SMA Sky internasional, Bulan baru bagi para siswa, tahun 2013
Clara masuk di tahun ke dua dia sudah kelas dua SMA, ia jelas masih ingat 1 tahun terakhir dirinya mendedikasikan diri sebagai Fans Alvaro. Pria tampan yang begitu disukai nya, bukan hanya dirinya tapi juga kebanyakan wanita di SMA tempat dia bersekolah.
“Baiklah sekarang kita latihan fisik dulu” Alvaro berdiri di depan, memimpin pemanasan sore ini. Sepulang sekolah 1 Minggu 2 Kali Club olahraga badminton rutin melaksanakan latihan untuk para anggota nya. Dibandingkan peserta laki-laki lebih banyak murid perempuan yang masuk Club ini, alasan nya adalah keberadaan Alvaro. Mereka semua sangat mengidolakan Alvaro hingga rela masuk Club Badminton, yang membuat badan letih hingga lelah dan keringatan, termasuk salah satunya Clara, dia yang tidak suka olah raga malah ikut dalam club badminton hanya untuk melihat alvaro dari dekat.
“Ambil posisi Sit up dan lakukan dalam 3 Set, Mulai dari sekarang!” Semua peserta sudah pada posisi nya, di dalam Gedung olahraga milik Sekolah mereka berbaring dan melakukan push up setelah Alvaro meniup peluit dan menekan tombol si stopwatch nya.
“Auuugh susah sekali” Clara mengeluh, ia bahkan tidak bisa bangun dari posisi nya sementara yang lain sudah menyelesaikan satu set nya. Clara yang memang kaku, sangat susah untuk melakukan olahraga seperti itu, tapi walaupun begitu badan gadis itu tetap saja kecil.
“Saaaaaaaa…tu” Clara mengatur nafasnya setelah berhasil dengan posisi duduk, ia kembali berbaring, dengan hembusan nafas yang sudah terdengar berat.
“Du-aaaakhhgg” Ia gagal untuk bangun dan malah kembali dengan posisi berbaring. Tidak adakah jenis olah raga yang mudah saja, andai bukan untuk alvaro, clara tidak akan pernah melakukan itu.
“Perlu aku bantu?” Tepat di atas wajah nya Clara melihat Alvaro, ia membulatkan matanya dan langsung mengambil posisi duduk dengan cepat, persis seperti anak anjing yang sedang diperintah sama tuannya.
“apa?” seru clara spontan.
“Seperti nya kau kesulitan, aku akan membantu mu” Alvaro mengambil posisi berjongkok di depan kaki Clara ia sedikit menekuk lutut Clara dan menahan pergelangan kaki gadis itu agar tidak bergerak. Clara membelalakan matanya ia tidak percaya Alvaro melakukan hal ini untuk nya, Jantung nya berdegup kencang ia bahkan tidak peduli dengan gadis – gadis lain yang menatap nya dengan iri, masa bodoh dengan mereka yang penting sekarang clara bisa merasakan sentuhan dari alvaro, tolong jangan anggap clara mesum, dia memang tidak bisa menahan dirinya kalau sudah menyangkut tentang alvaro.
“Atur nafasmu, lalu cobalah untuk bangun sebisa mungkin awalnya perutmu akan terasa sakit tapi jika sudah terbiasa kau akan melakukan nya dengan cepat” Clara mengangguk perlahan ia kembali mengambil posisi berbaring, seperti perintah alvaro.
“Nah biar aku yang hitung” Lanjut Alvaro dengan senyumannya, Clara masih berusaha mengatur detak jantung nya.
‘Ya tuhan semoga dia tidak tau’ doa clara dalam hati.
“Satu—“ Clara berhasil duduk dengan susah payah, Alvaro lebih mendekatkan tubuh nya. Setelah berbaring lagi, Clara berusaha lagi untuk mengambil point ke dua.
“Dua—“ Lanjut Alvaro menghitung setiap Gerakan yang clara lakukan.
“Tiga—“ Clara bersusah payah untuk kembali bangun meskipun berat, ia mencoba dengan seluruh tenaga nya hingga berhasil mengambil posisi duduk. Matanya kembali membulat bahkan tidak mengedip sedikitpun saat tidak sengaja bibirnya tepat mengenai bibir milik Alvaro. Mereka sama-sama membulatkan mata, membeku dan tidak melakukan apapun. Waktu disekitar terasa seperti berhenti, nafas clara tercekat, bisa dipastikan gadis itu akan mati jika menahan nafasnya lebih lama lagi.
“Wahhh apa itu!! apa yang dia lakukan pada kak Alvaro?”
“Dia pasti sengaja! Itu sudah pasti”
Suara ribut ribut terdengar di sekeliling Clara, setelah tersadar Clara lalu bergegas berdiri dan mendorong tubuh Alvaro untuk tidak lagi memegangi pergelangan kaki nya.
“ma-ma-maaf kan saya senior” Dengan gagap Clara meminta maaf, ia menunduk lalu berlari kencang keluar dari gedung olahraga. Perlahan senyuman kecil mengembang di sudut bibir Alvaro, pria itu berpura pura menetralkan ekspresinya agar tidak terlihat oleh orang orang di sana.
“Ayo semuanya lanjut lagi” ujar alvaro datar seperti tidak ada terjadi apa apa.
“Kak, saya juga tidak bisa melakukannya sendiri” teriak salah satu siswa, dia berniat melakukan hal yang sama seperti clara lakukan alvaro.
“Bima bantu dia” perintah alvaro pada salah satu teman sekelasnya.
Bima dengan semangat empat lima langsung menghampiri gadis itu, dia tersenyum lebar sambil membantu memegangi gadis itu. Sementara alvaro tidak lagi membantu wanita lain yang mencoba menggunakan cara yang sama dengan Clara.
“Tadi pasti kita salah lihat kan, gak mungkin dia berhasil mencium bibir kak varo, kalau itu sampai terjadi pasti kak varo marah kan?” gumam salah satu gadis.
“benar, pasti Cuma salah lihat, kayak nempel padahal gak nempel” sahut gadis yang lain berusaha untuk menghilangkan kenyataan yang mereka lihat.
...🏸🏸...
Bagaskara menatap dirinya yang terlihat rapi di cermin ia memasangkan dasi nya dan memakai Jas berwarna putih milik nya. Setelah mengoleskan gel di rambut ia lalu menaruh gel itu di dalam laci miliknya. Pandangan pria itu tertuju ke arah Pistol yang selalu ia simpan di sana, dan juga selembar foto masa kecil dirinya yang terlihat bahagia dengan Ayah dan ibu yang sudah lama sekali pergi untuk selamanya.
“Gas antar Bunda ke pasar ya” Ibunya muncul setelah membuka pintu, Bagaskara terburu-buru menutup laci itu sambil tersenyum ke arah ibunya.
“huh? aku mau berangkat sekarang, Clara mana?” Bagaskara keluar dari kamarnya merangkul bahu ibunya dan menutup pintu kamar nya rapat-rapat.
“Lihat jam berapa sekarang? Dia baru bangun setelah jam 10, pusing bunda, di pagi hari semua orang sibuk, dia masih mendengkur di kamarnya” Ibunya terus mengomel bahkan ketika mereka sudah di dalam mobil, Bagaskara hanya tertawa kecil mendengar celetukan ibunya.
“biarkan saja dia, 2 tahun yang lalu dia sangat sibuk kerja sampai kekurangan waktu tidur” Komentar Bagaskara seakan membela adik nya itu.
“Tapi tetap saja aku bosan melihat dia di rumah, Gas apa di perusahaan mu tidak ada lowongan kerja untuk nya?” Ibunya menoleh ke arah Bagaskara yang tengah menyetir
“Perusahaan malah memberhentikan beberapa pekerja, mereka terlalu banyak pengeluaran” Pandangan Bagaskara masih lurus ke depan, ibunya menghela nafas panjang. Merasa kasihan terhadap Clara yang sudah 1 tahun ini menganggur di rumah. Hanya makan dan menonton TV, Terkadang ia sibuk di depan laptop nya menonton drama-drama lama yang ia download. Atau hanya sekedar berleha-leha di kasurnya tanpa melakukan apapun. Setelah memutuskan berhenti dari pekerjaan sebelum nya kali ini Clara benar-benar menganggur.
...🏸🏸🏸🏸🏸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Widya Febrina
mama...bukan mengganggur...tp Ara menikmati hidup dgn santai 😁😁😁
2023-12-08
1
Shai'er
lanjut Thor💪💪💪
makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💙💖💙
2023-12-02
0
Shai'er
huhhhh😮💨😮💨😮💨
2023-12-02
0