Hari ini adalah hari pertama aku bekerja, dengan setelan rok putih dan kemeja biru membuat penampilan ku begitu cerah. Mas Daniel menatapku dengan senyuman di sudut bibirnya, senyuman genit yang seolah-olah membuatku merinding bak melihat mahluk tak kasat mata
"Mas stop memandangku seperti itu"
"Kenapa?"
"Aku terlihat aneh ya pakai baju seperti ini"
Mas Daniel menarik tanganku dan membawa tubuhku ke pelukannya, dia memintaku duduk di pahanya. Ciuman genit ia lukiskan di leherku yang jenjang itu
"Mas,stop... "
"kenapa sayang?"
"Ini sudah mau jam 8 mas"
"lantas kenapa?"
"Aku tidak ingin terlambat di hari pertama kerja"
"Kenapa kamu tidak bekerja di perusahaan saya saja? supaya kita bisa terus bertemu"
"Mas apaan sih?"
Ia mengecup kembali leherku, membuat rambut halus disana berdiri merinding. Aku menggeliat menahan sebisa mungkin agar diriku tidak terbawa godaannya
"Ayolah mas, nanti aku terlambat"
"Kalau saja kamu kerja di kantor saya, pasti tak akan saya biarkan kamu sedetikpun hilang dari pandangan"
Aku berdiri dan merapikan pakaianku yang sedikit berantakan karena ulah suamiku yang nakal itu, setelah selesai membereskan riasan rambut aku keluar lebih dulu dari kamar. Sementara mas Daniel masih sibuk dengan pakaiannya, tak berapa lama ia menyusul ku turun ke meja makan.
"Mas aku berangkat duluan ya?"
"Kamu mau naik apa?"
"Taksi online"
"Cancel biar pak Bagas antarkan"
"Lalu kamu bagaimana?"
"Biar William yang menjemput"
Aku mengangguk kemudian keluar menuju mobil, tak lupa ku cium tangan suamiku untuk kedua kalinya karena yang pertama sudah ku lakukan waktu kami akad nikah. Mungkin mas Daniel tidak terbiasa dengan ini sehingga ia terlihat canggung saat ku genggam tangannya dan ku cium lembut.
Setengah jam perjalanan aku sampai di depan kantor, sengaja aku meminta pada pak Bagas agar mengantarkan di luar gerbang. Aku tidak ingin para karyawan disini melihatku di antar oleh sopir pribadi, bisa-bisa aku di kira anak konglomerat nanti.
Sesampai di depan lift aku menekan tombol 9 menuju ruangan CEO, pak Dika sudah menerangkan padaku supaya aku menunggu di ruangan CEO untuk pertama kali mengenalkan diri. Satu jam aku menunggu namun tidak ada satu orang pun muncul, Tiba-tiba seorang perempuan masuk ke ruangan dan memanggilku
"Kak Arra?"
"Iya"
"Perkenalkan saya Vero sekretaris pak Dika"
"Oh iya kak,pak Dika minta saya menunggu disini tetapi sepertinya dari tadi beliau tidak datang"
"Iya kak, barusan pak Dika mengabari saya kalau kami di suruh berkumpul di ruangan meeting termasuk kak Arra"
"Oh begitu, baik kak"
Aku dan Vero berjalan menuju ruangan meeting, disana para karyawan sudah berkumpul termasuk pak Dika. Namun sedari tadi mataku mencari sosok CEO yang akan di perkenalkan padaku, para karyawan menatapku dengan sedikit sinis namun ada beberapa juga yang melemparkan senyuman.
"Baik hari ini saya akan memperkenalkan karyawan baru sebagai pengganti bu Keyla,silahkan perkenalkan diri" pinta pak Dika kepadaku
"Terimakasih kepada bapak ibu semuanya yang sudah berkenan hadir dan berkumpul disini. Pertama-tama perkenalkan nama saya Rainarra biasa di panggil Arra, saya akan menggantikan posisi Bu Keyla mulai sekarang. Mohon kerjasama dan bimbingannya, apabila ada yang salah mohon juga untuk di tegur, terimakasih sekali lagi sekian dari saya"
"Oke good, jadi mulai hari ini apapun yang berhubungan dengan tuan Nathan silahkan langsung ke Arra ya karena mulai sekarang ia adalah sekretaris pribadi tuan Nathan"
Aku terkejut begitu pak Dika mengucapkan kata sekretaris pribadi, setelah para karyawan keluar dari ruang meeting aku menyapa pak Dika untuk berbicara sebentar
"Pak Dika bisa minta waktunya sebentar? "
"Iya Arra? ada apa?"
"Bukannya kemarin yang di cari sekretaris ya pak bukan sekretaris pribadi?"
"Ya memang sekretaris pribadi, tugas kamu itu menampung dokumen yang perlu di tanda tangani tuan Nathan dan mengirimkannya ke rumah beliau. Karena tuan Nathan jarang sekali hadir di kantor kecuali kalau ada rapat antar pemegang saham"
"Oh begitu ya pak, lalu untuk tugas saya lainnya apalagi pak? "
"Nanti akan Vero jelaskan ke kamu, karena seharusnya ini tugas Keyla namun dia tiba-tiba menghilang dan mengundurkan diri dari pekerjaannya"
"Baik Pak,dan untuk ruangan saya? "
"Oh ya ruangan kamu ada di sebelah ruangan tuan Nathan, kamu lihat tadi ada sekat kaca di samping ruang CEO? "
"Iya pak"
"Nah itu ruangan kamu"
Aku mengangguk tanda mengerti kemudian segera bergegas pergi ke ruang kerjaku, tak berselang lama Vero datang membawakan beberapa dokumen dan meletakkannya di meja
"Kak Arra ini dokumen-dokumen yang perlu di cek sebelum di tanda tangani oleh tuan Nathan, nanti kalau sudah selesai langsung saja antarkan ke rumah beliau"
"Rumah tuan Nathan kak?"
"Iya kak"
"Tapi saya tidak tahu dimana?"
"Nanti biar sopir kantor yang mengantarkan kak Arra kesana, oh ya kak kalau kesana pastikan tuan Nathan langsung menandatangani ini semua ya, soalnya sudah di tunggu sama klien"
"Baik kak"
Aku memeriksa tumpukan berkas yang cukup banyak, mungkin sejak sekretaris lamanya keluar dokumen-dokumen ini jadi tidak ada yang mengantarkan. Setelah selesai aku buru-buru membereskan semuanya dan turun ke loby, aku meminta pada resepsionis untuk memanggil kan sopir kantor.
"Kak Susan saya mau mengantarkan berkas ke rumah tuan Nathan, bisa saya minta tolong agar di panggilkan sopir? "
"Loh kamu bukannya yang kemarin datang interview ya? "
"Benar kak"
"Cepet banget kamu keterima disini? pasti pakai jalur dalam ya"
"Jalur dalam? maksud kak Susan orang dalam?"
"Ya apalah itu namanya, sekarang job kamu kurir? "
"Lebih tepatnya sekretaris tuan Nathan kak"
"Enak ya baru masuk langsung jadi sekretaris pribadi, padahal cantik juga cantikan aku"
"Iya kak cantik kak Susan jauh kok, jadi bisa saya minta tolong panggilkan sopir"
"Iya udah kamu tunggu aja tuh di depan lobby, aku panggilkan dulu"
Aku menggauk dan meninggalkan meja resepsionis dengan wajah sedikit geli, memang kak Susan terlihat judes tetapi dia sebenarnya lucu kalau kita bisa memahami ucapannya. Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depanku, security membuka pintu dan memintaku segera masuk. Terlihat laki-laki setengah baya duduk di kursi pengemudi, aku tersenyum kepadanya dan dia membalas senyumanku
"Sekretaris baru tuan Nathan ya mbak? "
"Iya Pak, kok bisa tahu? "
"Memang yang bertugas ke rumah tuan Nathan cuma sekretaris pribadinya saja"
"Kok bapak juga tahu saya mau kesana"
"Sudah tugas saya mbak, dan hanya saya dan pak Dika yang tahu alamat tuan Nathan"
"Memangnya tuan Nathan jarang ke kantor ya pak? "
"Hampir tidak pernah mbak, tuan selalu bekerja dari rumah dan tiap meeting pak Dika lah yang mewakili beliau"
"Pantas saja sekretaris diminta mengantarkan dokumen kesana"
"Tapi saya harap mbak ini betah ya kerja disini, meski gosip-gosip di luaran banyak yang bilang kalau tuan itu angkuh, keras, bahkan ada yang bilang dia berdarah dingin tapi sebenarnya beliau baik kok mbak"
"Asumsi orang saja mungkin pak"
"Tetapi saya juga bingung mbak, tuan sering gonta ganti sekretaris bahkan paling lama sekretaris yang bertahan hanya satu bulan. Mungkin karena mereka terlalu tidak sabaran menghadapi sifat tuan jadi memilih mundur, terakhir mbak Kayla itu yang tiba-tiba hilang sudah dua minggu gak masuk kantor tiba-tiba datang bawa surat pengunduran diri"
"Jadi gak ada alasan pasti ya pak"
"Tidak ada mbak, semuanya bahkan bingung rata-rata tuan memecatnya namun kali ini mbak Kayla seorang yang berani mengundurkan diri"
Tak terasa obrolan kami berhenti setelah roda mobil memasuki halaman rumah yang besar dan lebat dengan pohon cemara, bahkan lingkungan itu terlihat sepi meski beberapa rumah berjarak agak berjauhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments