Hari ini aku entah kenapa seperti tidak berselera untuk pergi ke kantor, mas Daniel sejak tadi sibuk di atas tempat tidur dengan ponselnya. Tak seperti biasanya setiap bangun ia langsung mencium kening ku dan bermesraan sebentar, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap ke kantor. Bahkan aku sudah hampir selesai mas Daniel masih berada di posisinya
"Mas sudah hampir jam 08.00"
"Oh ya, kamu hari ini naik taksi online saja ya. Pak Bagas aku minta mengantarkan ke Patralaya restauran untuk meeting "
"Oh, iya mas"
Aku langsung turun ke bawah dan memesan taksi online, ku minta mbok Asih menyiapkan kotak bekal untukku. Aku memilih sarapan di dalam mobil dari pada harus terlambat nantinya, suara mobil berhenti di depan rumah aku segera keluar sementara Mas Daniel masih belum nampak batang hidungnya.
Di perjalanan aku sembari memakan kotak bekal ku, tiba-tiba ponsel berdering dan ternyata tuan Nathan mengirimkan sebuah pesan teks.
"Pagi ini kita meeting diluar, Dika akan share lokasinya ke kamu jadi tidak usah repot-repot datang ke kantor"
Aku menghela nafas, padahal aku order taksi menuju kantor. Tak berselang lama pesan dari pak Dika masuk, aku segera memberikan ponselku pada driver taksi online untuk merubah arah
"Maaf Pak bisakah kita ubah lokasi? "
"Mbak mau kemana? "
"Kesini pak"
"Oh baik mbak, tapi ini harus mbak cancel dulu setelah itu destinasi berikutnya saya hitung offline ya"
"Baik Pak"
Mobil segera putar arah menuju tempat yang di berikan oleh pak Dika, lumayan dekat dengan kantor mas Daniel. Setelah sampai aku segera turun dan bermaksud menghubungi tuan Nathan namun salah satu bodyguardnya lebih dulu menghampiriku
"Tuan Nathan sudah menunggu didalam"
Aku mengangguk dan mengikutinya, tumben sekali atasan ku itu sepagi ini sudah berada di restauran. Aku masuk di ruangan tertutup mungkin room meeting sepertinya, hanya ada aku dan tuan Nathan disana
"Selamat pagi tuan" sapaku
"Duduk"
"Kita nunggu klien siapa tuan? "
"Nanti kamu juga tahu"
Aku langsung terdiam dan mempelajari dokumen di hadapanku sekarang, tuan Nathan sibuk dengan ponselnya. Tak berselang lama klien yang ia maksud datang, tampang para klien tuan Nathan sejauh ini memang begitu sangar.
*
POV DANIEL
Setelah selesai mandi aku segera bergegas turun, William sudah menghubungiku bahwa orang yang ku tunggu sudah datang ke tempat kami akan bertemu. Entah kenapa rasanya aku sudah tidak sabar bertemu dengannya, mungkin karena saking lamanya kami tidak berjumpa. Pak Bagas melajukan mobil menuju tempat kami janjian, setelah sampai aku langsung menuju meja yang sudah William reservasi.
Aku melihat seseorang yang selama ini ku rindukan duduk di tepi jendela, ia masih sama cantiknya seperti dulu. Dia adalah Gisella cinta pertamaku, semenjak pertengkaran itu kami berpisah dan ia pergi entah kemana. Namun akhir-akhir ini William berhasil mencari tahu tentangnya
"Hai.... " sapaku padanya
"Hai"
"Sudah lama? "
"Enggak kok"
"Kamu apa kabar? "
"Baik, kamu sendiri? "
"Aku juga baik"
"Long time no see Niel"
"Iya sejak kejadian itu aku jadi merasa bersalah sekali sama kamu"
"Sudah tidak perlu di bahas, aku sudah maafkan kamu kok Niel. Oh ya aku dengar kamu sudah menikah, apa benar? "
"Emb.... benar. Tapi pernikahan itu hanya kontrak"
"Kontrak? "
"Iya, papa dan mama terus menerus menjodohkan aku dengan mitra-mitra mereka. Meski aku sudah berulang kali menolaknya namun tetap saja mereka terus memaksaku untuk cepat menikah, untung saja ada wanita yang memang butuh bantuan ku jadi ku manfaatkan momen itu untuk menghentikan perjodohan papa dan mama"
"Aneh kamu Niel, masak ada nikah cuma pura-pura"
"Aku serius Gi, aku belum bisa melupakan kamu"
"Aku dengar dia cantik, masak iya kamu tidak jatuh cinta kepadanya"
"No, kamu cinta pertama dan terakhirku Gi. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi kamu"
"Kamu bisa saja Niel, oh ya gimana kabar mama dan papa? mereka sehat kan? "
"Sehat, kapan-kapan aku ajak kamu ke rumah ya"
"Nggak usah Niel"
"Kenapa? "
"Sekarang posisi kamu sudah punya istri, bahkan hubungan kita juga sudah selesai"
"Gi, tolong berikan aku sekali lagi kesempatan. Akan ku buktikan bahwa aku benar-benar merasa bersalah karena terlalu overprotective dan curiga ke kamu saat itu"
"Iya,,,,"
"Jadi kamu mau kan kalau kita mulai semuanya dari awal lagi"
"Lalu bagaimana dengan istri kamu? "
"Kan aku sudah bilang pernikahan ini hanyalah sebatas surat, aku janji begitu usia pernikahan kami setahun aku akan menceraikan dia dan kita bisa hidup bersama"
"Kamu yakin Niel? "
"Aku tidak pernah seyakin ini Gi, bahkan aku sangat menyesal karena sikapku kamu jadi pergi"
Gisella tersenyum manis, senyuman yang selalu saja membuatku bahagia. Ku peluk tubuhnya yang masih sebagus dulu, pelukan hangat yang membuatku senyaman di pelukan mama.
*
POV RAINARRA
Setelah meeting kami selesai aku keluar dari ruangan itu bersama tuan Nathan, aku di minta mengurus pembayaran bill. Saat aku hendak menuju kasir aku seperti melihat sosok laki-laki yang tak asing, aku mendekatkan diri ke meja tempat orang itu duduk dan ternyata benar laki-laki yang duduk dengan seorang perempuan di hadapannya itu adalah suamiku.
Mereka nampak sangat akrab bahkan sesekali perempuan itu memegang bahu mas Daniel, aku ingin menghampiri mereka namun baru saja kakiku maju selangkah tiba-tiba tuan Nathan memanggilku
"Arra kamu sudah menyelesaikan pembayaran? "
"Ini saya mau baru ke kasir tuan"
"Tapi kasir sebelah sana Ra"
"Ih iya tuan, maaf saya lupa"
Aku segera bergegas menuju kasir, setelah selesai aku segera menyusul tuan Nathan menuju parkiran. Aku masuk ke dalam mobil miliknya di samping pak Tirta, setelah mengembalikan kartu ATM miliknya aku duduk diam sembari terus memikirkan siapa perempuan yang bersama suamiku tadi.
Jika hanya sebatas teman mengapa mereka terlihat begitu akrab dan mesra, bahkan aku yang istrinya tidak pernah sedekat itu meski kami sudah dua bulan menikah. Aku segera mengambil ponsel dan mengirimkan pesan teks padanya
"Mas kamu lagi sibuk nggak? "
Tak berselang lama ia membalas pesanku
"Ada apa? saya sedang meeting"
"Di luar? "
"Iya diluar, kamu perlu bantuan? "
"Tidak mas, aku fikir kamu masih di rumah"
"Ya sudah kalau begitu aku tidak enak bermain ponsel di depan klien"
"Iya mas, maaf"
Aku mengembalikan ponsel ke dalam tas dan kembali terdiam, ini pertama kalinya hatiku merasa tak tenang melihat mas Daniel bersama perempuan yang entah siapa itu. Bahkan ini pertama kalinya juga mas Daniel berbohong apakah benar perempuan itu kliennya namun untuk apa mereka harus sedekat itu?
...GISELLA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments