Robby masih menatap Rani yang sedang menghabiskan bekal makan siang bersama teman-temannya. "Wajahnya agak oval, pipi chubbynya ingin ku cubit, sangat menggemaskan... Rambut panjangnya lurus kecoklatan, hidung mancung, dengan kulit putih bersih. Kalo dia duduk diantara teman-temannya seperti itu, gak keliatan klo dia punya tinggi badan diatas rata-rata cewek pada umumnya. Dan aahh... Caranya tertawa manis sekali, ada lesung pipi di sudut kanan dan kiri bibirnya. Ingin sekali aku menghampirinya dan berkenalan dengannya, tapi... Aah... Sudahlah, hari esok masih ada... Semoga akan ada kesempatan untuk ku berkenalan dengannya", Robby pun berdiri dari duduknya, dan meninggalkan kantin dengan sudut matanya yang masih mengawasi Rani.
"Clara, aku kembali ke kelas dulu yaa... Habiskan makanmu, mubazir kalo gak dihabisin, aku duluan ya temen-teman", aku berdiri dan hendak melangkahkan kakiku meninggalkan Clara, Ningrum dan teman-temannya, tapi Clara menahan tangan kiri ku, "Tunggu. Aku udah selesai. Kita kembali sama-sama. Daah... Ningrum, Ana, Risti, kami duluan yaa..", Clara pun segera menarik tanganku dan kami melangkah menjauhi kantin.
"Aku sebenernya kurang suka berteman dengan Ningrum and the gank", Clara masih memeluk lengan kiriku sambil jalan menuju kelas.
"Kenapa emangnya?"
"Nanti aku ceritakan kalo udah sampe kelas", katanya berbisik di telinga kiri ku.
"Hmmm", hanya itu jawabku karena kami sudah sampai di depan pintu kelas.
****************
"Gimana keadaan ayah saya dok", Wibisono sedang berada di ruangan dokter spesialis jantung.
"Hasil pemeriksaan jantung pada pak Pieter, beliau sudah tiga kali melakukan prosedur pemasangan ring jantung atau Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Pada prinsipnya PCI adalah untuk membuka atau mengalirkan lagi saluran pembuluh darah yang tersumbat, baik dalam kondisi saluran pembuluh darahnya tertutup total maupun sedang,” ujarnya. Lanjut dia, "Pemasangan ring jantung merupakan salah satu metode pengobatan pada pasien dengan gangguan pembuluh darah jantung koroner. Selain itu, pasang ring juga dapat meningkatkan risiko terkena stroke atau serangan iskemik transien. Hal ini ditandai dengan tersumbatnya suplai darah dari jantung ke otak. Penyebab paling umum dari pembuluh darah di otak pecah adalah peningkatan tekanan darah. Hal tersebut dapat menyebabkan dinding arteri melemah dan menyebabkan pecah sejalan dengan waktu. Di saat hal tersebut terjadi, darah yang terkumpul di otak akan menyebabkan stroke, bahkan koma. Pak Pieter ada riwayat hipertensi, apakah beliau sedang mengalami suatu hal yang berat sehingga beliau stres?"
"Saya kurang tau dok, karena selama ini saya tinggal di Sumatra. Akan saya tanyakan ke keluarga saya nanti. Lalu bagaimana pengobatan selanjutnya dok?".
"Kami menyarankan pak Pieter menjalani prosedur transplantasi jantung. Transplantasi jantung merupakan prosedur dalam operasi yang biasanya dilakukan untuk kasus-kasus penyakit jantung yang memasuki tahap serius. Prosedur transplantasi termasuk langkah aman selama tetap menjalani pemeriksaan secara rutin".
"Baiklah dok, lakukan yang terbaik untuk ayah saya".
"Kami akan lakukan yang terbaik untuk semua pasien kami. Dan akan segera kami kabari bila kami sudah mendapatkan donor yang tepat", dokter itu berkata sambil tersenyum.
"Makasih banyak dok", Wibisono menatapnya dengan wajah kusut, tanpa senyum sama sekali.
****************
Teeet
Bel tanda pelajaran usai telah berbunyi. Rani dan Clara sedang merapikan buku di atas meja, bersiap-siap untuk pulang.
"Clara, jelasin dong maksud kata-katamu waktu kita di kantin tadi", bisik ku pada gadis di samping ku".
"Yang mana", dia terlihat mengerutkan alisnya hingga menjadi satu di dahinya sambil menatap ku heran.
"itu tuh... Yang kamu bilang cowok-cowok itu gak berani berkelahi di sekolah. Sama Ningrum and the gank yang katanya kamu gak suka itu".
"Sssssttt", jari telunjuk kanan di letakkannya di depan bibirnya.
"Tunggu semuanya pulang dulu. Kalo sudah sepi, nanti akan aku ceritakan", bisiknya ke telinga ku.
*
*
*
Beberapa saat kemudian.
"Sekarang udah sepi, ayo... Cepet, dah ga sabaran nih...".
"Jadiiii", Clara menghela nafas panjang dan menghembuskannya pelan. "Siswa dan siswi di sekolah ini dari awal masuk sudah disodori surat pernyataan yang intinya bahwa mereka yang diterima di sekolah ini wajib menjaga ketertiban, kedamaian, dan keyamanan belajar. Dan surat pernyataan itu harus di tanda tangani oleh siswa dan orangtua siswa. Bagi siapa pun yang melanggar aturan ini, akan dikeluarkan dari sekolah. Dan bila pelanggaran itu dinilai masuk kategori pelanggaran berat, maka pihak sekolah akan meneruskannya ke pihak yang berwajib. Kamu dan orangtuamu juga sudah menandatanganinya kan?".
"Kemarin waktu om Hendri mengantarku ke ruangan kepala sekolah, aku disuruh tanda tangan selembar kertas. Aku gak tau apa isinya karena langsung tanda tangan aja, om Hendri juga tanda tangan di kertas itu. Aku masih ingat waktu itu pak Cahyono berkata "Ini hanya formalitas saja".
"Wah... Wah... Wah... Enak ya, jadi orang kaya sekaligus penyumbang dana terbesar di yayasan ini. Apa-apa dipermudah".
"Apa hubungannya coba?".
"Lah iya... Jelas ada. Di saat orang lain benar-benar takut akan isi dalam pernyataan itu, eeeh... Kamu dan keluarga hanya menganggap "Formalitas" aja...
"Bener aku gak tau tentang itu. Oya, trus apa ada yang pernah melakukan pelanggaran itu?
"Tentu ada... Yang ringan sampe yang berat ada".
"Apa yang mereka lakukan?".
"Yang ringan seperti terlambat masuk sekolah, ato bolos, dapet SP 1. Yang sedang seperti melawan ato membentak guru, bullying bisa dapet SP 2. Kalo sampe ketahuan hamil,ato berkelahi, apalagi sampe berdarah-darah, langsung SP 3, dikeluarkan dari sekolah dan dilaporkan ke pihak yang berwajib".
"Oooh... Trus yang Ningrum and the gank gimana? Kenapa kamu gak suka mereka?".
"Mereka keliatan banget pilih-pilih temen. Kalo ada yang kaya, pasti di baik-baikin ama mereka. Gak mau deket-deket ama yang biasa-biasa aja, apalagi yang miskin. Kayak aku ini ni. Gak satu level ama mereka", wajah Clara langsung cemberut, bibirnya mengerucut. Lucu sekali, membuatku terkekeh melihatnya.
"Clara, bisa anterin ke perpustakaan gak? Aku pingin pinjem buku. Kamu buru-buru mau pulang gak?".
"Bisa... Aku lagi gak buru-buru kok... Santai aja... Ayo, aku anterin".
Kedua gadis itu pun berjalan menuju perpustakaan sekolah. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sedang mengamati aktivitas mereka
"Mau kemana dia ya? Kok gak langsung pulang? Daripada aku penasaran lebih baik aku ikuti aja", Robby pun berjalan di belakang mereka dengan menjaga jarak agar tidak ketahuan bahwa dia sedang membuntuti keduanya.
"Taraaa... Ini dia perpustakaannya... Ayo Ran, kita masuk", ajak Clara sambil menarik tangan Rani sesaat setelah mereka sampai di tempat itu.
"Yuk...", balas Rani sambil menggenggam tangan sahabat barunya itu.
"Oh... Ke perpustakaan... Sepertinya hobi kita sama", Robby tersenyum tipis. Lalu dia pun berjalan masuk.
"Cari buku apa Ran?".
"Liat-liat dulu... Kalo ada buku bacaan bagus, nanti aku mau pinjam untuk di bawa pulang".
Tiba-tiba.
"Ehhh... Maaf... Maaf... Gak sengaja, aku mau ambil buku novel itu", aku kaget sampai tersentak dan memundurkan badanku saat aku memegang tangan cowok dengan erat di atas sebuah buku.
"Gak apa-apa... Sengaja pegang juga gak apa-apa", katanya tersenyum sambil menyerahkan buku itu ke padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments