BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain

Perkataan Edwin itu terdengar sombong di telinga Louis membuat pria itu tersenyum miring, meremehkan seseorang yang ada di hadapannya.

Bima terkejut tak percaya pada apa yang baru saja Edwin katakan, sementara Andini seketika menghentikan tangisnya dan memilih mendengarkan perdebatan dua pria dihadapannya.

Louis kembali menarik rambut Andini lebih kuat lagi.

"Akkhh!" pekik Andini yang merasa kesakitan.

Edwin semakin tidak tega melihat Andini diperlakukan seperti itu. Didepan banyak orang saja Louis memperlakukannya kasar, Edwin tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya saat Andini melayani pria itu.

"Kita buat kesepakatan agar anda mau melepaskan gadis itu." Edwin masih berusaha membujuk Louis.

"Anda bersi keras sekali menginginkan saya melepaskan gadis ini. Apa anda juga tertarik padanya?" tanya Louis.

Edwin melirik Andini yang rambutnya masih dijambak Louis. Gadis itu memiliki wajah cantik, mata bulat, hidung mancung, pipi tembem, bibir tipis dengan luka disudut bibirnya. Gadis itu sangat menarik, tapi ia melakukan semua ini bukan karena tertarik pada parasnya melainkan karena kasihan.

"Saya hanya kasihan padanya karena anda memperlakukan dia sangat kasar," ucap Edwin.

"Saya berhak melakukan apa saja yang saya inginkan karena saya sudah membelinya."

"Kesepakatan apa yang anda inginkan agar anda mau melepaskannya?" tanya Edwin lagi.

"Jangan lakukan itu, Pak, kami sedang butuh uang dari Pak Louis," sela Bima.

"Anda dengar sendiri, bukan, bila kakak gadis ini yang menginginkan saya untuk tetap membelinya." Louis tersenyum meremehkan.

Edwin menatap Bima dengan lekat terlihat jelas bila lelaki dihadapannya itu sedang putus asa karena tak mendapatkan uang banyak untuk biaya pengobatan ibunya. Ia beralih menatap Andini, gadis malang yang rela berkorban demi baktinya pada sang ibu.

"Berapa uang yang kamu butuhkan?" tanya Edwin pada Bima.

Bima meneguk salivanya. Ia tak berani menyebutkan karena jumlahnya sangat banyak, lagi pula ia tak yakin bila pria yang bertanya itu akan memberikan uang sebanyak itu pada dirinya dan juga Andini.

Tidak mendapat jawaban dari Bima, Edwin pun bertanya pada Andini. "Berapa uang yang kamu butuhkan?" tanyanya.

Andini menatap sang kakak menanyakan pendapat kakaknya melalui tatapan, Bima menggelengkan kepala mengisyaratkan Andini agar tidak memberi tahukannya, tapi Andini yang tersiksa seperti ini sudah tidak tahan lagi dan akhirnya ia pun memberitahu Edwin.

"400 juta untuk biaya pengobatan ibu kami, Pak," ucap Andini.

Edwin mengangguk. "Akan saya beri uang itu padamu," ucapnya pada Andini.

Edwin kembali menatap Louis dihadapannya. "Berapa uang muka yang sudah anda berikan pada mereka? Saya akan menggantinya 3 kali lipat," ucapnya.

"Anda tidak perlu melakukan itu untuk kami, Pak, anda akan rugi bila mengganti sebanyak itu," sela Bima lagi.

Edwin tak menghiraukan perkataan Bima, ia menatap Louis lekat. "Bagaimana? saya akan mengganti uang anda 3 kali lipat," tanyanya lagi.

"Saya mau 5 kali lipat," ucap Louis.

"Akan saya beri." Edwin mengatakan dengan yakin tanpa ada keraguan sedikitpun.

Louis berpikir sejenak menimbang untung ruginya ia melepaskan Andini.

"Baiklah saya akan melepaskannya." Louis akhirnya memutuskan melepaskan Andini karena disini ia cukup diuntungkan. Dari uang ganti rugi itu Louis akan gunakan untuk menyenangkan dirinya sendiri.

Louis melepaskan tangannya dari rambut Andini, mendorong kasar gadis itu kearah Edwin. Edwin dengan sigap menangkap tubuh Andini yang nyaris terjatuh bila ia tak menangkapnya.

"Saya tunggu uang ganti rugi dari anda," ucap Louis sebelum melangkah pergi.

Edwin mengangguk dengan tangan masih memeluk Andini. Bahu Andini berguncang, Edwin tahu bila gadis yang ia dekap itu tengah menangis. Edwin mengusap punggung Andini membiarkannya menangis dipelukannya.

Andini menghentikan tangisnya saat ia sadar bila tengah menangis diperlukan pria asing, mengusap air matanya kemudian mengurai pelukannya dari tubuh Edwin.

"Terima kasih, Pak, anda sudah menyelamatkan saya," ucap Andini yang dibalas anggukan kepala oleh Edwin.

Edwin melirik Bima yang menatap benci padanya. Bima khawatir Edwin hanya main-main dengan perkataannya dimana pria itu akan memberi uang biaya pengobatan untuk sang ibu. Bima tak mau bila Edwin hanya memberi harapan palsu dan ibunya jadi korban disini.

Andini menghampiri Bima, memeluk erat sang kakak dan menangis lagi di sana. Menangis bukan karena sedih melainkan karena terharu ada seseorang yang menolongnya dari ketidakberdayaan ini. Meski Andini tidak yakin Edwin benar-benar akan membiayai pengobatan sang ibu tapi bagi Andini, Edwin adalah sosok pahlawan untuknya.

Bima mengusap punggung Andini namun pandangannya masih menatap tak suka pada Edwin. Edwin yang mengerti arti tatapan dari Bima segera mendekat pada adik dan kakak yang sedang berpelukan itu.

"Antar saya ke rumah sakit ibu kalian dirawat," titah Edwin.

Andini mengurai pelukannya pada Bima, menatap Edwin yang memasang wajah meyakinkan lalu mengangguk

Mereka pun akhirnya mendatangi rumah sakit di mana ibu Andini dirawat. Tiba di sana Edwin meminta perawat lebih dulu mengobati luka disudut bibir Andini. Luka entah karena ditampar Bima atau mendapat kekerasan dari Louis yang jelas luka itu benar-benar mengganggunya.

Setelahnya Andini mengajak Edwin untuk membesuk ibunya terlebih dahulu. Edwin menatap wanita paruh baya yang sedang terbaring lemah diranjang rumah sakit.

Ibu Della namanya, beliau sakit paru-paru sejak 3 tahun yang lalu dan harus mendapat perawatan di rumah sakit. Selama ini Bima dan Andini bekerja keras untuk membiayai pengobatan sang ibu namun kondisi Ibu mereka tidak kunjung membaik dan harus mendapat tindakan lebih lanjut seperti operasi dan pengobatan lainnya.

Edwin melirik Andini yang berdiri disampingnya. Gadis itu menceritakan semuanya mengenai kondisi sang ibu padanya. Sesekali juga Andini menyeka air mata yang keluar begitu saja tanpa bisa ia tahan.

"Aduh mata saya kelilipan, Pak," ucap Andini memalingkan wajahnya agar tak dilihat oleh Edwin air matanya mengalir deras.

Edwin menatap nanar pada Andini, ia benar-benar kasihan pada gadis itu. Usia masih 20 tahun tapi harus menanggung beban berat seperti ini. Belum lagi bila Andini benar-benar menjual kesuciannya sudah dipastikan gadis itu akan menderita seumur hidupnya meski tujuannya untuk menolong sang ibu.

Edwin meninggalkan Andini dan Bima di ruang rawat Ibu Della sementara dirinya mendatangi bagian administrasi untuk membayarkan seluruh tagihan rumah sakit ibu Della, tunggakkan, biaya pengobatan lainnya dan operasi yang akan dilakukan tidak lama lagi.

Uang 400 juta tidak ada apa-apanya bagi Edwin. Mona sang istri tidak pernah membutuhkan uangnya, bukan hanya uangnya saja melainkan juga dengan dirinya. Bertemu dengan Andini yang hendak menjual kesuciannya membuat Edwin sejenak bisa melupakan masalah rumah tangganya. Edwin bersyukur dirinya bisa berguna untuk orang lain.

"Bagaimana cara saya membalas kebaikan anda, Pak?"

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

ayo pak gas pak...nikmat mana lagi yg kau dustakan,ada daun muda didepan mata..embat pak?? awalnya cuma kasian tp stlh itu terserah anda pak...,andini bs kok anda jadikan adek2an biar hdpmu gk sepi...😊

2023-12-05

1

Murni Zain

Murni Zain

mungkinkan Edwin tertarik sm Andini 🤔 semoga saja dr pada punya istri enggak mau hamil

2023-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hambar
2 BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3 BAB. 3 Datang ke Club
4 BAB. 4 Menolong
5 BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6 BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7 BAB. 7 Jadi Membandingkan
8 BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9 BAB. 9 Membalas Budi
10 BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11 BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12 BAB. 12 Jadi Merindukan
13 BAB. 13 Maksud Kamu?
14 BAB. 14 Memberitahu Bima
15 BAB. 15 Di Kampus
16 BAB. 16 Belanja
17 BAB. 17 Tentang Perjanjian
18 BAB. 18 Siapa Dia?
19 BAB. 19 Saling Perhatian
20 BAB. 20 Menemui Mertua
21 BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22 BAB. 22 Kedatangan Mona
23 BAB. 23 Mengabaikan
24 BAB. 24 Memberi Kesempatan
25 BAB. 25 Konsultasi
26 BAB. 26 Ketegasan Andini
27 BAB. 27 Rindu
28 BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29 BAB. 29 Menjemput Andini
30 BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31 BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32 BAB. 32 Memperingati Edwin
33 BAB. 33 Ampun, Pak!
34 BAB. 34 Maaf
35 BAB. 35 Cukur Rambut
36 BAB. 36 Berdebat Lagi
37 BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38 BAB. 38 Kabar dari Bima
39 BAB. 39 Semakin Mencintai
40 BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41 BAB. 41 Bimbang
42 BAB. 42 Keputusan Edwin
43 BAB. 43 Selalu Menjaga
44 BAB. 44 Rencana Andini
45 BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46 BAB. 46 Kehujanan
47 BAB. 47 Menyerahkan Diri
48 BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49 BAB. 49 Merindukanmu?
50 BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51 BAB. 51 Penolakkan Mona
52 BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53 BAB. 53 Menggugat Cerai
54 BAB. 54 Di Labrak
55 BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56 BAB. 56 Pertengkaran
57 BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58 BAB. 58 Kejadian Beruntun
59 BAB. 59 Terasa Hancur
60 BAB. 60 Takut Kehilangan
61 BAB. 61 Kembali Stabil
62 BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63 BAB. 63 Menggantikan Andini
64 BAB. 64 Andini Sadar
65 BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66 BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67 BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68 BAB. 68 Perpisahan
69 BAB. 69 Gagal
70 BAB. 70 Ide Briliant
71 BAB. 71 Tidak Sabaran
72 BAB. 72 Duda Meresahkan
73 BAB. 73 Pamitan
74 BAB. 74 Ketakutan Mona
75 BAB. 75 Pesan dari Bima
76 BAB. 76 Edwin Pulang
77 BAB. 77 Saran Bu Nana
78 BAB. 78 Undangan dari Mona
79 BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80 BAB. 80 Dipermalukan
81 BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82 BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83 BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84 BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85 BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86 BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87 BAB. 87 Permintaan Andini
88 BAB. 88 Penolakan Arif
89 BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90 BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91 BAB. 91 Menyesal
92 BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93 BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94 BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95 BAB. 95 Mengikuti Riko
96 BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97 BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98 BAB. 98 Andini Pergi
99 BAB. 99 Memutuskan Pergi
100 BAB. 100 Mencari Andini
101 BAB. 101 Mencari Andini (2)
102 BAB. 102 Merindukan Andini
103 BAB. 103 Sudah Waktunya
104 BAB. 104 Keberadaan Andini
105 BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106 BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107 BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108 BAB. 108 Papa Dimana?
109 BAB. 109 Edwin Kritis
110 BAB. 110 Penjelasan
111 BAB. 111 Terus Minta Maaf
112 BAB. 112 Berkumpul
113 BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114 BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115 BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116 BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117 BAB. 117 Menolak Keras
118 BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119 BAB. 119 Pa, Jangan!
120 BAB. 120 Berusaha Memahami
121 BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122 BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123 BAB. 123 Meminta Bantuan
124 BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125 BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126 BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127 BAB. 127 Apakah Egois?
128 BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129 BAB. 129 Menemui Hiro
130 BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131 BAB. 131 Dear, Mona
132 BAB. 132 Penyerangan
133 BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134 BAB. 134 Telah Kembali
135 BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136 BAB. 136 Happy Ending
137 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 137 Episodes

1
BAB. 1 Hambar
2
BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3
BAB. 3 Datang ke Club
4
BAB. 4 Menolong
5
BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6
BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7
BAB. 7 Jadi Membandingkan
8
BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9
BAB. 9 Membalas Budi
10
BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11
BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12
BAB. 12 Jadi Merindukan
13
BAB. 13 Maksud Kamu?
14
BAB. 14 Memberitahu Bima
15
BAB. 15 Di Kampus
16
BAB. 16 Belanja
17
BAB. 17 Tentang Perjanjian
18
BAB. 18 Siapa Dia?
19
BAB. 19 Saling Perhatian
20
BAB. 20 Menemui Mertua
21
BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22
BAB. 22 Kedatangan Mona
23
BAB. 23 Mengabaikan
24
BAB. 24 Memberi Kesempatan
25
BAB. 25 Konsultasi
26
BAB. 26 Ketegasan Andini
27
BAB. 27 Rindu
28
BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29
BAB. 29 Menjemput Andini
30
BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31
BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32
BAB. 32 Memperingati Edwin
33
BAB. 33 Ampun, Pak!
34
BAB. 34 Maaf
35
BAB. 35 Cukur Rambut
36
BAB. 36 Berdebat Lagi
37
BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38
BAB. 38 Kabar dari Bima
39
BAB. 39 Semakin Mencintai
40
BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41
BAB. 41 Bimbang
42
BAB. 42 Keputusan Edwin
43
BAB. 43 Selalu Menjaga
44
BAB. 44 Rencana Andini
45
BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46
BAB. 46 Kehujanan
47
BAB. 47 Menyerahkan Diri
48
BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49
BAB. 49 Merindukanmu?
50
BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51
BAB. 51 Penolakkan Mona
52
BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53
BAB. 53 Menggugat Cerai
54
BAB. 54 Di Labrak
55
BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56
BAB. 56 Pertengkaran
57
BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58
BAB. 58 Kejadian Beruntun
59
BAB. 59 Terasa Hancur
60
BAB. 60 Takut Kehilangan
61
BAB. 61 Kembali Stabil
62
BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63
BAB. 63 Menggantikan Andini
64
BAB. 64 Andini Sadar
65
BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66
BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67
BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68
BAB. 68 Perpisahan
69
BAB. 69 Gagal
70
BAB. 70 Ide Briliant
71
BAB. 71 Tidak Sabaran
72
BAB. 72 Duda Meresahkan
73
BAB. 73 Pamitan
74
BAB. 74 Ketakutan Mona
75
BAB. 75 Pesan dari Bima
76
BAB. 76 Edwin Pulang
77
BAB. 77 Saran Bu Nana
78
BAB. 78 Undangan dari Mona
79
BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80
BAB. 80 Dipermalukan
81
BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82
BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83
BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84
BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85
BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86
BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87
BAB. 87 Permintaan Andini
88
BAB. 88 Penolakan Arif
89
BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90
BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91
BAB. 91 Menyesal
92
BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93
BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94
BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95
BAB. 95 Mengikuti Riko
96
BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97
BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98
BAB. 98 Andini Pergi
99
BAB. 99 Memutuskan Pergi
100
BAB. 100 Mencari Andini
101
BAB. 101 Mencari Andini (2)
102
BAB. 102 Merindukan Andini
103
BAB. 103 Sudah Waktunya
104
BAB. 104 Keberadaan Andini
105
BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106
BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107
BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108
BAB. 108 Papa Dimana?
109
BAB. 109 Edwin Kritis
110
BAB. 110 Penjelasan
111
BAB. 111 Terus Minta Maaf
112
BAB. 112 Berkumpul
113
BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114
BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115
BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116
BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117
BAB. 117 Menolak Keras
118
BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119
BAB. 119 Pa, Jangan!
120
BAB. 120 Berusaha Memahami
121
BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122
BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123
BAB. 123 Meminta Bantuan
124
BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125
BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126
BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127
BAB. 127 Apakah Egois?
128
BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129
BAB. 129 Menemui Hiro
130
BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131
BAB. 131 Dear, Mona
132
BAB. 132 Penyerangan
133
BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134
BAB. 134 Telah Kembali
135
BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136
BAB. 136 Happy Ending
137
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!