Pertama kali

Setelah lebih dari dua minggu mengurus seluruh dokumen pernikahan, tiba waktunya Aman dan Sani menikah.

Tak ingin Sani khawatir akan mengalami hal yang serupa untuk kedua kalinya, Aman pun memutuskan untuk datang sendiri menjemputnya, bersama Sahir dan Pak Yadi, sang sopir.

Sesampainya di depan rumah Sani, ketiga pria itu segera turun dari mobil dan menunggunya keluar dari rumah.

Penampilan Aman terlihat berbeda di hari itu.Ia mengenakan sherwani berwarna gold.Sahir sengaja menyiapkan sepasang pakaian khas India yang mewah untuk mereka kenakan di hari spesial ini.

Meski Aman dan sang calon istri telah sepakat untuk menikah secara sederhana dan hanya dihadiri oleh orang terdekat, namun Sahir ingin pernikahan mereka dapat meninggalkan kesan yang mendalam.Dan pakaian yang mereka kenakan hari ini akan menjadi bukti awal perjalanan rumah tangga mereka yang bisa mereka kenang saat tua nanti.

"Bagaimana perasaan anda tuan?", tanya Sahir, berusaha mengusir kebosanan

"Gugup, tapi bisa ku atasi", jawab Aman dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Jangan sampai anda harus mengulang ijab kabul berulang kali", goda Sahir.

"Kau kira aku sebodoh itu?Percuma aku menjadi seorang direktur kalau hal seperti ini tidak bisa ku atasi!"

"Siapa tahu kali ini berbeda!Biasanya laki-laki yang ingin menikah akan mengalami hal itu.Rasa gugup yang berlebihan membuat mereka lupa segalanya"

Mendadak Aman terdiam mendengar celotehan Sahir.

'mungkin saja itu terjadi jika aku jatuh cinta teramat dalam dengan calon istriku.Masalahnya kami menikah bukan atas dasar cinta.Aku ingin menikah dengan Sani karena dia yang lebih dulu mengajakku menikah!', batin Aman.

Tak bisa di pungkiri jika saat ini Aman belum mencintai Sani.Bahkan setelah mereka mengadakan pertemuan beberapa kali sebelum pernikahan, pria itu belum bisa menumbuhkan rasa cinta dihatinya.

Namun bukan berarti ia tidak memiliki rasa suka terhadap gadis itu.Sikapnya yang dewasa dan hangat, membuat Aman merasa nyaman berada di dekat Sani.Ia seakan memiliki teman baru yang dapat mewarnai hidupnya yang monoton.

Dan Aman pun semakin mantap menikahi Sani karena ia ingin melengkapi ibadahnya, merasakan hidup berumah tangga, tinggal bersama seseorang di satu atap yang sama dan menjadi imam untuk orang itu.

Toh Sani yang menawarkan lebih dulu padanya untuk sama-sama mencoba menjalani hubungan dalam ikatan yang sah sebagai pasangan suami istri.Plusnya, ia bisa merasakan hubungan percintaan yang halal dengan gadis itu.

****************

Beberapa menit kemudian, Sani bersama Ayah dan Neneknya terlihat keluar dari dalam rumah.Mereka nampak sangat bahagia melihat sosok Aman yang berdiri di depan pintu mobil, menunggu kedatangan mereka.

Momen itu sungguh sangat mengharukan bagi mereka.Bagaimana tidak, masih sangat membekas dalam ingatan mereka ketika mempelai pria yang mereka tunggu kehadirannya tak kunjung datang dan justru memberikan kabar buruk dengan cara yang tidak mereka duga sebelumnya.

Karena itu, sepanjang langkah menuju Aman, Pak Heri dan Nenek Hanum tak berhenti memanjatkan syukur atas kesediaan pria itu meminang putri dan cucu kesayangan mereka tanpa syarat.

"Kalian sudah lama menunggu?", tanya Pak Heri begitu mereka tiba di hadapan Aman dan Sahir

"Belum terlalu lama, Pak", jawab Sahir.

"Kita berangkat sekarang?", tanya Pak Heri lagi setelah tak ada lagi yang mereka tunggu.

"Iya, pak.Kami akan berangkat bersama Sani", jawab Aman yang kemudian memberi isyarat pada Sani untuk berjalan ke arahnya.

Dengan langkah kecil, Sani berjalan menghampiri Aman.Ia nampak cantik dalam balutan Lehenga Choli yang berwarna senada dengan pakaian Aman.

"Sudah siap untuk hari ini?", tanya Aman seraya tersenyum tipis pada Sani.

"Iya", jawab Sani malu-malu.

"Kamu gugup?"

"Sedikit!"

"Kalian berangkat duluan.Kami akan menyusul dari belakang", kata Pak Heri menyela percakapan calon suami istri itu.

"Baik pak", jawab Aman lagi.

Setelah sepakat, mereka pun berjalan ke kendaraan masing-masing.Dengan cekatan Pak Yadi membuka pintu mobil untuk kedua calon pengantin, sementara Sahir sudah lebih dulu masuk melalui pintu depan kiri.

Pak Heri nampak berjalan cepat menuju mobilnya bersama Nenek Hanum dan bersiap-siap menuju KUA.

****************

Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, mereka akhirnya tiba di KUA dengan selamat dan tanpa hambatan.Pak Yadi turun lebih dulu untuk membuka pintu, sementara Sahir sudah menunggu mereka di luar.

"Pak penghulu sudah mengirim pesan menanyakan keberadaan kita.Sebaiknya kita masuk sekarang dan menunggu Pak Heri di dalam", kata Sahir

"Baiklah", jawab Aman, lalu beralih memandangi Sani.

"Kamu tidak keberatan jika kita menemui penghulu lebih dulu?"

"Tidak masalah.Lagipula Ayah masih lumayan lama karena singgah di suatu tempat"

"Kalau begitu kita masuk sekarang", perintah Aman.

Sani pun mengangguk setuju dan mengikuti Aman yang berjalan selangkah di depannya bersama Sahir dan Pak Yadi.

Dan disaat mereka berjalan menuju kantor KUA, pandangan orang-orang di sekitarnya mendadak tertuju pada mereka berdua.

Ini pertama kalinya orang-orang melihat sepasang pengantin dengan pakaian mewah datang ke KUA untuk menikah.Bukannya mereka merendahkan pasangan yang menikah di KUA, namun biasanya pengantin dengan pakaian semewah itu akan mengadakan pernikahan di hotel ataupun resor mewah.Terlebih pasangan itu datang dengan mengendarai mobil mewah

Untungnya tak butuh waktu lama mereka menunggu

"Kalian sudah siap?", tanya sang penghulu, Pak Mukadi setibanya di ruang akad.Kali ini wajah beliau nampak berseri-seri.

Pak Mukadi adalah penghulu yang sebelumnya ingin menikahkan Sani dengan mantan calon suaminya.Jadi alasan ia terlihat senang hari ini, karena calon pengantin cantik yang gagal ia nikahkan waktu itu, akan ia nikahkan dengan pria yang jauh lebih tampan dari sang mantan calon.

"Sudah pak!", jawab mereka kompak.

"Kali ini harus langgeng sampai maut memisahkan yah!", Pak Mukadi melirik ke arah Sani dengan tatapan yang begitu dalam maknanya.

"Iya pak!", jawab Sani sambil tersenyum.

"Kalau begitu, kita mulai akadnya"

Mereka segera memulai rangkaian proses ijab kabul.Pak Heri terlihat tak dapat menahan kesedihannya ketika menyerahkan tanggung jawab menikahkan putrinya pada sang penghulu.

Pak Adi dan Sahir yang telah ditunjuk sebagai saksi, nampak serius mengikuti rangkaian demi rangkaian proses ijab kabul Aman dan Sani, hingga tiba saat dimana pak penghulu menanyakan kata sah pada mereka berdua.

Seketika air mata yang sejak tadi berusaha Sani tahan mengalir begitu saja.Tak dapat ia lukiskan perasaan yang ia rasakan kini.

Sementara Aman terlihat begitu tenang dan tak berhenti mengucap rasa syukur dalam hati karena telah berhasil melewatinya dengan lancar tanpa hambatan.

"Sekarang kalian sudah sah sebagai suami istri.Silahkan pakaikan cincin di jari manis suamimu, lalu kecup punggung tangannya, nak Sania", ucap pak Mukadi

Dengan lembut Sani meraih tangan Aman, menyematkan cincin di jari manis pria itu dan mengecup punggung tangannya untuk pertama kali.Seketika ia merasakan debaran aneh di jantungnya, seakan darahnya berdesir memenuhi seluruh rongga di tubuhnya

"Kini giliran nak Aman yang memakaikan cincin dan kecup kening istrimu sebagai tanda awal hubungan kalian sebagai sepasang suami istri yang halal"

Aman meraih tangan Sani.Ia menyematkan cincin pernikahan bermahkota kan berlian ke jari manis gadis yang telah sah menjadi istrinya, lalu dengan lembut ia mengecup keningnya.

Ini pertama kalinya Aman mencium seorang wanita selain Ibu dan Neneknya.Dan hal itu membuat jantungnya berdegup dengan kencang.

Setelahnya mereka melanjutkan sisa rangkaian proses ijab kabul hingga selesai.

****************

"Apa kamu akan langsung ke rumah nak Aman?", tanya sang Nenek pada Sani setelah mereka selesai makan siang bersama di sebuah restoran.

"Iya nek.Semua barang-barang Sani kan sudah ada di sana!"

"Apa mau kami antar?", tanya Pak Heri.

Baru saja Aman ingin mengiyakan, namun Sani sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Ayahnya.

"Tidak usah Yah!Lebih baik Ayah dan Nenek pulang dan beristirahat.Besok Ayah pasti akan sibuk di kantor karena Sani sudah tidak bekerja.Om Gilang juga baru datang tiga hari lagi", Sani mengingatkan

"Kalau begitu kami pulang ya!", pamit sang Nenek sambil memeluk dan mengecup pipi cucunya.

Pak Heri berjalan sebentar ke mobilnya untuk mengambil sebuah tas tenteng lalu memberikannya pada Sani.

"Ini tas yang tadi kamu titip di mobil Ayah"

"Terima kasih yah!"Sani memeluk Ayahnya lalu mengecup pipi beliau

"Ayah baik-baik ya di rumah.Sani akan datang berkunjung ke rumah kalau Aman ada waktu"

"Iya.Hati-hati ya nak.Telepon Ayah kalau ada apa-apa.Nak Aman tolong jaga Sani ya!"

"Tentu Ayah" ,ucap Aman

Sani tak henti melambaikan tangan hingga mobil Ayahnya tak nampak lagi.Air mata di sudut matanya mulai menggenang, namun ia berusaha untuk tidak meneteskannya.

"Kita pulang sekarang?!", ajak Aman yang langsung meraih tangan istrinya.

Sani menggangguk.Keduanya segera masuk ke dalam mobil, dimana Sahir dan Pak Adi sudah menunggu sejak tadi.Mobil mereka melaju menuju gedung perusahaan sekaligus rumah Aman.

****************

Aman baru saja membuka pintu kamarnya yang berada di lantai lima puluh satu gedung miliknya.

Ini pertama kalinya Sani melangkah masuk ke kamar itu.Barang-barangnya yang sebelumnya dibawa oleh Sahir, kini telah disusun dengan rapi di ruang ganti oleh asisten rumah tangga Aman.

Sani langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan begitu mereka memasuki kamar Aman yang lebih cocok disebut apartemen.

Tepat disamping kanan pintu masuk, terdapat dapur yang cukup luas.Dapur itu dilengkapi meja bar, perabot modern dan kitchen set berwarna silver.Di depannya terdapat meja makan panjang yang terbuat dari kaca berwarna hitam dengan jumlah keseluruhan kursinya dua belas buah.

Ada pula ruang tamu tanpa sekat yang juga berfungsi sebagai ruang tengah dan ruang nonton.Sofa besar berwarna coklat gelap nampak mengelilingi ruangan tersebut membentuk huruf U yang mengarah pada sebuah meja dengan TV ukuran 55 inchi bertengger di atasnya.

Tepat di belakang meja TV, terlihat sebuah kamar dan sebuah tangga yang menuju ke lantai dua.Dari tempat gadis itu berdiri, ia bisa melihat balkon lantai dua yang dipenuhi alat fitness, berdampingan dengan dua kamar yang saling berdempetan.

Dinding disepanjang dapur hingga ruang tamu merupakan dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan kota Jakarta yang dipadati gedung pencakar langit, perkantoran dan hotel.

"Kamar utama kita yang ada di belakang meja TV.Yang diatas itu kamar khusus dan ruang laundry", Aman menjelaskan kepada Sani.

"Kamu tidak masalah kan kita langsung tidur sekamar?"

Pertanyaan Aman itu sontak membuat Sani merona.Ia mengerjap-ngerjapkan matanya sambil membuang pandangannya ke arah lain.

Sambil tersenyum tipis khas dirinya, Aman meraih tangan Sani lalu mengajaknya masuk ke dalam kamar mereka yang ternyata sangat luas.Dia menuntunnya menuju ruang ganti, dimana sebagian wardrobe nya telah di isi oleh barang-barang Sani.Bahkan ada beberapa tas, sepatu dan long dress yang setahu Sani bukan miliknya ikut dijejer dengan barang-barangnya.

"Sahir sangat antusias sampai-sampai membeli beberapa barang baru untukmu.Maaf kalau seleranya tidak sesuai dengan seleramu.Aku harap kamu tidak keberatan dan mau memakainya"

"Pfft", Sani berusaha menahan tawanya dengan membekap mulutnya.

Aman yang melihat istrinya berusaha menahan tawa, hanya mengernyitkan sebelah alisnya.

"Ini ide Sahir ya?!"

Menyadari maksud perkataan Sani, Aman justru merasa malu

"Maaf!Harusnya aku yang menyiapkan semua ini untukmu.Aku tidak punya pengalaman dengan wanita sebelumnya, jadi....."

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Sani sudah lebih dulu menyandarkan tubuhnya di dada Aman.Ia melingkarkan tangannya yang kecil ke pinggang suaminya itu.

"Terima kasih karena mau menerimaku dengan tangan terbuka", Sani mempererat pelukannya dan bersandar dengan nyaman.

Aman yang mendapat perlakuan tiba-tiba itu nampak terkejut.Jantungnya kembali berdegup kencang seperti saat ia mengecup kening gadis itu di KUA.Namun ia berusaha untuk tetap tenang sambil menghela nafas dan menggunakan instingnya sebagai seorang pria.

Dengan pelan ia membalas pelukan Sani, lalu membelai rambut belakang istrinya itu dengan lembut.

"Karena kita menikah tanpa saling mengenal satu sama lain, aku ingin kita bisa memulainya dari sekarang.Aku akan menunjukkan diriku yang sebenarnya padamu secara perlahan dan aku harap kamu tidak terkejut "

Sani mengangguk lalu mendongak untuk melihat wajah Aman.Dengan cepat gadis itu berjinjit dan mengecup bibir suaminya.Setelah itu ia kembali menyembunyikan wajahnya di dada Aman sambil tersenyum malu.

Aman yang lagi-lagi mendapat serangan tiba-tiba Sani, nampak tercengang sesaat lalu tersenyum setelahnya, meski dia tetap saja tersenyum setipis rambut!

"Bagaimana kalau kita sholat Dzuhur dulu?Kita belum sempat sholat karena tadi ada di restoran", ajak Aman yang berusaha meredakan debarannya karena Sani masih memeluknya

Sani hanya mengangguk pelan lalu melepaskan pelukannya.Ia terus menunduk, tak berani menatap wajah Aman.Membuat pria itu gemas akan tingkah istrinya yang malu-malu kucing.

'Ternyata dia punya sisi kekanak-kanakan!'

"Kamu ke kamar mandi duluan"

Dengan patuhnya Sani mengikuti perkataan Aman.

Pria itu nampak geleng-geleng kepala sambil memegangi keningnya

'Sepertinya aku yang akan lebih banyak terkejut dengan sikapnya.Ternyata banyak hal yang berbeda dari yang ia tunjukkan padaku beberapa minggu ini '

Episodes
1 Saya ingin melamar anda
2 Baiklah, Ayo menikah!
3 Sama-sama memilki rahasia
4 Pertama kali
5 Awal percintaan
6 Awal hubungan
7 Mengulik rahasia
8 Selamat datang di Yayasan Azrah
9 Perlahan tersingkap
10 Sepenggal kisah masa lalu
11 Kenyataan pahit
12 Segalanya terungkap
13 Cinta yang hadir disaat yang tidak tepat
14 Keraguan di hati Aman
15 Kebenaran yang menyakitkan
16 Ungkapan cintaku
17 Perasaan yang sebenarnya
18 Cintai aku seadanya
19 Satu rahasia lagi
20 Menjelang Operasi
21 Pasca operasi
22 Keberangkatan ke India
23 Pertemuan tak terduga
24 Hadirnya orang di masa lalu
25 Hati yang luluh
26 Rindu yang terpendam
27 Dendam yang masih tertinggal
28 Keadaan yang semakin rumit
29 Insiden di bandara
30 Kekuasaan di atas kekuasaan
31 Sesuatu yang mengejutkan
32 Meluruskan segalanya
33 Dukungan dari keluarga
34 Meninggalkan masa lalu
35 Setia disisimu
36 Satu persatu
37 Keadaan yang memburuk
38 Tiap-tiap harapan
39 Cinta diantara Tuhan dan Manusia
40 Alasan sebenarnya
41 Perundingan
42 Kakak beradik
43 Keluarga adalah....
44 Kekuatan cinta
45 Tanda kesembuhan
46 Kedatangan keluarga Sani
47 Kehadiran seseorang dari masa lalu
48 Batu sandungan
49 Perkenalan keluarga
50 Hadirnya benalu
51 Berusaha iklhas
52 Keputusan akhir
53 Jalan terbaik
54 Calon orang ketiga
55 Akhirnya
56 Keberangkatan ke Pakistan
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Saya ingin melamar anda
2
Baiklah, Ayo menikah!
3
Sama-sama memilki rahasia
4
Pertama kali
5
Awal percintaan
6
Awal hubungan
7
Mengulik rahasia
8
Selamat datang di Yayasan Azrah
9
Perlahan tersingkap
10
Sepenggal kisah masa lalu
11
Kenyataan pahit
12
Segalanya terungkap
13
Cinta yang hadir disaat yang tidak tepat
14
Keraguan di hati Aman
15
Kebenaran yang menyakitkan
16
Ungkapan cintaku
17
Perasaan yang sebenarnya
18
Cintai aku seadanya
19
Satu rahasia lagi
20
Menjelang Operasi
21
Pasca operasi
22
Keberangkatan ke India
23
Pertemuan tak terduga
24
Hadirnya orang di masa lalu
25
Hati yang luluh
26
Rindu yang terpendam
27
Dendam yang masih tertinggal
28
Keadaan yang semakin rumit
29
Insiden di bandara
30
Kekuasaan di atas kekuasaan
31
Sesuatu yang mengejutkan
32
Meluruskan segalanya
33
Dukungan dari keluarga
34
Meninggalkan masa lalu
35
Setia disisimu
36
Satu persatu
37
Keadaan yang memburuk
38
Tiap-tiap harapan
39
Cinta diantara Tuhan dan Manusia
40
Alasan sebenarnya
41
Perundingan
42
Kakak beradik
43
Keluarga adalah....
44
Kekuatan cinta
45
Tanda kesembuhan
46
Kedatangan keluarga Sani
47
Kehadiran seseorang dari masa lalu
48
Batu sandungan
49
Perkenalan keluarga
50
Hadirnya benalu
51
Berusaha iklhas
52
Keputusan akhir
53
Jalan terbaik
54
Calon orang ketiga
55
Akhirnya
56
Keberangkatan ke Pakistan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!