Di depan pagar rumah nya Clara berjalan mondar mandir sambil sesekali menggosokkan telapak tangan nya, udara malam hari memang terasa sangat dingin, apa lagi saat musim hujan seperti sekarang ini. Dari kejauhan terlihat sorot cahaya sebuah mobil yang mendekat, senyuman nya mengembang saat yakin 100% bahwa itu adalah kakak nya, Bagaskara.
“Welcome home Handsome” clara menyambutnya dengan senyum lalu sedikit menundukkan kepalanya, percis seperti apa yang dilakukan oleh seorang penjaga toko ketika menyambut pelanggan yang datang.
“huh? kenapa diluar cepat masuk dingin” Bagas terheran melihat adik nya, pria itu keluar sambil membawa banyak kantung belanjaan di tangan nya. Mata Clara berbinar dan langsung tertuju ke sana.
“asik! Horeee, ayo bang kita segera masuk ke dalam” sorak Clara sambil menggandeng tangan Bagaskara dan mereka berjalan masuk ke dalam rumah.
Hanya televisi yang menyala, di ruangan tengah tak terlihat adanya siapapun. Clara menaruh semua belanjaan Bagaskara dan menata nya di meja pendek yang menghadap ke arah televisi.
“Pizza, pasta, Ddokbeokki, ice cream! yaaaaeehh perfect abang memang sempurna” Komentar clara, ia mengabsen satu persatu pesanan nya yang sudah tertata di depannya. Bagas membuka jaket nya dan menaruhnya di sofa, lalu duduk bersila disamping Clara.
“mana bunda?” tanyanya penasaran.
“Sudah tidur tidak usah di ganggu” Jawab Clara, ia mulai memasukan potongan Pizza itu ke dalam mulutnya sambil memejamkan mata persis seperti para mukbang yang sedang menikmati potongan pizza nya.
“Bilang saja kau tidak mau membagi makanan mu” ketus bagaskara geram sambil sedikit menjitak adik kecilnya itu. ia juga mengambil sepotong Pizza dengan cepat Clara menghentikan tangan Bagaskara yang sudah mendekati kotak pizza.
“Sebentar abang! abang belum minta izin pada ara lagi pula ara belum membolehkan abang meminta Pizza ara” Omel Clara sambil menatap garang pada Bagaskara, Bagaskara kemudian tertawa terbahak-bahak.
“hei permisi, ara~ memang pizza ini dibeli oleh uang siapa?” Bagaskara menyingkirkan tangan Clara lalu melahap Pizza nya tanpa memperdulikan Clara yang sudah mengerucutkan bibirnya.
“tetap saja ini udah jadi hak milik ara”
“Tapi uang abang, lagi pula sebanyak ini emang perutmu muat? kamu mau jadi gendut makan sebanyak ini untuk dirimu sendiri?” tegur Bagaskara.
“Aish menyebalkan” Gerutu Clara kesal, ia kalah dalam hal itu. Mereka lalu memandang ke arah TV yang tengah menampilkan Breaking News.
“Seorang Mayat di sebuah gedung perusahaan asuransi PT Central asia Finansial ditemukan 1 jam yang lalu , di duga mayat ini adalah direktur utama dari perusahaan central Asia Finansial dan juga ditemukan tewas di ruangan kerja nya. Hasil pemeriksaan sementara menunjukan penyebab kematian adalah karena menghirup racun yang sengaja di tempelkan ke hidung nya. Di sekitar kulit wajahnya bagian tim forensik kepolisan menemukan adanya racun mematikan yang menempel di sana_”
Berita terus di sampaikan oleh pembawa acara dari televisi, membuat Bagas berhenti mengunyah pizza nya, ia membuang pandangan nya dari televisi.
“Apa itu pembunuhan atau bunuh diri ya?” Gumam Clara dengan Mulut yang penuh akan Pizza.
“Ganti Channel nya” Perintah Bagas, terdengar sedikit kesal.
“kenapa sih? Ara kepo ini, ingin tahu” balas Clara acuh dan tetap menonton sambil memakan pizza di tangannya.
“Aku kehilangan selera makan” Jawaban Bagas membuat Clara mengerti, ia kemudian mengganti Channel itu. Mereka kini menonton pertunjukan Musik dimana para Girl Group maupun Boy Group tampil untuk mempromosikan Lagu terbaru nya, tentu saja lagu dari negeri ginseng korea karena clara sangat menyukai negara tersebut.
Bagas sangat takjub dengan perut karet milik adiknya semua makanan yang sudah dia belu mampu dihabiskan oleh clara dia saja hanya mencomot beberapa makanan.
Perut nya sudah terisi penuh, Clara berbaring di atas kasurnya lalu menatap langit-langit kamar. Lampu masih menyala, ia belum berniat ingin tidur. Suara pintu kamar terdengar Bagaskara menyembulkan kepalanya di sana dengan wajah yang sudah tampak sangat mengerikan.
“Woi ndut! Habis makan jangan tidur seperti itu lemak akan menumpuk di perut” Seru Bagaskara, sebenarnya adiknya itu tidak gendut sama sekali, bagas sendiri sampai bingung kemana larinya semua makanan yang dimakan oleh Clara. Perutnya saja yang terlihat buncit tapi besok pagi perutnya sudah rata lagi setelah dia melakukan hal yang tiap pagi dia lakukan yaitu boker, tanyakan sendiri bagaimana clara mencerna makanannya selama ini.
“Hmmm? Lalu aku harus bagaimana?” Clara menoleh malas ke arah Pintu kamarnya.
“Olahraga kecil saja, ingat jangan berbaring begitu” peringat bagaskara.
“ Ya ya ya tuan muda” Clara tersenyum dan membiarkan Bagaskara kembali menutup pintunya. Ia kemudian mengambil posisi duduk dan melakukan Sit up dengan sepenuh tenaga.
“Satu…dua…Hiiaaaah berat sekali” Clara mengeluh karena tidak bisa melanjutkan sit up nya, ia berakhir dengan posisi berbaring lagi tangan nya masih di bawah kepala lalu mencoba lagi untuk bangun, rasa malas kembali menderanya, “ayo sekali lagi” gumamnya pelan.
“Tiii…gaaa aughhh susah nya” keluh clara sekali lagi, memang lebih banyak mengeluhnya dari pada olahraganya.
“Ayo semangat, aku akan tahan kaki mu agar kamu lebih mudah mengambil posisi duduk” Suara seorang pria tiba tiba muncul bersamaan dengan pria itu yang terlihat sedang memegangi kaki Clara.
Clara jadi membelalakkan matanya tiba-tiba karena pria itu kembali muncul di depan nya dan tengah memegangi kaki clara serta tersenyum menatap nya. Ia lalu menggelengkan kepalanya, bayangan itu hilang seketika.
“gilaa!.. kenapa kau selalu muncul dihadapan ku? Pergi pergi! Pergi sana!” Clara kembali mengambil posisi tidur, ia menyelimuti seluruh tubuhnya hingga kepala.
“Huh! Sial! aku tidak mau memikirkan mu lagi” Lanjut Clara dalam hati nya, ia menutup matanya dan berharap tidak lagi melihat halusinasi soal pria itu, tapi sayang semua itu hanya harapan belaka karena saat dia menutup mata pun wajah pria itu masih terus muncul dalam pikirannya, itu semua karena clara masih belum bisa menghapus nama pria itu dari dalam hatinya.
“Berhenti muncul dalam kepalaku!” teriak clara dalam hati. Dia tidak mungkin berteriak keras karena jika dia melakukan itu clara tau bagaskara akan datang dan bertanya apa yang terjadi padanya, kenapa dia teriak teriak di malam hari hingga membuat orang panik dan mungkin dia juga bisa membangunkan bundanya yang sedang tidur, makanya clara hanya mampu berteriak dalam hati saja, karena tidak mau dianggap orang gila.
...🏸🏸🏸🏸🏸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Widya Febrina
apa Bagas...memiliki pekerjaan sebagai pembunuh bayaran ya 🤔🤔🤔🤔
2023-12-08
1
Shai'er
🥺🥺🥺🥺🥺
2023-12-02
0
Shai'er
siapa🤔🤔🤔
2023-12-02
0