Bagas berlari kecil dengan tas gendong di punggung nya ia sudah tidak sabar ingin bertemu dan melihat wajah ibunya.
Beberapa dokter yang menggunakan jas putih terlihat sibuk berjalan dengan cepat, sama seperti perawat yang juga tak kalah sibuk nya. Bersama orang dewasa lainnya, Bagas yang masih berumur 10 tahun menyelinap masuk ke dalam lift untuk sampai di lantai 17 Rumah sakit harapan bunda, salah satu rumah sakit terbesar yang memiliki fasilitas paling lengkap yang ada di kota jakarta.
Pintu kamar bertuliskan nama “Indah Sartika” Baru saja terbuka, di dalam terlihat seorang Dokter yang menggunakan masker dan tengah menyuntikan sesuatu ke selang infusan yang terhubung dengan lengan pasien Indah Sartika. Bagas berdiri di ambang pintu melihat dokter itu selesai melakukan pekerjaan nya, ia kemudian memasukan suntikan nya ke dalam jas dan berjalan menuju ambang pintu sekilas melihat Bagas dan pergi menjauh dari ruangan. Selang beberapa detik, Ibunya Bagas terlihat kejang-kejang di kasur nya. Bagas berlari ke arah ibunya dengan panik.
“Bunda! Bunda ! kau kenapa Bunda” Bagas berteriak histeris ia tak tahu apa yang terjadi dengan ibunya, tiba-tiba terdengar suara dari alat pendeteksi detak jantung.
“Dokter! Suster tolong Bunda ku!!” Ia berlari keluar ruangan, menemukan seorang perawat yang baru saja berniat masuk kesana dengan peralatan suntik nya.
“ada apa?” Perawat itu terkejut melihat Pasien Indah Sartika yang detak jantung nya semakin lemah serta tubuhnya yang masih kejang-kejang.
Dengan cepat seorang dokter lalu masuk dan memastikan keadaan pasien bersama dua orang perawat di samping nya. Tangan Bagas bergetar hebat, ia melihat ibunya dalam kondisi seperti itu dan jantung nya berdegup sangat kencang.
“Berikan alat kejut jantung” Perintah Dokter itu, setelah Pasien tak lagi kejang-kejang dan kehilangan denyut jantung nya. Bagas terpaku dan tak melakukan apapun ia hanya mematung di ambang pintu. Tiba-tiba saja ia teringat dengan dokter yang sebelumnya masuk.
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki nya berhenti, Bagas sampai di gedung belakang rumah sakit setelah melihat dokter yang menggunakan masker tadi terlihat berjalan ke arah sana, beruntung ia masih belum kehilangan jejak nya. Dokter itu kemudian melepaskan jaket nya dan membuangnya ke dalam trash bag yang berjejer di tempat pembuangan.
“dokter kau itu siapa?” Tanya Bagas setelah berhasil memergoki dokter palsu tadi wajah nya terlihat datar ia memandang ke arah Bagas yang berdiri di belakang tubuh nya.
“dokter kau itu siapa?”Bagas memperkirakan orang itu seumuran dengan ayah nya berada diantar umur 40-50 tahun.
“Om dokter apa yang kau lakukan pada Bunda ku?” Tanya Bagas.
“Bunda? Aaaah! Kau pasti anak nya Indah Sartika kan” Orang itu mengembangkan senyuman nya ia berlutut dan membuat dirinya sejajar dengan Bagas yang menatapnya.
“Kau melihat ku tadi, menyuntik kan racun itu?”
“ya! aku melihat nya! Kenapa kau lakukan itu pada Bunda ku” Air mata sudah membendung di kedua mata Bagas, ia tak dapat menahan rasa sedih nya.
Seakan tak ingin menjawab pertanyaan anak kecil itu dia malah mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan nama Bagas.
“Bagas” Jawab Bagas dengan polosnya.
“Aah? Bagas sebaiknya kau pura-pura tidak tahu saja atas apa yang om lakukan tadi, jika tidak—“ Selangkah lebih dekat orang itu membuat Bagas ketakutan dan memundurkan langkah nya.
“Kau akan bernasib sama seperti ibu mu” Lanjutnya dengan senyuman yang menakutkan, Bagas tak bisa berkata-kata lagi ia hanya menangis. Orang tak berperasaan itu kemudian berdiri dan melangkah.
“Kriiiing” Suara ponsel terdengar dari saku nya, Bagas masih memperhatikan orang tadi dengan air mata yang mengalir di pipi nya.
“ya Ini Dimas Tantra, aku sudah melakukan nya. Mission clear” Dengan baik Bagas mencatat nama itu dalam ingatan nya, menyimpan nya dalam lubuk hati dan tak akan pernah melupakan nya sampai kapanpun.
Hari – hari berlalu tanpa kehadiran ibunya, Bagas tak bisa lagi menangis bahkan tak ada satu orang pun yang percaya saat dirinya mengatakan ibunya sudah di bunuh oleh seseorang yang menyamar sebagai dokter. Tak ada satupun yang percaya, baik pihak rumah sakit maupun ayah nya sendiri.
Indah Sartika, pasien berusia 45 Tahun yang sudah tidur dalam koma panjang selama 1 tahun memang tak punya lagi harapan untuk hidup.
Meski begitu dengan sabar Bagas dan Ayah nya tetap menunggu Hingga ibunya bisa kembali bangun. Ia terlibat kecelakaan mobil yang membuat nya menjadi seperti itu. Putra Harijaya, ayah Bagas yang hanya seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan begitu giat mencari uang demi membiayai perawatan di rumah sakit dan juga untuk menghidupi Bagas anak satu satu nya.
Setelah itu, hidupnya jadi berantakan ia tak lagi punya semangat hidup. Sering kali mengurung diri di dalam kamar bahkan tidak masuk kerja untuk waktu yang lama. Bagas tak bisa melakukan apapun ia tak bisa berbicara dengan Ayah nya yang begitu terpukul dengan kepergian istri tercinta nya.
Sore hari, Saat Bagas baru saja selesai memberi bahan makanan ia masuk ke dalam rumah dan mendapati Ayah nya sudah tergeletak di lantai dengan bersimbah darah. Bagas membeku, ia tak tahu harus terkejut, menjerit ketakutan atau bagaimana. Ini adalah kali kedua ia melihat seseorang mati di depan nya. Terlihat secarik kertas di genggam nya.
“Bagas sayang maafkan ayah, ayah tidak bisa Hidup tanpa bundamu, ayah ingin bertemu dengannya ayah tidak sanggup hidup tanpanya”
Saat itu juga, hidupnya benar-benar hancur berantakan.
Hidup sebatang kara membuat Bagas menjadi sangat tersiksa, ia harus mengurus dirinya sendiri mulai dari makan hingga sekolah. Bagas tumbuh menjadi anak lelaki yang tegar dalam menghadapi masalah. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta, meninggalkan kota kelahiran nya. Jika terus berada di sana Bagas akan merasa frustasi dengan kenangan pahit soal orang tuanya.
“hei tampan, nama kamu siapa? kenapa kau disini?” Di depan sebuah panti asuhan Bagas berdiri ia menatapi nama panti asuhan itu sejak 1 jam yang lalu, hingga seorang wanita keluar dari dalam dan menyambutnya.
“Bagas, Tante apa aku boleh tinggal disini? Aku tidak punya orang tua”.
Wanita itu tersenyum dengan hangat membawa Bagas ke dalam panti asuhan dan memperkenalkan nya pada anak-anak yang lebih dulu tinggal di sana. Bagas menjadi anak dengan usia yang tua diantara yang lain. Ia menjadi sosok kakak yang baik untuk adik-adik nya.
...🏐🏐🏐🏐🏐...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Widya Febrina
kehidupan masa kecil yg tragis bgt, Bagas
2023-12-08
1
Shai'er
gak kebayang/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
2023-12-02
1
Shai'er
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
2023-12-02
0