Episode 9

Malam pun berganti pagi, Alesyah pun tidak ingin membahas perihal saudara kembarnya lagi. Dia takut kedua orang tuanya akan mengetahui hal itu dan pasti akan mencari saudara kembarnya, jika itu terjadi maka saudara kembarnya akan menjadi ancaman besar bagi hubungan nya dengan Aldin.

Pagi ini Merry dan Nowel berangkat lebih awal kerumah sakit karena mereka berdua berharap bisa menemukan putri mereka yang hilang dua puluh tahun lalu.

Sementara Cyndi harus bekerja seperti biasanya agar dia bisa menghasilkan uang agar dapat membiayai perobatan neneknya, sementara kakeknya harus bekerja untuk mengumpulkan barang-barang bekas untuk dia jual.

Namun baru saja Merry tiba diruangan nya kini seorang perawat menghampiri nya.

" Dokter......"

" pasien atas nama nyonya Elisabet kritis lagi " kata perwat itu.

Mendengar itu Merry pun langsung memakai jas putihnya dan tidak lupa dengan stetoskop yang dia kalungkan dilehernya.

" segera hubungi wali nya" kata Merry.

Merry pun langsung memasuki ruangan tersebut, namun beberapa perawat disana sedang sibuk memeriksa wanita tua itu.

" bagaimana keadaan pasien? " kata Merry kembali memeriksa pasienpasien itu.

" detak jantung melemah dok, pasien juga mengalami kejang dok" kata seorang perawat

" bagaimana dengan tekanan darah nya? " kata Merry

" tekanan darahnya Normal " kata perawat itu

" katakan pada walinya kita harus segera melakukan operasi " kata Merry

" keluarganya sedang menuju kemari dok" kata perawat itu

" baik... "

" jika walinya sudah tiba, segera urus semua administrasi pasien. katakan kepada walinya jika tidak operasi maka nyawa pasien tidak bisa diselamatkan. " kata Merry

" baik dok... " kata perawat itu. setelah itu Merry pun pergi untuk memeriksa pasien yang lainnya.

Mendengar kabar nenek kritis Cyndi dan kakeknya pun bergegas kerumah sakit, Cyndi berlari dari lorong rumah sakit dan pada saat itu dia tidak sengaja menabrak seorang pria setengah bayabaya.

" maaf om... maaf... " kata Cyndi setelah mengatakan itu Cyndi kembali bergegas pergi dan meninggalkan orang itu.

" nak.... " kata pria itu mencoba memanggil Cyndi karena Cyndi tidak sengaja menjatuhkan dompetnya. akhirnya pria itupun mengambil dompet Cyndi dan menyusul Cyndi dia adalah Nowel Budiono ayah biologisnya Cyndi.

Disana Cyndi melihat kakeknya dengan pakaian yang kusam dan kumal duduk lesu.

" kakek... " kata Cyndi memeluk Yusuf kakeknya.

" nak... bagaimana ini? " kata Yusuf

" kakek kita harus kuat kek... " kata Cyndi menangis memeluk kakeknya namun kini pintu ruangan pun terbuka.

" sus.... bagaimana keadaan nenek saya sus.. " kata Cyndi

" kita harus secepatnya melakukan tindakan operasi. jika tidak nyawa nyonya Elisabeth tidak akan tertolong. " kata Suster iti.

" operasi sus....? " kata Cyndi

" iya mbak... "

" jika pihak keluarga setuju untuk melakukan operasi maka silahkan urus administrasi nya dulu. " kata perawat itu

" ...... " Cyndi pun menangis melihat kakeknya nya yang sudah terlihat pasrah.

" kakek.... " kata Cyndi memegang kedua tangan kakeknya.

Pada saat itu juga Nowel tiba disana.

" permisi.... " kata Nowel

Mendengar seseorang sedang menegur mereka Cyndi pun menoleh ke sumber suara tersebut.

" ada apa om?? " kata Cyndi akan tetapi pria itu mematung melihat wajah Cyndi yang begitu mirip dengan Alesyah, kemudian matanya pun melihat kalung yang dia desain sendiri dua puluh tahun lalu.

" Alethea.... " kata Nowel langsung memeluk Cyndi sambil menangis akan tetapi Cyndi hanya merasa syok dan canggung atas sikap Nowel kepadanya.

" sayang ternyata kamu masih hidup nak... " kata Nowel

" om... permisi om.. " kata Cyndi berusaha melepaskan pelukan Nowel akan tetapi Nowel memeluknya semakin erat.

" om lepasin... " kata Cyndi dengan suara yang keras dan sambil mendorong tubuh Nowel agar menjauh darinya.

" bapak jangan kurang ajar yah... " kata Cyndi marah

Nowel melihat Cyndi marah akhirnya dia pun mencoba ingin berbicara dengan baik-baik.

" maaf nak jika bapak membuat mu kaget" kata Nowel. Akan tetapi Yusuf melihat Nowel dan dia pun mengerti maksud Nowel. Akan tetapi kini seorang perawat kembali menghampiri CyndiCyndi.

" mbak gimana mbak,.... "

" kita harus segera nengambil tindakan operasinya mbak. " kata Suster itu

" jika melakukan operasi kami tidak punya uang sus ... "

" bagaimana kami untuk membayarnya sus?" kata Cyndi

" saya bersadia membayar seluruh biaya operasi dan biaya rumah sakitnya sus... "

" lakukan yang terbaik untuk pasien itu" kata Nowel

" baik pak .... "

" mbak mari kita lengkapi administrasi pasien mbak. " kata perawat itu.

Cyndi pun memandangNowel setelah itu dia pun mengikuti perawat itu.

" terimakasih saya ucapkan tuan, atas bantuan anda kepada istri saya, saya janji saya akan menyicil nya nanti. " kata Yusuf

" tidak perlu pak... "

" maaf pak sebelum nya bisa kita bicara sebentar? " kata Nowel

" baik tuan " kata Yusuf

" mari ikut saya pak" kata Nowel membawa Yusuf pergi meninggalkan ruangan Elisabeth dan sementara Cyndi sedang melengkapi data-data nenek nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!