Perkara coklat

"Woi bro kenapa berdiri di situ, sini masuk jangan sungkan." Marvel mendengus saat di suruh masuk ke dalam ruangan kerja nya sendiri.

"Lo harus ingat sifat jelek nya, yaitu genit." Decak Marvel pada Faisal yang sedang terkekeh melihat betapa genit nya Olivia saat memuji salah satu saudara sepupu biang kerok.

"Sejak kapan lo di sini." Tanya Marvel duduk di depan seorang lelaki yang seumuran dengan mereka.

"Baru aja, dan langsung di sambut dua gadis cantik ini." Sahut Sandi sembari mengangkat alis nya pada Olivia.

"Sendirian lo."

"Gue sam." Belum selesai menjawab pertanyaan Marvel tiba tiba ada ibu muda yang sedang hamil datang dengan riang nya.

"Epribadeeeeeehhh semua nyaaaa." Semua menatap ngeri wanita yang kini sedang berjalan dengan perut buncit.

"Bisa pelan pelan nggak lo, bisa bisa brojol tuh bocah di sini." Sentak Marvel namun diri nya berdiri dan membawa Bintang agar duduk di sofa.

"Kalem aja broooh." Ujar Bintang terkekeh.

"Loh Olivia kah?" Sambung Bintang saat melihat gadis di hadapan nya ini.

"Iya kak, sudah berapa bulan itu kak?" Tunjuk Olivia kagum saat melihat perut buncit Bintang.

"Tujuh bulan, dan nanti malam aku akan undang kalian semua termasuk kamu untuk ke kediaman Prasetio, kita kumpul kumpul di sana." Semua mengangguk mendengar permintaan ibu hamil.

"Kakak nggak sama kak Langit?" Tanya Olivia membuat Bintang menggeleng.

"Kenapa lo tanya tanya Langit, lo juga naksir sama Langit hah, atau lo kagum juga sama dia, mau genit lo." Olivia mendelik mendengar sindiran dari Marvel.

"Eh bos, biasa aja dong tuh mulut kalau ngomong, pedes amat, abis makan cabe." Jawab nya tak kalah ketus.

"Lah lu lagian jadi cewek kok keganjenan, katanya lo mengidolakan Faisal, lalu sekarang apa lo duduk menatap kagum Sandi, dan lo dengan tak tahu malu nya malah tanya Langit sama istri sah nya, situ waras." Olivia mengepalkan tangan nya, ingin rasa nya ia menonjok muka Marvel.

"Eh anu mu kecil lo pikir gue pea hah, suka sama kak Langit, lo mikir aja cowo sebucin dia jadi idola gue, ogah gue mah, dan asal lo tahu yah, gue udah buang jauh jauh nama Faisal dari daftar idol gue, semenjak gue tahu kalau dia nggak jauh beda sama lo, dia bukan lagi pangeran gue, dan soal Sandi gue sama dia emang udah saling deket sewaktu sma, masalah nya buat lo apa bos." Sentak Olivia emosi membuat semua menganga, apa tadi kata nya anu nya kecil, bukan kah itu julukan buat Marvel sewaktu sma?

"Tunggu tunggu, kamu bilang apa tadi, anu nya kecil?" Tanya Bintang pada Olivia yang masih mengatur nafas nya sebab ia sangat emosi pada Marvel.

"Lo ingat kan waktu suami lo pingsan di lapangan, waktu gue ngadu ada yang ngatain gue anu nya kecil adik kelas nah ini anak nya." Tunjuk Marvel dengan geram. Membuat Olivia tak terima.

"Eh gue juga lakuin itu karna marah ya sama lo bisa bisa nya coklat buat kak Faisal lo yang makan hah." Sembur Olivia membuat Faisal menatap Marvel.

"Olivia suka sama gue? sejak kapan dia kasih coklat sama gue Marvel." Tanya Faisal penasaran pada Marvel yang sedang bungkam, ketahuan kan dia suka makan coklat pemberian dari Olivia.

"Noh jawab, udah berapa banyak coklat yang lo makan bos, dan satu yang perlu di garis bawahi, kagum bukan berarti suka, apa lagi cinta, dan gue sudah jelaskan bukan bahwa Faisal bukan lagi idola gue. Inget itu." Sembur Olivia geram pada Marvel dan Faisal yang sedang saling lirik.

"Lo benar, dia dendaman orang nya." Bisik Faisal pada Marvel melihat betapa marah nya Olivia pada Faisal sebab Faisal juga tak menyukai Maria dulu.

"Dan lo harus tahu satu hal lagi, dia punya mesin pengingat yang tajam, itu kejadian udah lama bro tapi masih ingat dengan jelas ck." Decak Marvel sambil berbisik.

"Apa lo pada bisik bisik hah." Sentak Olivia.

Eh

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***