BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri

Sungguh malang nasib Nadin, entah dosa apa yang dia lakukan di masa lalu hingga dipertemukan dengan manusia sejenis Zain. Sepanjang perjalanan dia tak sedikitpun bicara, Nadin hanya menatap lurus ke depan, berharap segera tiba ke kamar kostnya, lelah.

Tak berbeda dengan Nadin, Zain juga punya pikiran yang sama. Dia juga lelah, ingin istirahat bahkan jika bisa tidur sebentar sore ini. Bagaimana tidak lelah? Kunjungan ke salah-satu universitas swasta di luar kota itu selesai tepat siang hari, setelahnya Zain segera pulang.

Sebelum ini memang Zain tidak ada rencana untuk pulang cepat. Tujuannya ke sana juga bukan hanya sekadar melakukan kunjungan tersebut, tapi juga memantau salah-satu anak perusahaan papanya yang berada di sana.

Namun, tadi malam Zain mempertimbangkan banyak hal. Wajah lelah Nadin yang tengah tertidur pulas beserta dengkuran halusnya membuat Zain tak tega meninggalkannya terlalu lama.

Jika ditanya apa alasannya pulang cepat? Tentu saja Nadin. Rasa bersalah Zain semakin menguar tadi malam, beberapa kali pria itu mengucapkan kata maaf seraya memandangnya, dan Nadin tidak tahu akan hal itu.

Bahkan, ketika dia pulang Nadin tampak biasa saja, tidak bertanya kenapa lebih cepat atau semacamnya. Cukup lama Zain menunggu pertanyaan dari Nadin, sial, dia jadi berharap akan hal semacam itu.

"Dia kenapa? Bukankah harusnya senang aku pulang cepat?" Sepanjang perjalanan keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing, seketika tiba Zain bermonolog lantaran sang istri keluar begitu saja tanpa menunggunya.

Sama sekali dia tidak sadar apa penyebab istrinya sampai begitu. Zain masih belum terlalu memikirkan, dia mengekor dari belakang dan mereka tidak berjalan berdampingan, melainkan terpisah jarak cukup jauh.

Tak ingin kepalanya semakin sakit, Zain sejenak mengabaikan hal itu. Ya, sedikit banyak dia pahami bahwa seorang wanita memang tidak bisa diterka, marahnya juga diam dan ketika ditanya mereka akan menjawab tidak apa-apa.

Hal tersebut berlangsung cukup lama, begitu masuk Zain juga segera mengempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur, dia benar-benar lelah dan tidak ada kekuatan untuk membujuk Nadin atau lainnya.

Jangan tanya bagaimana perasaan Nadin saat ini, jelas saja kesal, dongkol dan ada niatan untuk menutup kepalanya dengan bantal hingga tak bernapas lagi, minimal pingsan.

Tanpa dosa, Zain terlihat begitu santai terbaring dengan posisi tidur yang memenuhi tempat. Tak lupa, sepatunya sendiri belum dilepas hingga hati Nadin semakin pedih rasanya.

Selama ini hidupnya terlalu tenang, hidup sendiri tanpa gangguan. Kini, dengan tiba-tiba Tuhan menakdirkan seorang pria dewasa yang hidup semaunya hadir di tempat itu, ikut tinggal di sana.

"Bisa-bisanya dia sesantai itu, mana masih pakai sepatu." Nadin kesal, ingin meluapkan amarah yang sebenarnya amat sangat menggebu.

Namun, untuk bersikap kasar ternyata dia tidak mampu. Bahkan, dalam keadaan ubun-ubunnya mendidih sekalipun, dia masih tergerak untuk melepas sepatu Zain. Bukan hanya karena takut tempat tidurnya kotor, tapi yang jelas dia tak tega saja.

Terlebih lagi, melihat dia yang tampak begitu lelah dengan lengan yang kini digunakan sebagai penutup mata. Bisa dipastikan, sebenarnya pria itu mengantuk sejak lama, karena ketika masuk tujuan satu-satunya hanyalah tempat tidur.

Tidur sore hari sebenarnya tidak diperkenankan, tapi lagi-lagi Nadin kasihan. Berbeda dengan Zain yang mungkin tak berperikemanusiaan, Nadin sebaliknya. Tak peduli walau pria itu mungkin terlalu jahat dan menyebalkan, tapi hati nurani Nadin memang selembut itu.

Sementara tak apa, dia biarkan Zain tidur sesukanya. Banyak hal yang bisa Nadin lakukan selama pria itu tidur. Meski tidak ada dapur, bukan berarti Nadin tidak tergerak untuk melakukan kewajibannya sebagai istri. Ya, istri yang mungkin tidak Zain inginkan sepenuhnya, tapi bagi Nadin bagaimanapun sebuah pernikahan tetap pernikahan, janji yang bukan hanya diucap di depan seorang hamba, tapi juga penciptanya.

.

.

"Mas ... aku siram boleh ya?"

Lelahnya Zain tidak bercanda, matanya begitu berat, Zain merasa tenaganya seolah tak tersisa. Tak heran dia sampai, padahal tidurnya sore hari. Bukan mimpi buruk, tapi indah sekali.

Zain merasa di depan rumahnya ada begitu banyak bunga, dari jarak yang tak jauh di depan sana berdiri Nadin dengan alat penyiram tanaman di tangan kanannya. Awalnya terlihat biasa, tapi lama-lama Nadin justru mengarahkan benda itu padanya hingga Zain basah kuyup.

Dadanya kembang kembis, Zain mengusap wajahnya dan begitu membuka mata tidak ada tanaman di sana ada hanya Nadin yang tengah memegang gayung warna merah muda di tangannya.

"Kamu?" Zain berdecak, tidak ada niat untuk membalas sebenarnya, tapi detik itu juga Nadin mundur selangkah seraya menggigit bibir bawahnya.

"Maaf, Mas susah dibangunin, sementara ini hampir magrib."

Nadin tidak berbohong, bukan pula dia sengaja membalas dendam, tapi benar adanya Zain persis mati suri hingga dia terpaksa membangunkan Zain dengan cara itu. Tidak sampai disiram segayung, tapi dia percikkan saja dan memang tidak sekali, melainkan berkali-kali.

Zain yang mendapat perlakukan semacam itu tak bisa berkata-kata tentu saja. Seumur hidup, sama sekali dia tidak pernah dibangunkan dengan cara itu, tepatnya tidak pernah diganggu tidurnya hingga nanti bangun sendiri

"Kamu sudah mandi?" Berkali-kali dia berpikir, Zain berusaha menjaga ucapan hingga pada akhirnya melontarkan sebuah pertanyaan semacam itu.

"Sudah," jawabnya lembut, walau tahu Zain sebenarnya hanya sekadar basa-basi.

Masih dalam mode malas-malasan, Zain menggeliat padahal tatapan Nadin sudah mendesaknya untuk bergerak. Sialnya, Zain salah prasangka dan mengira jika Nadin tengah mengaguminya. "Sampai kapan kamu melihatku seperti itu?" tanya Zain tersenyum tipis.

"Sampai mas bangun dan berpikir untuk mandi."

"Nanti saja mandinya."

"Kalau bisa sekarang, kenapa harus nanti?" tanya Nadin sebagai bentuk paksaan karena magrib kian dekat.

"Kenapa tidak? Kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang?" Zain tak mau kalah, dan dengan santainya memutarbalikkan pertanyaan.

"Harus memang, nanti telat ... lima belas menit lagi azan, mas nggak shalat jama'ah?"

Mata Zain membulat seketika, dia mendongak dan menatap datar sang istri yang kini tengah serius bicara padanya. "Di sini saja tidak bisa?"

Nadin menggeleng, pertanda itu sebuah penolakan dan Zain tidak diizinkan. "Masjid hanya berjarak sepuluh meter dari sini."

"Aku tidak punya sarung." Alasan sekali, padahal ya karena tidak terbiasa.

"Aku bawa sarung peninggalan Abi ... lengkap dengan kopiah, baju koko sama sajadahnya."

Zain bungkam, tak ada lagi alasan yang bisa dia berikan. Sampai-sampai, pria itu meneguk salivanya. "Dasar pemaksa."

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Desy Puspita

Desy Puspita

Lagi direvisi ya, Guys, dahal tadi udah dibaca berkali-kali😭

2023-12-05

89

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

lanjutttt

2024-10-29

1

Bang degol

Bang degol

jangan ya dek ya /Joyful//Joyful/

2024-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal Petaka
2 BAB 02 - Hancur
3 BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4 BAB 04 - Ngebet Nikah
5 BAB 05 - Garis Takdir
6 BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7 BAB 07 - Virtual
8 BAB 08 - My Wife
9 BAB 09 - A (++)
10 BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11 BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12 BAB 12 - Ujian
13 BAB 13 - Thanks
14 BAB 14 - Ini Istriku
15 BAB 15 - Terang-Terangan
16 BAB 16 - Putuskan
17 BAB 17 - Maaf Ya
18 BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19 BAB 19 - Bukan Pelakor
20 BAB 20 - Pindah Saja
21 BAB 21 - Pindah (Rumah)
22 BAB 22 - Dejavu
23 BAB 23 - Berapa Banyak?
24 BAB 24 - Pantas Dihajar
25 BAB 25 - Santai Saja
26 BAB 26 - Bukti
27 BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28 BAB 28 - Cara Lain
29 BAB 29 - Lolipop
30 BAB 30 - Malam Di Yogya
31 BAB 31 - The Power Of Umi
32 BAB 32 - Satu Sama
33 BAB 33 - Aku Siap
34 BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35 BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36 BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37 BAB 37 - Aku Mencintainya
38 BAB 38 - Boleh Ya?
39 BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40 BAB 40 - Good Girl
41 BAB 41 - Panik
42 BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43 BAB 43 - Pengadu
44 BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45 BAB 45 - Dunia Itu Adil
46 BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47 BAB 47 - Mertua Posesif
48 BAB 48 - Tidak Terduga
49 BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50 BAB 50 - Killer Mode On
51 BAB 51 - Begini Maunya?
52 BAB 52 - Tetap Disyukuri
53 BAB 53 - Bukan Hambatan
54 BAB 54 - Lebih Manis
55 BAB 55 - Jangan Di Luar
56 BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57 BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58 BAB 58 - Telat!!
59 BAB 59 - Pengaruh Buruk
60 BAB 60 - Aku Berbeda
61 BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62 BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63 BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64 BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65 BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66 BAB 66 - Simulasi Resepsi
67 BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68 BAB 68 - Salbrut
69 BAB 69 - Sedikit Berbeda
70 BAB 70 - Kewajiban?
71 BAB 71 - Pengakuan Cinta
72 BAB 72 - Anak Siapa?
73 BAB 73 - Anaconda
74 BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75 BAB 75 - Seret Saja!!
76 BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77 BAB 77 - I Love You, Nadin
78 BAB 78 - Sangat Bangga
79 BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80 BAB 80 - Tak Terbandingi
81 BAB 81 - Pecah Telur
82 BAB 82 - Terakhir
83 BAB 83 - Hanya Kamu
84 BAB 84 - Big News!!
85 BAB 85 - Produksi Sendiri
86 BAB 86 - Balas Dendam
87 BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88 BAB 88 - Aku Cemburu?
89 BAB 89 - Cari Penyakit
90 BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91 BAB 91 - Aku Harus Apa?
92 BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93 BAB 93 - Maaf ~ Zain
94 BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95 BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96 BAB 96 - Putar Balik
97 BAB 97 - Takut
98 BAB 98 - Istriku Berharga
99 BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100 BAB 100 - Semua Demi Kamu
101 BAB 101 - Gendutan
102 BAB 102 - Our Secret
103 BAB 103 - My Beloved Ummi
104 BAB 104 - Seperti Abi
105 BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106 BAB 106 - Surga Di Matanya
107 BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108 BAB 108 - Suami Pamrih
109 BAB 109 - Di Balik Layar
110 BAB 110 - Win-Win Solution
111 BAB 111 - Rugi Bandar
112 BAB 112 - Cucu Ibra
113 BAB 113 - Janji
114 BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115 BAB 115 - Tidak Berhak
116 BAB 116 - Salah Paham
117 BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118 BAB 118 - Basi!!
119 BAB 119 - Tanggung Jawab
120 BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121 BAB 121 - Tak Terhingga
122 BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123 BAB 123 - Mahasiswiku
124 BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125 BAB 125 - Mimpi Lagi?
126 BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127 Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128 BAB 127 - BUBAR
129 BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130 BAB 129 - Kesempatan Kedua
131 BAB 130 - Kembali Untukmu
132 BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133 BAB 132 - Sesurga
134 BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135 BAB 134 - Another Zain
136 BAB 135 - Insan Labil
137 BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138 BAB 137 - Babymoon?
139 BAB 138 - Hari H
140 BAB 139 - Ngelunjak
141 BAB 140 - Kali Ini Serius
142 BAB 141 - Dibayar Tunai
143 BAB 142 - Wish List (Kamu)
144 BAB 143 - Orang Ketiga
145 BAB 144 - Mengukir Kenangan
146 BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147 BAB 146 - Pink atau Biru?
148 BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149 BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150 BONUS CHAPTER
151 BONUS CHAPTER II
152 BONUS CHAPTER III
153 PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154 BONUS CHAPTER IV
155 BONUS CHAPTER V
156 BONUS CHAPTER VI
157 BONUS CHAPTER VII
158 BONUS CHAPTER VIII
159 BONUS CHAPTER IX
160 BONUS CHAPTER X
161 BONUS CHAPTER XI
162 BONUS CHAPTER XII
163 BONUS CHAPTER XIII
164 BONUS CHAPTER XIV
165 THE LAST BONUS CHAPTER
166 VISUAL CAST
167 PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168 Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
169 Promo Karya Baru - Pernikahan Luar Biasa
170 Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri
Episodes

Updated 170 Episodes

1
BAB 01 - Awal Petaka
2
BAB 02 - Hancur
3
BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4
BAB 04 - Ngebet Nikah
5
BAB 05 - Garis Takdir
6
BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7
BAB 07 - Virtual
8
BAB 08 - My Wife
9
BAB 09 - A (++)
10
BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11
BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12
BAB 12 - Ujian
13
BAB 13 - Thanks
14
BAB 14 - Ini Istriku
15
BAB 15 - Terang-Terangan
16
BAB 16 - Putuskan
17
BAB 17 - Maaf Ya
18
BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19
BAB 19 - Bukan Pelakor
20
BAB 20 - Pindah Saja
21
BAB 21 - Pindah (Rumah)
22
BAB 22 - Dejavu
23
BAB 23 - Berapa Banyak?
24
BAB 24 - Pantas Dihajar
25
BAB 25 - Santai Saja
26
BAB 26 - Bukti
27
BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28
BAB 28 - Cara Lain
29
BAB 29 - Lolipop
30
BAB 30 - Malam Di Yogya
31
BAB 31 - The Power Of Umi
32
BAB 32 - Satu Sama
33
BAB 33 - Aku Siap
34
BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35
BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36
BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37
BAB 37 - Aku Mencintainya
38
BAB 38 - Boleh Ya?
39
BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40
BAB 40 - Good Girl
41
BAB 41 - Panik
42
BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43
BAB 43 - Pengadu
44
BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45
BAB 45 - Dunia Itu Adil
46
BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47
BAB 47 - Mertua Posesif
48
BAB 48 - Tidak Terduga
49
BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50
BAB 50 - Killer Mode On
51
BAB 51 - Begini Maunya?
52
BAB 52 - Tetap Disyukuri
53
BAB 53 - Bukan Hambatan
54
BAB 54 - Lebih Manis
55
BAB 55 - Jangan Di Luar
56
BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57
BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58
BAB 58 - Telat!!
59
BAB 59 - Pengaruh Buruk
60
BAB 60 - Aku Berbeda
61
BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62
BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63
BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64
BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65
BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66
BAB 66 - Simulasi Resepsi
67
BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68
BAB 68 - Salbrut
69
BAB 69 - Sedikit Berbeda
70
BAB 70 - Kewajiban?
71
BAB 71 - Pengakuan Cinta
72
BAB 72 - Anak Siapa?
73
BAB 73 - Anaconda
74
BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75
BAB 75 - Seret Saja!!
76
BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77
BAB 77 - I Love You, Nadin
78
BAB 78 - Sangat Bangga
79
BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80
BAB 80 - Tak Terbandingi
81
BAB 81 - Pecah Telur
82
BAB 82 - Terakhir
83
BAB 83 - Hanya Kamu
84
BAB 84 - Big News!!
85
BAB 85 - Produksi Sendiri
86
BAB 86 - Balas Dendam
87
BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88
BAB 88 - Aku Cemburu?
89
BAB 89 - Cari Penyakit
90
BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91
BAB 91 - Aku Harus Apa?
92
BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93
BAB 93 - Maaf ~ Zain
94
BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95
BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96
BAB 96 - Putar Balik
97
BAB 97 - Takut
98
BAB 98 - Istriku Berharga
99
BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100
BAB 100 - Semua Demi Kamu
101
BAB 101 - Gendutan
102
BAB 102 - Our Secret
103
BAB 103 - My Beloved Ummi
104
BAB 104 - Seperti Abi
105
BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106
BAB 106 - Surga Di Matanya
107
BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108
BAB 108 - Suami Pamrih
109
BAB 109 - Di Balik Layar
110
BAB 110 - Win-Win Solution
111
BAB 111 - Rugi Bandar
112
BAB 112 - Cucu Ibra
113
BAB 113 - Janji
114
BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115
BAB 115 - Tidak Berhak
116
BAB 116 - Salah Paham
117
BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118
BAB 118 - Basi!!
119
BAB 119 - Tanggung Jawab
120
BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121
BAB 121 - Tak Terhingga
122
BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123
BAB 123 - Mahasiswiku
124
BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125
BAB 125 - Mimpi Lagi?
126
BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127
Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128
BAB 127 - BUBAR
129
BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130
BAB 129 - Kesempatan Kedua
131
BAB 130 - Kembali Untukmu
132
BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133
BAB 132 - Sesurga
134
BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135
BAB 134 - Another Zain
136
BAB 135 - Insan Labil
137
BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138
BAB 137 - Babymoon?
139
BAB 138 - Hari H
140
BAB 139 - Ngelunjak
141
BAB 140 - Kali Ini Serius
142
BAB 141 - Dibayar Tunai
143
BAB 142 - Wish List (Kamu)
144
BAB 143 - Orang Ketiga
145
BAB 144 - Mengukir Kenangan
146
BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147
BAB 146 - Pink atau Biru?
148
BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149
BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150
BONUS CHAPTER
151
BONUS CHAPTER II
152
BONUS CHAPTER III
153
PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154
BONUS CHAPTER IV
155
BONUS CHAPTER V
156
BONUS CHAPTER VI
157
BONUS CHAPTER VII
158
BONUS CHAPTER VIII
159
BONUS CHAPTER IX
160
BONUS CHAPTER X
161
BONUS CHAPTER XI
162
BONUS CHAPTER XII
163
BONUS CHAPTER XIII
164
BONUS CHAPTER XIV
165
THE LAST BONUS CHAPTER
166
VISUAL CAST
167
PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168
Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
169
Promo Karya Baru - Pernikahan Luar Biasa
170
Promo Karya Baru - Jerat Cinta Pria Beristri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!