Setelah aku dan mas Daniel membersihkan diri kami pun memutuskan turun kebawah menuju meja makan, papa dan mana sudah berada disana rupanya.
"Rain, Niel, ayo kita makan malam" ajak nyonya Bella
Kami segera duduk, aku Menyendokkan makanan ke piring suami. Setelah beberapa saat kami selesai menyantap makan malam, jam dinding menunjukkan pukul 19.00.
"Ma, Pa, Niel dan Rain pulang dulu ya"
"Kalian yakin tidak mau menginap disini saja? "
"Ma, masih ada pekerjaan yang perlu Niel persiapkan"
"Baiklah, Rain kamu sering-sering main kesini ya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk hubungi mama"
"Iya ma, nanti kalau mas Daniel senggang Rain pasti akan kemari"
"Gak usah nunggu Niel senggang Rain, dia tidak akan ada waktu untuk mengunjungi kami" imbuh tuan Airlangga
"Papa.... "
"Iya iya mah"
"Ya sudah kalau begitu kalian hati-hati dijalan ya, Niel kamu jagain Rain"
"Mama tenang saja" jawab Niel
Aku dan mas Daniel segera masuk ke dalam mobil setelah selesai berpamitan, mobil melaju lumayan kencang. Sesekali mas Daniel melirik ke arahku yang menatap keluar jendela
"Kamu besok ada acara? " ucapnya tiba-tiba
"Enggak mas, ada apa? "
"Kamu temani saya ke acara ulang tahun kolega ya"
"Aku mas? "
"Iya siapa lagi? kamu istri saya kan? "
"Iya mas, tapi aku tidak yakin pantas datang ke acara itu"
"Kenapa? "
"Aku takut saja membuat kamu malu"
"Kenapa harus malu, yang saya bawa istri saya bukan orang lain"
"Maksud aku bukan begitu mas, kamu tahu sendiri aku tidak pandai bermake-up apalagi soal outfit"
"Kamu tenang saja, besok akan ada MUA dan Desainer yang datang ke rumah untuk membantu kamu"
"Baik mas"
*
Sesampainya dirumah aku segera masuk ke dalam kamar, mas Daniel yang sedari tadi ingin mengecek pekerjaannya segera pergi ke ruang kerjanya. Aku duduk di depan meja rias, mengamati kamar yang luasnya empat kali lipat kamarku sendiri. Beberapa barang asing sudah tertata rapi bersanding dengan barang-barang milik suamiku. Ternyata ia sudah menyiapkan semuanya selama aku tidak ada di rumah hari ini, tak hanya baju dan sepatu branded. Ia juga meletakkan sejumlah set perhiasan dan tas mahal di lemari kaca ruang sebelah.
Aku sangat senang, ternyata pemikiranku tentang hal-hal buruk setelah pernikahan ini hanyalah kekhawatiranku saja. Aku mengambil setelan baju tidur dan berganti, jam di samping ranjang sudah menunjukkan pukul 22.00. Tak terasa ternyata sudah malam rupanya, meski sedikit lelah aku turun menghampiri mas Daniel di ruang kerjanya. Dengan langkah kaki pelan karena masih menahan sakit di area bawah aku mengetuk pintu lalu membukanya, terlihat mas Daniel tertidur di sofa.
Aku mencoba membangunkannya namun ternyata langkah kakiku telah terdengar olehnya
"Mas kamu kok tidur disini? "
Mas Daniel beralih ke posisi duduk sembari diam menatapku
"Mas.... " panggil ku lagi saat ia justru terlihat melamun
"Iya.... "
"Mas,kalau capek tidur di kamar gih"
"Enggak kok, sini"
Mas Daniel menggandeng tanganku dan memintaku duduk di sampingnya, ia mengusap lembut pipiku kemudian membaringkan ku di atas sofa. Jantungku kembali berdetak kencang sama seperti waktu kejadian di kamar mandi tadi sore, akankah mas Daniel meminta haknya kembali? Bukankah baru saja kami selesai melakukannya
Nafas mas Daniel terdengar memburu ia seperti menahan sebuah amarah,aku mencoba untuk mengimbanginya meski masih merasakan sakit. Aku tidak ingin membuatnya kecewa, maka dari itu aku mencoba menahan dan menggenggam erat bahunya yang kekar itu.
"Achhh..... "
aku menghela nafas panjang setelah olahraga malam ini, mas Daniel langsung mengenakan pakaiannya lagi dan memintaku segera kembali ke kamar. Seperti tak terjadi apa-apa barusan, ia bersikap seolah-olah seperti mengusir diriku. Dengan masih merapikan rambut yang berantakan aku keluar dari ruang kerja suamiku itu, tak terlihat mbok Asih di dapur mungkin ia sudah terlelap di pembaringannya.
Dengan masih menahan rasa sakit aku berjalan menuju kamar, sesampainya disana aku kembali membersihkan diri dan pergi tidur. Entah mas Daniel tidur di kamar tamu lagi atau tidak aku sama sekali tidak tahu karena begitu lelahnya badanku ini.
*
Pagi-pagi sekali aku bangun karena tak mendapati mas Daniel di kamar, aku turun ke bawah dan melihat mbok Asih sibuk dengan urusan dapur.
"Mbok, lihat mas Daniel tidak? "
"Tidak non, sepertinya belum turun"
"Tapi di kamar tidak ada mbok,apa mungkin semalam mas Daniel tidur di kamar tamu lagi? "
"Loh tuan muda kenapa tidur di kamar tamu non, bukannya seharusnya satu kamar dengan non Rain? "
"Iya mbok, mungkin mas Daniel belum terbiasa saja"
Mbok Asih terdiam mencoba mencerna kata-kata ku barusan, mungkin terdengar aneh karena sepasang suami istri harus tidur terpisah kamar.
"Ya sudah mbok biar saya cek ke kamar tamu"
"Baik non"
Aku segera mengarahkan kakiku menuju kamar tamu, namun sesampainya disana mas Daniel tidak ada rupanya. Aku beralih menuju meja kerjanya dan terlihat sosok laki-laki jangkung berbadan kekar itu terbaring di sofa, aku berjalan mendekatinya dan mencoba membangunkannya.
"Mas, mas Daniel.. mas"
"Hmmm... kamu ngapain disini? "
"Mas Daniel yang ngapain tidur disini? "
Suamiku itu sepertinya belum sepenuhnya sadar, ia bangkit dari posisi tidurnya kemudian memperhatikan sekitar.
"Astaga, jadi semalam aku tidur disini? "
"Iya mas"
Ia mengambil ponselnya dan segera berlari keluar, mungkin ia baru sadar kalau sekarang sudah jam 07.00. Ini pertama kalinya aku melihat suamiku gugup seperti ini, ia memanggilku ketika sudah berjalan setengah tangga. Memintaku menyiapkan baju kerjanya dan beberapa hal lainnya, akhirnya mas Daniel mau memberikan tugas kepadaku sebagai seorang istri.
Setelah selesai mandi dan berpakaian mas Daniel mencium kening ku kemudian pergi ke kantor, ia bahkan memintaku untuk sarapan sendiri karena pagi ini dia ada meeting dengan kliennya.
Aku menghela nafas melihat mobil honda civic keluaran terbaru keluar dari gerbang rumah, nampak jelas ia terlambat hari ini.
"Non, hari ini mau di masakkan apa? "
tanya mbok Asih yang tiba-tiba sudah di belakangku
"Tidak usah mbok, sore ini mas Daniel memintaku untuk menemaninya ke acara ulang tahun koleganya. Mungkin untuk makan siang saya akan pesan online saja, sebaiknya mbok istirahat saja"
"Baik non, kalau begitu sarapan sudah saya siapkan di meja. Kalau butuh sesuatu non panggil saja, mbok ada di halaman belakang menyiram taman"
"Baik mbok terimakasih"
Setelah mbok Asih pergi aku segera kembali ke kamar dan mandi, kebetulan hari ini aku tidak ada acara apapun. Mungkin aku akan berdiam diri sembari menjelajah ke dunia online untuk mencari pekerjaan dari pada harus terus menerus berdiam diri di rumah.
...ISABELLA AIRLANGGA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Myōjin Yahiko
Aku gak pernah menyangka kalau membaca cerita bisa membuatku merasa sebahagia ini.
2023-12-13
0