BAB 15

Hari ini aku pulang lebih awal, karena memang pekerjaan sudah selesai dan kebetulan tuan Nathan mengizinkan aku untuk pulang. Sesampainya di rumah aku melihat mobil mama terparkir di halaman, saat aku masuk mama sudah berada di tepi kolam renang bersama mbok Asih

"Mama... "

"Hey Rain, kamu dari mana saja? "

"Maaf ya ma, Rain belum sempat cerita kalau Rain sudah mulai kerja dari sebulan yang lalu"

"Kalian ini ya, mentang-mentang pengantin baru jadi jarang main ke tempat mama"

"Maaf ya ma, sekali lagi Rain benar-benar minta maaf. Rain dan mas Daniel sedang sama-sama sibuknya akhir-akhir ini"

"Its okey sayang, oh ya kamu kerja dimana sekarang? "

"Di perusahaan export import ma"

"Kenapa gak gabung di perusahaan keluarga saja, jadi kamu bisa berangkat dan pulang bareng Niel"

"Mungkin rezeki Rain di tempat lain ma"

"Kamu jangan terlalu capek dan suami kamu itu di beri tahu rajin-rajin main sama istrinya"

"Main? main apa ma? "

"Main begituan"

"Begituan? maksud mama begituan apa sih? Rain benar-benar tidak paham"

"Hubungan suami istri sayang"

"Astaga mama, Rain jadi malu"

"Mama sama papa kan sudah pengen nimang cucu, cuma kalian harapan kami satu-satunya"

"Mungkin yang di atas belum memberikannya ma, nanti kalau sudah waktunya pasti akan datang"

"Pokoknya kalian harus sering-sering liburan, lagian kemarin kalian tidak honeymoon. Nanti minggu depan mama aturkan jadwal untuk kalian berlibur biar Niel juga bisa refresh pikiran sejenak"

"Iya ma, makasih ya ma"

"Sama-sama menantu kesayangan mama, oh ya tadi mama bawa sesuatu buat kamu"

"Apa ma? "

Mama Bella memberikanku tottebag berwarna hijau muda, di dalamnya terdapat lingerie seksi berenda merah

"Ma ini.... "

"Iya, kamu pakai nanti malam supaya Niel makin lengket sama kamu"

"Tapi ma, Rain malu"

"Sudah ikutin saja"

Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkah mama mertuaku ini, meski dia bukan ibu kandungku namun kasih sayangnya melebihi seorang ibu. Meski aku tak tahu bagaimana sikap ibu kandungku dulu, sejak ayah berpisah ibu lebih memilih membawa kakakku sedangkan ia meninggalkan aku dan ayah yang jatuh bangkrut.

Setelah mama pulang aku langsung membersihkan diri, berendam di bath up penuh dengan aroma bunga mawar. Ku nyalakan lilin aroma terapi di atas meja rias, sembari menunggu mas Daniel pulang aku mengecek ponsel dan mengirim pesan singkat padanya

"Mas aku tunggu kepulangan mu"

Aku mencoba lingerie yang mama berikan tadi, nampak warna merah cocok pada tubuhku yang nampak cerah. Seperti kelopak mawar yang siap untuk di petik, aku balutkan piyama kimono lalu turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam. Mbok Asih nampak tersenyum melihatku yang begitu antusias menyambut kepulangan sang suami, sembari menunggu mas Daniel pulang aku menonton acara televisi. Namun karena merasa kesepian aku meminta mbok Asih untuk menemani, jarum jam terus berputar tak terasa sudah menunjukkan pukul 21.00. Mbok Asih melihat kecemasan di wajahku

"Non sepertinya tuan lembur malam ini, apa perlu saya simpan makanannya"

"Iya mbok tolong ya, nanti kalau mas Daniel pulang biar aku panaskan lagi"

"Baik Non"

Aku masih menunggu suamiku, sesekali ku hampiri pintu utama namun tidak ada tanda-tanda mas Daniel pulang.

"Non sayurnya sudah saya simpan semua, saya pamit untuk masuk kamar"

"Baik mbok terimakasih"

"Sama-sama Non, Non Rain tidak mau menunggu di kamar saja? "

"Iya nanti kalau mas Daniel tak kunjung pulang saya ke atas mbok"

"Biasanya tuan tidak pernah lembur di kantor, tapi ini tumben sekali"

"Mungkin saking banyak pekerjaannya mbok"

"Iya kali Non, ya sudah mbok masuk dulu Non"

"Iya mbok"

Hampir lima belas menit aku menunggu mas Daniel di teras rumah, bahkan security dan pak Bagas bergantian memintaku untuk menunggu didalam. Karena semakin malam udara semakin dingin aku memutuskan untuk kembali ke kamar, jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul 23.00 namun masih tidak ada tanda-tanda mas Daniel. Aku masih tetap menunggunya sembari membaringkan tubuh di atas ranjang hingga tak tersadar kapan aku tertidur.

*

Keesokan paginya aku terbangun namun masih tidak ada mas Daniel di sampingku, mungkin ia sudah bangun lebih dulu. Segera aku pergi ke kamar mandi namun nampaknya tidak ada bekas seperti orang selesai mandi, aku berpikir mungkin dia di kamar tamu. Aku bergegas turun menghampirinya namun nihil, ia juga tidak berada di sana, mbok Asih yang sudah berada di dapur melihat diriku seperti orang kebingungan

"Non, tuan belum pulang juga? "

"Sepertinya belum mbok, di kamar tidak ada di kamar tamu juga tidak ada"

"Apa tuan tidak memberi kabar kalau lembur?"

"Tidak mbok"

"Tumben sekali tuan Niel begini, biasanya kalau kerjaan banyak tuan selalu mengerjakan di rumah"

Saat aku dan mbok Asih berbincang tiba-tiba mas Daniel muncul dari pintu depan, dengan pakaian sedikit lusuh dan sepertinya terlihat begitu lelah. Aku segera menghampirinya

"Mas, baru pulang? "

"Iya"

"Kamu semalam lembur di kantor? "

"Haa lembur?? oh iya saya lembur semalaman"

"Kenapa tidak mengabari kalau kamu lembur mas? aku khawatir, aku kira kamu kenapa napa"

"Namanya juga lembur pasti sibuk dan tidak sempat pegang HP"

"Ya sudah kalau begitu kamu mandi mas, aku siapkan sarapan"

"Nggak usah, saya capek saya mau tidur saja"

"Tapi kamu pasti belum mandi sedari kemarin mas"

"Bisa tidak kamu diam tidak usah banyak tanya ini dan itu, saya itu capek mau istirahat. Kamu urus saja urusan kamu sendiri"

Aku seperti tak percaya mas Daniel berkata sekeras ini padaku, meski perkataannya terdengar biasa namun ia meninggikan nada bicaranya barusan. Mbok Asih yang mendengar perdebatan kami barusan langsung kembali dengan kesibukannya berpura-pura tidak mendengar apa-apa., karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00 aku segera kembali ke kamar dan bersiap untuk ke kantor. Mas Daniel sudah terlelap di atas ranjang saat aku masuk, ia pasti kecapean hingga sekedar melepas sepatu saja ia tidak sempat.

Setelah selesai bersiap dan membantu mas Daniel melepas sepatu dan dasinya aku langsung berangkat, seperti biasa pak Bagas mengantarku sampai depan gerbang. Baru berjalan selangkah tiba-tiba sebuah pesan dari tuan Nathan masuk

"Kamu keruangan saya sekarang"

Aku segera berjalan secepat mungkin dan menemuinya, masih sisa lima menit aku menyempatkan diri untuk absen lalu menghadap ke atasanku yang super dingin itu..

"Selamat pagi tuan Nathan"

"Duduk"

"Ada apa tuan memanggil saya? "

"Saya ingin kamu menyiapkan dokumen atas nama tuan Lee dan tuan Dirga"

"Tuan Dirga yang kemarin kita menemuinya di puncak tuan? "

"Hmm"

"Baik tuan, ada lagi yang perlu saya kerjakan?"

"Cukup"

"Baik tuan kalau begitu saya permisi"

Saat aku akan keluar dari ruangannya tiba-tiba tuan Nathan kembali mengucapkan kata-kata yang membuatku sedikit bingung

"Hebat juga ya sekretaris setiap hari antar jemput pakai mercy S580"

"Maaf, tuan berbicara dengan saya? "

"Siapa lagi sekretaris di perusahaan ini yang punya sopir pribadi dan mobil semahal itu? Saya heran sebenarnya kamu kerja untuk apa? Di bilang untuk dapat uang juga sepertinya tidak mungkin, karena kamu punya mobil semahal mercy dan sopir pribadi, kalau sekedar bosan kenapa tidak liburan saja? "

"Saya benar-benar tidak paham maksud perkataan tuan Nathan barusan, apakah yang tuan maksud saya? "

"Sebenarnya kamu ini siapa Arra? "

"Saya karyawan anda tuan"

"Okey silahkan kamu keluar"

Aku keluar dari ruangan yang setiap masuk ke sana rasanya seperti sedang uji nyali, benar-benar menakutkan ketika berbicara dengan atasan yang super cuek bahkan tidak pernah memperhatikan karyawannya namun bagaimana bisa dia tahu kalau setiap hari aku di antar jemput oleh pak Bagas. Setiap turun aku minta hanya sampai gerbang yang kalau di lihat dari lobby tidak akan jelas, dan waktu menjemput aku juga meminta pak Bagas menunggu di cafe yang berjarak lima puluh meter dari kantor.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!