melirik sekilas kebelakang Rama masih fokus sekali bermain game ,baru ini Rara melihat Rama memakai baju santainya .

Ah tampan sekali,tanpa Rara sadari Rama melirik ke arah nya dan pandangan mereka bertemu ,Rara segera mengalihkan pandangan nya ke arah lain....Suasana yang canggung untuk mereka berdua.

"Kenapa Lo lirik lirik ,jangan harap ada malam pertama,dan jangan sampe pernikahan kita ini bocor di sekolhan,udah cepet kamu tidur besok kesiangan gue capek dari tadi nungguin Lo gak siap siap,jadi cewek ribet amat sih,"oceh Rama sambil menatap kesal ke arah Rara.

"Ah ternyata dia dari tadi nungguin gue,"batin Rara dan dengan cepat meletakkan kembali skincare nya ke tempat nta dan bergegas untuk tidur.

"Malam kak!"Rara merebahkan dirinya di atas tempat tidur dan menarik selimut hingga menutup sampai batas lehernya,sudah seperti kepompong saja.

"Emmm,malam!"ucap Rama meletakkan handphone nya ke nakas samping tempat tidur,ia juga ikut merebahkan tubuhnya dan langsung membelakangi Rara.

Rara merasakan kalau Rama juga sudah mulai untuk tidur ia meletakkan guling untuk memberikan penghalang bagi mereka.

.

.

.

.

Sudah pukul 3 pagi dan Rara masih tetap berusaha untuk tidur,Rara memejamkan matanya mencoba untuk tidur tapi tetap tidak bisa,bagaimana pria ini abisa tidur pulas sedangkan Rara merasakan jantungnya mau copot dari tempatnya.

y66

Akh...Rara sangat kaget karna Rama memeluknya dari belakang,mungkin Rama mengira kalau Rara adalah bantal guling,aroma tubuh Rama tercium oleh Rara membuat jantung nya bertambah tak karuan.

Tapi Rara malah merasa nyaman seperti ini dan lama lama Rama juga terlelap,terlarut dalam mimpi tetap dalam kondisi Rama memeluk Rara.

Terpopuler

Comments

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

beneran nih Rama...Mak reader ingat nih ya omonganmu...

2023-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!