Su Lingyu tersenyum bangga seolah-olah ekornya naik ke langit. "Ini adalah penawar segala jenis racun ringan. Seperti obat bius, obat musim semi dan masih banyak lainnya. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf ku karena bersikap buruk selama ini."
Untuk membuat plotnya tidak sama seperti di kehidupan novel aslinya, Su Lingyu masih harus mengatakan hal ini.
Pertama, untuk membuat Su Lingyu yang asli damai di alam sana. Kedua, tentu ini memutuskan segala jenis hubungan dengannya di masa depan.
Ia tidak ingin terlibat dalam masalah apa pun antara pemeran utama wanita dan pria di masa depan. Su Lingyu tidak mau menjadi batu sandungan yang berakhir menyedihkan.
Hidup ini tidak panjang meski dia seorang pembudidaya spiritual di zaman modern sekali pun. Jika tidak, dia tidak akan berakhir di sini.
Ia tidak tahu bagaimana kabar guru dan para seniornya di dunia modern saat ini. Apakah mereka merasa kehilangan ketika dirinya sudah tiada.
Ekspresi sedih Su Lingyu tertangkap oleh Bo Mingchen. Lalu mendengar gadis itu menghela napas lagi dan lagi seolah-olah baru saja melewati sesuatu yang melelahkan.
Mungkin, pengejarannya selama ini tidak membuahkan hasil sehingga membuat gadis itu merasa lelah.
Seperti yang dikatakan Sikong Lian, wanita akan mundur ketika merasa tidak lagi ada artinya mengejar sesuatu.
Bo Mingchen memegang botol giok tersebut, membuka tutupnya lalu cium aromanya. Ia terkejut lagi. Aromanya sangat kaya, jelas bukan pil kelas bawah.
Dia telah menemui beberapa alkemis tua yang hidup di pedalaman. Mereka tidak tergoda oleh apa pun setelah berhasil dalam mengembang energi spiritual.
Sebagai seorang pangeran yang juga mempelajari ilmu tenaga dalam, ia tidak asing dengan aroma obat yang mengandung energi.
Apakah Su Lingyu kenal dengan seorang alkemis?
"Kamu yakin memberikan ini padaku?" tanyanya.
"Berikan saja. Barang itu tidak jarang bagiku."
"Tidak jarang katamu?" Sudut mulut Bo Mingchen berkedut sedikit. "Apakah kamu tahu berapa harga obat seperti ini jika dilelang? Bukan hanya akan diperebutkan, tapi juga harganya tinggi."
Su Lingyu membelalak. "Benarkah? Apakah obatnya begitu bagus hingga harganya tinggi? Jika begini, aku akan menjualnya sejak lama."
Setelah ini, Su Lingyu benar-benar memikirkan untuk pergi ke pelelangan nanti.
"..." Bo Mingchen tidak tahu sirkuit otak gadis itu tumbuh seperti apa.
Su Lingyu mungkin tidak menyadari jika obat yang diberikannya sangat berharga bagi sebagian orang. Termasuk bagi Bo Mingchen sendiri.
Sebagai keponakan kaisar yang diangkat menjadi pangeran, tidak jarang dirinya akan diberi obat musim semi atau sejenisnya. Entah itu saat mabuk atau pun dari faktor makanan.
"Jadi aku bertanya, apakah kamu benar-benar yakin memberikan nya padaku?"
"Berikan, berikan saja. Aku masih punya banyak." Su Lingyu menggelengkan kepala.
"Kamu menyelamatkanku tapi aku benar-benar tidak tahu terima kasih. Aku tidak tahu apa yang harus diberikan sebagai bayarannya. Mungkin obat itu akan berguna. Setelah ini, mari kita damai dan tidak saling bersinggungan lagi."
Su Lingyu tidak ingin berhubungan lagi dengan pria ini. Cepatlah, pergi, ucapkan selamat tinggal.
Bo Mingchen tidak membalas perkataannya. Ia agak bingung dengan semua ini. Reaksi Su Lingyu justru seolah ingin menjauh darinya.
Mungkinkah seperti yang dikatakan Sikong Lian, seseorang yang tidak lagi terobsesi, pada akhirnya menyerah sepenuhnya?
Su Lingyu ... tampaknya memang begitu.
Tapi mengapa Bo Mingchen tidak senang ketika memikirkan ini?
Awalnya, gadis ini memang menyebalkan. Dari awal ia menyelamatkannya hingga beberapa tahun terakhir, tak ada hal baik tentangnya.
Tapi setelah perubahan terjadi hanya kurang dari sebulan, rasanya tidak apa-apa untuk hidup berdampingan dengan gadis ini.
Tetapi perjanjian harus dipenuhi. Jika tidak, Su Lingyu akan menjadi lebih sombong dan rencananya berhasil untuk bertahan di istana ini.
"Kalau begitu, kamu bisa berkemas sekarang—"
"Aku sudah berkemas sejak kemarin," tukasnya cepat.
Dia akan pergi hari ini, jadi bagaimana bisa menunda waktu.
"..." Bo Mingchen benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan gadis ini sejak awal.
Pada akhirnya, Su Lingyu pergi ditemani oleh Bo Mingchen untuk melihat rumah itu. Tidak banyak keributan yang terjadi. Orang-orang belum tahu jika keduanya resmi bercerai hari ini.
Dan Bo Mingchen tampaknya tidak berniat untuk mengungkit masalah ini ke permukaan.
Setibanya di tempat itu, Su Lingyu merasa ingin berteriak. Rumah yang luas. Meski tampak kuno, ia tidak peduli. Yang jelas dia punya rumah.
"Kenapa halaman rumah ini begitu gundul?" tanyanya.
"Kamu bisa menanam apa pun yang kamu mau."
Su Lingyu sudah membuat rencana dalam pikirannya. Menanam sayur dan buah-buahan juga enak. Ia bisa makan sayur dari ladangnya sendiri.
"Kalau begitu, terima kasih. Akhirnya aku punya rumah sendiri. Rumah ini tidak akan diambil suatu hari nanti bukan?"
Bo Mingchen sedikit terdiam ketika mendengar hal ini. Lalu menggelengkan kepala.
"Karena ini sudah menjadi milikmu, tentu tidak ada yang bisa mengambilnya."
Kecuali jika aku mengambilnya kembali, batin Bo Mingchen. Tapi ia tidak akan melakukan hal itu. Ia tidak pelit hanya karena sebuah rumah.
"Kalau begitu, terima kasih sudah mengantarku ke sini. Pangeran, aku harap kamu dan nona Ling memiliki akhir yang indah." Su Lingyu tak lupa memberkati keduanya.
Sebagai gadis koi, ia pasti selalu beruntung dan akan kata-katanya juga pasti memiliki keberuntungan.
Namun siapa tahu, Bo Mingchen justru mengerutkan kening. "Aku dan dia tidak memiliki hubungan apa pun. Jangan memikirkan tebakan acak," katanya dengan nada tidak senang.
Su Lingyu bingung. Bukankah harusnya Bo Mingchen diam dan mengiyakan secara diam-diam?
Di dalam novel aslinya, Bo Mingchen tanpa ragu akan membuat situasi seolah-olah dirinya dan Ling Hua memiliki hubungan. Bahkan orang-orang tahu jika keduanya memiliki hubungan yang tidak biasa.
Sampai suatu hari, pemeran utama pria hendak dilecehkan oleh putra dari keluarga bangsawan lain. Kebetulan Bo Mingchen lewat dan segera melindungi pemeran utama wanita.
Sepertinya, plot ini tidak jauh lagi ....
"Pokoknya, terima kasih." Su Lingyu hanya mengangguk.
Setelah Bo Mingchen pergi dengan ketidakbahagiaan, Su Lingyu dan Xiao Mo memasuki halaman rumah dengan gembira.
Mereka melihat sekeliling dan memeriksa. Tidak ada ruang yang cacat, semuanya bagus. Kecuali hanya debu saja.
"Nona, halaman ini begitu luas. Bagaimana kita akan membersihkannya?" Xiao Mo hampir melupakan hal ini.
"Jangan khawatir, nona mudamu ini kuat. Jangankan memberitahukan halaman, membuat kolam ikan saja, aku bisa." Su Lingyu setengah bercanda.
He he ... Jika dia melakukan itu, bukan tidak mungkin. Siapa dirinya? Tentu saja seorang penggarap spiritual dari zaman modern.
Apa yang tidak bisa dia lakukan? Pekerjaan membersihkan halaman bahkan hanya pemanasan untuknya.
Su Lingyu akhirnya bisa tenang setelah berhasil keluar dari istana pangeran bupati. Dengan begitu, ia tidak lagi berada di plot aslinya.
Kiwi tiba-tiba muncul di bahu Su Lingyu tanpa sepengetahuan Xiao Mo.
"Tuan, ada hal baik di rumah ini. Kenapa tidak memeriksa ruang bawah tanah lebih dulu?" tanyanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussemamgat
2024-01-30
0
el_shiraz
woowww dapat rejeki nomplok,,
2023-12-05
3
dita18
apa rumah yang di berikan oleh Bo Mingchen itu udh pndah kepemilikan atas nama Su Lingyu thoorrr?
2023-12-04
5