BAB 13

Aku duduk di sebelah sopir pribadi tuan Nathan sedangkan ia duduk di belakang kami, satu mobil bodyguardnya berada di depan kami seperti memandu jalan. Aku bertanya-tanya kemana meeting mereka di adakan, lambat laun aku mengantuk karena tak terbiasa perjalanan jauh. Sopir bernama pak Tirta itu melirik ke arahku, tuan Nathan mungkin juga tahu karena aku sedari tadi menguap. Entah kapan aku mulai tak sadarkan diri namun saat aku bangun mobil telah memasuki kawasan puncak, kabut mulai memburamkan pandanganku.

"Pak kita sampai dimana ya? " tanyaku pada Tirta

"Puncak B**or non"

Astaga selama itukah aku tidur karena tiba-tiba sudah berada di tempat ini, ku lirik tuan Nathan yang sibuk dengan laptop di pangkuannya. Tak berselang lama mobil berhenti di sebuah rumah dengan halaman luas, salah satu bodyguard turun dan membuka pintu untuk tuan Nathan.

Ku lirik jam tangan nampak sudah menunjukkan pukul 13.00,astaga perjalanan dari kantor menuju tempat ini memakan waktu lima jam sendiri. Aku rasa klien kali ini benar-benar penting sehingga tuan Nathan rela jauh-jauh kemari untuk membicarakan kontrak dokumen yang ku bawa ini, selama ini aku tidak tahu perusahaan tempat ku bekerja memproduksi apa. Karena aku hanya mengurus bagian dokumen ekspor import saja, hamparan rumput hijau yang segar sungguh menyejukkan mata. Seorang pria setengah baya keluar di ikuti dua orang anak buah di belakangnya, ia tersenyum pada tuan Nathan yang juga membalas senyumannya.

"Tuan Dirgo apa kabar? "

"Baik, Nathan kamu sendiri apa kabar? "

"Baik juga tuan, sudah lama kita tidak bertemu"

"Benar juga, sejak papa kamu meninggal kita jadi jarang kumpul bersama"

Rupanya tuan Nathan dan klien ini sudah kenal begitu akrab, Laki-laki tua itu mempersilahkan kami masuk menuju taman sebelah vila tersebut, aku duduk di sofa dekat jendela yang menghadap taman sedangkan mereka berdua mengobrol di bawah gazebo taman. Dua orang bodyguard tuan Nathan masuk membawa tiga kotak berbentuk persegi panjang kehadapan mereka, sepertinya dua bos besar itu sedang menunggu sebuah hadiah untuk di buka.

Aku mengirimkan pesan teks pada mas Daniel, memberitahukan bahwa aku akan pulang telat hari ini. Namun ia belum juga membalasnya, aku lalu mengalihkan pandanganku pada tuan Nathan lagi namun kali ini mataku begitu terkejut melihat kotak yang mereka bawa ternyata berisi berbagai senjata api.

Mataku bertemu dengan dua bola mata tuan Nathan, nampak ia juga terkejut mengetahui aku yang sedang memperhatikan mereka. Buru-buru aku memalingkan pandangan namun entah sejak kapan tuan Nathan melangkahkan kakinya tiba-tiba ia sudah berada di sampingku

"Tu tuan... "

"Ikut saya" ucapnya sambil menarik lengan tanganku

Kami tiba di tepi kolam renang yang cukup besar, ia masih menggenggam erat lengan kananku

"Kamu sudah tahu job desc kamu apa disini? "

"Maaf, saya tidak paham maksud tuan"

"Jangan pernah membocorkan apa yang barusan kamu lihat ke siapapun, karena itu bagian dari pekerjaan kamu. Dan satu lagi jika hal ini sampai bocor keluar kamu orang pertama yang akan saya cari, paham!! "

"Baik tuan"

"Sekarang ikut saya dan bawa dokumen kamu"

Aku masih sedikit bergetar mendengar ucapan tuan Nathan barusan, entah berapa bodohnya aku tidak mencari tahu terlebih dahulu latar belakang tempatku bekerja sekarang. Aku memberikan map berwarna merah kepada tuan Nathan tanpa berani menatapnya

"Baru lagi Nathan? "

"Iya tuan Dirgo"

"Yang kemarin sudah bosan? "

Tuan Nathan hanya tersenyum menanggapi pertanyaan tersebut, entah apa yang mereka maksud tetapi setelah dokumen itu di kembalikan padaku tuan Nathan memintaku untuk menunggu di mobil sementara ia menyelesaikan pekerjaannya.

Aku hanya mengikuti perintahnya, tak ada kata-kata yang ingin ku ucapkan lagi setelah apa yang barusan terjadi. Sikap tuan Nathan memang tidak bisa di tebak selain dingin ia juga laki-laki yang misterius, meski kelihatannya dia dan mas Daniel sama tampannya namun sifat mas Daniel jauh lebih lembut jika memperlakukan wanita.

Aku duduk di bangku samping kemudi, pak Tirta menatapku dari luar. Seputung rokok ia hisap untuk menghangatkan tubuhnya yang tersapu udara dingin di puncak, tak berselang lama atasan ku itu keluar bersama bodyguardnya. Ia memasuki mobil dan tersenyum senang, nampaknya pekerjaan berjalan lancar

"Kita balik sekarang"

"Baik tuan"ucap Tirta sembari menyalakan mesin mobil

Sepanjang perjalanan aku hanya diam, menatap kosong keluar jendela sembari sesekali memperhatikan ponselku. Nampaknya mas Daniel belum menjawab pesanku sedari tadi, aku melirik jam di layar ponsel yang susah menunjukkan pukul 14.00.

Di tengah perjalanan kami berhenti untuk makan siang, di sebuah restauran mewah tuan Nathan memesan makanan. Ia duduk seorang diri di meja terpisah, sementara aku duduk berempat bersama pak Tirta dan dua bodyguardnya.

Setelah selesai menyantap makanan kami melanjutkan perjalanan, seperti biasa penyakit manusia adalah kantuk jika perut kenyang. Aku tertidur hingga tak lagi mempedulikan bagaimana pandangan pak Tirta maupun atasan ku yang sedingin kulkas empat pintu tersebut.

*

Aku terbangun dan menyadari tubuhku yang sudah berpindah tempat, ku amati sekeliling nampaknya aku sudah berada di dalam rumah. Rumah yang pernah aku kunjungi, beberapa saat aku mencoba mengingatnya dan sontak aku langsung berdiri dan menyambar tas kerjaku.

Bagaimana bisa aku tertidur di sofa ruang tamu tuan Nathan, dan mataku semakin terkejut manakala jam menunjukkan pukul 21.00. Aku bergegas menuju pintu dan seorang bodyguard bernama Pras menghentikan langkahku

"Pak Pras kenapa tadi saya tidak di bangunkan ya kalau sudah sampai? "

"Maaf nona tuan meminta saya hanya untuk memindahkan nona kedalam"

"Sekarang tuan Nathan dimana? "

"Tuan ada di kamarnya, mungkin sedang beristirahat"

"Kalau begitu tolong sampaikan padanya bahwa saya sudah pulang"

"Baik nona nanti akan saya sampaikan"

"Terimakasih saya permisi"

"Tunggu nona biar saya panggilkan pak Tirta untuk mengantarkan anda"

"Tidak usah saya naik taksi online saja"

Aku langsung berjalan menuju pagar sembari memesan taksi, tak berapa lama taksi pesanan ku datang. Di perjalanan aku mengecek ponsel takut mas Daniel khawatir karena sudah malam aku masih belum pulang, dan benar saja ada tujuh panggilan tak terjawab dan beberapa pesan darinya.

Aku buru-buru menghubunginya memberitahu bahwa aku baik-baik saja

"Halo mas... "

"Rain, kamu dari mana saja? kenapa jam segini belum pulang juga? "

"Maaf mas aku ada lembur di kantor dan ketiduran"

"Ya sudah sekarang biar saya jemput kamu"

"Tidak usah mas, aku sudah perjalanan pulang dengan taksi online"

"Baiklah saya tunggu kamu"

Dua puluh menit kiranya aku sampai di rumah, mas Daniel langsung membuka pintu begitu melihat roda mobil memasuki halaman rumah. Nampak raut wajah khawatir dan itu membuatku semakin merasa bersalah

"Mas maaf ya, aku ketiduran tadi"

"Tidak apa, pasti kamu capek. Kita masuk sekarang"

"Iya mas"

Aku segera pergi menuju kamar untuk membersihkan diri, sementara suamiku itu kembali sibuk dengan ponselnya di balkon kamar dan ku hampirinya

"Mas, kamu sudah makan? "

"Sudah tadi di luar sama William, kamu mau makan? "

"Enggak mas, aku juga sudah kenyang. Tadi dapat jatah makan lembur dari kantor"

"Kamu anak baru tapi sudah main kasih lembur saja ya atasan kamu itu"

"Ya namanya juga untuk test kinerja mas"

"Memangnya perusahaan kamu bergerak dalam bidang apa? "

"Penjualan kok mas"

"Oh, sudah malam Rain kita tidur ya. Pasti kamu juga lelah karena habis lembur"

Aku tersenyum dan mengikuti suamiku menuju tempat tidur, ia terpejam lebih dulu namun aku masih kepikiran soal pekerjaan tuan Nathan sebenarnya. Aku mengambil ponsel dan browsing tentang perusahaan tempatku bekerja, memang keterangan yang ku dapatkan hanyalah perusahaan exsport import namun tidak di jelaskan di dalamnya barang apa yang mereka kirim dan terima.Karena menemui titik buntu akhirnya ku putuskan meletakkan ponsel dan menyusul suamiku menuju alam mimpi.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!