BAB. 18 Siapa Dia?

Edwin memperdalam ciumannya, menggit kecil bibir Andini membuat gadis itu membuka mulutnya, menelusupkan lidahnya masuk kemulut Andini, mellumat, dan menyesapnya.

Andini mendorong dada Edwin meminta pria itu melepaskan ciumannya tapi Edwin tak melepasnya dia terus mencium dengan satu tangannya menyusup masuk kedalam baju yang Andini kenakan, mengusap setiap kulit yang tersentuh oleh tangannya, meremas gunung kembar lalu melepaskan pengait bra disana.

Bra sudah terlepas dari pengaitnya namun kemeja yang Andini kenakan masih melekat ditubuh gadis itu. Edwin melepas ciumannya, dia membuka kancing kemeja Andini.

"Apa yang anda lakukan, Pak?" tanya Andini.

"Tenang saja, An, saya tidak akan mengingkari janji saya," kata Edwin yang sudah berhasil membuka seluruh kancing kemeja Andini dan melepaskan kemeja serta bra yang gadis itu kenakan. Andini ingin menolak tapi dia tak kuasa melakukannya mengingat dirinya sudah terikat dengan perjanjian menjadi simpanan pria itu.

Tubuh atas Andini kini sudah polos terpampang jelas dihadapan Edwin. Andini hanya bisa pasrah saat Edwin membenamkan wajah diceruk lehernya menyusuri leher jenjang Andini menggunakan lidah dan mulutnya, mencumbu mesra disana membuat Andini merasakan sensasi aneh yang belum pernah dia rasakan. Andini menggigit bibirnya menahan desahanan agar tidak keluar dari mulutnya.

Edwin beralih menyusuri bagian dada Andini, mencium dan mengulum puncak gunung kembarnya dengan tangan meremas dan melintir puncak gunung satunya. Desahan berhasil lolos dari mulut Andini membuat Edwin ingin melakukan lebih dari itu.

Edwin menghentikan aksinya lalu menatap wajah Andini yang nampak memerah. Keningnya ia satukan dengan kening Andini, nafas keduanya tersengal lalu Edwin mencium sekilas.

"Puaskan saya, An," pinta Edwin dengan suara berat menahan sesuatu yang harus segera dikeluarkan.

Edwin meraih tangan Andini lalu mengarahkan menyentuh sesuatu yang sudah tegang dibalik celananya. Andini terkejut dia langsung menarik tangannya dan mendorong kuat tubuh Edwin tapi tak berhasil.

"Kita tidak boleh melakukannya, Pak," kata Andini.

"Kenapa?"

"Anda sudah berjanji tidak akan meminta kesucian saya."

Edwin tersenyum, lalu mencium Andini sebentar dan melepasnya.

"Kamu bisa puaskan saya tanpa ada penyatuan," katanya.

"Maksudnya, Pak?"

"Kamu bisa gunakan tangan dan mulutmu," kata Edwin membuat Andini terbelalak.

"Saya tidak bisa, Pak," kata Andini.

"Tenang saja saya akan mengajari kamu."

"Tapi, Pak_"

"An, kamu tahu kan saya berselingkuh dengan kamu itu karena diabaikan istri saya. Apa sekarang kamu juga mau mengabaikan permintaan saya?"

Andini susah payah meneguk salivanya. Dia bingung harus menjawab dan melakukan apa.

Apa dia harus menuruti permintaan Edwin untuk memuaskan pria itu?

Drrtt.. Drrtt..

Ponsel Edwin kembali bergetar memecahkan konsentrasi Edwin yang sedang menantikan keputusan Andini.

Edwin bangkit dari atas tubuh Andini lalu duduk diranjang bersisian dengan Andini yang masih berbaring. Andini menarik bra dan kemeja yang dilepaskan Edwin lalu mengenakannya lagi.

'Si Cantik Istriku'

Ternyata Mona yang menghubungi Edwin dan Andini juga melihatnya. Edwin melirik Andini yang sedang mengenakan kembali bajunya lalu menjawab panggilan telepon dari Mona.

"Astaga, Mas, kemana saja sih dari tadi aku menelponmu?" omel Mona setelah Edwin menjawab panggilan teleponnya.

Edwin mengaktifkan pengeras suara agar Andini mendengar apa yang dirinya dan Mona bicarakan.

"Aku tadi sibuk. Ada apa?" tanya Edwin.

"Galeri aku yang baru dibuka di Medan sedang ada masalah, Mas, ada orang yang mengakui sebagai pemilik lukisan yang aku buat."

"Lalu?"

"Aku akan ke Medan lagi untuk menyelesaikan masalah ini," kata Mona membuat Edwin tersenyum kecut.

Andini menatap Edwin kasihan. Dia mendengar apa yang dikatakan Mona barusan, ternyata istri Edwin itu benar-benar mengabaikan suaminya.

"Mas, kamu masih disana kan?" tanya Mona karena tak mendengar suara Edwin.

"Ya, aku masih disini. Berapa hari?" tanya Edwin kemudian.

"Aku usahakan kurang dari seminggu masalah ini sudah selesai dan aku bisa segera kembali."

"Kapan berangkat?"

"Sekarang, Mas, aku sudah dibandara sebentar lagi pesawat take of."

"Ya sudah hati-hati."

"Iya, Mas."

Panggilan telepon berakhir. Edwin menatap Andini yang juga tengah menatapnya.

"Kamu dengar sendiri kan, An, istri saya lebih mementingkan galerinya ketimbang saya suaminya."

"Sejak kapan seperti itu?"

"Sejak kami menikah, kurang 4 bulan lagi 10 tahun."

"Itu bukan waktu yang sebentar, Pak, kenapa anda masih bertahan? Bila karena anda mencintainya berarti anda tidak pintar."

Edwin terkekeh mendengar perkataan Andini.

"Bila saya tidak pintar berarti saya bodoh?" tanya Edwin.

"Anda sendiri yang bilang ya, Pak," kata Andini membuat Edwin tertawa.

"Bukannya kamu yang mengatakan saya tidak pintar? Berarti secara halus kamu mengatai saya bodoh, Andini."

"Anggap saja begitu," kata Andini.

Edwin tersenyum. Dia lalu menyandarkan punggungnya dikepala ranjang, menarik Andini untuk mendekat padanya dan memeluk tubuh gadis itu.

"Kamu tahu An, saya mencintai istri saya itu sejak lama, tidak mudah bagi saya untuk mendapatkannya. Sayangnya saya tidak bahagia meski sudah memilikinya."

"Kalau begitu lepaskan saja dan carilah pengganti yang bisa membuat anda bahagia."

Edwin mengangguk. "Saya sedang melakukannya."

Andini melepas tangan Edwin yang memeluknya lalu menatap pria itu.

"Dengan siapa?"

"Dengan seseorang yang selalu membuat saya berdesir saat bersamanya," kata Edwin.

"Siapa dia?"

"Kamu akan tahu nanti." Edwin mengacak-acak rambut Andini lalu turun dari ranjang.

...****************...

"An, apa kamu akan tinggal diapartement?" tanya Bima yang baru saja menelpon Andini.

"Iya, Kak, mulai hari ini aku akan tinggal di apartemen."

"Apa Pak Tua itu juga tinggal bersamamu?"

Andini menoleh pada Edwin yang duduk di sebelahnya. Saat ini mereka sedang duduk bersama sembari menonton televisi dengan tangan Edwin yang mendekap tubuh Andini.

Edwin berdecak sebal bisa-bisanya Bima mengatainya 'Pak Tua' padahal dia tidak tua-tua sekali, meski usianya dengan Andini terpaut 15 tahun tapi wajahnya terlihat 7 tahun lebih muda itu juga kata Andini.

Edwin mengambil alih ponsel Andini lalu berbicara dengan Bima.

"Siapa yang kamu katai Pak Tua?"

Bima yang ada di seberang telepon terkejut mendengar suara Andini berubah menjadi suara pria. Tapi rasa terkejutnya hanya sebentar karena dia mengenali suara Edwin yang berbicara.

"Andalah siapa lagi," cibir Bima.

"Saya tidak tua-tua sekali, Bima, saya masih pantas bersanding dengan adik kamu."

"Ck! Tidak ingat umur anda bicara seperti itu. Mana Andini, berikan ponselnya padanya," titah Bima.

Edwin semakin berdecak sebal setelah mengatainya pak tua sekarang dia menyuruh-nyuruhnya.

Sementara Andini dia menahan tawa melihat wajah sebal Edwin saat berbicara dengan kakaknya. Tanpa mengatakan apa-apa Edwin menyerahkan ponsel Andini pada pemiliknya.

"Iya Kak," ucap Andini.

"Kakak cuma mau memberi pesan jangan mau kalau Pak Tua ngapa-ngapain kamu," kata Bima membuat Andini terdiam bingung mau menjawab apa karena Edwin sudah menjamah tubuhnya.

Terpopuler

Comments

As Lamiah

As Lamiah

ya begitulah Andini kalok berdua dua yg ketiganya setan 🤭
Edwin mah bebas dah nikah siri aja loh dari pada nyesel loh Andini

2023-12-15

0

dika edsel

dika edsel

hei bim.. tau diri dikit napa,ingat yah klo gkda edwin ibumu dah dijemput malaikat sadar gk si lu...?? lagian adekmu setuju2 aja jd simpenannya edwin trs knp kamu yg sewot sih?? q msh untung jd simpanan edwin diperlakukan baik drpd kamu jual kemarin ayo..,

2023-12-15

1

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

pak tua😂😂😂😂😂

2023-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hambar
2 BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3 BAB. 3 Datang ke Club
4 BAB. 4 Menolong
5 BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6 BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7 BAB. 7 Jadi Membandingkan
8 BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9 BAB. 9 Membalas Budi
10 BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11 BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12 BAB. 12 Jadi Merindukan
13 BAB. 13 Maksud Kamu?
14 BAB. 14 Memberitahu Bima
15 BAB. 15 Di Kampus
16 BAB. 16 Belanja
17 BAB. 17 Tentang Perjanjian
18 BAB. 18 Siapa Dia?
19 BAB. 19 Saling Perhatian
20 BAB. 20 Menemui Mertua
21 BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22 BAB. 22 Kedatangan Mona
23 BAB. 23 Mengabaikan
24 BAB. 24 Memberi Kesempatan
25 BAB. 25 Konsultasi
26 BAB. 26 Ketegasan Andini
27 BAB. 27 Rindu
28 BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29 BAB. 29 Menjemput Andini
30 BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31 BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32 BAB. 32 Memperingati Edwin
33 BAB. 33 Ampun, Pak!
34 BAB. 34 Maaf
35 BAB. 35 Cukur Rambut
36 BAB. 36 Berdebat Lagi
37 BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38 BAB. 38 Kabar dari Bima
39 BAB. 39 Semakin Mencintai
40 BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41 BAB. 41 Bimbang
42 BAB. 42 Keputusan Edwin
43 BAB. 43 Selalu Menjaga
44 BAB. 44 Rencana Andini
45 BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46 BAB. 46 Kehujanan
47 BAB. 47 Menyerahkan Diri
48 BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49 BAB. 49 Merindukanmu?
50 BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51 BAB. 51 Penolakkan Mona
52 BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53 BAB. 53 Menggugat Cerai
54 BAB. 54 Di Labrak
55 BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56 BAB. 56 Pertengkaran
57 BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58 BAB. 58 Kejadian Beruntun
59 BAB. 59 Terasa Hancur
60 BAB. 60 Takut Kehilangan
61 BAB. 61 Kembali Stabil
62 BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63 BAB. 63 Menggantikan Andini
64 BAB. 64 Andini Sadar
65 BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66 BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67 BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68 BAB. 68 Perpisahan
69 BAB. 69 Gagal
70 BAB. 70 Ide Briliant
71 BAB. 71 Tidak Sabaran
72 BAB. 72 Duda Meresahkan
73 BAB. 73 Pamitan
74 BAB. 74 Ketakutan Mona
75 BAB. 75 Pesan dari Bima
76 BAB. 76 Edwin Pulang
77 BAB. 77 Saran Bu Nana
78 BAB. 78 Undangan dari Mona
79 BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80 BAB. 80 Dipermalukan
81 BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82 BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83 BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84 BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85 BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86 BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87 BAB. 87 Permintaan Andini
88 BAB. 88 Penolakan Arif
89 BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90 BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91 BAB. 91 Menyesal
92 BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93 BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94 BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95 BAB. 95 Mengikuti Riko
96 BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97 BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98 BAB. 98 Andini Pergi
99 BAB. 99 Memutuskan Pergi
100 BAB. 100 Mencari Andini
101 BAB. 101 Mencari Andini (2)
102 BAB. 102 Merindukan Andini
103 BAB. 103 Sudah Waktunya
104 BAB. 104 Keberadaan Andini
105 BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106 BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107 BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108 BAB. 108 Papa Dimana?
109 BAB. 109 Edwin Kritis
110 BAB. 110 Penjelasan
111 BAB. 111 Terus Minta Maaf
112 BAB. 112 Berkumpul
113 BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114 BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115 BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116 BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117 BAB. 117 Menolak Keras
118 BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119 BAB. 119 Pa, Jangan!
120 BAB. 120 Berusaha Memahami
121 BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122 BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123 BAB. 123 Meminta Bantuan
124 BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125 BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126 BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127 BAB. 127 Apakah Egois?
128 BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129 BAB. 129 Menemui Hiro
130 BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131 BAB. 131 Dear, Mona
132 BAB. 132 Penyerangan
133 BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134 BAB. 134 Telah Kembali
135 BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136 BAB. 136 Happy Ending
137 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 137 Episodes

1
BAB. 1 Hambar
2
BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3
BAB. 3 Datang ke Club
4
BAB. 4 Menolong
5
BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6
BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7
BAB. 7 Jadi Membandingkan
8
BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9
BAB. 9 Membalas Budi
10
BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11
BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12
BAB. 12 Jadi Merindukan
13
BAB. 13 Maksud Kamu?
14
BAB. 14 Memberitahu Bima
15
BAB. 15 Di Kampus
16
BAB. 16 Belanja
17
BAB. 17 Tentang Perjanjian
18
BAB. 18 Siapa Dia?
19
BAB. 19 Saling Perhatian
20
BAB. 20 Menemui Mertua
21
BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22
BAB. 22 Kedatangan Mona
23
BAB. 23 Mengabaikan
24
BAB. 24 Memberi Kesempatan
25
BAB. 25 Konsultasi
26
BAB. 26 Ketegasan Andini
27
BAB. 27 Rindu
28
BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29
BAB. 29 Menjemput Andini
30
BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31
BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32
BAB. 32 Memperingati Edwin
33
BAB. 33 Ampun, Pak!
34
BAB. 34 Maaf
35
BAB. 35 Cukur Rambut
36
BAB. 36 Berdebat Lagi
37
BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38
BAB. 38 Kabar dari Bima
39
BAB. 39 Semakin Mencintai
40
BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41
BAB. 41 Bimbang
42
BAB. 42 Keputusan Edwin
43
BAB. 43 Selalu Menjaga
44
BAB. 44 Rencana Andini
45
BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46
BAB. 46 Kehujanan
47
BAB. 47 Menyerahkan Diri
48
BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49
BAB. 49 Merindukanmu?
50
BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51
BAB. 51 Penolakkan Mona
52
BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53
BAB. 53 Menggugat Cerai
54
BAB. 54 Di Labrak
55
BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56
BAB. 56 Pertengkaran
57
BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58
BAB. 58 Kejadian Beruntun
59
BAB. 59 Terasa Hancur
60
BAB. 60 Takut Kehilangan
61
BAB. 61 Kembali Stabil
62
BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63
BAB. 63 Menggantikan Andini
64
BAB. 64 Andini Sadar
65
BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66
BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67
BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68
BAB. 68 Perpisahan
69
BAB. 69 Gagal
70
BAB. 70 Ide Briliant
71
BAB. 71 Tidak Sabaran
72
BAB. 72 Duda Meresahkan
73
BAB. 73 Pamitan
74
BAB. 74 Ketakutan Mona
75
BAB. 75 Pesan dari Bima
76
BAB. 76 Edwin Pulang
77
BAB. 77 Saran Bu Nana
78
BAB. 78 Undangan dari Mona
79
BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80
BAB. 80 Dipermalukan
81
BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82
BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83
BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84
BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85
BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86
BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87
BAB. 87 Permintaan Andini
88
BAB. 88 Penolakan Arif
89
BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90
BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91
BAB. 91 Menyesal
92
BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93
BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94
BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95
BAB. 95 Mengikuti Riko
96
BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97
BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98
BAB. 98 Andini Pergi
99
BAB. 99 Memutuskan Pergi
100
BAB. 100 Mencari Andini
101
BAB. 101 Mencari Andini (2)
102
BAB. 102 Merindukan Andini
103
BAB. 103 Sudah Waktunya
104
BAB. 104 Keberadaan Andini
105
BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106
BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107
BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108
BAB. 108 Papa Dimana?
109
BAB. 109 Edwin Kritis
110
BAB. 110 Penjelasan
111
BAB. 111 Terus Minta Maaf
112
BAB. 112 Berkumpul
113
BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114
BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115
BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116
BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117
BAB. 117 Menolak Keras
118
BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119
BAB. 119 Pa, Jangan!
120
BAB. 120 Berusaha Memahami
121
BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122
BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123
BAB. 123 Meminta Bantuan
124
BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125
BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126
BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127
BAB. 127 Apakah Egois?
128
BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129
BAB. 129 Menemui Hiro
130
BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131
BAB. 131 Dear, Mona
132
BAB. 132 Penyerangan
133
BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134
BAB. 134 Telah Kembali
135
BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136
BAB. 136 Happy Ending
137
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!