BAB. 4 Menolong

Edwin sedikit menggeser tubuhnya ke dinding agar tidak terlihat oleh lelaki dan perempuan yang sedang berdebat. Ia tidak bermaksud untuk menguping karena sebetulnya ia hendak ke toilet tapi tak mungkin melanjutkan langkah kakinya sehingga berdiam diri mendengarkan pembicaraan mereka.

"Sekarang kita datangi lagi pak Louis, minta maaflah karena tadi kamu meninggalkannya," bujuk Bima pada sang adik.

"Tapi Kak_"

"Semuanya akan baik-baik saja, Kakak akan mengawasimu dan memastikan bila pak Louis tidak akan macam-macam. Kamu hanya melayaninya malam ini dan menerima uang darinya setelah itu kita bisa membayar biaya pengobatan ibu."

Bima terus meyakinkan Andini agar mau menjual kesuciannya karena hanya sang adik yang bisa ia harapkan untuk menolong ibu mereka yang sedang sakit keras.

Dalam hati Bima menjerit, menangis keras tak berdaya dengan kondisinya saat ini sampai harus mengorbankan sang adik.

"Ya, Andini, Kakak mohon ini demi ibu kita."

Bima memegang bahu Andini memohon pada sang adik agar mau berkorban demi kesembuhan ibu mereka karena tak ada jalan lain mencari uang banyak dalam waktu singkat. Hari ini hari terakhir waktu yang di berikan pihak rumah sakit pada Bima dan Andini mencari uang untuk biaya tunggakan rumah sakit dan operasi yang akan dijalani sang ibu serta pengobatan lainnya.

Andini memeluk erat tubuh sang kakak lalu menangis kencang dipelukannya. Bima mengusap punggung adiknya ia juga menangis disana namun tidak bersuara dan tidak menunjukannya pada Andini hanya linangan air mata yang terus mengalir.

"Kalau ada cara lain Kakak juga tidak akan mengorbankan kamu, Andini. Kakak ingin menjaga kamu dan melepasmu pada seseorang yang mencintaimu dan juga kamu cintai."

Bima mengusap air matanya kemudian mengurai pelukan Andini ditubuhnya lalu berganti mengusap air mata sang adik.

"Sekali ini saja, ya," ucap Bima menangkup kedua sisi wajah adiknya.

Andini mengangguk membuat Bima langsung memeluknya lagi.

"Terima kasih, Andini, Kakak tidak akan melupakan pengorbananmu." Bima mengecup kening Andini kemudian menghapus lagi jejak air mata di pipi sang adik.

Bima mengajak Andini masuk kembali kedalam club untuk menyerahkannya pada pak Louis yang sudah memberi uang muka membeli kesucian Andini.

Louis ialah pemilik club malam ini dan kebetulan Bima menjadi salah satu karyawan di sini. Karena putus asa tak tahu lagi bagaimana caranya mendapat uang untuk biaya pengobatan sang ibu, jadilah Bima menawarkan sang adik pada pria itu tentu saja atas persetujuan dari Andini.

Awalnya Andini setuju, tapi saat tiba waktunya dirinya melayani Louis, Andini memberontak hingga meninggalkan Louis begitu saja di private room.

Bima dan Andini tidak tahu bila sejak tadi ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan mereka. Edwin menatap nanar pada punggung kedua adik dan kakak yang berjalan masuk kedalam club.

'Miris sekali nasib gadis itu,' batinnya.

Ia pun melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti, membasuh muka di sana kemudian mengelap tumpahan cocktail dibajunya dengan tisu. Edwin tidak ingin perduli pada apa yang menimpa gadis itu tapi tanpa bisa ia cegah otaknya terus teringat pada pembicaraan adik dan kakak tadi.

Edwin menggelengkan kepalanya menepis semua yang ia dengar. Edwin kembali ke meja bartender duduk di tempat sebelumnya bersama para pengunjung yang duduk berjejer didepan meja bartender lalu memesan lagi minuman.

Bartender disana kembali memberi cocktail pada Edwin lalu mengajak bicara pada lelaki disebelahnya.

"Andini jadi kamu jual?" tanyanya membuat Edwin menoleh pada bartender itu lalu menoleh pada lelaki disebelahnya.

Edwin baru sadar bila lelaki disebelah bartender itu adalah lelaki yang tadi bersama gadis yang menyenggol gelasnya hingga pecah.

Terdengar helaan nafas berat keluar dari mulut lelaki itu.

"Aku tidak punya pilihan lain," ucapnya lirih.

"Tadi dia nyenggol gelas sampai pecah, jangan lupa diganti," ucap bartender dan Bima mengangguk.

Bartender itu melayani pengunjung lainnya hingga tidak sengaja pandangannya melihat seorang pria keluar dari private room dengan menjambak rambut gadis yang bersamanya.

"Bim, itu bukannya Andini ya," tunjuk bartender pada seorang gadis yang ditarik rambutnya oleh seorang pria.

Bima mengikuti arah bartender itu menunjuk begitu juga dengan Edwin.

"Bangssat!"

Bima bergegas berlari kearah Andini yang ditarik rambutnya dan diseret Louis kearah pintu keluar club. Edwin yang tidak ingin perduli juga jadi bersimpati dan ikut menghampiri bersama beberapa pengunjung lainnya.

"Kak tolong," lirih Andini yang melihat sang kakak menghampirinya.

Bima menghadang Louis membuat pria berusia 33 tahun itu menghentikan langkah kakinya.

"Pak Louis tolong perlakukan adik saya dengan baik," pinta Bima.

"Saya tidak akan memperlakukannya kasar bila dia mau melayani saya dengan baik," ucap Louis.

"Pak, tolong maklumi adik saya karena ini yang pertama untuknya, dia masih belum mengerti hal seperti itu," bujuk Bima.

Louis tidak perduli, ia menguatkan cengkraman dirambut Andini hingga membuat gadis itu menjerit sakit.

Edwin berdiri tak jauh dari Louis dan Bima yang tengah membujuk. Pandangannya beralih pada gadis malang yang tengah dijambak rambutnya. Edwin meringis merasa kasihan pada gadis itu namun ia tidak ingin ikut campur urusan mereka.

"Saya sudah memberi uang muka pada kalian dan sisanya akan saya berikan setelah adikmu selesai melakukan tugasnya, tapi dia terus menguji kesabaran saya dengan terus memberontak."

"Saya minta maaf, Pak, kali ini saya pastikan Andini tidak akan memberontak lagi asalkan anda memperlakukannya dengan baik," ucap Bima.

"Saya terlanjur marah padanya dan tidak yakin bisa memperlakukannya dengan baik." Pria bernama Louis itu menyeringai kemudian menarik kembali rambut Andini dan menyeretnya lagi.

"Kakak tolong, ini sakit," lirih Andini menatap sang kakak dengan air mata yang berlinang.

Bima mengikuti Louis yang berjalan menuju pintu keluar club, ia terus memohon agar memperlakukan Andini dengan baik namun pria itu tak mendengarkannya.

Edwin yang tadinya tak ingin ikut campur, kini tak tahan lagi melihat pemandangan dihadapannya, dimana seorang gadis malang diseret tak manusiawi hanya karena sudah dibeli untuk melayani.

Edwin mengayunkan kakinya melangkah mengikuti Louis yang sedang menyeret Andini, melewatinya lalu menghadang dari depan.

"Lepaskan gadis itu!" titah Edwin.

Bima ikut berhenti, menatap Edwin yang dengan berani menghadang Louis. Bima takut Edwin yang ikut campur urusannya akan membuat pria itu jadi berurusan dengan Louis, pemilik club malam ini. Sementara Andini hanya menangis merasa sakit luar biasa dikepalanya dan juga batinnya yang di perlakukan tak manusiawi seperti ini.

"Menyingkir! Saya tidak punya urusan dengan anda!" titah Louis pada Edwin namun pria itu sama sekali tak menggubrisnya. Edwin sudah bertekat ingin menolong gadis malang dihadapannya.

"Saya akan menyingkir bila anda melepaskan gadis itu," ucap Edwin.

"Saya sudah membelinya dan saya tidak akan melepaskannya," ucap Louis.

"Berapa anda membelinya saya akan mengganti uang anda."

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

mula-mula menolong eh.. kebablasan😁😁setelah itu terserah pak edwin..,ayo pak mumpung ada daun muda embat pak..🤭

2023-12-04

2

Haryati Haryati

Haryati Haryati

akhirnya hati nurani Edwin tergerak utk menolong Andini si gadis yg sgt malang ini, ayo smgat KK Thor lanjut terus utk menulis bab berikutnya ditunggu KK Thor, 💪💪💪🙏

2023-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Hambar
2 BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3 BAB. 3 Datang ke Club
4 BAB. 4 Menolong
5 BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6 BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7 BAB. 7 Jadi Membandingkan
8 BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9 BAB. 9 Membalas Budi
10 BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11 BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12 BAB. 12 Jadi Merindukan
13 BAB. 13 Maksud Kamu?
14 BAB. 14 Memberitahu Bima
15 BAB. 15 Di Kampus
16 BAB. 16 Belanja
17 BAB. 17 Tentang Perjanjian
18 BAB. 18 Siapa Dia?
19 BAB. 19 Saling Perhatian
20 BAB. 20 Menemui Mertua
21 BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22 BAB. 22 Kedatangan Mona
23 BAB. 23 Mengabaikan
24 BAB. 24 Memberi Kesempatan
25 BAB. 25 Konsultasi
26 BAB. 26 Ketegasan Andini
27 BAB. 27 Rindu
28 BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29 BAB. 29 Menjemput Andini
30 BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31 BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32 BAB. 32 Memperingati Edwin
33 BAB. 33 Ampun, Pak!
34 BAB. 34 Maaf
35 BAB. 35 Cukur Rambut
36 BAB. 36 Berdebat Lagi
37 BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38 BAB. 38 Kabar dari Bima
39 BAB. 39 Semakin Mencintai
40 BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41 BAB. 41 Bimbang
42 BAB. 42 Keputusan Edwin
43 BAB. 43 Selalu Menjaga
44 BAB. 44 Rencana Andini
45 BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46 BAB. 46 Kehujanan
47 BAB. 47 Menyerahkan Diri
48 BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49 BAB. 49 Merindukanmu?
50 BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51 BAB. 51 Penolakkan Mona
52 BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53 BAB. 53 Menggugat Cerai
54 BAB. 54 Di Labrak
55 BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56 BAB. 56 Pertengkaran
57 BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58 BAB. 58 Kejadian Beruntun
59 BAB. 59 Terasa Hancur
60 BAB. 60 Takut Kehilangan
61 BAB. 61 Kembali Stabil
62 BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63 BAB. 63 Menggantikan Andini
64 BAB. 64 Andini Sadar
65 BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66 BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67 BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68 BAB. 68 Perpisahan
69 BAB. 69 Gagal
70 BAB. 70 Ide Briliant
71 BAB. 71 Tidak Sabaran
72 BAB. 72 Duda Meresahkan
73 BAB. 73 Pamitan
74 BAB. 74 Ketakutan Mona
75 BAB. 75 Pesan dari Bima
76 BAB. 76 Edwin Pulang
77 BAB. 77 Saran Bu Nana
78 BAB. 78 Undangan dari Mona
79 BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80 BAB. 80 Dipermalukan
81 BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82 BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83 BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84 BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85 BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86 BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87 BAB. 87 Permintaan Andini
88 BAB. 88 Penolakan Arif
89 BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90 BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91 BAB. 91 Menyesal
92 BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93 BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94 BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95 BAB. 95 Mengikuti Riko
96 BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97 BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98 BAB. 98 Andini Pergi
99 BAB. 99 Memutuskan Pergi
100 BAB. 100 Mencari Andini
101 BAB. 101 Mencari Andini (2)
102 BAB. 102 Merindukan Andini
103 BAB. 103 Sudah Waktunya
104 BAB. 104 Keberadaan Andini
105 BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106 BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107 BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108 BAB. 108 Papa Dimana?
109 BAB. 109 Edwin Kritis
110 BAB. 110 Penjelasan
111 BAB. 111 Terus Minta Maaf
112 BAB. 112 Berkumpul
113 BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114 BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115 BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116 BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117 BAB. 117 Menolak Keras
118 BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119 BAB. 119 Pa, Jangan!
120 BAB. 120 Berusaha Memahami
121 BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122 BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123 BAB. 123 Meminta Bantuan
124 BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125 BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126 BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127 BAB. 127 Apakah Egois?
128 BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129 BAB. 129 Menemui Hiro
130 BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131 BAB. 131 Dear, Mona
132 BAB. 132 Penyerangan
133 BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134 BAB. 134 Telah Kembali
135 BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136 BAB. 136 Happy Ending
137 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 137 Episodes

1
BAB. 1 Hambar
2
BAB. 2 Ingin Merubah Takdir
3
BAB. 3 Datang ke Club
4
BAB. 4 Menolong
5
BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain
6
BAB. 6 Cara Membalas Kebaikan
7
BAB. 7 Jadi Membandingkan
8
BAB. 8 Pria yang Sangat Baik
9
BAB. 9 Membalas Budi
10
BAB. 10 Akan Sering Mengunjungimu
11
BAB. 11 Kebersamaan di Apartement
12
BAB. 12 Jadi Merindukan
13
BAB. 13 Maksud Kamu?
14
BAB. 14 Memberitahu Bima
15
BAB. 15 Di Kampus
16
BAB. 16 Belanja
17
BAB. 17 Tentang Perjanjian
18
BAB. 18 Siapa Dia?
19
BAB. 19 Saling Perhatian
20
BAB. 20 Menemui Mertua
21
BAB. 21 Benar-benar Menjadi Simpanan
22
BAB. 22 Kedatangan Mona
23
BAB. 23 Mengabaikan
24
BAB. 24 Memberi Kesempatan
25
BAB. 25 Konsultasi
26
BAB. 26 Ketegasan Andini
27
BAB. 27 Rindu
28
BAB. 28 Membeli Oleh-oleh
29
BAB. 29 Menjemput Andini
30
BAB. 30 Boleh Saya Mencium Anda?
31
BAB. 31 Tidak Benar-benar Berhenti
32
BAB. 32 Memperingati Edwin
33
BAB. 33 Ampun, Pak!
34
BAB. 34 Maaf
35
BAB. 35 Cukur Rambut
36
BAB. 36 Berdebat Lagi
37
BAB. 37 Aw! Sakit, An!
38
BAB. 38 Kabar dari Bima
39
BAB. 39 Semakin Mencintai
40
BAB. 40 Melihat Kondisi Mona
41
BAB. 41 Bimbang
42
BAB. 42 Keputusan Edwin
43
BAB. 43 Selalu Menjaga
44
BAB. 44 Rencana Andini
45
BAB. 45 Pergi Jalan-jalan
46
BAB. 46 Kehujanan
47
BAB. 47 Menyerahkan Diri
48
BAB. 48 Belum Bisa Memilih
49
BAB. 49 Merindukanmu?
50
BAB. 50 Mari Kita Bercerai
51
BAB. 51 Penolakkan Mona
52
BAB. 52 Merasa Sangat Hina
53
BAB. 53 Menggugat Cerai
54
BAB. 54 Di Labrak
55
BAB. 55 Kekhawatiran Edwin
56
BAB. 56 Pertengkaran
57
BAB. 57 Pilihan yang Sulit
58
BAB. 58 Kejadian Beruntun
59
BAB. 59 Terasa Hancur
60
BAB. 60 Takut Kehilangan
61
BAB. 61 Kembali Stabil
62
BAB. 62 Masalah Tak Kunjung Usai
63
BAB. 63 Menggantikan Andini
64
BAB. 64 Andini Sadar
65
BAB. 65 Andini Mengkhawatirkan Bima
66
BAB. 66 Saya Merindukanmu, An
67
BAB. 67 Masalah Mulai Teratasi
68
BAB. 68 Perpisahan
69
BAB. 69 Gagal
70
BAB. 70 Ide Briliant
71
BAB. 71 Tidak Sabaran
72
BAB. 72 Duda Meresahkan
73
BAB. 73 Pamitan
74
BAB. 74 Ketakutan Mona
75
BAB. 75 Pesan dari Bima
76
BAB. 76 Edwin Pulang
77
BAB. 77 Saran Bu Nana
78
BAB. 78 Undangan dari Mona
79
BAB. 79 Mulai Tidak Tenang
80
BAB. 80 Dipermalukan
81
BAB. 81 Kabar Mengejutkan
82
BAB. 82 Setiap Perbuatan Ada Balasannya
83
BAB. 83 Membesuk Mantan Mertua
84
BAB. 84 Menikmati Malam Pengantin
85
BAB. 85 Kedatangan Mantan Mertua
86
BAB. 86 Permintaan Mantan Mertua
87
BAB. 87 Permintaan Andini
88
BAB. 88 Penolakan Arif
89
BAB. 89 Panggilan dari Nomor Baru
90
BAB. 90 Kabar dari Bu Dewi
91
BAB. 91 Menyesal
92
BAB. 92 Pak Wisnu Meninggal
93
BAB. 93 Masih Ada Kenangan
94
BAB. 94 Membantu Bu Dewi
95
BAB. 95 Mengikuti Riko
96
BAB. 96 Pembicaraan dengan Arif
97
BAB. 97 Menyadari Perasaan yang Sesungguhnya
98
BAB. 98 Andini Pergi
99
BAB. 99 Memutuskan Pergi
100
BAB. 100 Mencari Andini
101
BAB. 101 Mencari Andini (2)
102
BAB. 102 Merindukan Andini
103
BAB. 103 Sudah Waktunya
104
BAB. 104 Keberadaan Andini
105
BAB. 105 An, Benarkah itu Kamu?
106
BAB. 106 Papa Kangen, Boleh Kan?
107
BAB. 107 Saling Melepas Rindu
108
BAB. 108 Papa Dimana?
109
BAB. 109 Edwin Kritis
110
BAB. 110 Penjelasan
111
BAB. 111 Terus Minta Maaf
112
BAB. 112 Berkumpul
113
BAB. 113 Kehidupan Mona Saat Ini
114
BAB. 114 Tak Banyak Berubah
115
BAB. 115 Kehidupan yang Berbanding Terbalik
116
BAB. 116 Menghubungkan dengan Masa Lalu
117
BAB. 117 Menolak Keras
118
BAB. 118 Tunggu-tunggu, Ada Apa Ini?
119
BAB. 119 Pa, Jangan!
120
BAB. 120 Berusaha Memahami
121
BAB. 121 Kembalikan Aku Padanya
122
BAB. 122 Menemui Mantan Suami
123
BAB. 123 Meminta Bantuan
124
BAB. 124 Memang Harus Menunggu
125
BAB 125 Penantian Tak Kunjung Usai
126
BAB. 126 Penantian yang Terasa Sia-sia
127
BAB. 127 Apakah Egois?
128
BAB. 128 Fakta yang Sesungguhnya
129
BAB. 129 Menemui Hiro
130
BAB. 130 Tapi, Kenapa Begitu Nyata?
131
BAB. 131 Dear, Mona
132
BAB. 132 Penyerangan
133
BAB. 133 Selamanya Akan Menanti
134
BAB. 134 Telah Kembali
135
BAB. 135 Sama-sama Bahagia
136
BAB. 136 Happy Ending
137
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!