BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu

Andini meneguk salivanya. Edwin meminta dirinya duduk dipangkuan pria itu membuatnya langsung gugup dengan jantung berdegup lebih cepat.

"Kemari," pinta Edwin merentangkan tangannya agar Andini mau mendekat padanya.

"Tapi, Pak_"

"Tidak apa-apa saya tidak akan melewati batas," kata Edwin meyakinkan Andini.

Pada akhirnya Andini menganggukkan kepala. Dia melangkah pelan-pelan menghampiri Edwin yang menatapnya penuh arti.

Tiba dihadapan Edwin Andini semakin gugup dia tak berani naik kepangkuan pria itu namun tanpa di duga Edwin menariknya membuatnya langsung terduduk dipangkuan pria itu.

Edwin melingkarkan tangannya dipinggang Andin lalu menarik dagu gadis itu agar menatap padanya.

"Kamu gugup?"

"I-iya, Pak, saya gugup."

Edwin tersenyum.

"Tak apa, kamu nanti akan terbiasa."

"Iya, Pak."

"Jam berapa kamu pulang bekerja?"

"Jam 17.00, Pak."

"Kamu pulang dengan saya ya, ada yang ingin saya tunjukkan padamu."

"Tapi, Pak, saya takut ada yang melihat kita."

"Kita bertemu dihalte kalau begitu."

"Iya, Pak, itu lebih baik."

Edwin mengangguk, menatap lekat wajah Andini, menilisiknya lalu tersenyum.

"Saya tak menyangka pada akhirnya saya pun menghianati istri saya," kata Edwin.

"Apa anda menyesal?" tanya Andini.

"Tidak. Mungkin ini lebih baik karena saya tidak mendapat perhatian darinya."

"Tapi bagaimana kalau saya jatuh cinta pada anda, Pak?"

"Itu tidak mungkin."

"Kenapa tidak mungkin?" tanya Andini menatap balik Edwin yang tengah menatapnya juga.

"Karena saya terlalu tua untukmu."

"Cinta tidak memandang usia dan tidak memandang dia siapa. Contohnya saja anda yang mencintai istri anda walaupun dia tidak memprioritaskan anda sebagai suami tapi anda tetap mencintainya."

"Ya, kamu benar, Andini. Rupanya kamu selain gadis yang tangguh kamu juga gadis yang cerdas," kata Edwin.

Andini tersenyum mendapat pujian dari Edwin. Ternyata menjadi simpanan pria beristri tak seburuk yang dia bayangkan bahkan membuatnya jadi tertantang dengan hubungan ini.

Edwin merogoh saku celananya, mengambil dompet dari dalam sana, lalu mengeluarkan salah satu kartu ATM di sana. Meski kartu itu bukan Black card tapi saldo didalamnya cukup untuk membiayai Andini.

"Gunakan ini untuk kamu berbelanja." Edwin memberikan kartu atm yang tadi ia ambil pada Andini.

Dengan ragu-ragu Andini pun menerima kartu itu membuat Edwin tersenyum senang. Ah, entahlah setiap kali bersama dengan Andini Edwin merasa senang. Apapun yang dilakukan bersama dengan Andini selalu mampu membuatnya tersenyum.

"Besok kamu datangi kampus kamu dan urus administrasinya agar bisa kuliah lagi."

"Iya, Pak, terima kasih banyak."

"Saya juga berterimakasih padamu, Andini, berkat kamu saya merasa berguna untuk orang lain."

...****************...

Ditempat berbeda, Mona baru saja selesai meeting bersama ayahnya membicarakan perkembangan perusahaannya dalam beberapa waktu terakhir.

"Pa, nanti aku tidak pulang kerumah Papa, aku mau pulang kerumah, kasihan Mas Edwin hampir dua minggu aku tinggal," kata Mona pada Pak Wisnu.

"Bukannya kamu masih ingin belajar bisnis dengan Papa, kenapa tidak menginap lagi?"

"Tidak, Pa, lain kali saja aku menginap lagi dengan Mas Edwin."

"Papa tidak habis fikir kenapa kamu masih saja bertahan dengan pria itu, padahal ada pria yang ingin Papa jodohkan dengan kamu."

"Pa, aku mencintai Mas Edwin."

"Tapi dia terus melarang kamu ini dan itu, Mona. Kamu tidak akan berkembang bila masih bertahan dengannya," kata Pak Wisnu tak suka.

"Tidak kok, Pa, Mas Edwin selalu mengerti aku, dia pria yang sangat pengertian."

"Ya, terserahmu. Puji saja terus suami mu yang tak berguna itu."

Mona tersenyum, meski ada perasaan tak enak karena ayahnya tak menyukai suaminya tapi Mona sangat menyayangi ayahnya. Bagaimanapun ayahnya sangat menyayanginya dan tentunya pria itu pasti ingin yang terbaik untuknya.

Mona menatap kepergian Pak Wisnu yang keluar lebih dulu dari ruang meeting. Ingatannya berputar pada saat tadi malam Edwin menjemputnya, dimana pria itu di hina dan direndahkan oleh orang tuanya.

"Harusnya kamu memiliki pola pikir sama seperti aku, Mas, berkarir agar bisa terus mengembangkan diri. Aku yakin papa, mamaku akan menyukai kamu," ucap Mona.

Dia lalu menghubungi Edwin via ponselnya namun pria itu tak menjawab. Mona akhirnya hanya mengirimi pesan.

"Mas aku nanti pulang kerumah."

Pesan terkirim dan langsung centang dua, namun tak kunjung Edwin buka.

"Mungkin dia sibuk," kata Mona. Dia kemudian membereskan beberapa file dihadapannya lalu kembali keruangannya.

...****************...

Tepat pukul 17.00 Edwin menelpon Andini meminta gadis itu untuk pulang lebih dulu dan menunggunya dihalte.

Edwin baru tahu bila tadi Mona menelponnya dan mengiriminya pesan. Edwin hanya membalas "Iya," pada pesan yang dikirimkan Mona.

Melirik jam ditangannya sudah lima belas menit yang lalu dia meminta Andini pulang lebih dulu. Edwin pun keluar dari ruangannya dia akan mendatangi Andini dihalte dan pergi kesuatu tempat bersama gadis itu.

Melihat Edwin yang sudah sampai di halte Andini langsung bangkit dari duduknya kemudian masuk kedalam mobil pria itu.

"Kita mau kemana, Pak?" tanya Andini setelah Edwin melajukan mobilnya.

"Kamu akan lihat nanti," jawab Edwin sembari tersenyum.

Sungguh senyuman Edwin itu selalu membuat jantung Andini berdegup lebih cepat. Dia terpesona pada sugar daddy-nya.

Rasanya tak masuk akal dia menyukai seorang pria secepat ini tapi pesona Edwin begitu kuat tentu saja membuatnya tak berdaya menahan perasaannya.

Tak lama mobil yang dikemudikan Edwin tiba dibangunan apartement elit. Baru masuk ke lobi saja Andini dibuat takjub dengan interior lobi tersebut.

"Kenapa kita kesini, Pak?" tanya Andini.

Edwin menoleh pada Andini lalu tersenyum lagi.

"Tunggu sebentar lagi kamu nanti akan tahu."

Meski tak mengerti, tapi Andini mengikuti Edwin memasuki lift dan Edwin menekan angka 10 disana.

Ting.

Tiba di lantai 10 Andini kembali mengikuti Edwin yang berjalan menyusuri lorong unit apartement. Langkah kaki Andini terhenti saat Edwin berhenti didepan salah satu pintu unit apartement.

"Kamu ketik passwordnya nama kamu," titah Edwin pada Andini.

"Maksudnya gimana, Pak? Kenapa password apartemen ini pakai nama saya?" tanya Andini tak mengerti.

"Ini apartement untuk kamu."

"Apa! Anda tidak lagi bercanda kan, Pak?"

"Tentu saja tidak. Sudah, kamu tekan saja dulu passwordnya kita bicara didalam."

Andini menatap Edwin lalu mengangguk. Tangannya menekan password pintu apartement dan Edwin yang membukakan pintu untuknya.

"Selamat datang dirumah barumu," kata Edwin.

Andini melangkah masuk, dia kembali menatap Edwin. Matanya berkaca-kaca sungguh ia tak menyangka Edwin membelikan apartement untuknya. Edwin mengangguk membuat Andini seketika meneteskan air mata.

"Pak, anda baik sekali," lirih Andini.

Edwin mendekat pada Andini lalu menangkup kedua sisi wajah gadis itu. Jempolnya bergerak mengusap air mata Andini lalu menarik gadis itu kepelukannya.

"Entah kenapa saya merasa memiliki keinginan untuk membahagiakanmu," kata Edwin.

Andini tersenyum dia membiarkan Edwin memeluknya setelah cukup lama barulah Edwin mengurai pelukannya.

"Bagaimana, kamu suka tidak dengan apartementnya?" tanya Edwin.

"Suka, Pak, tapi apa ini tidak berlebihan?" tanya Andini.

"Tentu saja tidak."

"Tapi saya semakin tidak enak pada anda, Pak."

"Tidak usah merasa begitu, saya hanya ingin kamu memiliki tempat tinggal yang nyaman karena saya juga akan sering mendatangi kamu."

Terpopuler

Comments

Swinarni Ryadi

Swinarni Ryadi

ada ya orang tua yg jahat

2024-12-24

0

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

aku dukung kamu andini

2024-01-15

1

Murni Zain

Murni Zain

witing tresno jalaran Soko kulino pepatah Jawa🤭

2023-12-10

2

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hambar
2 BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3 BAB. 3 Datang ke Club
4 BAB. 4 Menolong
5 BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6 BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7 BAB. 7 Jadi Membandingkan
8 BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9 BAB. 9 Membalas Budi
10 BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11 BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12 BAB. 12 Jadi Merindukan
13 BAB. 13 Maksud Kamu?
14 BAB. 14 Memberitahu Bima
15 BAB. 15 Di Kampus
16 BAB. 16 Belanja
17 BAB. 17 Tentang Perjanjian
18 BAB. 18 Siapa Dia?
19 BAB. 19 Saling Perhatian
20 BAB. 20 Menemui Mertua
21 BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22 BAB. 22 Kedatangan Mona
23 BAB. 23 Mengabaikan
24 BAB. 24 Memberi Kesempatan
25 BAB. 25 Konsultasi
26 BAB. 26 Ketegasan Andini
27 BAB. 27 Rindu
28 BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29 BAB. 29 Menjemput Andini
30 BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31 BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32 BAB. 32 Memperingati Edwin
33 BAB. 33 Ampun, Pak!
34 BAB. 34 Maaf
35 BAB. 35 Cukur Rambut
36 BAB. 36 Berdebat Lagi
37 BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38 BAB. 38 Kabar dari Bima
39 BAB. 39 Semakin Mencintai
40 BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41 BAB. 41 Bimbang
42 BAB. 42 Keputusan Edwin
43 BAB. 43 Selalu Menjaga
44 BAB. 44 Rencana Andini
45 BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46 BAB. 46 Kehujanan
47 BAB. 47 Menyerahkan Diri
48 BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49 BAB. 49 Merindukanmu?
50 BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51 BAB. 51 Penolakkan Mona
52 BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53 BAB. 53 Menggugat Cerai
54 BAB. 54 Di Labrak
55 BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56 BAB. 56 Pertengkaran
57 BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58 BAB. 58 Kejadian Beruntun
59 BAB. 59 Terasa Hancur
60 BAB. 60 Takut Kehilangan
61 BAB. 61 Kembali Stabil
62 BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63 BAB. 63 Menggantikan Andini
64 BAB. 64 Andini Sadar
65 BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66 BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67 BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68 BAB. 68 Perpisahan
69 BAB. 69 Gagal
70 BAB. 70 Ide Briliant
71 BAB. 71 Tidak Sabaran
72 BAB. 72 Duda Meresahkan
73 BAB. 73 Pamitan
74 BAB. 74 Ketakutan Mona
75 BAB. 75 Pesan dari Bima
76 BAB. 76 Edwin Pulang
77 BAB. 77 Saran Bu Nana
78 BAB. 78 Undangan dari Mona
79 BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80 BAB. 80 Dipermalukan
81 BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82 BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83 BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84 BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85 BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86 BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87 BAB. 87 Permintaan Andini
88 BAB. 88 Penolakan Arif
89 BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90 BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91 BAB. 91 Menyesal
92 BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93 BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94 BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95 BAB. 95 Mengikuti Riko
96 BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97 BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98 BAB. 98 Andini Pergi
99 BAB. 99 Memutuskan Pergi
100 BAB. 100 Mencari Andini
101 BAB. 101 Mencari Andini (2)
102 BAB. 102 Merindukan Andini
103 BAB. 103 Sudah Waktunya
104 BAB. 104 Keberadaan Andini
105 BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106 BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107 BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108 BAB. 108 Papa Dimana?
109 BAB. 109 Edwin Kritis
110 BAB. 110 Penjelasan
111 BAB. 111 Terus Minta Maaf
112 BAB. 112 Berkumpul
113 BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114 BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115 BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116 BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117 BAB. 117 Menolak Keras
118 BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119 BAB. 119 Pa, Jangan!
120 BAB. 120 Berusaha Memahami
121 BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122 BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123 BAB. 123 Meminta Bantuan
124 BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125 BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126 BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127 BAB. 127 Apakah Egois?
128 BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129 BAB. 129 Menemui Hiro
130 BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131 BAB. 131 Dear, Mona
132 BAB. 132 Penyerangan
133 BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134 BAB. 134 Telah Kembali
135 BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136 BAB. 136 Happy Ending
137 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 137 Episodes

1
BAB. 1 Hambar
2
BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3
BAB. 3 Datang ke Club
4
BAB. 4 Menolong
5
BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6
BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7
BAB. 7 Jadi Membandingkan
8
BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9
BAB. 9 Membalas Budi
10
BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11
BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12
BAB. 12 Jadi Merindukan
13
BAB. 13 Maksud Kamu?
14
BAB. 14 Memberitahu Bima
15
BAB. 15 Di Kampus
16
BAB. 16 Belanja
17
BAB. 17 Tentang Perjanjian
18
BAB. 18 Siapa Dia?
19
BAB. 19 Saling Perhatian
20
BAB. 20 Menemui Mertua
21
BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22
BAB. 22 Kedatangan Mona
23
BAB. 23 Mengabaikan
24
BAB. 24 Memberi Kesempatan
25
BAB. 25 Konsultasi
26
BAB. 26 Ketegasan Andini
27
BAB. 27 Rindu
28
BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29
BAB. 29 Menjemput Andini
30
BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31
BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32
BAB. 32 Memperingati Edwin
33
BAB. 33 Ampun, Pak!
34
BAB. 34 Maaf
35
BAB. 35 Cukur Rambut
36
BAB. 36 Berdebat Lagi
37
BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38
BAB. 38 Kabar dari Bima
39
BAB. 39 Semakin Mencintai
40
BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41
BAB. 41 Bimbang
42
BAB. 42 Keputusan Edwin
43
BAB. 43 Selalu Menjaga
44
BAB. 44 Rencana Andini
45
BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46
BAB. 46 Kehujanan
47
BAB. 47 Menyerahkan Diri
48
BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49
BAB. 49 Merindukanmu?
50
BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51
BAB. 51 Penolakkan Mona
52
BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53
BAB. 53 Menggugat Cerai
54
BAB. 54 Di Labrak
55
BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56
BAB. 56 Pertengkaran
57
BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58
BAB. 58 Kejadian Beruntun
59
BAB. 59 Terasa Hancur
60
BAB. 60 Takut Kehilangan
61
BAB. 61 Kembali Stabil
62
BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63
BAB. 63 Menggantikan Andini
64
BAB. 64 Andini Sadar
65
BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66
BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67
BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68
BAB. 68 Perpisahan
69
BAB. 69 Gagal
70
BAB. 70 Ide Briliant
71
BAB. 71 Tidak Sabaran
72
BAB. 72 Duda Meresahkan
73
BAB. 73 Pamitan
74
BAB. 74 Ketakutan Mona
75
BAB. 75 Pesan dari Bima
76
BAB. 76 Edwin Pulang
77
BAB. 77 Saran Bu Nana
78
BAB. 78 Undangan dari Mona
79
BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80
BAB. 80 Dipermalukan
81
BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82
BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83
BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84
BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85
BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86
BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87
BAB. 87 Permintaan Andini
88
BAB. 88 Penolakan Arif
89
BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90
BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91
BAB. 91 Menyesal
92
BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93
BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94
BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95
BAB. 95 Mengikuti Riko
96
BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97
BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98
BAB. 98 Andini Pergi
99
BAB. 99 Memutuskan Pergi
100
BAB. 100 Mencari Andini
101
BAB. 101 Mencari Andini (2)
102
BAB. 102 Merindukan Andini
103
BAB. 103 Sudah Waktunya
104
BAB. 104 Keberadaan Andini
105
BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106
BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107
BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108
BAB. 108 Papa Dimana?
109
BAB. 109 Edwin Kritis
110
BAB. 110 Penjelasan
111
BAB. 111 Terus Minta Maaf
112
BAB. 112 Berkumpul
113
BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114
BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115
BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116
BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117
BAB. 117 Menolak Keras
118
BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119
BAB. 119 Pa, Jangan!
120
BAB. 120 Berusaha Memahami
121
BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122
BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123
BAB. 123 Meminta Bantuan
124
BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125
BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126
BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127
BAB. 127 Apakah Egois?
128
BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129
BAB. 129 Menemui Hiro
130
BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131
BAB. 131 Dear, Mona
132
BAB. 132 Penyerangan
133
BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134
BAB. 134 Telah Kembali
135
BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136
BAB. 136 Happy Ending
137
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!