BAB 4

Di dalam mobil Willy Asisten Daniel terus memandangnya dari kaca, nampak atasannya begitu tenang setelah mengambil keputusan yang di luar pemikirannya tersebut.

"Tuan apakah anda serius dengan keputusan untuk menikah dengan perempuan itu? "

"Kenapa Wil? kamu masih tidak percaya kalau saya akan menikahinya? "

"Bukan begitu tuan, tetapi bagaimana dengan tuan Airlangga dan nyonya Bella? Apa beliau tidak akan menanyakan perihal latar belakang perempuan itu? "

"Itu sudah menjadi tugasmu untuk mencari asal-usul perempuan tersebut"

"Baik tuan, saya lihat wajah perempuan itu sedikit mirip dengan nona Gisela? "

"Akhirnya kamu menyadarinya Will, itu juga menjadi alasan kenapa saya memutuskan untuk menikahinya"

"Pantas saja pandangan tuan ke perempuan itu berbeda sejak kemarin"

Tuan Daniel hanya tersenyum mengetahui Willy menggoda dirinya, tak terasa roda mobil telah memasuki halaman rumahnya. Daniel segera masuk dan menemui kedua orang tuanya yang berada di halaman belakang.

"Niel jam segini kamu sudah pulang" tanya tuan Airlangga

"Iya pa ada dokumen yang tertinggal di ruang kerja"

"Oh ya Niel nanti malam kamu jangan lupa, ada pertemuan dengan putri kolega papa di Sunset resto"

"Mulai sekarang papa dan mama stop mengatur pertemuan-pertemuan seperti itu, lebih baik batalkan saja"

"Niel kamu jangan permalukan papa"

"Papa dan mama ingin Niel cepat menikah bukan? maka dari itu Niel minta papa batalkan pertemuan ini karena besok Niel mau papa dan mama melamarkan perempuan yang akan menjadi istri Niel"

"Siapa Niel? kenapa kamu sebelumnya tidak bercerita pada mama? "

"Nanti mama juga tahu, data tentang perempuan itu akan ada di meja kerja papa sore ini. Kalau begitu Niel pergi dulu ma, pa"

"Niel papa belum selesai bicara"

"Sudahlah pa, syukurlah kalau Niel sudah menemukan tambatan hatinya. Itu tandanya ia sudah move on dari Gisela"

"Anak itu selalu saja bertindak sesukanya, memangnya menikah itu seperti membeli barang di supermarket. Suka lalu tinggal ambil begitu saja"

Nyonya Bella hanya tersenyum melihat tingkah suaminya yang selalu kesal jika kalah beradu argumen dengan putranya.

*

Pagi ini budhe dan mbak Yuyun sudah menyiapkan beberapa hidangan spesial dan juga camilan kecil untuk menyambut kedatangan om Daniel dan juga keluarganya, budhe memintaku untuk tetap di kamar mempersiapkan diri.

Tepat pukul 10.00 mereka datang dengan membawa bingkisan yang tak sedikit itu, hampir ruang tamu penuh dengan kotak kaca berisikan entah apa itu. Bunyi ketukan terdengar dari balik pintu, mbak Yuyun dan budhe sudah berdiri di luar.

"Ndok, kamu yakin dengan keputusan ini? "

tanya budhe sebelum membawaku menemui keluarga om Daniel

Aku mengangguk dengan senyuman, mencoba meyakinkan budhe sekali lagi. Aku tidak ingin budhe terus sedih memikirkan hutang mas Anton dan juga berat untuk melepaskan rumah ini.

"Kalau begitu mari kita menemui mereka"

Aku berjalan menuju ruang tamu di dampingi budhe dan mbak Yuyun, nampak tiga orang asing duduk di ruang tamu rumah ini. Mereka menyambut ku dengan senyuman di wajah masing-masing,

"Jadi ini gadis yang memenangkan hati Niel"

ucapan itu terlontar dari mulut perempuan yang duduk di samping tuan Niel, wajahnya masih begitu muda dan hampir ku kira itu kakaknya.

Aku duduk di samping budhe dan mas Anton

mereka mulai pembicaraan dari basa basi hingga serius, ku kira mereka akan memberikan aku waktu untuk sedikit lebih lama menikmati masa lajang ku. Tetapi aku salah besar, mereka meminta pada keluarga budhe agar pernikahan segera di laksanakan minggu depan. Meski hal itu membuat kami terkejut karena banyak hal yang perlu di persiapkan

"Untuk masalah biaya dan lainnya ibu tidak perlu khawatir, biar pihak kami yang menyiapkan semuanya. Rainarra sekeluarga hanya perlu datang ke tempat resepsi tanpa harus membawa apapun" tutur nyonya Bella

"Tapi apakah itu tidak terlalu merepotkan anda bu Bella? " tanya budhe

"Sama sekali tidak bu Diah, kami justru senang karena sebentar lagi Rainarra akan menjadi menantu kami"

"Kalau begitu kami ikut saja bagaimana baiknya"

Setelah semua selesai menentukan tanggal pernikah dan makan keluarga om Daniel pulang, jantungku yang sedari tadi berdegup kencang dapat sejenak beristirahat.

Mas Anton yang baru masuk rumah langsung berteriak kegirangan

"Wah bukankah ini takdir yang sempurna Ra? kamu bisa menikahi pria kaya raya dan hutang ku juga lunas tanpa harus kehilangan rumah ini" ucapnya tanpa rasa bersalah

Aku hanya diam dan masuk kedalam kamar, tak ku tanggapi ucapan mas Anton barusan. Kalau bukan demi budhe aku tidak akan melakukan semua ini, semata-mata ini semua agar rumah penuh kenangan ini tetap utuh menjadi milik budhe.

Tak lama kemudian suara laki-laki yang tentunya bukan suara mas Anton terdengar dari ruang tamu, aku mengintip dari pintu kamar dan terlihat teman om Daniel sedang mengobrol dengan mas Anton disana. Tak lama budhe menghampiri dan memintaku untuk menemui mereka, aku duduk di samping mas Anton

"Ra, kamu tanda tangan disini. Ini surat perjanjian pernikahan kamu dan Daniel"

"Perjanjian? " tanyaku penuh kebingungan

"Jadi begini mbak Rainarra, karena pernikahan ini serba mendadak dan berdasarkan permintaan tuan Daniel beliau ingin anda menandatangani surat ini sebagai bukti bahwa tidak ada paksaan yang meminta mbak Rainarra menikah dengannya"

Tanpa berfikir panjang aku langsung menandatangani surat tersebut dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua yang masih entah membicarakan apa.

*

Keesokan harinya nyonya Bella sudah berada di ruang tamu, mas Anton memanggilku yang sedang membantu budhe di warung.

"Ra, itu lho calon mertuamu datang"

"Haa??"

"Sudah sana kamu temui dulu, biar aku menggantikan pekerjaan mu"

Aku berjalan ke pintu pembatas rumah dan warung yang langsung tembus ke dapur, ku lihat nyonya Bella duduk menantiku.

"Selamat pagi Rain" ucapnya dengan senyuman begitu melihat ku datang

"Pagi tante"

"Eh kok tante sih, sebentar lagi kamu kan menjadi menantu saya. Panggilannya mama dong"

"Emb iya tan eh maksudnya ma"

"Hari ini kita ke butik untuk fitting gaun pernikahan kamu ya"

"Tapi ma Arra masih berantakan seperti ini, mama tunggu sebentar ya"

"Okey menantu mama"

Akupun bergegas meninggalkan calon ibu mertuaku ini kemudian pergi ke kamar untuk berganti baju, setelah itu selesai izin ke budhe kami pun berangkat menuju butik yang sudah nyonya Bella katakan.

*

Sesampai di butik aku melihat om Daniel sudah berada disana mencoba setelan jas, seperti biasa tubuh gagahnya selalu memancarkan aura berbeda. Meski begitu aku masih tetap saja tidak menaruh perasaan apapun kepadanya

"Niel kamu cocok sekali dengan setelan itu, tapi coba yang lain dulu"

"Ma ini saja ya, Niel ada meeting pagi ini. Jadi Niel lebih awal kemari sebelum mama"

"Niel ini pernikahan kamu, bagaiamana bisa kamu mementingkan pekerjaan dari pada menemani Rain untuk memilih gaun"

"Pilihan mama pasti bagus kok, kalau begitu Niel pergi dulu ya ma"

"Niel.... "

"Sudah ma tidak apa-apa, lagipula mas Daniel pasti sibuk"

"Maaf ya sayang mama jadi tidak enak sama kamu, harusnya ini menjadi hal yang membahagiakan untuk kamu"

"Tidak apa ma, Arra sekarang harus mulai membiasakan diri dengan kesibukan mas Daniel"

Nyonya Bella tersenyum lalu meminta para karyawan butik membawaku ke ruang ganti, setelah mencoba beberapa gaun pilihan mama tepat pada ball gown dengan taburan swarovski di seluruh bagian. Namun aku meminta gaun yang sederhana saja melihat harga yang sangat fantastis itu, meski tidak ada harga di bawah dua digit. Akan tetapi ibu mertuaku ini memang tidak ingin pernikahan putra semata wayangnya itu terlihat sederhana, jadi ia membelikan dua gaun pilihanku dan juga pilihannya.

Setelah lelah kesana kemari membeli gaun, sepatu , dan perlengkapan lainnya akhirnya nyonya Bella mengantarkan aku pulang. Tak lupa sebuah totebag berisikan aroma terapi ia berikan padaku, katanya agar membuatku lebih relaks ketika tidur.

...Daniel Reviano Airlangga...

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!