BAB. 13 Maksud Kamu?

Angga pergi dari rumah sakit membuat Andini merasa lega. Tak banyak yang mereka bicarakan hanya mengenai masa-masa kebersamaan mereka saat masih SMA hingga kuliah bersama. Tepatnya Angga yang membicarakannya sementara Andini hanya diam dengan perasaan tak enak pada Angga maupun Edwin.

Angga ialah teman Andini sejak mereka SMA, mereka dulu sangat dekat tapi kedekatan mereka hanya sebatas teman. Andini akhirnya menyuruh Angga untuk pulang dengan alasan dia ingin beristirahat karena pria itu terus saja membahas masa lalu.

Bagaimanapun Andini sadar bila dia simpanan Edwin dan bila pria itu melihatnya dekat dengan Angga bisa-bisa Edwin berfikir bila dia gadis murahan.

"Aku tidak seperti yang kamu kenal dulu Angga. Aku sekarang menjadi simpanan pria beristri," gumam Andini.

Andini kembali masuk ke ruangan Ibu Della lalu pamit pulang kekontrakan karena esok akan mendatangi kampus dimana dia pernah berkuliah. Edwin memintanya untuk melanjutkan kuliah dan Andini tentu saja tidak akan menolaknya.

Andini keluar dari rumah sakit menuju atm yang memang disediakan didepan rumah sakit untuk memudahkan keluarga pasien menarik uang.

Andini mengeluarkan kartu atm yang Edwin berikan padanya lalu menarik 5 juta rupiah untuk persiapan besok dia akan mendatangi kampus. Setelahnya Andini langsung pulang kerumah kontrakannya karena berkas yang harus dibawa ada dirumah kontrakannya.

Tiba di kontrakan Andini tidak langsung istirahat, dia mengirimi Edwin pesan memberitahukan bila dirinya tadi menarik uang dari atm pria itu.

"Pak, saya menarik uang 5 juta dari ATM anda."

Andini terkejut pesan yang di kirimnya langsung dibaca Edwin, dan Andini lebih terkejut lagi Edwin langsung meneleponnya.

Andini jadi bertanya-tanya bukannya Edwin sedang bersama dengan istrinya kenapa pria itu bisa menelponnya?

Apa istrinya tidak tahu?

"Halo, Pak."

"Tadi kamu kirim pesan apa?" tanya Edwin disebrang telepon padahal tadi dia sudah membaca pesan yang Andini kirim hanya saja dia ingin mengobrol dengan gadis itu.

"Tadi saya menarik uang 5 juta dari ATM anda, Pak."

"Gunakan saja sepuasnya atm saya untuk keperluan kamu."

"Iya, Pak. Apa anda sudah selesai makan malamnya?" tanya Andini ingin tahu.

"Kenapa memangnya?"

"Tidak apa-apa, Pak, saya ingin tahu saja."

"Rasa ingin tahu itu pasti ada sebabnya. Apa kamu cemburu?"

"Eh." Ditanya seperti itu tentu saja Andini bingung karena cemburu itu tanda cinta sedangkan dia belum mencintai Edwin, dia baru merasa menyukai saja.

"Makan malam saya dengan istri saya tak sehangat saat kita makan malam tadi, An," kata Edwin lirih.

"Kenapa begitu, Pak?"

Terdengar helaan nafas berat dari seberang telepon membuat Andini semakin penasaran.

"Pak, anda baik-baik saja?" tanya Andini lagi.

"Saya tidak baik-baik saja, An."

"Apa kita perlu bertemu, Pak?"

"Besok saja, An, ini sudah larut malam."

"Ya sudah, Pak, sebaiknya anda istirahat semoga besok sudah merasa lebih baik."

"Iya, An, kamu juga istirahat. Selamat malam."

"Malam juga, Pak."

Andini menggeleng pelan, dia yakin Edwin sedang ada masalah dengan istrinya. Entah apa masalah Edwin kali ini yang jelas Andini menduga bila pria itu diabaikan lagi oleh istrinya.

Karena tak memungkinkan untuk mandi, Andini memilih berganti pakaian lalu menyiapkan berkas yang besok akan dia bawa ke kampus.

...****************...

Setibanya di rumah tadi Edwin mengajak Mona mandi bersama tapi sang istri menolaknya dan menyuruh Edwin mandi lebih dulu sementara dia mandi di kamar lain. Setelah mandi juga Mona langsung masuk keruang kerjanya padahal Edwin ingin melakukannya.

"Nanti ya Mas, aku selesaikan pekerjaanku dulu," kata Mona saat Edwin mengajaknya berhubungan.

Edwin tadi sudah menyerang Mona, mencium bahkan mencumbunya tapi Mona menahannya meminta Edwin menunggunya menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu.

Mendapati Andini yang mengirimi pesan, membuat Edwin sengaja menelponnya untuk menemaninya menunggu Mona selesai bekerja.

Bila seperti ini Edwin rasanya ingin memeluk Andini saja karena gadis itu tak akan menolak saat dia memeluknya.

Selesai bertelepon dengan Andini, Edwin kembali mendatangi Mona ke ruang kerja wanita itu.

Mona hanya menatap Edwin sebentar lalu kembali berkutat dengan pekerjaannya. Edwin berjalan menghampiri Mona lalu menutup paksa laptop dihadapan wanita itu.

"Mas_"

"Aku suami kamu, Mona, tidak bisa kah kamu prioritas aku sebentar saja."

Mona bangkit dari duduknya, mengitari meja lalu berhadapan dengan sang suami. Mona tahu Edwin sekarang sedang marah. Dan dia juga tahu penyebabnya Edwin marah itu karena dia menunda Edwin mengajaknya bercinta.

"Maaf, Mas," ucap Mona.

"Aku menginginkan kamu, Mon," ucap Edwin.

"Iya Mas, maaf."

Mona melingkarkan kedua tangan di leher Edwin, menjinjitkan kakinya lalu mencium lebih dulu. Edwin tak langsung membalasnya dia masih kesal dengan Mona yang tadi menundanya hingga Mona memancingnya dengan menyentuh area sensitif pria itu barulah Edwin membalas ciuman Mona.

Edwin memegang tengkuk Mona memperdalam ciuman mereka, mengangkat tubuh Mona dan menggendongnya menuju kamar. Edwin merebahkan tubuh Mona diranjang, menurunkan resleting dress yang dikenakannya melepaskan semua kain yang melekat ditubuh Mona lalu kembali mencumbunya, mencium setiap inci tubuh Mona.

Edwin melepas semua pakaian yang dia kenakan lalu mengungkung tubuh Mona dibawah tubuhnya, menyatukan inti tubuhnya denga milik sang istri. Mereka kembali bercinta setelah beberapa minggu ini Edwin memendam hasratnya.

Beruntungnya Edwin masih bisa menahan diri untuk tidak melampiaskan hasratnya pada wanita malam, dan wanita manapun mengingat dirinya haus belayan dari sang istri. Entahlah bila Mona terus seperti ini bisa-bisa Edwin mengajak Andini untuk melakukannya.

Eh.

Tapi Edwin sudah berjanji pada Andini untuk tidak meminta kesucian gadis itu dan dia tidak mungkin mengingkari janjinya, kecuali Andini sendiri yang mau melayaninya.

Edwin menyudahi kegiatannya setelah beberapa kali mendapat pelepasan. Dia memeluk tubuh Mona yang kelelahan setelah seharian bekerja dan melayaninya di ranjang.

Stamina Edwin sama sekali tak pernah berkurang saat baru menikah hingga sekarang ini masih saja kuat. Pria itu benar-benar gagah perkasa tapi dia banyak mendapat cibiran dari saudara-saudaranya karena hampir 10 tahun menikah belum juga punya anak.

Edwin tentu saja tidak memberitahukan pada orang tua dan saudara-saudaranya alasan sampai sekarang dia belum memiliki keturunan. Edwin tidak mau keluarganya memandang Mona buruk karena terus menunda punya anak.

"Apa kamu masih minum pil KB?" tanya Edwin.

"Masih Mas," jawab Mona.

"Kapan mau berhenti meminumnya?"

"Nanti kalau aku sudah benar-benar siap punya anak."

"Satu atau dua tahun lagi berarti?"

"Iya Mas."

"Bagaimana kalau aku tidak sabar menunggu anak lahir dari rahim kamu?" tanya Edwin.

Mona mendorong dada Edwin, lalu menatap pria itu dengan lekat.

"Maksud kamu?"

Terpopuler

Comments

Angga Anggi

Angga Anggi

Edwin cinta Che cinta TPI jgn bodoh hanya krna cinta

2023-12-12

1

Murni Zain

Murni Zain

lagian hubungan yg toxic gt masih d pertahankan s mas Edwin 🤔🤔🤔 jelas² ada Andini bs bs menjadi pengganti Mona

2023-12-12

0

dika edsel

dika edsel

win..win klo kamu sangat mencintai mona mengapa kamu menghadirkan andini..?? entah knp q mikirnya suatu saat andinilah yg akan sakit hati dan terluka,, memang saat ini Andini maupun dirimu gk ada rasa tp tdk tau kan kedepannya,an..sini kuberitau kuliah yg bener trs cari kerja yg lbh baik,, gunakan uang edwin sebaik mgkin buat tabungan..krn kamu tdk akan tau kpn dia membuangmu..,nasib simpanan memang gitu kan, dipertahankan/terbuang..?? blm apa2 aku dah mikir jauh banget🧐

2023-12-12

2

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hambar
2 BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3 BAB. 3 Datang ke Club
4 BAB. 4 Menolong
5 BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6 BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7 BAB. 7 Jadi Membandingkan
8 BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9 BAB. 9 Membalas Budi
10 BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11 BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12 BAB. 12 Jadi Merindukan
13 BAB. 13 Maksud Kamu?
14 BAB. 14 Memberitahu Bima
15 BAB. 15 Di Kampus
16 BAB. 16 Belanja
17 BAB. 17 Tentang Perjanjian
18 BAB. 18 Siapa Dia?
19 BAB. 19 Saling Perhatian
20 BAB. 20 Menemui Mertua
21 BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22 BAB. 22 Kedatangan Mona
23 BAB. 23 Mengabaikan
24 BAB. 24 Memberi Kesempatan
25 BAB. 25 Konsultasi
26 BAB. 26 Ketegasan Andini
27 BAB. 27 Rindu
28 BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29 BAB. 29 Menjemput Andini
30 BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31 BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32 BAB. 32 Memperingati Edwin
33 BAB. 33 Ampun, Pak!
34 BAB. 34 Maaf
35 BAB. 35 Cukur Rambut
36 BAB. 36 Berdebat Lagi
37 BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38 BAB. 38 Kabar dari Bima
39 BAB. 39 Semakin Mencintai
40 BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41 BAB. 41 Bimbang
42 BAB. 42 Keputusan Edwin
43 BAB. 43 Selalu Menjaga
44 BAB. 44 Rencana Andini
45 BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46 BAB. 46 Kehujanan
47 BAB. 47 Menyerahkan Diri
48 BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49 BAB. 49 Merindukanmu?
50 BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51 BAB. 51 Penolakkan Mona
52 BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53 BAB. 53 Menggugat Cerai
54 BAB. 54 Di Labrak
55 BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56 BAB. 56 Pertengkaran
57 BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58 BAB. 58 Kejadian Beruntun
59 BAB. 59 Terasa Hancur
60 BAB. 60 Takut Kehilangan
61 BAB. 61 Kembali Stabil
62 BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63 BAB. 63 Menggantikan Andini
64 BAB. 64 Andini Sadar
65 BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66 BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67 BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68 BAB. 68 Perpisahan
69 BAB. 69 Gagal
70 BAB. 70 Ide Briliant
71 BAB. 71 Tidak Sabaran
72 BAB. 72 Duda Meresahkan
73 BAB. 73 Pamitan
74 BAB. 74 Ketakutan Mona
75 BAB. 75 Pesan dari Bima
76 BAB. 76 Edwin Pulang
77 BAB. 77 Saran Bu Nana
78 BAB. 78 Undangan dari Mona
79 BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80 BAB. 80 Dipermalukan
81 BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82 BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83 BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84 BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85 BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86 BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87 BAB. 87 Permintaan Andini
88 BAB. 88 Penolakan Arif
89 BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90 BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91 BAB. 91 Menyesal
92 BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93 BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94 BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95 BAB. 95 Mengikuti Riko
96 BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97 BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98 BAB. 98 Andini Pergi
99 BAB. 99 Memutuskan Pergi
100 BAB. 100 Mencari Andini
101 BAB. 101 Mencari Andini (2)
102 BAB. 102 Merindukan Andini
103 BAB. 103 Sudah Waktunya
104 BAB. 104 Keberadaan Andini
105 BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106 BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107 BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108 BAB. 108 Papa Dimana?
109 BAB. 109 Edwin Kritis
110 BAB. 110 Penjelasan
111 BAB. 111 Terus Minta Maaf
112 BAB. 112 Berkumpul
113 BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114 BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115 BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116 BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117 BAB. 117 Menolak Keras
118 BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119 BAB. 119 Pa, Jangan!
120 BAB. 120 Berusaha Memahami
121 BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122 BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123 BAB. 123 Meminta Bantuan
124 BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125 BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126 BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127 BAB. 127 Apakah Egois?
128 BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129 BAB. 129 Menemui Hiro
130 BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131 BAB. 131 Dear, Mona
132 BAB. 132 Penyerangan
133 BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134 BAB. 134 Telah Kembali
135 BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136 BAB. 136 Happy Ending
137 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 137 Episodes

1
BAB. 1 Hambar
2
BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3
BAB. 3 Datang ke Club
4
BAB. 4 Menolong
5
BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6
BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7
BAB. 7 Jadi Membandingkan
8
BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9
BAB. 9 Membalas Budi
10
BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11
BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12
BAB. 12 Jadi Merindukan
13
BAB. 13 Maksud Kamu?
14
BAB. 14 Memberitahu Bima
15
BAB. 15 Di Kampus
16
BAB. 16 Belanja
17
BAB. 17 Tentang Perjanjian
18
BAB. 18 Siapa Dia?
19
BAB. 19 Saling Perhatian
20
BAB. 20 Menemui Mertua
21
BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22
BAB. 22 Kedatangan Mona
23
BAB. 23 Mengabaikan
24
BAB. 24 Memberi Kesempatan
25
BAB. 25 Konsultasi
26
BAB. 26 Ketegasan Andini
27
BAB. 27 Rindu
28
BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29
BAB. 29 Menjemput Andini
30
BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31
BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32
BAB. 32 Memperingati Edwin
33
BAB. 33 Ampun, Pak!
34
BAB. 34 Maaf
35
BAB. 35 Cukur Rambut
36
BAB. 36 Berdebat Lagi
37
BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38
BAB. 38 Kabar dari Bima
39
BAB. 39 Semakin Mencintai
40
BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41
BAB. 41 Bimbang
42
BAB. 42 Keputusan Edwin
43
BAB. 43 Selalu Menjaga
44
BAB. 44 Rencana Andini
45
BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46
BAB. 46 Kehujanan
47
BAB. 47 Menyerahkan Diri
48
BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49
BAB. 49 Merindukanmu?
50
BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51
BAB. 51 Penolakkan Mona
52
BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53
BAB. 53 Menggugat Cerai
54
BAB. 54 Di Labrak
55
BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56
BAB. 56 Pertengkaran
57
BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58
BAB. 58 Kejadian Beruntun
59
BAB. 59 Terasa Hancur
60
BAB. 60 Takut Kehilangan
61
BAB. 61 Kembali Stabil
62
BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63
BAB. 63 Menggantikan Andini
64
BAB. 64 Andini Sadar
65
BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66
BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67
BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68
BAB. 68 Perpisahan
69
BAB. 69 Gagal
70
BAB. 70 Ide Briliant
71
BAB. 71 Tidak Sabaran
72
BAB. 72 Duda Meresahkan
73
BAB. 73 Pamitan
74
BAB. 74 Ketakutan Mona
75
BAB. 75 Pesan dari Bima
76
BAB. 76 Edwin Pulang
77
BAB. 77 Saran Bu Nana
78
BAB. 78 Undangan dari Mona
79
BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80
BAB. 80 Dipermalukan
81
BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82
BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83
BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84
BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85
BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86
BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87
BAB. 87 Permintaan Andini
88
BAB. 88 Penolakan Arif
89
BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90
BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91
BAB. 91 Menyesal
92
BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93
BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94
BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95
BAB. 95 Mengikuti Riko
96
BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97
BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98
BAB. 98 Andini Pergi
99
BAB. 99 Memutuskan Pergi
100
BAB. 100 Mencari Andini
101
BAB. 101 Mencari Andini (2)
102
BAB. 102 Merindukan Andini
103
BAB. 103 Sudah Waktunya
104
BAB. 104 Keberadaan Andini
105
BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106
BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107
BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108
BAB. 108 Papa Dimana?
109
BAB. 109 Edwin Kritis
110
BAB. 110 Penjelasan
111
BAB. 111 Terus Minta Maaf
112
BAB. 112 Berkumpul
113
BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114
BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115
BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116
BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117
BAB. 117 Menolak Keras
118
BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119
BAB. 119 Pa, Jangan!
120
BAB. 120 Berusaha Memahami
121
BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122
BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123
BAB. 123 Meminta Bantuan
124
BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125
BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126
BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127
BAB. 127 Apakah Egois?
128
BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129
BAB. 129 Menemui Hiro
130
BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131
BAB. 131 Dear, Mona
132
BAB. 132 Penyerangan
133
BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134
BAB. 134 Telah Kembali
135
BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136
BAB. 136 Happy Ending
137
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!