BAB 04 - Ngebet Nikah

Menikah, pilihan yang sangat sulit bagi Nadin. Dia berpikir begitu lama, dan Zain tetap sabar menunggu jawaban. Begitu banyak pertimbangannya, disamping usia yang masih begitu muda, Nadin juga tidak ingin kehilangan mimpinya.

Zain sempat mengatakan, terkait beasiswa yang Nadin khawatirkan, dia akan bertanggung jawab. Namun, yang Nadin pikirkan tidak sesederhana itu, tapi dia merasa bersalah pada ketua prodi yang dulu susah payah memperjuangkan hak Nadin.

Setelah cukup lama berdiskusi dan mencari jalan tengah yang sekiranya tidak merugikan, alhasil Nadin menerima lamaran setengah memaksa yang Zain lakukan dengan syarat pernikahan itu harus dirahasiakan. Tidak ada satu orang pun yang tahu, terutama pihak kampus dan teman-temannya.

Bukan Zain yang membuat aturan, tapi Nadin. Persyaratannya cukup mudah, jika dipikir-pikir lagi memang hal itu adalah jalan tengah yang paling baik untuk keduanya. Tidak dapat dipungkiri, salah-satu alasan Zain bersikukuh menikahinya bukan hanya karena tanggung jawab dan merasa bersalah, tapi demi menjaga nama baik keluarganya.

Sejak kecil Zain diajarkan untuk mengutamakan tiga hal dalam berhubungan dengan manusia, tanggung jawab, memuliakan wanita dan juga menjaga nama baik keluarga. Ya, tiga poin penting yang Syakil ajarkan pada putranya dan selalu Zain ingat hingga dewasa.

"Fine, apa ada permintaan lain?"

Nadin menggeleng, hanya itu saja poin utama yang harus Zain kabulkan, selebihnya tidak ada. Setelah dipastikan benar-benar tidak ada yang Nadin minta, Zain memberikan ponselnya hingga gadis itu mengerutkan dahi seketika.

"Apa? Bapak rekam suara saya?"

Zain memalingkan muka demi menyembunyikan senyumnya. Pertanyaan dan sorot tajam Nadin seolah menegaskan jika Zain masih menjadi ancaman walau dia sudah berusaha bersikap sebaik mungkin agar tidak membuatnya takut.

"Bukan, hubungi keluargamu ... aku butuh restu dan bicara langsung, kalau bisa ayahmu."

"Abi sudah tidak ada," jawab Nadin singkat, seketika pria itu tak bisa berkata-kata usai mendengar jawabannya.

Dia belum mengenal dekat calon istrinya, dan Zain sama sekali tidak tahu tentang itu. "Kakak ada?"

Raut wajahnya masih sama, Nadin menggeleng hingga Zain mulai bingung dan takut untuk bicara. "Om atau kakekmu, siapapun yang bisa."

"Tidak, adanya umi saja."

Cukup membingungkan, Zain memijat pangkal hidungnya lantaran merasa bingung dengan diri sendiri. Kenapa tidak dari tadi, begitulah gumam Zain dalam hati.

"Tidak apa, aku tetap harus bicara."

Walau Nadin tetap memaksa agar pernikahan itu dirahasiakan, tapi dia ingin orangtua dari gadis itu tidak terlalu terluka. Sedikit banyak Zain tahu jika ada seseorang yang menaruh harapan besar di punggung Nadin, dan dia hanya tidak ingin membuat seorang ibu hancur andai nanti tahu belakangan bahwa kehidupan putrinya telah berbeda.

Sialnya, niat itu justru Nadin salah artikan hingga melarang Zain menghubungi uminya. "Kenapa?"

"Tentang itu, cukup kita dan Tuhan yang tahu, umiku jangan," pinta Nadin dengan tatapan penuh permohonan.

"Aku hanya minta restu ibumu, tidak akan macam-macam," jelas Zain kemudian, setakut itu Nadin jika Zain jujur andai ditanya kenapa mereka harus menikah.

Penjelasan Zain berhasil membuat Nadin melunak. Dia melepaskan cengkraman di lengan Zain yang sebenarnya tanpa sadar dia lakukan. "Oh, iya."

Cepat sekali raut wajahnya berubah, Zain tersenyum tipis dibuatnya. Tanpa berpikir untuk menjauh, di hadapan Nadin dia nekat memberanikan diri meminta restu secara baik-baik untuk menikahi gadis itu.

Nadin tak begitu mendengarkan, dia tenggelam dalam pikirannya sendiri. Cukup lama Zain bicara, hingga di akhir percakapan pria itu terdengar gugup mengucapkan salam penutup.

Sesaat, suasana ruangan itu mendadak hening. Tiada satu pun yang bicara dan mereka tenggelam dengan suasana kecanggungan semacam itu cukup lama.

Agaknya mereka sama-sama bingung hingga kini memilih diam. Saking diamnya, helaan napas Nadin sampai bisa terdengar hingga menarik perhatian Zain untuk menatap ke arahnya.

"Kapan?"

Nadin sedang gugup saat ini, hingga ketika Zain bertanya otaknya agak sedikit tumpul. "Apanya yang kapan?"

"Siapnya, besok aku ke luar kota dan mungkin agak lama," tutur Zain memperjelas pertanyaan dan Nadin baru mengerti apa maksudnya.

Nadin sebenarnya pasrah, siap tidak siap dia memang harus siap karena permintaan Zain untuk menikah sudah dia setujui. Namun, jika harus buru-buru dia tidak sesiap itu juga. "Ehm setelah Bapak pulang saja, bulan depan juga tidak masalah," jawab Nadin yang saat itu juga membuat raut wajah Zain berubah.

Jika sebelumnya tidak ada yang Zain tolak, terkhusus yang kali ini dia menolak tegas permintaan Nadin. "Kelamaan, malam ini saja ... aku tidak tahu pasti kapan pulangnya, dan aku tidak ingin pulang-pulang dapat panggilan dari polisi atas dugaan pemerrkosa-an."

Picik sekali pikirannya, Nadin yang awalnya tidak pernah memiliki niat jahat untuk melaporkan Zain ke polisi mendadak terpikir saat ini. Sungguh Nadin bingung berhadapan dengan pria ini, nyatanya isu tentang sifat keras kepala dan semaunya sendiri dari seorang Zain bukan isapan jempol belaka, tapi memang kenyataannya.

Dia bertanya kapan siapnya, ketika Nadin menjawab keputusan ternyata tetap di tangannya. Lamarannya hanya kedok saja, pada akhirnya Nadin tak punya hak menentukan lebih walau sebelumnya Zain memang menurut.

.

.

Zain tidak pernah bercanda dengan ucapannya, apa yang dia katakan selalu dapat dibuktikan. Setelah tadi siang melamar dengan 85 persen unsur paksaan, malam ini dia benar-benar menikahi Nadin secara Agama dengan diketahui dua orang saksi yang merupakan teman dekat Zain.

Pernikahan super kilat yang sama sekali tidak pernah terbayangkan. Hendak duduk saja lesu dan dan Nadin menjalani pernikahan di kamar rumah sakit. Beralaskan Zain harus pergi besok pagi, dia terpaksa jadi pengantin dengan baju orang sakit.

Yang penting sah, begitu kalau kata saksinya. Walau terkesan dadakan, mereka masih tetap serius dan khusyuk, Nadin juga masih gugup kala Zain menyebut namanya dengan begitu mantap.

Lebih gugup lagi, kala Zain diminta untuk memegang ubun-ubunnya. Perasaan Nadin campur aduk, dia merasa seolah tengah bermimpi dan andai terbangun saat ini dia akan berlari.

"Itu kening, Zain, ubun-ubunnya."

"Oh iya, maaf Ustadz."

Lamunan Nadin buyar seketika perkara Zain salah pegang. Diperintahkan ubun-ubun dia justru menyentuh kening Nadin seolah tengah memastikan suhu tubuhnya.

"Di sini, Pak?"

"Iya di sana."

Entah apa yang dipikirkan Zain hingga eror begitu. Citra Zain sebagai dosen genius dan luar biasa cerdas seketika hancur begitu saja di hadapan mahasiswi yang kini telah sah menjadi istrinya.

"Bacakan doanya, hapal, 'kan?"

"Ha-hapal kok, Ustadz," jawab Zain gelagapan, entah benar hapal atau mengaku hapal saksi pernikahannya juga ragu, tapi yang jelas bibir Zain komat-kamit. "Yang penting Bismillah."

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Kalsum

Kalsum

selamat

2024-04-29

0

Siti Halimatun

Siti Halimatun

anaknya sakil harusnya hafal.../Doubt//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-03-23

0

Rita Agustina

Rita Agustina

yg penting bismillah ya zain 😂

2024-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal Petaka
2 BAB 02 - Hancur
3 BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4 BAB 04 - Ngebet Nikah
5 BAB 05 - Garis Takdir
6 BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7 BAB 07 - Virtual
8 BAB 08 - My Wife
9 BAB 09 - A (++)
10 BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11 BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12 BAB 12 - Ujian
13 BAB 13 - Thanks
14 BAB 14 - Ini Istriku
15 BAB 15 - Terang-Terangan
16 BAB 16 - Putuskan
17 BAB 17 - Maaf Ya
18 BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19 BAB 19 - Bukan Pelakor
20 BAB 20 - Pindah Saja
21 BAB 21 - Pindah (Rumah)
22 BAB 22 - Dejavu
23 BAB 23 - Berapa Banyak?
24 BAB 24 - Pantas Dihajar
25 BAB 25 - Santai Saja
26 BAB 26 - Bukti
27 BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28 BAB 28 - Cara Lain
29 BAB 29 - Lolipop
30 BAB 30 - Malam Di Yogya
31 BAB 31 - The Power Of Umi
32 BAB 32 - Satu Sama
33 BAB 33 - Aku Siap
34 BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35 BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36 BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37 BAB 37 - Aku Mencintainya
38 BAB 38 - Boleh Ya?
39 BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40 BAB 40 - Good Girl
41 BAB 41 - Panik
42 BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43 BAB 43 - Pengadu
44 BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45 BAB 45 - Dunia Itu Adil
46 BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47 BAB 47 - Mertua Posesif
48 BAB 48 - Tidak Terduga
49 BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50 BAB 50 - Killer Mode On
51 BAB 51 - Begini Maunya?
52 BAB 52 - Tetap Disyukuri
53 BAB 53 - Bukan Hambatan
54 BAB 54 - Lebih Manis
55 BAB 55 - Jangan Di Luar
56 BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57 BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58 BAB 58 - Telat!!
59 BAB 59 - Pengaruh Buruk
60 BAB 60 - Aku Berbeda
61 BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62 BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63 BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64 BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65 BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66 BAB 66 - Simulasi Resepsi
67 BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68 BAB 68 - Salbrut
69 BAB 69 - Sedikit Berbeda
70 BAB 70 - Kewajiban?
71 BAB 71 - Pengakuan Cinta
72 BAB 72 - Anak Siapa?
73 BAB 73 - Anaconda
74 BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75 BAB 75 - Seret Saja!!
76 BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77 BAB 77 - I Love You, Nadin
78 BAB 78 - Sangat Bangga
79 BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80 BAB 80 - Tak Terbandingi
81 BAB 81 - Pecah Telur
82 BAB 82 - Terakhir
83 BAB 83 - Hanya Kamu
84 BAB 84 - Big News!!
85 BAB 85 - Produksi Sendiri
86 BAB 86 - Balas Dendam
87 BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88 BAB 88 - Aku Cemburu?
89 BAB 89 - Cari Penyakit
90 BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91 BAB 91 - Aku Harus Apa?
92 BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93 BAB 93 - Maaf ~ Zain
94 BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95 BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96 BAB 96 - Putar Balik
97 BAB 97 - Takut
98 BAB 98 - Istriku Berharga
99 BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100 BAB 100 - Semua Demi Kamu
101 BAB 101 - Gendutan
102 BAB 102 - Our Secret
103 BAB 103 - My Beloved Ummi
104 BAB 104 - Seperti Abi
105 BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106 BAB 106 - Surga Di Matanya
107 BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108 BAB 108 - Suami Pamrih
109 BAB 109 - Di Balik Layar
110 BAB 110 - Win-Win Solution
111 BAB 111 - Rugi Bandar
112 BAB 112 - Cucu Ibra
113 BAB 113 - Janji
114 BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115 BAB 115 - Tidak Berhak
116 BAB 116 - Salah Paham
117 BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118 BAB 118 - Basi!!
119 BAB 119 - Tanggung Jawab
120 BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121 BAB 121 - Tak Terhingga
122 BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123 BAB 123 - Mahasiswiku
124 BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125 BAB 125 - Mimpi Lagi?
126 BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127 Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128 BAB 127 - BUBAR
129 BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130 BAB 129 - Kesempatan Kedua
131 BAB 130 - Kembali Untukmu
132 BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133 BAB 132 - Sesurga
134 BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135 BAB 134 - Another Zain
136 BAB 135 - Insan Labil
137 BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138 BAB 137 - Babymoon?
139 BAB 138 - Hari H
140 BAB 139 - Ngelunjak
141 BAB 140 - Kali Ini Serius
142 BAB 141 - Dibayar Tunai
143 BAB 142 - Wish List (Kamu)
144 BAB 143 - Orang Ketiga
145 BAB 144 - Mengukir Kenangan
146 BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147 BAB 146 - Pink atau Biru?
148 BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149 BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150 BONUS CHAPTER
151 BONUS CHAPTER II
152 BONUS CHAPTER III
153 PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154 BONUS CHAPTER IV
155 BONUS CHAPTER V
156 BONUS CHAPTER VI
157 BONUS CHAPTER VII
158 BONUS CHAPTER VIII
159 BONUS CHAPTER IX
160 BONUS CHAPTER X
161 BONUS CHAPTER XI
162 BONUS CHAPTER XII
163 BONUS CHAPTER XIII
164 BONUS CHAPTER XIV
165 THE LAST BONUS CHAPTER
166 VISUAL CAST
167 PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168 Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 01 - Awal Petaka
2
BAB 02 - Hancur
3
BAB 03 - Kamu Tetap Tanggung Jawabku
4
BAB 04 - Ngebet Nikah
5
BAB 05 - Garis Takdir
6
BAB 06 - Jangan Menolak Kewajiban
7
BAB 07 - Virtual
8
BAB 08 - My Wife
9
BAB 09 - A (++)
10
BAB 10 - Tidak Sesuai Ekspetasi
11
BAB 11 - Jodoh Cerminan Diri
12
BAB 12 - Ujian
13
BAB 13 - Thanks
14
BAB 14 - Ini Istriku
15
BAB 15 - Terang-Terangan
16
BAB 16 - Putuskan
17
BAB 17 - Maaf Ya
18
BAB 18 - Tertangkap (Basah)
19
BAB 19 - Bukan Pelakor
20
BAB 20 - Pindah Saja
21
BAB 21 - Pindah (Rumah)
22
BAB 22 - Dejavu
23
BAB 23 - Berapa Banyak?
24
BAB 24 - Pantas Dihajar
25
BAB 25 - Santai Saja
26
BAB 26 - Bukti
27
BAB 27 - Bercandanya Kelewatan
28
BAB 28 - Cara Lain
29
BAB 29 - Lolipop
30
BAB 30 - Malam Di Yogya
31
BAB 31 - The Power Of Umi
32
BAB 32 - Satu Sama
33
BAB 33 - Aku Siap
34
BAB 34 - Malu Seumur Hidup
35
BAB 35 - Lagi Lagi Umi
36
BAB 36 - Hujan Di Langit Yogya
37
BAB 37 - Aku Mencintainya
38
BAB 38 - Boleh Ya?
39
BAB 39 - Anggap Pertama Kali
40
BAB 40 - Good Girl
41
BAB 41 - Panik
42
BAB 42 - Aku Suamimu, Bukan Simpanan.
43
BAB 43 - Pengadu
44
BAB 44 - Pasutri IQ Tinggi
45
BAB 45 - Dunia Itu Adil
46
BAB 46 - Aku Harus Pergi, Mom
47
BAB 47 - Mertua Posesif
48
BAB 48 - Tidak Terduga
49
BAB 49 - Janji Di Akhir Malam
50
BAB 50 - Killer Mode On
51
BAB 51 - Begini Maunya?
52
BAB 52 - Tetap Disyukuri
53
BAB 53 - Bukan Hambatan
54
BAB 54 - Lebih Manis
55
BAB 55 - Jangan Di Luar
56
BAB 56 - Penjelasan Istri Dosen
57
BAB 57 - Berapa Tarifnya?
58
BAB 58 - Telat!!
59
BAB 59 - Pengaruh Buruk
60
BAB 60 - Aku Berbeda
61
BAB 61 - Tidak Dapat Diprediksi
62
BAB 62 - Jangan Mengagumiku ~ Zain
63
BAB 63 - Tanggung Jawab, Mas.
64
BAB 64 - 4 Sehat, 5 Bantat.
65
BAB 65 - Kita Hadapi Bersama, Mas.
66
BAB 66 - Simulasi Resepsi
67
BAB 67 - Aku Mencintainya Lebih Dulu
68
BAB 68 - Salbrut
69
BAB 69 - Sedikit Berbeda
70
BAB 70 - Kewajiban?
71
BAB 71 - Pengakuan Cinta
72
BAB 72 - Anak Siapa?
73
BAB 73 - Anaconda
74
BAB 74 - Butot (Bucin Total)
75
BAB 75 - Seret Saja!!
76
BAB 76 - Terlalu Percaya Diri
77
BAB 77 - I Love You, Nadin
78
BAB 78 - Sangat Bangga
79
BAB 79 - Bukan Cinta Biasa
80
BAB 80 - Tak Terbandingi
81
BAB 81 - Pecah Telur
82
BAB 82 - Terakhir
83
BAB 83 - Hanya Kamu
84
BAB 84 - Big News!!
85
BAB 85 - Produksi Sendiri
86
BAB 86 - Balas Dendam
87
BAB 87 - Bukan Sembarang Mie
88
BAB 88 - Aku Cemburu?
89
BAB 89 - Cari Penyakit
90
BAB 90 - Rival Sesungguhnya
91
BAB 91 - Aku Harus Apa?
92
BAB 92 - Seperti Yang Kamu Mau
93
BAB 93 - Maaf ~ Zain
94
BAB 94 - Ngalahin Burj Khalifa
95
BAB 95 - Kesepakatan Masa Depan
96
BAB 96 - Putar Balik
97
BAB 97 - Takut
98
BAB 98 - Istriku Berharga
99
BAB 99 - Tidak Percaya Diri
100
BAB 100 - Semua Demi Kamu
101
BAB 101 - Gendutan
102
BAB 102 - Our Secret
103
BAB 103 - My Beloved Ummi
104
BAB 104 - Seperti Abi
105
BAB 105 - Aku Percaya Kamu
106
BAB 106 - Surga Di Matanya
107
BAB 107 - Pertunjukan Menarik
108
BAB 108 - Suami Pamrih
109
BAB 109 - Di Balik Layar
110
BAB 110 - Win-Win Solution
111
BAB 111 - Rugi Bandar
112
BAB 112 - Cucu Ibra
113
BAB 113 - Janji
114
BAB 114 - Tidak Tahan Lagi
115
BAB 115 - Tidak Berhak
116
BAB 116 - Salah Paham
117
BAB 117 - Tragedi Malam Pengantin
118
BAB 118 - Basi!!
119
BAB 119 - Tanggung Jawab
120
BAB 120 - Mas Bakal Pulang, 'Kan?
121
BAB 121 - Tak Terhingga
122
BAB 122 - Rayuan Suami Gila
123
BAB 123 - Mahasiswiku
124
BAB 124 - Sama-Sama Merindu
125
BAB 125 - Mimpi Lagi?
126
BAB 126 - Mas, Aku Ikut Ya
127
Promosi Karya Baru - Malam Panjang Bersama Dosenku
128
BAB 127 - BUBAR
129
BAB 128 - Nggak Bisa Sembarang Donat
130
BAB 129 - Kesempatan Kedua
131
BAB 130 - Kembali Untukmu
132
BAB 131 - Jiwa Yang Berbeda
133
BAB 132 - Sesurga
134
BAB 133 - Assalamualaikum, Istriku
135
BAB 134 - Another Zain
136
BAB 135 - Insan Labil
137
BAB 136 - Lika-Liku Jadi Nadin
138
BAB 137 - Babymoon?
139
BAB 138 - Hari H
140
BAB 139 - Ngelunjak
141
BAB 140 - Kali Ini Serius
142
BAB 141 - Dibayar Tunai
143
BAB 142 - Wish List (Kamu)
144
BAB 143 - Orang Ketiga
145
BAB 144 - Mengukir Kenangan
146
BAB 145 - Penyelamatan Dugong
147
BAB 146 - Pink atau Biru?
148
BAB 147 - Sesuai Harapan (Zain)
149
BAB 148 - Untill Jannah ~ Tamat
150
BONUS CHAPTER
151
BONUS CHAPTER II
152
BONUS CHAPTER III
153
PROMOSI KARYA BARU - ISTRI PILIHAN MOMMY
154
BONUS CHAPTER IV
155
BONUS CHAPTER V
156
BONUS CHAPTER VI
157
BONUS CHAPTER VII
158
BONUS CHAPTER VIII
159
BONUS CHAPTER IX
160
BONUS CHAPTER X
161
BONUS CHAPTER XI
162
BONUS CHAPTER XII
163
BONUS CHAPTER XIII
164
BONUS CHAPTER XIV
165
THE LAST BONUS CHAPTER
166
VISUAL CAST
167
PROMO KARYA - LELAKI IDAMAN BY UNCHIHAH SANSKEH
168
Promo Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!