BAB 14 - Ini Istriku

Pengenalan yang cukup ekstrem, setelah usai barulah Zain berpikir jika Nadin akan semakin membencinya akibat hal itu. Tak sengaja, andai Nadin tidak mengetuk pintu dan memburunya keluar, mungkin tidak akan sampai begitu.

Nadin tidak akan sampai ganti baju, dan Zain juga tidak akan semakin serba salah lantaran pakaian yang kini jadi penggantinya justru lebih terbuka dari pakaian sebelumnya. Sepuluh menit sudah mereka berada di atas tempat tidur yang sama, sudah pasti dengan guling sebagai pembatas, dan Zain sendiri pencetus ide semacam itu.

Tidur berjauhan, dengan posisi yang saling nembelakangi. Mereka tak ubahnya bak pasangan suami istri yang baru saja ribut besar, tepatnya sangat besar. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing, baik Nadin maupun Zain, sama saja.

Keduanya sama-sama bingung, Nadin menunggu, Zain juga menunggu. Mereka belum saling mengenal secara mendalam, jadi apa mau Nadin belum tau sama seperti yang Zain mau.

Cukup lama Nadin menunggu, hingga rasa penasaran itu menguar dan menarik dirinya untuk berbalik. Penasaran, pria itu sudah tidur atau bagaimana, karena sama sekali tidak ada suaranya.

Andai memang sudah tidur, Nadin berencana untuk mematikan lampu karena dia tidak bisa tidur dalam keadaan lampu menyala begini, kecuali jika memang terlalu lelah.

Usai mengumpulkan keberanian, Nadin nekat berbalik pada akhirnya. Tanpa terduga, di saat yang sama Zain juga menghadap ke arahnya hingga pandangan mereka bertemu beberapa saat.

Salah besar dugaan Nadin, hendak kembali berbalik alangkah malunya. Nadin memerah, dia bingung mendapati tatapan Zain yang tertuju ke arahnya. Walau memang ada guling sebagai pembatas, tapi jelas tidak menghalangi pandangan mereka.

"Ehm ...."

Zain yang memulai, Nadin yang kini gugup sontak mengeratkan selimut. Pikirannya sudah macam-macam, terlebih lagi Nadin mengingat apa yang Zain lakukan di kamar mandi. Bukan tak tahu kewajibannya, tapi Nadin masih takut jika diminta malam ini, sungguh.

"Boleh aku matikan lampunya?"

Seketika itu juga, pertanyaan Zain membuat Nadin lega selega-leganya. Sesak yang tadi menguar di rongga dadanya, seketika musnah dan dia mengangguk cepat.

Memang tujuannya menghadap Zain adalah untuk meyakinkan diri lantaran ingin mematikan lampu. Beruntungnya, tanpa harus bicara Zain yang justru bertanya lebih dulu hingga Nadin tidak perlu susah payah memilih kalimat untuknya bicara.

Dalam waktu sekejab, suasana kamar berubah remang-remang, cahaya lampu luar yang menembus ventilasi jendela kamar tak membuat pandangan mereka jadi gulita, hingga keduanya masih mampu menatap satu sama lain.

Posisi Nadin masih tetap sama, sekalipun Zain kembali berbaring di sebelahnya, dia tidak terpikirkan untuk kembali membelakangi sang suami. Jika ditanya alasannya apa, Nadin tidak terbiasa tidur menghadap tembok, itu saja.

Awalnya dia pikir, dengan dimatikan lampu maka akan tertidur segera. Namun, setelah beberapa kali mencoba memejamkan mata, wanita itu kembali terjaga lantaran merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.

"Mas."

Ya, akhirnya panggilan itu lolos dari bibirnya. Susah payah Nadin memulai, akhirnya berani juga. "Bicaralah, aku bisa mendengarmu," sahut Zain dengan mata yang kini terpejam. Entah tidur sungguhan atau bagaimana, Nadin tidak tahu juga.

"Maaf."

Ucapan itu seketika membuat Zain membuka matanya, dia menoleh dan di antara cahaya remang itu kecantikan Nadin tak berkurang sedikitpun. "Maaf untuk?" tanya Zain sejenak mencoba untuk fokus, permintaan maaf Nadin agaknya lebih penting.

"Belum bisa melakukan kewajibanku sebagai istri yang seharusnya."

Singkat, padat dan dapat dimengerti tanpa perlu Zain bertanya lagi apa maksudnya. Otak Zain masih cukup tajam untuk menyimpulkan apa yang terjadi, dia sadar betul kemungkinan besar penyebab Nadin sampai bicara begitu karena ulahnya beberapa saat lalu.

Dia yang tidak mampu menahan naffsu sampai akhirnya melampiaskan hassrat dengan cara tidak wajar. Walau mungkin tidak Nadin ucapkan, tapi penyesalan dan merasa tak berguna sebagai istri jelas saja ada, dan Zain bisa menerka isi hatinya.

Tidak ingin istrinya merasa bersalah, Zain berusaha menegaskan jika semua salahnya. Otaknya terlalu kotor, dia juga sampai berbohong dan mengaku jika memang terbiasa, kecanduan dan sejenisnya hingga pada akhirnya kena ceramah.

"Jangan dibiasakan, otaknya rusak nanti."

"Sudah usaha kuhentikan, tapi tidak bisa ... kecanduan."

"Dosa, Mas, Allah SWT melaknat orang yang menikahi tangannya atau singkatnya onnani. Dan sesungguhnya Allah SWT merusak umat yang bermain alat kemaaluan."

Gleg

Zain meneguk salivanya pahit, sungguh tak pernah terbayangkan olehnya jika ternyata Nadin akan bicara sedalam ini. Walau sebenarnya bukan kebiasaan, Zain tetap tertampar hingga pipinya seolah terasa kebas tanpa ada yang menyentuhnya.

"Ta-tapi gimana? Memang susah berhentinya."

"Puasa, atau kalau memang sudah merasa sangat butuh lebih baik menikah."

"Sudah kulakukan, dan ini istriku," jawabnya santai, tapi lawan bicaranya seketika terdiam.

Tidak bermaksud menggombal, tapi berhasil membuat wanita di sisinya memerah hingga berhenti bicara. Ceramahnya ditutup tanpa salam, Nadin menarik selimut hingga menutupi wajahnya dan hal itu terlalu menggemaskan di mata Zain.

Zain tertawa sumbang, dan hal itu terdengar menyebalkan bagi Nadin yang kini bersembunyi di balik selimut tebal. Dia tengah mengutuk diri sendiri, menyesal lantaran tak seharusnya membahas hal semacam itu pada Zain, lagi pula untuk apa dia menasihati Zain agar segera menikah? "Nadin bodoh!! Wajar saja dapat D."

.

.

Rasa malu Nadin awet sekali, hingga pagi menjelang dia tetap merasakan hal itu. Berbeda dengan Zain yang terlihat santai seakan tidak ada masalah, malah justru senyam-senyum tak jelas entah apa sebabnya.

Nadin mencoba untuk bersikap biasa saja, layaknya sang suami. Menikmati bubur ayam yang Zain beli tadi pagi, dan ini kali pertama karena biasanya sarapan Nadin tidak sesempurna ini.

Pagi pertama yang benar-benar menjalani kehidupan sebagaimana pasangan lain, Nadin dapat merasakan perbedaan Zain bagaimana. Pagi ini, sang suami bangun pagi-pagi sekali, dia juga melaksanakan shalat subuh berjamaah tanpa diperintah, mungkin karena tidak ingin dipaksa.

"Bubur segitu makannya setahun, lambung kamu kecil?" Pertanyaan sarkas dari Zain membuat Nadin berhenti makan.

Dia menatap sang suami sekilas beserta mangkok bubur yang telah kosong itu. Zain terlalu cepat atau dia yang terlalu lambat, Nadin tak tahu juga, yang jelas kebiasaan makan leletnya sudah mendapat protes pagi ini.

"Sabar, aku makannya begini dari dulu."

"Alasan," celetuk Zain yang membuat sang istri mendelik tak suka, jika saja tidak berdosa mungkin dia akan memasukkan melemparkan suiran ayam itu ke mata Zain.

Lirikan maut Nadin membuat pria itu mengerti jika memang ada yang tak beres dengan sang istri. "Mikirin apa? Nilai D?"

Nadin menggeleng, persetan dengan nilai D. Dia tidak peduli lagi, toh dia baru dapat informasi bahwa kakak tingkat yang pernah bertemu Zain justru langganan nilai E, jadi dia santai saja.

"Terus apa?"

Nadin menarik napas dalam-dalam, kebetulan ditanya dan dia merasa sangat perlu dibahas. "Semalam, aku mimpi."

"Hem? Mimpi apa?"

"Seseorang mencium bibirku, rasanya sih nyata cuma wujudnya tidak terlalu jelas ... jin kali ya?"

Uhuk

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

jin 🤣🤣🤣iya itu jinya manusia berbentuk jin Zain🤣🤣

2024-11-18

1

SLOTH {KEMALASAN}

SLOTH {KEMALASAN}

lucu banget scene ini /Facepalm/🤣🤣

2024-12-19

0

Alivaaaa

Alivaaaa

hahaha ada jin yg curi ciuman 🤣🤣🤣🤣

2024-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal Petaka
2 BAB 02 - Hancur
3 BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4 BAB 04 - Ngebet Nikah
5 BAB 05 - Garis Takdir
6 BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7 BAB 07 - Virtual
8 BAB 08 - My Wife
9 BAB 09 - A (++)
10 BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11 BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12 BAB 12 - Ujian
13 BAB 13 - Thanks
14 BAB 14 - Ini Istriku
15 BAB 15 - Terang-Terangan
16 BAB 16 - Putuskan
17 BAB 17 - Maaf Ya
18 BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19 BAB 19 - Bukan Pelakor
20 BAB 20 - Pindah Saja
21 BAB 21 - Pindah (Rumah)
22 BAB 22 - Dejavu
23 BAB 23 - Berapa Banyak?
24 BAB 24 - Pantas Dihajar
25 BAB 25 - Santai Saja
26 BAB 26 - Bukti
27 BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28 BAB 28 - Cara Lain
29 BAB 29 - Lolipop
30 BAB 30 - Malam Di Yogya
31 BAB 31 - The Power Of Umi
32 BAB 32 - Satu Sama
33 BAB 33 - Aku Siap
34 BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35 BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36 BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37 BAB 37 - Aku Mencintainya
38 BAB 38 - Boleh Ya?
39 BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40 BAB 40 - Good Girl
41 BAB 41 - Panik
42 BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43 BAB 43 - Pengadu
44 BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45 BAB 45 - Dunia Itu Adil
46 BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47 BAB 47 - Mertua Posesif
48 BAB 48 - Tidak Terduga
49 BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50 BAB 50 - Killer Mode On
51 BAB 51 - Begini Maunya?
52 BAB 52 - Tetap Disyukuri
53 BAB 53 - Bukan Hambatan
54 BAB 54 - Lebih Manis
55 BAB 55 - Jangan Di Luar
56 BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57 BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58 BAB 58 - Telat!!
59 BAB 59 - Pengaruh Buruk
60 BAB 60 - Aku Berbeda
61 BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62 BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63 BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64 BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65 BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66 BAB 66 - Simulasi Resepsi
67 BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68 BAB 68 - Salbrut
69 BAB 69 - Sedikit Berbeda
70 BAB 70 - Kewajiban?
71 BAB 71 - Pengakuan Cinta
72 BAB 72 - Anak Siapa?
73 BAB 73 - Anaconda
74 BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75 BAB 75 - Seret Saja!!
76 BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77 BAB 77 - I Love You, Nadin
78 BAB 78 - Sangat Bangga
79 BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80 BAB 80 - Tak Terbandingi
81 BAB 81 - Pecah Telur
82 BAB 82 - Terakhir
83 BAB 83 - Hanya Kamu
84 BAB 84 - Big News!!
85 BAB 85 - Produksi Sendiri
86 BAB 86 - Balas Dendam
87 BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88 BAB 88 - Aku Cemburu?
89 BAB 89 - Cari Penyakit
90 BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91 BAB 91 - Aku Harus Apa?
92 BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93 BAB 93 - Maaf ~ Zain
94 BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95 BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96 BAB 96 - Putar Balik
97 BAB 97 - Takut
98 BAB 98 - Istriku Berharga
99 BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100 BAB 100 - Semua Demi Kamu
101 BAB 101 - Gendutan
102 BAB 102 - Our Secret
103 BAB 103 - My Beloved Ummi
104 BAB 104 - Seperti Abi
105 BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106 BAB 106 - Surga Di Matanya
107 BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108 BAB 108 - Suami Pamrih
109 BAB 109 - Di Balik Layar
110 BAB 110 - Win-Win Solution
111 BAB 111 - Rugi Bandar
112 BAB 112 - Cucu Ibra
113 BAB 113 - Janji
114 BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115 BAB 115 - Tidak Berhak
116 BAB 116 - Salah Paham
117 BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118 BAB 118 - Basi!!
119 BAB 119 - Tanggung Jawab
120 BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121 BAB 121 - Tak Terhingga
122 BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123 BAB 123 - Mahasiswiku
124 BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125 BAB 125 - Mimpi Lagi?
126 BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127 Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128 BAB 127 - BUBAR
129 BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130 BAB 129 - Kesempatan Kedua
131 BAB 130 - Kembali Untukmu
132 BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133 BAB 132 - Sesurga
134 BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135 BAB 134 - Another Zain
136 BAB 135 - Insan Labil
137 BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138 BAB 137 - Babymoon?
139 BAB 138 - Hari H
140 BAB 139 - Ngelunjak
141 BAB 140 - Kali Ini Serius
142 BAB 141 - Dibayar Tunai
143 BAB 142 - Wish List (Kamu)
144 BAB 143 - Orang Ketiga
145 BAB 144 - Mengukir Kenangan
146 BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147 BAB 146 - Pink atau Biru?
148 BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149 BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150 BONUS CHAPTER
151 BONUS CHAPTER II
152 BONUS CHAPTER III
153 PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154 BONUS CHAPTER IV
155 BONUS CHAPTER V
156 BONUS CHAPTER VI
157 BONUS CHAPTER VII
158 BONUS CHAPTER VIII
159 BONUS CHAPTER IX
160 BONUS CHAPTER X
161 BONUS CHAPTER XI
162 BONUS CHAPTER XII
163 BONUS CHAPTER XIII
164 BONUS CHAPTER XIV
165 THE LAST BONUS CHAPTER
166 VISUAL CAST
167 PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168 Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
169 Promo Karya Baru - Pernikahan Luar Biasa
170 Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri
Episodes

Updated 170 Episodes

1
BAB 01 - Awal Petaka
2
BAB 02 - Hancur
3
BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4
BAB 04 - Ngebet Nikah
5
BAB 05 - Garis Takdir
6
BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7
BAB 07 - Virtual
8
BAB 08 - My Wife
9
BAB 09 - A (++)
10
BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11
BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12
BAB 12 - Ujian
13
BAB 13 - Thanks
14
BAB 14 - Ini Istriku
15
BAB 15 - Terang-Terangan
16
BAB 16 - Putuskan
17
BAB 17 - Maaf Ya
18
BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19
BAB 19 - Bukan Pelakor
20
BAB 20 - Pindah Saja
21
BAB 21 - Pindah (Rumah)
22
BAB 22 - Dejavu
23
BAB 23 - Berapa Banyak?
24
BAB 24 - Pantas Dihajar
25
BAB 25 - Santai Saja
26
BAB 26 - Bukti
27
BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28
BAB 28 - Cara Lain
29
BAB 29 - Lolipop
30
BAB 30 - Malam Di Yogya
31
BAB 31 - The Power Of Umi
32
BAB 32 - Satu Sama
33
BAB 33 - Aku Siap
34
BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35
BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36
BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37
BAB 37 - Aku Mencintainya
38
BAB 38 - Boleh Ya?
39
BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40
BAB 40 - Good Girl
41
BAB 41 - Panik
42
BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43
BAB 43 - Pengadu
44
BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45
BAB 45 - Dunia Itu Adil
46
BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47
BAB 47 - Mertua Posesif
48
BAB 48 - Tidak Terduga
49
BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50
BAB 50 - Killer Mode On
51
BAB 51 - Begini Maunya?
52
BAB 52 - Tetap Disyukuri
53
BAB 53 - Bukan Hambatan
54
BAB 54 - Lebih Manis
55
BAB 55 - Jangan Di Luar
56
BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57
BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58
BAB 58 - Telat!!
59
BAB 59 - Pengaruh Buruk
60
BAB 60 - Aku Berbeda
61
BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62
BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63
BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64
BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65
BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66
BAB 66 - Simulasi Resepsi
67
BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68
BAB 68 - Salbrut
69
BAB 69 - Sedikit Berbeda
70
BAB 70 - Kewajiban?
71
BAB 71 - Pengakuan Cinta
72
BAB 72 - Anak Siapa?
73
BAB 73 - Anaconda
74
BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75
BAB 75 - Seret Saja!!
76
BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77
BAB 77 - I Love You, Nadin
78
BAB 78 - Sangat Bangga
79
BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80
BAB 80 - Tak Terbandingi
81
BAB 81 - Pecah Telur
82
BAB 82 - Terakhir
83
BAB 83 - Hanya Kamu
84
BAB 84 - Big News!!
85
BAB 85 - Produksi Sendiri
86
BAB 86 - Balas Dendam
87
BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88
BAB 88 - Aku Cemburu?
89
BAB 89 - Cari Penyakit
90
BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91
BAB 91 - Aku Harus Apa?
92
BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93
BAB 93 - Maaf ~ Zain
94
BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95
BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96
BAB 96 - Putar Balik
97
BAB 97 - Takut
98
BAB 98 - Istriku Berharga
99
BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100
BAB 100 - Semua Demi Kamu
101
BAB 101 - Gendutan
102
BAB 102 - Our Secret
103
BAB 103 - My Beloved Ummi
104
BAB 104 - Seperti Abi
105
BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106
BAB 106 - Surga Di Matanya
107
BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108
BAB 108 - Suami Pamrih
109
BAB 109 - Di Balik Layar
110
BAB 110 - Win-Win Solution
111
BAB 111 - Rugi Bandar
112
BAB 112 - Cucu Ibra
113
BAB 113 - Janji
114
BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115
BAB 115 - Tidak Berhak
116
BAB 116 - Salah Paham
117
BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118
BAB 118 - Basi!!
119
BAB 119 - Tanggung Jawab
120
BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121
BAB 121 - Tak Terhingga
122
BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123
BAB 123 - Mahasiswiku
124
BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125
BAB 125 - Mimpi Lagi?
126
BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127
Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128
BAB 127 - BUBAR
129
BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130
BAB 129 - Kesempatan Kedua
131
BAB 130 - Kembali Untukmu
132
BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133
BAB 132 - Sesurga
134
BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135
BAB 134 - Another Zain
136
BAB 135 - Insan Labil
137
BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138
BAB 137 - Babymoon?
139
BAB 138 - Hari H
140
BAB 139 - Ngelunjak
141
BAB 140 - Kali Ini Serius
142
BAB 141 - Dibayar Tunai
143
BAB 142 - Wish List (Kamu)
144
BAB 143 - Orang Ketiga
145
BAB 144 - Mengukir Kenangan
146
BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147
BAB 146 - Pink atau Biru?
148
BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149
BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150
BONUS CHAPTER
151
BONUS CHAPTER II
152
BONUS CHAPTER III
153
PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154
BONUS CHAPTER IV
155
BONUS CHAPTER V
156
BONUS CHAPTER VI
157
BONUS CHAPTER VII
158
BONUS CHAPTER VIII
159
BONUS CHAPTER IX
160
BONUS CHAPTER X
161
BONUS CHAPTER XI
162
BONUS CHAPTER XII
163
BONUS CHAPTER XIII
164
BONUS CHAPTER XIV
165
THE LAST BONUS CHAPTER
166
VISUAL CAST
167
PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168
Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
169
Promo Karya Baru - Pernikahan Luar Biasa
170
Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!