BAB 6

Seharian ini aku hanya dapat berdiam diri di dalam kamar, tiada pekerjaan yang bisa ku pegang. Semua sudah di kerjakan oleh mbok Asih sendiri, hingga masak pun aku ingin membantu tak di izinkan.

Suara ketukan pintu mencuri perhatianku yang tengah menatap taman dari luar jendela,aku menghampiri arah suara dan nampak ibu mertuaku nyonya Bella tengah berdiri disana.

"Mama"

"Rain maaf mama mengganggu waktu istirahat kalian, mama tadi habis dari mall sekalian mampir bawakan kamu beberapa baju"

"Mama tidak perlu repot-repot, mas Anton sudah membawakan baju-baju Rain kemarin"

"Sudah tidak apa, oh ya Daniel belum bangun? "

"Mas Daniel sudah berangkat kerja dari tadi pagi"

"Dia sudah mulai kerja di hari yang seharusnya ia nikmati bersama sang istri? "

"Mungkin sibuk ma, banyak pekerjaan yang tertunda karena kemarin"

"Anak itu benar-benar keras kepala, maafkan Daniel ya Rain seharusnya kalian bisa menghabiskan banyak waktu bersama"

"Tidak apa ma"

"Kalau begitu bagaimana kalau hari ini kamu di rumah mama sekalian menunggu Daniel pulang"

"Boleh ma, kebetulan Rain juga bingung mau ngapain"

*

Sesampainya di kediaman keluarga Airlangga aku di minta mama Bella menemaninya di acara arisan grup sosialita nya yang di adakan di rumah siang ini, para Ibu-ibu seusianya datang dengan kemilau emas di tangan dan leher mereka.

Aku hanya tersenyum sembari berjabat tangan menyambut kedatangan mereka semua, mereka ramah dan sangat humble meski orang berada. Jauh dengan lingkungan rumahku yang suka membeda-bedakan orang menurut kasta, bahkan dulu budhe pernah di kucilkan saat keadaan benar-benar terpuruk akibat kepergian pak dhe.

"Jeng Bella menantumu ini jauh lebih kalem dari pada Giselle" ucap salah satu teman mama mertuaku

"Iya jeng dia juga gak kalah cantik kok,oh ya Rain orang tua kamu pengusaha di bidang apa? "

Jantungku tiba-tiba terasa berdetak cepat mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir teman mama yang bernama Angela.

"Emb ayah dan ibu..... " belum selesai ku ucapkan kalimat yang hampir membuatku sedih tiba-tiba mama Bella menjawabnya sembari memegang telapak tanganku yang sedari tadi menangkup di atas paha

"Orang tuanya sudah meninggal, tapi ia di besarkan oleh bibinya seorang pengusaha kuliner"

"Wah kuliner apa jeng, boleh dong Rain kapan-kapan kita coba kuliner buatan keluarga kamu"

"Next time deh kita kesana" jawab mama mertuaku yang begitu cekatan memberikan jawaban

Hampir dua jam mereka mengobrol entah apa itu, sampai tepat pukul 15.00 mereka pulang. Aku menghela sedikit nafas karena akhirnya terbebas dari pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri merasa bingung untuk menjawabnya.

Memang beda ya hal-hal yang di bicarakan oleh kalangan sosialita atau bukan, bahkan teman-teman mama mertuaku justru lebih ke pembicaraan mengenai bantuan sosial atau sejenisnya. Sedangkan di lingkungan ku sendiri orang-orang lebih suka membicarakan keburukan orang lain, ternyata persepsi ku tentang orang kaya yang sombong dan suka menyelesaikan masalah dengan uang tak semuanya benar. Hanya beberapa saja yang seperti itu selebihnya ya masih ada orang berada yang memiliki jiwa sosial atau saling peduli pada sesama manusia.

Tepat pukul 16.00 tuan Airlangga pulang dari tempatnya bermain golf, kebetulan hujan turun lumayan deras. Aroma tanah yang basah semerbak dari pintu samping menuju taman, aku melihat beberapa koleksi bunga milik mama mertuaku yang tertata rapi disana.

"Ma, itu Rain? " tanya tuan Airlangga

"Iya pa, tadi mama mengajaknya kemari. Lagipula anak kamu itu masih dalam masa cuti malah sudah kerja hari ini"

"Papa tidak lihat Daniel di kantor tadi"

"Loh tapi kata Rain, Daniel sudah berangkat sejak jam 06.00 pagi"

"Coba biar papa telfon dia"

Belum sampai Daniel menjawab telfonnya ia sudah berada di dalam rumah orang tuanya

"Pa, ada apa? "

"Daniel... papa baru saja mau menghubungi kamu"

"Kamu dari mana saja sih Niel ? ini kan masih masa cuti kamu, kenapa malah kerja bukannya ngajak Rain pergi honeymoon"

"Ma pekerjaan Niel banyak yang tertunda karena acara kemarin, lagipula Rain tidak akan keberatan jika hari ini Niel masuk kantor"

"Iya ma, lagipula tidak perlu honeymoon juga" imbuh Rainarra

"Aduh kamu ini, kalau kalian tidak honeymoon kapan cucu mama dan papa jadi?"

"Ma pleaseee.. baru dua hari kami menikah" jawab Daniel yang mulai kesal dengan obrolan ini

"Mas, kamu mau aku bikinkan minum? "

"Nggak usah, kita pulang saja"

"Menginap lah sehari dua hari disini Niel, mama masih ingin ngobrol sama istri kamu"

"Niel gak bisa ma, beberapa dokumen kerjaan ada dirumah"

"Kamu minta asisten kamu buat antar kesini"

"Mah lagipula Daniel ingin berduaan sama Rain, jadi gak enak kalau mama dan papa lihat" ucap Daniel yang berubah manis sembari merangkul bahu istrinya dengan mesra

"Mah udah biarkan saja,kayak mama gak pernah muda saja" jawab tuan Airlangga

"Hmm yasudah, tapi kalian makan malam disini ya. Mama sudah minta catering langganan mama untuk kirim masakan kemari"

"Baiklah"

Daniel mengajak Rain ke kamarnya di lantai atas, ia sungguh-sungguh tidak ingin orang tuanya mencurigai pernikahan yang tanpa dilandasi rasa saling suka ini.

*

Di kamar aku hanya dapat memandang mas Daniel yang berdiri di teras balkon sembari memainkan ponsel, aku merasa bersalah karena suamiku itu harus terjebak dalam situasi serba canggung ini.Meski aku tahu sifat mesra mas Daniel tadi hanyalah palsu, mana mungkin laki-laki yang baru saja aku temui langsung setuju untuk menikah dengan tanpa rasa cinta.

"Mas, aku mau mandi dulu ya" ucapku setelah melirik jam di meja sudah hampir pukul 17.00

"Hmm" jawabnya tanpa menengok ke arah ku

Aku segera masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower, beberapa saat kemudian pintu kamar mandi terbuka dan membuatku yang masih telanjang terkejut bukan main dengan cepat-cepat ku sahut handuk yang terletak di sebrang sekat shower

"Mas kok kamu asal main masuk aja sih? " ucapku kesal

"Memangnya kenapa? "

"Aku lagi mandi mas"

"Saya tahu kok"

"Terus ngapain main masuk begitu saja? "

"Kamu kenapa sih kok jadi galak begini? "

"Ya bukannya galak, aku malu saja kamu lihat aku seperti ini"

"Ngapain harus malu, aku ini suami kamu"

Mas Daniel semakin mendekatkan diri ke arah ku yang masih berdiri mematung di bawah shower, dengan ekspresi terkejut aku hanya bisa menatap suamiku yang sekarang hanya berjarak sepuluh centimeter dari tubuh ini.

Jantung ini rasanya ingin loncat dari sarangnya, nafas mas Daniel pun semakin terasa di kulit wajahku. Aku hanya dapat memejamkan mata saat wajahnya menyisir leherku yang tak tertutup handuk, terasa nafanya yang hangat menyapu bahu dan membuat tanganku melepaskan selembar kain yang menutup tubuhku.

Mas Daniel sengaja menyalakan kembali shower yang sudah ku matikan tadi, ia memintaku melepaskan kemejanya yang sudah basah itu. Dada bidang yang berselaput bulu halus itu nampak indah di mataku, entah karena baru kali ini aku melihat hal seperti ini atau memang aku yang begitu polos.

Aku menikmati setiap sentuhannya dengan mata terpejam,tiba-tiba ia berhenti dan berbisik ke telingaku

"Kita lanjutkan di ranjang"

Mas Daniel berbalik dan menyahut handuk lainnya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya, setelah itu ia menggendong tubuhku keluar menuju tempat tidur. Sungguh jantungku semakin berdegup kencang kali ini,sesampainya di ranjang ia membaringkan ku dan kembali melancarkan aksinya.

Aku hanya dapat memejamkan mata dan sesekali menggenggam spray abu-abu itu, hingga akhirnya aku sedikit berteriak dan mengeluarkan air mata.

Mas Daniel menatapku dengan senyuman lalu mengecup bibirku lembut,gerakannya yang begitu agresif tidak dapat ku imbangi. Memang karena aku yang begitu polos hingga tidak tahu bagaimana cara melakukan hal seperti ini,setengah jam berlalu mas Daniel melihatku yang menahan sakit lalu menghentikan kegiatannya.

Keringat membanjiri tubuh kami berdua, ruangan terasa panas padahal AC sudah di angka paling rendah. Ia mengecup keningku lalu berbaring di sebelah, masih dengan wajah yang menatapku ia menghapus keringat di pipiku

"Maaf ya sayang kalau aku menyakitimu" ucapnya pelan

"Tidak apa mas, bukankah ini kewajibanku sebagai istri"

"Kalau begitu kamu mandi duluan lalu kita turun untuk makan malam" ucapnya sembari mengelus rambutku yang berantakan ini

Akhirnya aku bisa menunaikan kewajiban sebagai istri untuk pertama kalinya, meski memang pernikahan ini tadinya tidak di landasi rasa saling suka tetapi aku percaya semua ini memang sudah takdir dari Sang Pencipta.

...ANTONIO AIRLANGGA...

Terpopuler

Comments

ian gomes

ian gomes

Akhirnya nemu lagi cerita yang oke banget, terima kasih thor untuk karyanya! ❤️

2023-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!