BAB. 9 Membalas Budi

"Dimana kontrakan kamu?" tanya Edwin.

Edwin sedang berada di dalam mobil bersama dengan Andini yang katanya hendak pulang ke rumah kontrakannya untuk mandi dan berganti baju sebelum berangkat bekerja.

Edwin ingin tahu dimana rumah kontrakan Andini sehingga dirinya menawarkan untuk mengantarkan gadis itu pulang kerumah kontrakannya.

"Tidak jauh lagi, Pak."

Benar kata Andini setelah 100 meter gadis itu langsung meminta Edwin menghentikan mobilnya didepan sebuah kontrakan panjang.

"Ini?" tanya Edwin menatap kontrakan kecil yang ditunjuk Andini.

"Iya, Pak, ini rumah kontrakan saya. Mari turun, Pak, saya buatkan minuman sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantarkan saya pulang."

"Ya, kebetulan juga saya harus," kata Edwin pula.

Andini tersenyum lalu turun dari mobil dan berjalan kerumah kontrakannya. Edwin mengikuti Andini, dia masuk kerumah yang hanya berukuran sepertiga kamarnya. Sempit sekali itu lah yang Edwin pikirkan.

Rumah kontrakan itu hanya berukuran 4x6 dengan perabotan rumah seadanya bahkan hanya ada satu kamar disana. Dinding kontrakan itu catnya sudah pudar dengan plafon yang nampak berjamur sepertinya sering bocor.

Andini membawakan satu cangkir kopi untuk Edwin yang sedang menelisik seluruh penjuru rumah kontrakannya.

"Kenapa, Pak? Rumah kontrakan saya jelek ya?" tanya Andini seolah paham dengan apa yang Edwin pikirkan.

Edwin menoleh pada Andini lalu mengangguk.

"Bagaimana bisa kamu tinggal di kontrakan seperti ini?" tanya Edwin menatap Andini.

"Saya hanya mampu menyewa kontrak ini, Pak."

"Saya carikan tempat tinggal yang layak untukmu ya."

"Tidak usah, Pak, nanti saya tidak mampu membayarnya."

"Kamu tidak usah membayarnya, saya yang akan membarnya."

"Jangan, Pak, saya sudah terlalu banyak merepotkan Anda."

"Tak apa, saya suka direpotkan."

"Tapi, Pak, hutang budi saya saja belum saya bayar anda sudah mau membantu saya lagi nanti saya semakin tidak enak pada anda."

"Tidak udah merasa seperti itu abaikan saja rasa tidak enak mu pada saya itu."

"Tidak bisa, Pak, kecuali anda katakan dulu apa yang anda inginkan untuk membalas kebaikan anda."

"Baiklah saya akan mengatakannya. Saya ingin kamu jadi simpanan saya."

Ini sudah yang kedua kalinya Andini mendengar Edwin mengatakan itu, apa pria itu bener-bener menginginkan Andini sebagi simpanannya?

Tak seperti tadi pagi yang mendengar ini Andini langsung tersedak. Sekarang dia nampak tak mengerti dengan permintaan Edwin.

"Kenapa? Kenapa anda meminta saya menjadi simpanan anda? Apa anda berniat mengkhianati istri anda?" tanya Andini.

Edwin tersenyum kecil. Entahlah dia juga tidak mengerti kenapa dirinya menginginkan Andini menjadi simpanannya. Edwin mencintai Mona tapi wanita itu tak pernah memberi perhatian padanya. Bersama Andini Edwin merasakan ada kenyamanan disana.

"Rumah tangga yang saya jalani tidak seperti rumah tangga orang-orang pada umumnya."

"Apa rumah tangga anda sedang ada masalah?"

Edwin mengangguk. "Istri saya terlalu sibuk dengan pekerjaan dan hobinya dia bahkan tak melayani saya dengan baik."

"Ya ampun." Andini tak bisa berkata-kata untuk menanggapi perkataan Edwin.

"Tapi menjadikan saya simpanan anda itu sama saja anda berselingkuh, Pak," sambung Andini.

"Bukan salah saya selingkuh karena istri saya sendiri yang mengabaikan saya."

"Kenapa anda tidak bercerai saja?"

"Saya sangat mencintainya."

"Kalau Anda sangat mencintainya seharusnya anda tak menghianatinya."

"Tapi saya butuh perhatian sedangkan istri saya tak memberikannya."

"Lalu Anda inginnya seperti apa?"

"Seperti yang saya katakan tadi kamu jadilah simpanan saya."

"Tapi, Pak_"

"Bukannya kamu mau menuruti permintaan saya untuk balas budi mu?"

"Iya tapi_"

"Kamu tidak akan rugi Andini, saya akan terus membiayai rumah sakit ibu kamu sampai beliau sembuh. Kamu bisa kuliah lagi, saya juga bisa memberi tempat tinggal yang layak untukmu, saya juga bisa memenuhi kebutuhanmu."

Andini menggigit bibir bawahnya bingung hendak menerima atau menolak permintaan Edwin.

"Saya janji tidak akan meminta kesucian kamu. Kamu cukup buat saya nyaman, menemani saya disaat saya kesepian, menjadi pendengar saat saya sedang ingin bercerita, dan saat saya membutuhkan kehadiranmu," kata Edwin lagi.

"Tapi bagaimana bila istri anda tahu?"

"Istri saya tidak akan mungkin tahu karena dia sama sekali tak peduli dengan apa yang saya lakukan. Dia terlalu mengabaikan saya."

"Tapi anda janji tidak akan meminta saya melayani anda diatas ranjang," kata Andini memastikan. Edwin terkekeh namun ia menganggukkan kepala.

"Apa perlu saya buatkan perjanjian menggunakan materai?" tanya Edwin kemudian.

"Tidak perlu, saya hanya ingin anda menepati janji agar tidak meminta saya melayani anda diatas ranjang."

"Ya, saya janji. Apa itu artinya kamu menerima permintaan saya dan setuju menjadi simpanan saya?"

"Ya, saya setuju."

Ada perasaan senang tak terkira dihati Edwin. Setidaknya dia tak akan merasa sakit saat Mona mengabaikannya karena sekarang dia memiliki seseorang yang akan memberi perhatian untuknya.

Edwin meminum kopi yang Andini buatkan lalu menatap gadis itu yang juga tengah menatapnya.

"Kalau begitu saya pamit. Jangan lupa kalau kamu sekarang simpanan saya," kata Edwin sambil tersenyum.

Andini susah payah meneguk salivanya, namun ia menganggukan kepala. Tak lupa dia mengantar Edwin yang keluar dari rumah kontrakannya. Setelah memastikan Edwin pergi, Andini menutup rapat pintu kontrakannya menyandarkan punggungnya di balik pintu.

Andini memegangi dadanya yang sejak tadi berdegup kencang. Ia tak menyangka diusianya yang baru 20 tahun sekarang menjadi simpanan pria kaya yang haus perhatian sang istri.

"Aku bukan pelakor kan?"

"Ya, aku bukan pelakor. Aku hanya membalas budi pada Pak Edwin dengan cara menjadi simpanannya."

Andini berbicara sendiri, dia bahkan menganggukkan kepala meyakinkan bila dirinya bukan pelakor.

...****************...

Edwin pergi dari rumah Andini tidak langsung menuju restoran. Dia mendatangi apartemen mewah milik Darwin Properties yang letaknya tak jauh dari rumah sakit dimana ibu Della dirawat.

Disana Edwin membelikan 1 unit apartement untuk Andini tinggal agar gadis itu bisa tidur dengan nyaman dan bolak balik kerumah sakit tidak begitu jauh, hanya 200 meter saja.

Selain itu tentu saja agar Edwin leluasa mendatangi Andini disaat Ia membutuhkan gadis itu.

Edwin bahkan mengisi lengkap perabotan apartement yang akan Andini tinggali. Setelah memastikan semua beres barulah Edwin mendatangi restoran.

Matanya menyipit saat masuk kedalam restoran dia melihat sosok Andini mengenakan seragam restoran Hamara membuatnya segera menghampirinya.

"Eh."

Andini terkejut dengan kedatangan Edwin yang tiba-tiba. Dia nyaris menjatuhkan beberapa piring kotor di nampannya.

"Kamu kerja disini?" tanya Edwin.

"Iya, Pak."

"Kenapa tidak bilang?" tanya Edwin lagi.

"Saya juga baru tahu saat anda memberi kartu nama."

"Sekarang letakkan barang yang kamu pegang lalu ikut keruangan saya."

"Baik, Pak."

"Andini buru-buru membawa piring kotor dinampannya kedapur lalu kembali menghampiri Edwin yang masih menunggunya di tempat itu."

Edwin berjalan lebih dulu memasuki lift dan Andini mengikutinya. Tidak ada yang mereka bicarakan di dalam lift hingga tiba dilantai 4, Edwin masuk keruangannya dan Andini mengekorinya.

Edwin duduk dikursinya meminta Andini yang baru masuk keruangannya mengunci pintu.

"Duduk sini." Edwin menepuk pahanya.

Terpopuler

Comments

Greenenly

Greenenly

bukan kamu hanya simpanan kok bukan felakor

2024-08-23

0

Nenk Jelita

Nenk Jelita

wow w
bibit pelakor

2023-12-09

0

dika edsel

dika edsel

awalnya coba2..selalu blg suka direpotkan ntar lama2 minta dipuaskan bner begitu pak edwin..ha..ha...!! u tuh bner2 polos bget din,mana ada simpanan gk ngapa2in,..tuh pak edwin sdh menepuk pahanya..artinya apa din?? masa iya minta pijit sih..🤔🤔

2023-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hambar
2 BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3 BAB. 3 Datang ke Club
4 BAB. 4 Menolong
5 BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6 BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7 BAB. 7 Jadi Membandingkan
8 BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9 BAB. 9 Membalas Budi
10 BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11 BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12 BAB. 12 Jadi Merindukan
13 BAB. 13 Maksud Kamu?
14 BAB. 14 Memberitahu Bima
15 BAB. 15 Di Kampus
16 BAB. 16 Belanja
17 BAB. 17 Tentang Perjanjian
18 BAB. 18 Siapa Dia?
19 BAB. 19 Saling Perhatian
20 BAB. 20 Menemui Mertua
21 BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22 BAB. 22 Kedatangan Mona
23 BAB. 23 Mengabaikan
24 BAB. 24 Memberi Kesempatan
25 BAB. 25 Konsultasi
26 BAB. 26 Ketegasan Andini
27 BAB. 27 Rindu
28 BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29 BAB. 29 Menjemput Andini
30 BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31 BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32 BAB. 32 Memperingati Edwin
33 BAB. 33 Ampun, Pak!
34 BAB. 34 Maaf
35 BAB. 35 Cukur Rambut
36 BAB. 36 Berdebat Lagi
37 BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38 BAB. 38 Kabar dari Bima
39 BAB. 39 Semakin Mencintai
40 BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41 BAB. 41 Bimbang
42 BAB. 42 Keputusan Edwin
43 BAB. 43 Selalu Menjaga
44 BAB. 44 Rencana Andini
45 BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46 BAB. 46 Kehujanan
47 BAB. 47 Menyerahkan Diri
48 BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49 BAB. 49 Merindukanmu?
50 BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51 BAB. 51 Penolakkan Mona
52 BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53 BAB. 53 Menggugat Cerai
54 BAB. 54 Di Labrak
55 BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56 BAB. 56 Pertengkaran
57 BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58 BAB. 58 Kejadian Beruntun
59 BAB. 59 Terasa Hancur
60 BAB. 60 Takut Kehilangan
61 BAB. 61 Kembali Stabil
62 BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63 BAB. 63 Menggantikan Andini
64 BAB. 64 Andini Sadar
65 BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66 BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67 BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68 BAB. 68 Perpisahan
69 BAB. 69 Gagal
70 BAB. 70 Ide Briliant
71 BAB. 71 Tidak Sabaran
72 BAB. 72 Duda Meresahkan
73 BAB. 73 Pamitan
74 BAB. 74 Ketakutan Mona
75 BAB. 75 Pesan dari Bima
76 BAB. 76 Edwin Pulang
77 BAB. 77 Saran Bu Nana
78 BAB. 78 Undangan dari Mona
79 BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80 BAB. 80 Dipermalukan
81 BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82 BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83 BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84 BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85 BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86 BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87 BAB. 87 Permintaan Andini
88 BAB. 88 Penolakan Arif
89 BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90 BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91 BAB. 91 Menyesal
92 BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93 BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94 BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95 BAB. 95 Mengikuti Riko
96 BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97 BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98 BAB. 98 Andini Pergi
99 BAB. 99 Memutuskan Pergi
100 BAB. 100 Mencari Andini
101 BAB. 101 Mencari Andini (2)
102 BAB. 102 Merindukan Andini
103 BAB. 103 Sudah Waktunya
104 BAB. 104 Keberadaan Andini
105 BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106 BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107 BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108 BAB. 108 Papa Dimana?
109 BAB. 109 Edwin Kritis
110 BAB. 110 Penjelasan
111 BAB. 111 Terus Minta Maaf
112 BAB. 112 Berkumpul
113 BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114 BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115 BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116 BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117 BAB. 117 Menolak Keras
118 BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119 BAB. 119 Pa, Jangan!
120 BAB. 120 Berusaha Memahami
121 BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122 BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123 BAB. 123 Meminta Bantuan
124 BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125 BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126 BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127 BAB. 127 Apakah Egois?
128 BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129 BAB. 129 Menemui Hiro
130 BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131 BAB. 131 Dear, Mona
132 BAB. 132 Penyerangan
133 BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134 BAB. 134 Telah Kembali
135 BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136 BAB. 136 Happy Ending
137 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 137 Episodes

1
BAB. 1 Hambar
2
BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3
BAB. 3 Datang ke Club
4
BAB. 4 Menolong
5
BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6
BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7
BAB. 7 Jadi Membandingkan
8
BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9
BAB. 9 Membalas Budi
10
BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11
BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12
BAB. 12 Jadi Merindukan
13
BAB. 13 Maksud Kamu?
14
BAB. 14 Memberitahu Bima
15
BAB. 15 Di Kampus
16
BAB. 16 Belanja
17
BAB. 17 Tentang Perjanjian
18
BAB. 18 Siapa Dia?
19
BAB. 19 Saling Perhatian
20
BAB. 20 Menemui Mertua
21
BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22
BAB. 22 Kedatangan Mona
23
BAB. 23 Mengabaikan
24
BAB. 24 Memberi Kesempatan
25
BAB. 25 Konsultasi
26
BAB. 26 Ketegasan Andini
27
BAB. 27 Rindu
28
BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29
BAB. 29 Menjemput Andini
30
BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31
BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32
BAB. 32 Memperingati Edwin
33
BAB. 33 Ampun, Pak!
34
BAB. 34 Maaf
35
BAB. 35 Cukur Rambut
36
BAB. 36 Berdebat Lagi
37
BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38
BAB. 38 Kabar dari Bima
39
BAB. 39 Semakin Mencintai
40
BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41
BAB. 41 Bimbang
42
BAB. 42 Keputusan Edwin
43
BAB. 43 Selalu Menjaga
44
BAB. 44 Rencana Andini
45
BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46
BAB. 46 Kehujanan
47
BAB. 47 Menyerahkan Diri
48
BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49
BAB. 49 Merindukanmu?
50
BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51
BAB. 51 Penolakkan Mona
52
BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53
BAB. 53 Menggugat Cerai
54
BAB. 54 Di Labrak
55
BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56
BAB. 56 Pertengkaran
57
BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58
BAB. 58 Kejadian Beruntun
59
BAB. 59 Terasa Hancur
60
BAB. 60 Takut Kehilangan
61
BAB. 61 Kembali Stabil
62
BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63
BAB. 63 Menggantikan Andini
64
BAB. 64 Andini Sadar
65
BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66
BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67
BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68
BAB. 68 Perpisahan
69
BAB. 69 Gagal
70
BAB. 70 Ide Briliant
71
BAB. 71 Tidak Sabaran
72
BAB. 72 Duda Meresahkan
73
BAB. 73 Pamitan
74
BAB. 74 Ketakutan Mona
75
BAB. 75 Pesan dari Bima
76
BAB. 76 Edwin Pulang
77
BAB. 77 Saran Bu Nana
78
BAB. 78 Undangan dari Mona
79
BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80
BAB. 80 Dipermalukan
81
BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82
BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83
BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84
BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85
BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86
BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87
BAB. 87 Permintaan Andini
88
BAB. 88 Penolakan Arif
89
BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90
BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91
BAB. 91 Menyesal
92
BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93
BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94
BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95
BAB. 95 Mengikuti Riko
96
BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97
BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98
BAB. 98 Andini Pergi
99
BAB. 99 Memutuskan Pergi
100
BAB. 100 Mencari Andini
101
BAB. 101 Mencari Andini (2)
102
BAB. 102 Merindukan Andini
103
BAB. 103 Sudah Waktunya
104
BAB. 104 Keberadaan Andini
105
BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106
BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107
BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108
BAB. 108 Papa Dimana?
109
BAB. 109 Edwin Kritis
110
BAB. 110 Penjelasan
111
BAB. 111 Terus Minta Maaf
112
BAB. 112 Berkumpul
113
BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114
BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115
BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116
BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117
BAB. 117 Menolak Keras
118
BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119
BAB. 119 Pa, Jangan!
120
BAB. 120 Berusaha Memahami
121
BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122
BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123
BAB. 123 Meminta Bantuan
124
BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125
BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126
BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127
BAB. 127 Apakah Egois?
128
BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129
BAB. 129 Menemui Hiro
130
BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131
BAB. 131 Dear, Mona
132
BAB. 132 Penyerangan
133
BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134
BAB. 134 Telah Kembali
135
BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136
BAB. 136 Happy Ending
137
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!