*
POV NATHAN
Ku tekan tombol nama Dika lalu beberapa saat asisten pribadi ku tersebut menjawab
"Hallo tuan, ada yang bisa saya bantu? "
"Kamu ke ruangan saya sekarang"
"Baik tuan"
Tak berselang lama Dika datang menghadap padaku
"Tuan... "
"Dika, kamu sudah cek biodata Arra? "
"Maksud tuan mbak Rainarra? "
"Iya, kamu kan yang merekrut dia? "
"Benar tuantuan, biografinya bagus dia mahasiswi Cumlaude meski belum memiliki pengalaman kerja tapi mbak Arra paham tugasnya dengan baik"
"Saya ingin kamu mencari tahu detail lengkap tentangnya"
"Baik tuantuan, ada lagi yang perlu saya lakukan? "
"Oh ya tolong kamu atur pertemuan saya dengan tuan Dirga sabtu besok ia mengundang saya makan malam di villa nya. Saya ingin Arra ikut"
"Tapi tuan bukanlah itu di luar jam kerja? "
"Kamu paham maksud saya kan? "
"Baik tuan, akan saya sampaikan pada mbak Arra. Kalau begitu saya permisi tuan"
Rasanya aku tidak sabar mendengar kabar dari Dika soal Arra, perempuan itu benar-benar membuatku merasa penasaran. Dari sekian sekretaris pribadi ku tidak ada dari mereka yang seelegan dia, bahkan ia sama sekali tidak mencoba berpenampilan genit untuk menggodaku seperti yang di lakukan oleh mantan-mantan sekretaris yang gila oleh uang dan cinta.
*
POV DANIEL
Aku terbangun dan mendapati beberapa pesan dari Gisella, ia meminta padaku untuk menemaninya makan siang di tempat langganan kami waktu pacaran dulu. Dengan sigap aku segera bersiap dan melakukan mobil menuju apartemennya, sampai disana seperti biasa perempuan berambut coklat itu nampak cantik.
"Maaf sayang aku baru bangun"
"Kamu nggak ke kantor beib? "
"Enggak, aku sudah bilang William untuk handel semuanya"
"Jadi kamu free dong?"
"Iya,"
"Kalau begitu hari ini kamu temani aku shopping"
"Siap tuan putri"
Aku dan Gisella segera bergegas menuju mall untuk makan siang dan menemaninya berbelanja, dulu saat kami masih bersama setiap minggu kami selalu berbelanja bersama , nonton, bahkan liburan entah kemana. Rasanya aku lega kini Gisella mau kembali padaku, tidak akan ku sia-siakan dia lagi akan selalu ku jaga dia di sisiku selamanya. Meski sekarang aku telah memiliki Rain sebagai istri namun pernikahan di atas kertas itu akan segera aku akhiri.
*
POV RAINARRA
Tok tok tok
"Masuk"
"Mbak Arra"
"Pak Dika, ada yang bisa saya bantu? "
"Saya mau menyampaikan perintah dari tuan Nathan, beliau meminta akhir pekan ini anda menemaninya ke acara dinner dari undangan tuan Dirga"
"Bukannya hanya meeting saja pak Dika? "
"Sekaligus makan malam mbak, kemungkinan besar akan menginap jadi saya memberitahu mbak Arra supaya menyiapkan segala sesuatu yang perlu di bawa"
"Berarti itu besok? Jika saya konfirmasi ke keluarga dulu bagaimana ya pak? "
"Baik mbak, tetapi bisa tidak bisa Anda harus ikut karena itu bagian dari tugas sekretaris"
"Baik Pak Dika, akan saya usahakan"
Baru kali ini di akhir pekan sekretaris juga wajib bekerja karena atasan ada meeting dengan klien secara pribadi, tapi apakah karena aku belum pernah bekerja jadi hal seperti ini baru bagiku? Mudah-mudahan saja mas Daniel mengizinkannya, meski mustahil karena ia tipe orang yang sangat ketat soal pekerjaan.
*
Sepulang kerja nampak mobil mas Daniel tidak ada di garasi, aku langsung masuk ke rumah namun hanya ada mbok Asih sedang memasak makan malam
"Mbok mas Daniel belum pulang? "
"Belum non, tadi tuan Daniel jam 13.00 baru keluar rumah"
"Tumben sekali mas Daniel siang-siang ke kantor, apa ada meeting dadakan? "
"Saya kurang tahu non, tapi dari penampilannya tuan Daniel tidak seperti akan pergi ke kantor"
"Ya sudah mbok makasih, saya ke atas dulu"
"Baik non"
Aku mengirim pesan teks pada suamiku itu, menanyakan apakah ia akan pulang telat lagi malam ini
"Mas kamu lagi dimana? pulang malam tidak? mau aku siapkan makan malam? "
Tak berselang lama ia membalas pesanku
"Gk usah saya makan diluar"
Aku merasa mas Daniel akhir-akhir ini berubah, ia jadi cuek bahkan sering pulang malam atau tidak pulang sama sekali. Aku sempat mencurigainya dengan perempuan yang ku lihat di restauran kemarin, ponselku kembali berdering ku kira itu dari mas Daniel ternyata dari pak Dika.
"Hallo pak Dika"
"Hallo mbak Arra, maaf saya mengganggu waktunya"
"Tidak apa pak"
"Saya hanya mau konfirmasi ulang kalau besok sopir akan menjemput mbak Arra pukul 16.00"
"Bukankah ke puncak butuh waktu sekitar dua jam ya pak, belum lagi nanti kalau macet. Apa tidak terlalu mepet? "
"Saya sudah mengatur perjalanan anda dan tuan Nathan, jadi saya pastikan tidak akan terlambat"
"Baik Pak, tapi saya belum konfirmasi ke keluarga. Jika sudah nanti saya akan kirim pesan ke pak Dika"
"Baik mbak Arra kalau begitu Terima masih selamat sore"
"Sore Pak Dika"
Setelah menutup telfon aku segera bergegas membersihkan diri lalu turun ke bawah, mbok Asih sudah selesai menyiapkan makan malam. Aku duduk di kursi dekat kolam renang sembari memandang langit yang mulai gelap,
"Non Rain saya buatkan teh madu mau? "
"Makasih mbok"
Beberapa saat kemudian mbok Asih kembali dengan segelas teh madu hangat di tangannya,
"Semenjak kerja non Rain terlihat murung, apa karena banyak kerjaan di kantor non? "
"Enggak mbok, akhir-akhir ini saya dan mas Daniel sering bertengkar hanya karena hal-hal kecil. Mbok Asih sendiri juga tahu mas Daniel sering tidak pulang rumah, apa dulu sewaktu belum menikah juga seperti itu mbok? "
"Tuan memang sering keluar kota non tapi paling lama hanya sehari, tuan juga memang jarang bolos kantor karena setelah kejadian itu tuan Daniel menjadi orang yang sangat gila kerja"
"Kejadian? kejadian apa mbok? "
"Apa tuan Daniel tidak pernah bercerita pada non Rain? "
"Saya dan mas Daniel bertemu secara singkat lalu memutuskan untuk menikah mbok, jadi mungkin ia belum sempat menceritakannya"
"Jadi dua tahun yang lalu tuan Daniel menjalin hubungan dengan seorang perempuan bernama Gisella, mereka juga berencana untuk bertunangan setelah kurang lebih tiga tahun berpacaran.. Namun seminggu sebelum hari pertunangan non Gisella hilang entah kemana, pihak keluarganya bilang kalau ia kabur dari rumah. Saya juga mendengar bahwa sebelum pertunangan tuan Daniel dan non Gisella sempat bertengkar mungkin karena hal itu yang membuat non Gisella pergi. Dan sejak saat itu tuan Daniel jadi membenci dirinya terus merasa bersalah, kemudian tuan Airlangga berusaha memberikan pekerjaan yang bertubi-tubi agar tuan Daniel lupa akan semua itu."
"Gisella? mbok punya fotonya? "
"Tidak punya non, tapi saya sempat melihat foto non Gisella di laci meja kerja tuan Daniel saat membersihkannya"
Tanpa pikir panjang aku langsung beranjak menuju ruang kerja suamiku, ku cari setiap laci seperti kata mbok Asih dan benar saja mas Daniel masih menyimpannya. Ku perhatikan foto tersebut dan aku ingat betul perempuan di foto ini sama persis dengan yang mas Daniel temui di restauran itu hanya saja gaya rambutnya sudah berubah. Lalu apakah mereka kembali bersama lagi setelah sekian lama berpisah, tidak ini hanya kekhawatiran ku saja. Mas Daniel sudah menikah denganku jadi tidak mungkin ia kembali bersama perempuan ini, kecuali jika ia berniat mengakhiri pernikahan kami lalu kembali dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments