BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi

Ujian susulannya tidak bercanda, memang benar Zain memanggil Nadin untuk mengerjakan soal yang diujikan. Tidak ada perlakuan khusus, soal dan durasi waktu yang dia berikan sama seperti mahasiswa yang lain.

Hanya saja, mungkin tempatnya berbeda. Jika temannya di ruang kelas, Nadin mengerjakan tepat di hadapan Zain. Rasanya apakah sama? Jelas saja tidak, dia lebih gugup dan semakin tidak fokus mengerjakan soal dengan posisi berhadap-hadapan semacam ini.

Terlebih lagi, di dalam ruangan tersebut Zain tidak sendiri. Ada beberapa dosen lain yang juga mengenal Nadin di sana. Dia yang sejak dahulu dikenal sebagai mahasiswi berprestasi jelas saja diledek lantaran harus ikut ujian susulan segala.

Salah satunya Anggara, dosen muda beranak satu dan sempat terang-terangan melamar Nadin sebagai istri kedua. Siapa sangka, pria ternyata ternyata cukup dekat dengan Zain bahkan candaannya juga terdengar menggelikan di telinga Nadin.

"Jangan terlalu serius, Nadin, bilang aja mau nilai berapa ... biar saya yang urus," ucap Anggara kemudian mendekat dan memeriksa lembar jawaban Nadin.

Pria itu tampak membaca, sementara Zain terus memantau dengan wajah super datarnya. "Zain, ampuni yang satu ini ya, kasihan ... sesekali pakai hati, jangan menyulitkan langkahnya."

"Hm, pergilah, kau hanya mengganggu ketenangannya."

Tidak seperti Anggara yang terlihat bersahabat, Zain justru sebaliknya. Sama sekali tidak ada senyum di sana walau Anggara terus saja mengedipkan mata entah apa maksudnya, yang jelas di mata Zain pria itu ganjen, itu saja.

Dia juga bisa menyimpulkan jika Nadin terlihat tak nyaman, baru setelah Anggara tidak lagi mengawasinya wanita itu bisa sedikit lebih tenang. Tanpa sedikit pun bersuara, Zain benar-benar memberikan kesempatan untuk Nadin menyelesaikannya.

"Lima menit lagi."

Tidak pernah bicara, sekalinya bicara berhasil membuat jantung Nadin berdegup tak karu-karuan. Masih ada beberapa soal yang belum dia selesaikan, kehadiran Anggara yang sok care padanya benar-benar merusak konsentrasi.

Beruntung saja, Zain mengusir pria itu tanpa perlu Nadin minta. Di sisa-sisa waktunya, Nadin masih berusaha menyelesaikan soal yang tersisa. Sialnya, baru setengah jalan Zain memintanya berhenti dan tidak melakukan apa-apa, sudah pasti hal itu karena waktunya sudah habis.

"Belum seles_"

"Tidak apa, waktunya sudah habis, cepat berikan," pinta Zain tak terbantahkan.

Nadin yang tak lagi punya kesempatan terpaksa mengumpulkan lembar jawaban itu dengan perasaan tak rela. Pertama kali dalam hidup, Nadin merasa belajar kerasnya tak berguna.

Entah memang faktor tak fokus hingga otaknya terasa tumpul, atau memang dasar soalnya diluar nalar. Yang jelas, soal-soal yang diberikan membuat otak Nadin seolah dipaksa kerja keras hingga berasap.

Begitu diserahkan, Zain juga segera memeriksanya. Suasananya semakin lebih tegang, Nadin melihat dengan nyata bagaimana jawabannya dicoret-coret di depan sana.

Sudah seperti bimbingan skripsi, Nadin dibuat tertekan mana kala melihat tanda silang bertebaran di lembar jawaban. Semakin lama, jantung Nadin semakin berdetak tak karuan hingga di detik-detik terakhir Nadin dibuat tercengang kala melihat hasil akhirnya.

D, itulah nilai akhir Nadin dari ujian susulannya sore ini. Mata Nadin mengerjap pelan, mana tahu salah lihat. Hingga, ketika Zain serahkan dia sampai tidak bersedia menerimanya.

.

.

"D?"

"Hm, apa matamu rabun juga?"

Dada Nadin panas, dia menarik napas dalam-dalam dan mengepalkan tangan yang dia sembunyikan di balik meja. Dia tahu Zain memang terkenal pelit, tapi tidak dia sangka akan benar-benar sepelit ini.

"Apa tidak salah, Pak? D?"

"Tidak, nilaimu sedikit lebih baik dibanding teman-temanmu."

Dari kejadian ini Nadin simpulkan, bahwa nilai A dari Zain agaknya mustahil dia dapatkan. Terbukti, kedatangannya malam itu memang tak lebih dari sebuah kebodohan. Ya, Nadin berusaha lapang dada memasukan lembar jawaban dengan nilai jelek yang pertama kali dia dapatkan itu ke dalam tas, sudah pasti sembari menahan emosi.

Mengkhayal sekali dia dapat nilai A, bahkan plus-plus kalau kata Jihan. Nyatanya, jangankan dapat nilai A, B saja sangat jauh dari jangkauan. Agaknya dia terlalu lancang berekspetasi, jujur saja sewaktu pertama kali masuk Nadin berpikir jika Zain akan memberikan keistimewaan untuknya.

"Tahu begini mending aku traktir Jihan saja." Nadin membantin, penyesalannya bukan lagi perkara nekat mendatangi Zain waktu itu, tapi juga ikut ujian susulan sore ini.

Tak bisa dipungkiri, siapapun yang berasa di posisinya jelas saja patah. Wajahnya tak lagi murung, melainkan cemberut di hadapan Zain, sungguh dia tidak mampu untuk terlihat tenang-tenang saja di hadapan Zain.

"Kamu kenapa? Kurang puas nilainya segitu?"

Sebenarnya iya, tapi jika Nadin mengatakan kurang puas, maka besar kemungkinan Zain akan menawarkan ujian ulang. Dan, Nadin tidak ingin dibuat gila kedua kalinya. "Puas, Pak, mungkin memang segitu kemampuan saya ... next time saya akan berusaha lebih baik lagi."

Zain tersenyum tipis, agaknya Nadin tidak lagi berambisi kali ini. Bukan putus asa, tapi dia pasrah dan menerima saja, seperti slogan mereka mungkin inilah yang terbaik.

"Yakin? Padahal masih ada waktu andai mau mengulang lagi."

Tanpa keraguan, Nadin mengangguk mantap karena memang sama tidak ada niat sedikit pun untuk mengulang lagi, tidak ada. Saat ini, Nadin hanya ingin pulang karena dia merasa sudah telanjur lelah.

Tanpa menunggu persetujuan Zain, dia berlalu pergi dari ruangan itu. Berulang kali Nadin menyabarkan diri, tapi sepanjang perjalanan dia terus mengomel dan meratapi nasib buruknya.

"Woah, bisa-bisanya ... D? Ya, Tuhan, kepalaku sampai sakit, apa harus bisa mengendalikan air dulu baru dia kasih nilai A?"

Nadin Marah? Iya, baru kali ini dia ingin mengubur dirinya sendiri. Dengan langkah panjangnya, Nadin berjalan menelusuri trotoar hingga kepalanya semakin runyam berkat perpaduan klakson dari para pengendara yang berlalu di jalan raya.

Biasanya, kekesalannya akan hilang jika dibawa jalan-jalan, tapi sore ini semakin lama dia berlalu, dia semakin kesal dan ingin sekali meluapkan amarah.

"Tidak bisa dibiarkan, orang sepertinya tidak cocok jadi dosen ... udah galak, pelit, idup lagi!!"

Dia terus mengomel, Nadin sudah berjalan cukup jauh dan terhenti kala sebuah mobil hitam menepi dengan suara klakson yang membuat jantung Nadin seakan berpindah dari tempatnya.

Sejak tadi dia umpat, kini pria itu benar-benar ada di hadapannya, dan jelas Nadin tidak berani mengomel secara langsung. Masih dengan kacamata hitam yang bertengger di hitung bangirnya, Zain menatap Nadin seraya memerintahkannya untuk masuk segera.

"Masuklah, sore hari tidak begitu baik untuk jalan kaki."

"Duluan saja, aku mau jalan-jalan sebentar." Alasannya saja, dia masih kesal perkara nilai D dan belum ada niatan untuk duduk di samping Zain.

Begitu mendapat penolakan, Zain tiba-tiba turun hingga Nadin gelagapan dibuatnya. Tindakannya sungguh tak terbaca, Nadin yang takut jika dilempar ke tengah jalan raya memilih masuk tanpa menunggu diperintahkan untuk kedua kalinya. "Kenapa harus digiring dulu, dia sejenis itik atau bagaimana?"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Desy Puspita

Desy Puspita

Assalamualaikum, selamat pagi menjelang siang. Maaf terlambat, sebenarnya aku up malam hari, dan ternyata baru lulus jam segini.

2023-12-05

148

Tikalarasati Yolantika

Tikalarasati Yolantika

waalaikumsalam.... semangat semangat semangat 💪💪💪🙏🙏

2024-04-04

0

eka wati

eka wati

/Curse//Curse//Facepalm/

2024-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal Petaka
2 BAB 02 - Hancur
3 BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4 BAB 04 - Ngebet Nikah
5 BAB 05 - Garis Takdir
6 BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7 BAB 07 - Virtual
8 BAB 08 - My Wife
9 BAB 09 - A (++)
10 BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11 BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12 BAB 12 - Ujian
13 BAB 13 - Thanks
14 BAB 14 - Ini Istriku
15 BAB 15 - Terang-Terangan
16 BAB 16 - Putuskan
17 BAB 17 - Maaf Ya
18 BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19 BAB 19 - Bukan Pelakor
20 BAB 20 - Pindah Saja
21 BAB 21 - Pindah (Rumah)
22 BAB 22 - Dejavu
23 BAB 23 - Berapa Banyak?
24 BAB 24 - Pantas Dihajar
25 BAB 25 - Santai Saja
26 BAB 26 - Bukti
27 BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28 BAB 28 - Cara Lain
29 BAB 29 - Lolipop
30 BAB 30 - Malam Di Yogya
31 BAB 31 - The Power Of Umi
32 BAB 32 - Satu Sama
33 BAB 33 - Aku Siap
34 BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35 BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36 BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37 BAB 37 - Aku Mencintainya
38 BAB 38 - Boleh Ya?
39 BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40 BAB 40 - Good Girl
41 BAB 41 - Panik
42 BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43 BAB 43 - Pengadu
44 BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45 BAB 45 - Dunia Itu Adil
46 BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47 BAB 47 - Mertua Posesif
48 BAB 48 - Tidak Terduga
49 BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50 BAB 50 - Killer Mode On
51 BAB 51 - Begini Maunya?
52 BAB 52 - Tetap Disyukuri
53 BAB 53 - Bukan Hambatan
54 BAB 54 - Lebih Manis
55 BAB 55 - Jangan Di Luar
56 BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57 BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58 BAB 58 - Telat!!
59 BAB 59 - Pengaruh Buruk
60 BAB 60 - Aku Berbeda
61 BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62 BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63 BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64 BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65 BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66 BAB 66 - Simulasi Resepsi
67 BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68 BAB 68 - Salbrut
69 BAB 69 - Sedikit Berbeda
70 BAB 70 - Kewajiban?
71 BAB 71 - Pengakuan Cinta
72 BAB 72 - Anak Siapa?
73 BAB 73 - Anaconda
74 BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75 BAB 75 - Seret Saja!!
76 BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77 BAB 77 - I Love You, Nadin
78 BAB 78 - Sangat Bangga
79 BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80 BAB 80 - Tak Terbandingi
81 BAB 81 - Pecah Telur
82 BAB 82 - Terakhir
83 BAB 83 - Hanya Kamu
84 BAB 84 - Big News!!
85 BAB 85 - Produksi Sendiri
86 BAB 86 - Balas Dendam
87 BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88 BAB 88 - Aku Cemburu?
89 BAB 89 - Cari Penyakit
90 BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91 BAB 91 - Aku Harus Apa?
92 BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93 BAB 93 - Maaf ~ Zain
94 BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95 BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96 BAB 96 - Putar Balik
97 BAB 97 - Takut
98 BAB 98 - Istriku Berharga
99 BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100 BAB 100 - Semua Demi Kamu
101 BAB 101 - Gendutan
102 BAB 102 - Our Secret
103 BAB 103 - My Beloved Ummi
104 BAB 104 - Seperti Abi
105 BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106 BAB 106 - Surga Di Matanya
107 BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108 BAB 108 - Suami Pamrih
109 BAB 109 - Di Balik Layar
110 BAB 110 - Win-Win Solution
111 BAB 111 - Rugi Bandar
112 BAB 112 - Cucu Ibra
113 BAB 113 - Janji
114 BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115 BAB 115 - Tidak Berhak
116 BAB 116 - Salah Paham
117 BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118 BAB 118 - Basi!!
119 BAB 119 - Tanggung Jawab
120 BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121 BAB 121 - Tak Terhingga
122 BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123 BAB 123 - Mahasiswiku
124 BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125 BAB 125 - Mimpi Lagi?
126 BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127 Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128 BAB 127 - BUBAR
129 BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130 BAB 129 - Kesempatan Kedua
131 BAB 130 - Kembali Untukmu
132 BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133 BAB 132 - Sesurga
134 BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135 BAB 134 - Another Zain
136 BAB 135 - Insan Labil
137 BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138 BAB 137 - Babymoon?
139 BAB 138 - Hari H
140 BAB 139 - Ngelunjak
141 BAB 140 - Kali Ini Serius
142 BAB 141 - Dibayar Tunai
143 BAB 142 - Wish List (Kamu)
144 BAB 143 - Orang Ketiga
145 BAB 144 - Mengukir Kenangan
146 BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147 BAB 146 - Pink atau Biru?
148 BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149 BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150 BONUS CHAPTER
151 BONUS CHAPTER II
152 BONUS CHAPTER III
153 PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154 BONUS CHAPTER IV
155 BONUS CHAPTER V
156 BONUS CHAPTER VI
157 BONUS CHAPTER VII
158 BONUS CHAPTER VIII
159 BONUS CHAPTER IX
160 BONUS CHAPTER X
161 BONUS CHAPTER XI
162 BONUS CHAPTER XII
163 BONUS CHAPTER XIII
164 BONUS CHAPTER XIV
165 THE LAST BONUS CHAPTER
166 VISUAL CAST
167 PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168 Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 01 - Awal Petaka
2
BAB 02 - Hancur
3
BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4
BAB 04 - Ngebet Nikah
5
BAB 05 - Garis Takdir
6
BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7
BAB 07 - Virtual
8
BAB 08 - My Wife
9
BAB 09 - A (++)
10
BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11
BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12
BAB 12 - Ujian
13
BAB 13 - Thanks
14
BAB 14 - Ini Istriku
15
BAB 15 - Terang-Terangan
16
BAB 16 - Putuskan
17
BAB 17 - Maaf Ya
18
BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19
BAB 19 - Bukan Pelakor
20
BAB 20 - Pindah Saja
21
BAB 21 - Pindah (Rumah)
22
BAB 22 - Dejavu
23
BAB 23 - Berapa Banyak?
24
BAB 24 - Pantas Dihajar
25
BAB 25 - Santai Saja
26
BAB 26 - Bukti
27
BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28
BAB 28 - Cara Lain
29
BAB 29 - Lolipop
30
BAB 30 - Malam Di Yogya
31
BAB 31 - The Power Of Umi
32
BAB 32 - Satu Sama
33
BAB 33 - Aku Siap
34
BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35
BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36
BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37
BAB 37 - Aku Mencintainya
38
BAB 38 - Boleh Ya?
39
BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40
BAB 40 - Good Girl
41
BAB 41 - Panik
42
BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43
BAB 43 - Pengadu
44
BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45
BAB 45 - Dunia Itu Adil
46
BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47
BAB 47 - Mertua Posesif
48
BAB 48 - Tidak Terduga
49
BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50
BAB 50 - Killer Mode On
51
BAB 51 - Begini Maunya?
52
BAB 52 - Tetap Disyukuri
53
BAB 53 - Bukan Hambatan
54
BAB 54 - Lebih Manis
55
BAB 55 - Jangan Di Luar
56
BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57
BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58
BAB 58 - Telat!!
59
BAB 59 - Pengaruh Buruk
60
BAB 60 - Aku Berbeda
61
BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62
BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63
BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64
BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65
BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66
BAB 66 - Simulasi Resepsi
67
BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68
BAB 68 - Salbrut
69
BAB 69 - Sedikit Berbeda
70
BAB 70 - Kewajiban?
71
BAB 71 - Pengakuan Cinta
72
BAB 72 - Anak Siapa?
73
BAB 73 - Anaconda
74
BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75
BAB 75 - Seret Saja!!
76
BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77
BAB 77 - I Love You, Nadin
78
BAB 78 - Sangat Bangga
79
BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80
BAB 80 - Tak Terbandingi
81
BAB 81 - Pecah Telur
82
BAB 82 - Terakhir
83
BAB 83 - Hanya Kamu
84
BAB 84 - Big News!!
85
BAB 85 - Produksi Sendiri
86
BAB 86 - Balas Dendam
87
BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88
BAB 88 - Aku Cemburu?
89
BAB 89 - Cari Penyakit
90
BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91
BAB 91 - Aku Harus Apa?
92
BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93
BAB 93 - Maaf ~ Zain
94
BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95
BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96
BAB 96 - Putar Balik
97
BAB 97 - Takut
98
BAB 98 - Istriku Berharga
99
BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100
BAB 100 - Semua Demi Kamu
101
BAB 101 - Gendutan
102
BAB 102 - Our Secret
103
BAB 103 - My Beloved Ummi
104
BAB 104 - Seperti Abi
105
BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106
BAB 106 - Surga Di Matanya
107
BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108
BAB 108 - Suami Pamrih
109
BAB 109 - Di Balik Layar
110
BAB 110 - Win-Win Solution
111
BAB 111 - Rugi Bandar
112
BAB 112 - Cucu Ibra
113
BAB 113 - Janji
114
BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115
BAB 115 - Tidak Berhak
116
BAB 116 - Salah Paham
117
BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118
BAB 118 - Basi!!
119
BAB 119 - Tanggung Jawab
120
BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121
BAB 121 - Tak Terhingga
122
BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123
BAB 123 - Mahasiswiku
124
BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125
BAB 125 - Mimpi Lagi?
126
BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127
Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128
BAB 127 - BUBAR
129
BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130
BAB 129 - Kesempatan Kedua
131
BAB 130 - Kembali Untukmu
132
BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133
BAB 132 - Sesurga
134
BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135
BAB 134 - Another Zain
136
BAB 135 - Insan Labil
137
BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138
BAB 137 - Babymoon?
139
BAB 138 - Hari H
140
BAB 139 - Ngelunjak
141
BAB 140 - Kali Ini Serius
142
BAB 141 - Dibayar Tunai
143
BAB 142 - Wish List (Kamu)
144
BAB 143 - Orang Ketiga
145
BAB 144 - Mengukir Kenangan
146
BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147
BAB 146 - Pink atau Biru?
148
BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149
BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150
BONUS CHAPTER
151
BONUS CHAPTER II
152
BONUS CHAPTER III
153
PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154
BONUS CHAPTER IV
155
BONUS CHAPTER V
156
BONUS CHAPTER VI
157
BONUS CHAPTER VII
158
BONUS CHAPTER VIII
159
BONUS CHAPTER IX
160
BONUS CHAPTER X
161
BONUS CHAPTER XI
162
BONUS CHAPTER XII
163
BONUS CHAPTER XIII
164
BONUS CHAPTER XIV
165
THE LAST BONUS CHAPTER
166
VISUAL CAST
167
PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168
Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!