The Four Musketeers

Seorang Rachel Loh yakin ia bakal tidak bisa tidur semalaman. Ia menangkupkan bantal ke wajahnya yang sepertinya masih saja memerah. Mau ditaruh dimana mukanya.

Ia malu luar biasa.

Wajah Mr. Milo yang memandangnya dengan penuh concern alias keprihatinan itu membuatnya salah tingkah. Bukan panas matahari siang yang membuat kulitnya memerah, tetapi jelas karena kehadiran Mr. Milo itu sendiri.

Rachel ingat ketika wajah Mr. Milo mendekat ke arahnya sebagai bentuk rasa perhatian karena kulit wajahnya memerah seperti terbakar. Rachel seperti patung, membatu dan membeku. Ia tak bisa bergerak sama sekali. Di saat yang sama, sepasang matanya berhasil memindai setiap lekuk wajah Mr. Milo.

Garis dagunya yang tegas. Hidungnya yang mancung. Sepasang matanya yang jernih tetapi tajam. Bibirnya ... ya ampun, bibirnya.

Rachel berteriak sekeras-kerasnya. Suaranya terbenam di balik bantal.

Perasaan macam apa ini? Ia sudah akui berkali-kali bahwa ia memang suka sekali dengan Mr. Milo. Biasa lah, perasaan seorang gadis SMA biasa yang masih naksir sini naksir sana. Kapan lagi ada guru baru yang setampan ini.

Tapi kok, rasa sukanya itu makin hari makin menjadi, ya? Pikir Rachel.

Bahkan dalam keadaan yang memalukan seperti ini, wajah Mr. Milo melekat erat di otaknya.

Saat itu, Rachel hanya bisa menggeleng pelan. Saking pelannya, Rachel tak yakin ia sudah berhasil menggerakkan kepalanya.

"Emang gitu Rachel, Sir. Mungkin kekenyangan," kali ini Dwi yang merespon asal.

Walaupun itu merupkan sebuah lelucon yang tidak lucu sama sekali, Mr. Milo tersenyum. "Kalau sakit atau apa, ikut saya ke medical room."

Baru kemudian Rachel bisa sepenuhnya sadar. Ia menggeleng dengan lebih kuat kali ini.

Mr. Milo akhirnya sungguh beranjak dari tempatnya, meninggalkan Rachel yang lemas, serta teman-teman Rachel yang menatapnya dengan pandangan aneh.

"Lo kenapa sih, Rach. Sok idih, ih," protes Sophia.

Tapi saat itu, sungguh Rachel merasa jiwanya tersedot habis. Ia tak bisa kesal dengan teman-temannya, tetapi tak bisa menutupi rasa malu yang sudah terlanjur menguar dari balik tubuhnya.

Setelah kejadian itu, seharian Rachel hampir berhenti berbicara. Sophia risih karena menganggap Rachel berlebihan. Rachel sendiri antara kesal dan berterimakasih dengan Vivian yang dengan genitnya menyapa Mr. Milo dan bersikukuh mengajaknya berbicara. Akibatnya Mr. Milo mendekati mereka hari itu dan membuat Rachel seperti ini. Namun, di sisi yang lain, kejadian memalukan itu membuat Rachel ingat lekuk wajah tampan sang guru.

Ia mungkin sedang meriang sekarang. Malu luar biasa. Kesal. Namun sekaligus berbunga-bunga. Ada kupu-kupu beterbangan di dalam rongga dadanya. Padahal ia terhitung baru melihat Mr. Milo sebanyak tiga kali. Pertama pada saat perkenalan di hall. Kedua saat Mr. Milo mengajar sejarah di kelasnya. Dan terakhir pada saat kejadian memalukan tersebut. Hanya saja, mengapa senyum dan tawa memesona Mr. Milo melekat di otaknya dengan erat seperti ini?

Sosok Mr. Milo masih terlihat muda, tetapi bukan jenis yang bertampang manis apalagi kekanakan. Kemudaannya mewakili energi dan semangat. Seperti ada positivity yang berarak di atas kepala sang guru laki-laki itu. Rachel belum tahu usia Mr. Milo. Tapi mungkin masih di angka duapuluhan. Entah duapuluh lima atau paling banter duapuluh tujuh.

Mendadak Rachel menghitung usianya sendiri dan jarak antara usianya dan umur Mr. Milo. Bila ia sekarang baru saja tujuhbelas tahun, maka bila Mr. Milo duapuluh lima, mereka berjarak delapan tahun. Cukup jauh, tapi masih wajar untuk pasangan, pikir Rachel.

Membayangkan ini wajah Rachel kembali memerah.

Bisa-bisanya ia membayangkan bahwa ia sedang berpacaran dengan seorang guru laki-laki!

Gawai pintar Rachel berbunyi berkali-kali, menunjukkan nada pesan WhatsApp group yang masuk. The Four Musketeers adalah nama WhatsApp group geng ini, merujuk pada sebuah novel klasik dari seorang penulis Prancis bernama Alexandre Dumas berjudul The Three Musketeers atau Les Trois Musquetaires. Itu adalah satu-satunya novel yang mereka baca sampai habis bersamaan di pelajaran bahasa Inggris di awal-awal persahabatan mereka ketika duduk di bangku kelas 9.

Saat itu Sophia bertepuk tangan gembira karena teman-teman satu kelompoknya di kelas berhasil menyelesaikan membaca novel yang menjadi tugas term kedua itu. Bagi dirinya yang memang sudah menggilai buku, bukanlah hal yang sulit untuk membaca. Maka, sebagai bentuk perayaan keberhasilan atas kesuksesan ini, jadilah mereka menamakan geng mereka dengan The Four Musketeers, memelesetkannya dari tokoh the three musketeers di dalam novel.

"Toh, memang tokoh di dalam novel itu ada empat 'kan? D'Artagnan, Athos, Aramis dan Ponthos," ujar Rachel saat itu berbangga hati karena masih hapal nama-nama tokoh utama di dalam novel klasik itu.

Dengan enggan Rachel meraih hape dan membuka pesan dari sahabat-sahabatnya tersebut.

_Vivi_ : "Woy guys. Mr. Maiiiloo masih jombloo ..."

Dwi Jayanti \0/ : "Woy tau dari mane?"

_Vivi_ : "Ak kepoin IGnya."

Dwi Jayanti\0/ : "Ih ih, mau dong."

_Vivi_ : "Don't be lazy darlin. Tinggal search aja sih. Pake nama lengkap. Milo Narendra."

Dwi Jayanti\0/ : "Kok you bisa tau sih mr milo jomblo?"

_Vivi_ : "Just look at the account babe. Isinya fotografi semua."

Dwi Jayanti\0/ : "Kan bisa aja foto gfnya gak dimasukin di ig."

_Vivi_ : "Just trust me. He's damn single!"

Sophie : "Seriously? You guys masih bahas mr milo?"

Dwi Jayanti\0/ : "Duh ... emang ada hal yang lebih menarik dibahas dibanding beliau? We wont talk about any of your favorite books ya."

_Vivi_ : "Lagian yang udah punya pacar mending shhh aja sih."

Dwi Jayanti\0/ : "Nah tuh."

......................................................................

......................................................................

Rachel tidak memberikan respon apapun terhadap percakapan ini. Lagi-lagi nama Mr. Milo disempalkan ke pikirannya.

Dwi Jayanti\0/ : "Eh rachel mana nih?"

Dwi Jayanti\0/ : "Rach ... rach. You ok?"

Sophie : "Eh rach lo knapa maren? Beneran kena panas?"

Dwi Jayanti\0/ : "Heloow. You gak kenal rachel apa gmna soph?"

Dwi Jayanti\0/ : "Gara-gara vivi tuh ..."

_Vivi_ : "Lah, kok ak?"

Dwi Jayanti\0/ : "Kan you yang nyapa terus ngomong sama mr milo pertama kali."

_Vivi_ : "So?"

Dwi Jayanti \0/ : "Didn't you see she was embarrassed?"

_Vivi_ : "Ih iya. Soorryy girl. Tapi kan masak sampe semalu itu."

......................................................................

......................................................................

Dwi Jayanti \0/ : "Rach ... are you there?"

Rachel sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Dwi atau mereson apapun.

Sophie : No waaayy ... are you in love my dear rachel?"

Rachel langsung menekan tombol di gawai pintarnya untuk mematikan layar dan percakapan itu. Ia kembali berbaring dan menutup wajahnya dengan bantal.

Terpopuler

Comments

👣Sandaria🦋

👣Sandaria🦋

oh, untung panggilannya beneran Rachel. soalnya kalau manggil RaHel, sakit gigiku ngucapinnya, Bang😂

2025-04-16

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

of course she's in love with mr. maaaiiiilooooo Narendra.. 😂😂😂

2024-04-28

1

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

yes she is 😅😅😅

2023-12-06

2

lihat semua
Episodes
1 Milo
2 Rachel
3 The Four Musketeers
4 Talulah
5 Uni-National
6 Fallin' in Love
7 Sophia
8 William
9 Rita
10 Foto
11 Silvia
12 Guru
13 Harapan
14 Faculty Room
15 Sejarah
16 Bijak
17 Keluarga
18 Taman
19 Rasa
20 Lorong
21 Novel
22 Toys Shop
23 Kopi
24 Field Trip
25 Tokoh Penting
26 Bookstore
27 Plan
28 Pameran
29 Mental Health
30 French Fries
31 Cinta Monyet
32 Batu
33 Busana
34 Master
35 Joke
36 Mention
37 Play Around
38 Date
39 Mood
40 Journey
41 Teman
42 Eskalator
43 Kath
44 Mengapa?
45 Cermin
46 Beanie
47 In Charge
48 Pasta
49 Chemistry
50 Lesson Plan
51 Changi
52 The Rain Vortex
53 Hong Kong
54 Wong Chuk Hang Road
55 Caramel Macchiato
56 Say Thank You
57 Footbridge
58 Crush on
59 Observation Wheel
60 Hand Strap
61 Barely Legal!
62 Jodoh
63 DSLR
64 Avenue
65 Ekstra
66 Interior Design
67 Display
68 Google Drive
69 Seat
70 Passionate
71 Jealous
72 Chance
73 Warm
74 Complicated
75 Abstain
76 Letter of Recommendation
77 Alibi
78 Swing Jazz
79 Dress
80 Prom Night
81 Anak Sekolah
82 City Lights
83 After Taste
84 Move On
85 Tropenmuseum
86 Video Call
87 Tabik
88 Koffie Huis
89 Remember
90 Patatje Oorlong
91 An Open Book
92 Bakery Shop
93 Top Level
94 Café Balcony
95 Lengkung Takdir
96 Lost Contact
97 Anti Mainstream
98 For the Sake of Memory
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Milo
2
Rachel
3
The Four Musketeers
4
Talulah
5
Uni-National
6
Fallin' in Love
7
Sophia
8
William
9
Rita
10
Foto
11
Silvia
12
Guru
13
Harapan
14
Faculty Room
15
Sejarah
16
Bijak
17
Keluarga
18
Taman
19
Rasa
20
Lorong
21
Novel
22
Toys Shop
23
Kopi
24
Field Trip
25
Tokoh Penting
26
Bookstore
27
Plan
28
Pameran
29
Mental Health
30
French Fries
31
Cinta Monyet
32
Batu
33
Busana
34
Master
35
Joke
36
Mention
37
Play Around
38
Date
39
Mood
40
Journey
41
Teman
42
Eskalator
43
Kath
44
Mengapa?
45
Cermin
46
Beanie
47
In Charge
48
Pasta
49
Chemistry
50
Lesson Plan
51
Changi
52
The Rain Vortex
53
Hong Kong
54
Wong Chuk Hang Road
55
Caramel Macchiato
56
Say Thank You
57
Footbridge
58
Crush on
59
Observation Wheel
60
Hand Strap
61
Barely Legal!
62
Jodoh
63
DSLR
64
Avenue
65
Ekstra
66
Interior Design
67
Display
68
Google Drive
69
Seat
70
Passionate
71
Jealous
72
Chance
73
Warm
74
Complicated
75
Abstain
76
Letter of Recommendation
77
Alibi
78
Swing Jazz
79
Dress
80
Prom Night
81
Anak Sekolah
82
City Lights
83
After Taste
84
Move On
85
Tropenmuseum
86
Video Call
87
Tabik
88
Koffie Huis
89
Remember
90
Patatje Oorlong
91
An Open Book
92
Bakery Shop
93
Top Level
94
Café Balcony
95
Lengkung Takdir
96
Lost Contact
97
Anti Mainstream
98
For the Sake of Memory

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!