Semalam ternyata mas Daniel tidur di kamar, ia menemaniku yang tengah malam tadi mendadak demam. Ternyata di sangat perhatian ketika aku sedang sakit seperti sekarang, aku menatap jam di samping ranjang yang sudah menunjukkan pukul 05.45.
Aku turun dari ranjang dan segera pergi mandi, aku tidak ingin terlambat datang interview hari ini. Setelah selesai mandi aku membangunkan mas Daniel yang masih tertidur pulas
"Mas, bangun mas.... "
"Hmm Rain, jam berapa sekarang? "
"Jam 06.00 mas"
"Kamu sudah rapi sekali mau kemana? "
"Hari ini aku ada interview mas"
"Ya sudah kalau begitu saya antarkan ya"
"Iya mas"
Mas Daniel segera pergi mandi, sementara aku turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan
"Non Rain, bagaimana keadaannya? "
"Aku sudah baikan kok mbok"
"Alhamdulillah kalau begitu, kemarin mbok sempat khawatir lihat nona Rain sampai tak sadarkan diri seperti itu"
"Kedinginan mungkin mbok, sore kemarin kan hujan kebetulan saya gak dapat taksi juga"
Setelah menikmati sarapan bersama aku dan mas Daniel bergegas menuju mobil, hari ini suamiku akan mengantarkan aku ke tempat interview sebelum pergi ke kantor. Setibanya di lobby kantor tempatku melamar pekerjaan aku melambaikan tangan pada suamiku yang sudah melakukan mobilnya kembali, ku lihat security yang berdiri di samping pintu lobby
"Selamat pagi pak"
"Iya selamat pagi mbak, ada yang bisa saya bantu? "
"Saya mau interview dan wawancara untuk bertemu dengan pak Dika"
"Oh silahkan langsung ke resepsionis mbak, nanti akan di jelaskan"
"Baik terimakasih kalau begitu"
"Sama-sama mbak"
Aku berjalan menuju meja resepsionis, nampak perempuan berambut cepak itu sedang sibuk dengan kaca di tangannya
"Permisi mbak"
Dia masih sibuk dengan kacanya tanpa melirik sedikitpun kepadaku
"Mbak maaf saya bisa bertanya ruangan pak Dika ada di mana ya? "
"Kamu mau ngapain cari pak Dika? "
"Saya ada interview dengan beliau mbak"
"Oh melamar jadi apa? "
"Sekretaris mbak"
"Oh, sudah tunggu aja tuh di kursi sana, pak Dika belum datang" ucapnya sambil masih sibuk bercermin
Aku hanya tersenyum kecil lalu berjalan menuju kursi dekat aquarium besar yang ada di lobby ini. Selang sepuluh menit menunggu akhirnya orang bernama Bagas itu datang
"Pagi Susan" sapa laki-laki itu pada resepsionis kantor
"Eh pak Dika, selamat pagi. Makin ganteng saja bapak" ucapnya dengan nada genit
"Kamu ini memang pandai memuji, oh ya ada titipan buat saya lagi? "
"Tidak ada pak, tapi tadi ada orang cari pak Dika katanya mau interview"
"Terus sekarang mana orangnya? "
"Susan taruh mana ya pak, aduh iya itu duduk disana"
Laki-laki itu menoleh ke arahku, ia menghampiri aku yang segera berdiri setelah menyadari kehadirannya
"Selamat pagi pak Dika, perkenalkan saya Rainarra yang kemarin di hubungi untuk interview dan bertemu dengan anda"
"Selamat pagi, baiklah kalau begitu kita ke ruangan saya sekarang"
Aku berjalan di belakang laki-laki itu, kami memasuki lift menuju lantai 9.Sesampainya disana aku di minta duduk di hadapannya, kurang lebih setengah jam ia bertanya-tanya soal pengalaman kerja yang sama sekali tidak ku miliki hanya saja aku paham job desc yang ia butuhkan,sebelum keluar dari ruangan ia memberitahuku bahwa aku sudah bisa mulai kerja besok.
*
Setelah selesai interview aku kembali ke rumah, aku bingung karena besok sudah mulai bekerja namun aku tak memiliki satupun baju kantor untuk ku kenakan. Mana uang tabungan tinggal seratus ribu, aku ingin meminta tolong pada mas Daniel namun takut jika aku dipandang wanita yang mata duitan. Aku berpikir berulang kali bahkan keinginan untuk meminjam uang pada mas Anton aku urungkan, karena sejak aku menikah hubungan kami begitu renggang. Mungkin karena jarak rumah mas Daniel dan budhe yang lumayan jauh sehingga komunikasi kami tak sedekat dulu, Akhirnya aku memberanikan diri menghubungi mas Daniel karena hanya dia pilihan satu-satunya, aku meminta nomernya kepada mbok Asih lalu menekan tombol panggil. Agak lama untuk mas Daniel mengangkat ponselnya mungkin karena ia sedang sibuk
"Halo... "
"Halo mas, ini aku Rain"
"Oh ada apa Rain? "
"Mas, maaf kalau aku mengganggu waktumu"
"Tidak apa, kenapa Rain? kamu mau di jemput?"
"Tidak mas, aku sudah pulang kok"
"Lalu?"
"Aku mau ngomong sesuatu mas, kamu sibuk tidak? "
"Oh tidak, saya baru selesai meeting. Kamu mau ngomong apa? "
"Aku di Terima kerja mas"
"Bagus dong"
"Tapi aku gak punya baju kerja mas, boleh tidak misal aku pinjam uang dulu untuk beli baju kerja. Nanti kalau aku sudah gajian akan ku ganti"
"Astaga Rain.... "
"Kenapa mas? maaf kalau aku lancang"
"Enggak, saya yang harusnya minta maaf. Saya lupa ngasih kamu uang bulanan, ya sudah kalau begitu kita makan siang bareng sekalian aku antar kamu beli baju"
"Kemana mas? "
"Nanti biar pak Bagas mengantarkan kamu ke restaurant"
"Iya mas, makasih sebelumnya"
"Ya sudah sampai bertemu nanti"
Aku menghela nafas, untung saja mas Daniel bukan tipe laki-laki yang suka perhitungan sehingga aku bisa sedikit merasa tenang sekarang.
*
Tepat pukul 12.00 pak Bagas mengantarkanku ke sebuah mall besar, ia memintaku menemui mas Daniel di restauran di lantai 3. Aku berjalan sambil mencari restauran yang suamiku maksud dan terlihat ia duduk di samping kaca seorang diri, aku menghampirinya dan dia memberikan isyarat padaku untuk duduk.
Mas Daniel masih sibuk dengan ponsel di tangan, aku membaca buku menu yang baru saja pelayan berikan
"Mbak saya mau fyunghai saja sama nasi setengah porsi, minumnya lemon tea"
"Baik kak, untuk kakak satunya ada yang bisa saya bantu dengan pesanannya? "
"Mas, mas... kamu mau makan apa? "
"Sama kayak kamu saja, ucapnya sambil masih fokus ke ponsel
"Dua ya mbak"
"Baik kak mohon di tunggu"
Beberapa menit setelah mas Daniel mengabaikan keberadaanku akhirnya makanan kami datang, aku masih menunggunya yang tetap saja sibuk dengan benda pipih di tangannya. Entah masih berapa lama lagi sampai asap di atas makanan kami hilang dengan sendirinya, padahal cacing di perutku sudah bergemuruh karena aku sengaja tidak makan apapun setelah kembali dari interview supaya tidak kekenyangan waktu mas Daniel mengajakku makan nanti.
"Maaf ada masalah di kantor" ucap suamiku yang kemudian meletakkan ponselnya
"Kalau sibuk tadi bilang saja mas, jangan di paksakan untuk bertemu"
"Oh tidak apa, saya sudah janji sama kamu untuk membelikan baju kerja. Setelah makan kita cari sebanyak yang kamu inginkan"
"Iya"
"Kamu cuma pesan ini? "
"Iya, aku cuma pesan fyunghai dan nasi saja"
"Yakin gak kurang? "
"Enggak kok mas, lagian mubadzir kalau nanti tidak kemakan"
"Baiklah"
Kami langsung menyantap makanan di meja lalu pergi mencari baju, setelah lelah berkeliling mas Daniel mengantarkan ku pulang lalu kembali lagi ke kantor.
...DIKA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments