Seharian ini aku hanya dapat berdiam diri di dalam kamar, tiada pekerjaan yang bisa ku pegang. Semua sudah di kerjakan oleh mbok Asih sendiri, hingga masak pun aku ingin membantu tak di izinkan.
Suara ketukan pintu mencuri perhatianku yang tengah menatap taman dari luar jendela,aku menghampiri arah suara dan nampak ibu mertuaku nyonya Bella tengah berdiri disana.
"Mama"
"Rain maaf mama mengganggu waktu istirahat kalian, mama tadi habis dari mall sekalian mampir bawakan kamu beberapa baju"
"Mama tidak perlu repot-repot, mas Anton sudah membawakan baju-baju Rain kemarin"
"Sudah tidak apa, oh ya Daniel belum bangun? "
"Mas Daniel sudah berangkat kerja dari tadi pagi"
"Dia sudah mulai kerja di hari yang seharusnya ia nikmati bersama sang istri? "
"Mungkin sibuk ma, banyak pekerjaan yang tertunda karena kemarin"
"Anak itu benar-benar keras kepala, maafkan Daniel ya Rain seharusnya kalian bisa menghabiskan banyak waktu bersama"
"Tidak apa ma"
"Kalau begitu bagaimana kalau hari ini kamu di rumah mama sekalian menunggu Daniel pulang"
"Boleh ma, kebetulan Rain juga bingung mau ngapain"
*
Sesampainya di kediaman keluarga Airlangga aku di minta mama Bella menemaninya di acara arisan grup sosialita nya yang di adakan di rumah siang ini, para Ibu-ibu seusianya datang dengan kemilau emas di tangan dan leher mereka.
Aku hanya tersenyum sembari berjabat tangan menyambut kedatangan mereka semua, mereka ramah dan sangat humble meski orang berada. Jauh dengan lingkungan rumahku yang suka membeda-bedakan orang menurut kasta, bahkan dulu budhe pernah di kucilkan saat keadaan benar-benar terpuruk akibat kepergian pak dhe.
"Jeng Bella menantumu ini jauh lebih kalem dari pada Giselle" ucap salah satu teman mama mertuaku
"Iya jeng dia juga gak kalah cantik kok,oh ya Rain orang tua kamu pengusaha di bidang apa? "
Jantungku tiba-tiba terasa berdetak cepat mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir teman mama yang bernama Angela.
"Emb ayah dan ibu..... " belum selesai ku ucapkan kalimat yang hampir membuatku sedih tiba-tiba mama Bella menjawabnya sembari memegang telapak tanganku yang sedari tadi menangkup di atas paha
"Orang tuanya sudah meninggal, tapi ia di besarkan oleh bibinya seorang pengusaha kuliner"
"Wah kuliner apa jeng, boleh dong Rain kapan-kapan kita coba kuliner buatan keluarga kamu"
"Next time deh kita kesana" jawab mama mertuaku yang begitu cekatan memberikan jawaban
Hampir dua jam mereka mengobrol entah apa itu, sampai tepat pukul 15.00 mereka pulang. Aku menghela sedikit nafas karena akhirnya terbebas dari pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri merasa bingung untuk menjawabnya.
Memang beda ya hal-hal yang di bicarakan oleh kalangan sosialita atau bukan, bahkan teman-teman mama mertuaku justru lebih ke pembicaraan mengenai bantuan sosial atau sejenisnya. Sedangkan di lingkungan ku sendiri orang-orang lebih suka membicarakan keburukan orang lain, ternyata persepsi ku tentang orang kaya yang sombong dan suka menyelesaikan masalah dengan uang tak semuanya benar. Hanya beberapa saja yang seperti itu selebihnya ya masih ada orang berada yang memiliki jiwa sosial atau saling peduli pada sesama manusia.
Tepat pukul 16.00 tuan Airlangga pulang dari tempatnya bermain golf, kebetulan hujan turun lumayan deras. Aroma tanah yang basah semerbak dari pintu samping menuju taman, aku melihat beberapa koleksi bunga milik mama mertuaku yang tertata rapi disana.
"Ma, itu Rain? " tanya tuan Airlangga
"Iya pa, tadi mama mengajaknya kemari. Lagipula anak kamu itu masih dalam masa cuti malah sudah kerja hari ini"
"Papa tidak lihat Daniel di kantor tadi"
"Loh tapi kata Rain, Daniel sudah berangkat sejak jam 06.00 pagi"
"Coba biar papa telfon dia"
Belum sampai Daniel menjawab telfonnya ia sudah berada di dalam rumah orang tuanya
"Pa, ada apa? "
"Daniel... papa baru saja mau menghubungi kamu"
"Kamu dari mana saja sih Niel ? ini kan masih masa cuti kamu, kenapa malah kerja bukannya ngajak Rain pergi honeymoon"
"Ma pekerjaan Niel banyak yang tertunda karena acara kemarin, lagipula Rain tidak akan keberatan jika hari ini Niel masuk kantor"
"Iya ma, lagipula tidak perlu honeymoon juga" imbuh Rainarra
"Aduh kamu ini, kalau kalian tidak honeymoon kapan cucu mama dan papa jadi?"
"Ma pleaseee.. baru dua hari kami menikah" jawab Daniel yang mulai kesal dengan obrolan ini
"Mas, kamu mau aku bikinkan minum? "
"Nggak usah, kita pulang saja"
"Menginap lah sehari dua hari disini Niel, mama masih ingin ngobrol sama istri kamu"
"Niel gak bisa ma, beberapa dokumen kerjaan ada dirumah"
"Kamu minta asisten kamu buat antar kesini"
"Mah lagipula Daniel ingin berduaan sama Rain, jadi gak enak kalau mama dan papa lihat" ucap Daniel yang berubah manis sembari merangkul bahu istrinya dengan mesra
"Mah udah biarkan saja,kayak mama gak pernah muda saja" jawab tuan Airlangga
"Hmm yasudah, tapi kalian makan malam disini ya. Mama sudah minta catering langganan mama untuk kirim masakan kemari"
"Baiklah"
Daniel mengajak Rain ke kamarnya di lantai atas, ia sungguh-sungguh tidak ingin orang tuanya mencurigai pernikahan yang tanpa dilandasi rasa saling suka ini.
*
Di kamar aku hanya dapat memandang mas Daniel yang berdiri di teras balkon sembari memainkan ponsel, aku merasa bersalah karena suamiku itu harus terjebak dalam situasi serba canggung ini.Meski aku tahu sifat mesra mas Daniel tadi hanyalah palsu, mana mungkin laki-laki yang baru saja aku temui langsung setuju untuk menikah dengan tanpa rasa cinta.
"Mas, aku mau mandi dulu ya" ucapku setelah melirik jam di meja sudah hampir pukul 17.00
"Hmm" jawabnya tanpa menengok ke arah ku
Aku segera masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower, beberapa saat kemudian pintu kamar mandi terbuka dan membuatku yang masih telanjang terkejut bukan main dengan cepat-cepat ku sahut handuk yang terletak di sebrang sekat shower
"Mas kok kamu asal main masuk aja sih? " ucapku kesal
"Memangnya kenapa? "
"Aku lagi mandi mas"
"Saya tahu kok"
"Terus ngapain main masuk begitu saja? "
"Kamu kenapa sih kok jadi galak begini? "
"Ya bukannya galak, aku malu saja kamu lihat aku seperti ini"
"Ngapain harus malu, aku ini suami kamu"
Mas Daniel semakin mendekatkan diri ke arah ku yang masih berdiri mematung di bawah shower, dengan ekspresi terkejut aku hanya bisa menatap suamiku yang sekarang hanya berjarak sepuluh centimeter dari tubuh ini.
Jantung ini rasanya ingin loncat dari sarangnya, nafas mas Daniel pun semakin terasa di kulit wajahku. Aku hanya dapat memejamkan mata saat wajahnya menyisir leherku yang tak tertutup handuk, terasa nafanya yang hangat menyapu bahu dan membuat tanganku melepaskan selembar kain yang menutup tubuhku.
Mas Daniel sengaja menyalakan kembali shower yang sudah ku matikan tadi, ia memintaku melepaskan kemejanya yang sudah basah itu. Dada bidang yang berselaput bulu halus itu nampak indah di mataku, entah karena baru kali ini aku melihat hal seperti ini atau memang aku yang begitu polos.
Aku menikmati setiap sentuhannya dengan mata terpejam,tiba-tiba ia berhenti dan berbisik ke telingaku
"Kita lanjutkan di ranjang"
Mas Daniel berbalik dan menyahut handuk lainnya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya, setelah itu ia menggendong tubuhku keluar menuju tempat tidur. Sungguh jantungku semakin berdegup kencang kali ini,sesampainya di ranjang ia membaringkan ku dan kembali melancarkan aksinya.
Aku hanya dapat memejamkan mata dan sesekali menggenggam spray abu-abu itu, hingga akhirnya aku sedikit berteriak dan mengeluarkan air mata.
Mas Daniel menatapku dengan senyuman lalu mengecup bibirku lembut,gerakannya yang begitu agresif tidak dapat ku imbangi. Memang karena aku yang begitu polos hingga tidak tahu bagaimana cara melakukan hal seperti ini,setengah jam berlalu mas Daniel melihatku yang menahan sakit lalu menghentikan kegiatannya.
Keringat membanjiri tubuh kami berdua, ruangan terasa panas padahal AC sudah di angka paling rendah. Ia mengecup keningku lalu berbaring di sebelah, masih dengan wajah yang menatapku ia menghapus keringat di pipiku
"Maaf ya sayang kalau aku menyakitimu" ucapnya pelan
"Tidak apa mas, bukankah ini kewajibanku sebagai istri"
"Kalau begitu kamu mandi duluan lalu kita turun untuk makan malam" ucapnya sembari mengelus rambutku yang berantakan ini
Akhirnya aku bisa menunaikan kewajiban sebagai istri untuk pertama kalinya, meski memang pernikahan ini tadinya tidak di landasi rasa saling suka tetapi aku percaya semua ini memang sudah takdir dari Sang Pencipta.
...ANTONIO AIRLANGGA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
ian gomes
Akhirnya nemu lagi cerita yang oke banget, terima kasih thor untuk karyanya! ❤️
2023-12-11
1