Pengantin Pengganti

“Tante!! Tante kenapa?” Sintia terkejut saat melihat Sri pingsan. “Astaghfirullah, Sri!!” Fitri yang tadi memeluk sri ikutan panik.

“Mereka semua membawa Sri keatas sofa. “Tante sadarlah…” Sintia menggosok kaki sri dengan minyak angin. Sri nampak membuka matanya sedikit ia terlihat sangat lemah, air matanya terus-terusan mengalir.

“Assalamu’alaikum… Maaf Pak Tio ya Allah Sri… kamu kenapa?” saat mendengar teriakan Sintia tadi, Ayu dan Alina bergegas menghampiri rumah keluarga Pak Tio. Pintu rumah keluarga tersebut terbuka lebar, sehingga suara mereka terdengar jelas dipagar rumah Ayu dan Alina.

Ayu bergegas menghampiri teman dekatnya itu. “Mbak… aku…” suara Sri terdengar lirih. “Sudah-sudah, kamu yang kuat, ambil hikmahnya dari kejadian ini, Allah mengujimu karna kamu mampu!” Ayu memberi semangat pada Sri. Ia tidak tega melihat teman dekatnya itu bersedih.

Alina hanya menatap dengan iba. Ia juga melihat Evan yang terduduk dilantai sambil memegangi kepalanya. Semua anggota keluarga tersebut sedang dalam keadaan terpuruk, wajah mereka panik, gusar, dan khawatir keputus asaan sangat terasa.

“Mbak Ayu… kami batal menggelar pernikahan Evan” ucap Fitria. Ayu hanya menganggukkan kepalanya, ia mengerti dan kasihan melihat keadaan Sri. Ia terlihat paling terpukul, walau semuanya juga terpukul dengan kejadian ini.

“Assalamu’alaikum.. Ya Allah… pak Tio, saya tadi melihat berita kalau…” Hamdan tidak melanjutkan kalimatnya, tadi ia ingin mencari Ayu, istrinya untuk bertanya perihal berita yang ia lihat, namun dirinya malah melihat anak gadisnya berada dipintu depan rumah Tio.

“Pak Hamdan… “ wajah Tio sangat lusuh. Hamdan mengerti akan situasi ini. “Sabarlah Pak Tio, Allah tidak akan menguji hambanya melewati batas kemampuan Hambanya, saya yakin kamu sekeluarga pasti mampu melewati ujian ini!” ucap Hamdan.

24 tahun tinggal dilingkungan yang sama dengan Tio mereka sudah sangat akrab, apalagi Hamdan adalah Ustadz dilingkungan perumahan tersebut.

“Bantu do’akan aku Hamdan… keluarga benar-benar jatuh sekarang, bantu do’akan kami agar kuat!” jawab pak Tio suaranya melemah, ia tak mampu lagi berkata-kata.

“Iya… aku akan bantu keluargamu semampuku, apapun itu aku akan membantu!” ucap Hamdan, ia mengusap punggung Tio.

“Mbak Ayu… bantu kami… tolong nikahkan Alina dengan Evan..” suara lirih Sri membuat semua mata tertuju padanya, termasuk Evan yang tadi menunduk.

“Mah…” suara Evan sama lirihnya, ia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Mamanya.

“Aku mohon Mbak… anak ku akan menikah besok, aku tidak kuat menanggung semua ini, kami sudah membayarkan semuanya dengan lunas, undangan juga disebar Mbak..” Sri menangis tersedu-sedu, ia tidak mampu mebayangkan bagaimana besok, ketika banyaknya tamu undangan yang akan datang ke gedung tersebut, namun mereka hanya pulang dengan hampa sambil membicarakan keluarga nya. Sri juga akan malu dengan keluarga mereka yang lain.

Lalu juga dengan uang vendor wo dan catering yang sudah dibayarkan, tidak mungkin membatalkan di H-1 seperti ini, uangnya tidak akan kembali.

“Mah… tidak bisa begitu, aku mencintai Laras!” Evan masih bersikeras dengan pendiriannya. “Tapi dia malah meninggalkanmu sekarang Evan! Bagaimana bisa dia meninggalkanmu saat dalam masa sulit seperti ini? Jika dia memang mencintaimu dengan tulus!” Tio menatap istrinya dengan perasaan sedih yang teramat dalam.

“Mama kamu benar Evan, jika dia mencintaimu dia tidak akan meninggalkanmu dan membatalkan pernikahan tanpa mendengarkan penjelasan dari mu!” Tio sudah benar-benar pasrah akan semua masalah yang menimpa keluarganya.

“Sri… aku tidak bisa menerima begitu saja, semua keputusannya ada pada Alina” Ayu menoleh kepada putri semata wayangnya yang berdiri diambang pintu.

Alina yang ditatap semua orang hanya diam. Ia bingung harus apa, Alina memang mengenal Evan sedari kecil. Tapi bisa saja sifatnya berubah saat dewasa. Tapi ia juga kasihan dengan keluarga tersebut.

“Hamdan… bolehkah aku meminta anakmu menjadi istri anakku? Hamdan… hanya kau satu-satunya orang yang paling baik dan kami percayai…” suara Tio lirih memohon kepada Hamdan.

“Pah…” Evan menatap lirih Ayahnya itu. Sintia dan Rangga hanya terdiam mereka hanya berkutat dengan fikiran mereka masing-masing, memikirkan apakah Evan akan cocok dengan Alina. Tapi yang mereka tahu, Alina adalah gadis baik. Ia bahkan lulusan sekolah islam. Bahkan tak seorangpun yang pernah melihat rupa dan bentuk tubuh alina sebenarnya. Yang terlihat hanya matanya dan telapak tangannya.

“Alina…” Sri berusahan duduk, meski tadi badannya lemas. Ia akan berusha meyakinkan Alina untuk mau menerima anaknya. “Alina… tante mohon… kamu sudah mengenal Evan dari kecil bukan, kamu juga sangat kenal dengan keluarga tante… kami tidak akan membuat kamu menderita nak, tante mohon, kamu anak baik… Kamu satu-satunya yang mampu menutupi aib yang akan terjadi jika semuanya tahu pernikahan ini batal sayang...” Sri mendekati Alina dan menggenggam tangan kanan alina dengan kedua tangannya, ia menangis terisak.

“Tante…” Alina masih ragu. Seba jika ia meng- iyakan maka besok dia akan menikah, ia bahkan belum sempat sholat istikharah dan meminta petunjuk.

Fitri menghampiri Sri. Ia merangkul Sri agar kuat berdiri. “Alina… tante memang tidak terlalu mengenal kamu, tapi tante juga menaruh harapan padamu” ucap Fitri dengan tatapan mata sendu.

Alina terpojok, nampaknya semua orang sangat mengharapkan ia untuk berkata 'Ya'. “Aku… aku bersedia tante, jika Abi mengizinkan” jawab Alina pelan.

Hamdan menatap putri semata wayangnya dengan haru, mungkin beginilah Allah mengatur takdir seseorang. "Abi setuju nak, Insyaa Allah ini takdir Allah, kami menerima Evan karena aku tahu dia anak baik seperri dulu" ucap Hamdan.

“Alhamdulillah… “ Sri memeluk Alina, satu beban dalam hidupnya bisa terangkat. Fitri juga nampak tersenyum haru. Ayu menatap dengan sendu pada putrinya. Ia hanya berdo'a semoga ini adalah jalan terbaik untuk putrinya.

Evan nampak putus asa, mungkin karena ia sudah mempunyai gambaran kehidupan akan menikah dengan kekasihnya.

“Al… besok pagi kamu ikut bersama Tante ya… sehabis shubuh kita harus pergi sayang…” Sri melepaskan pelukannya lalu mengelus lembut wajah Alina yang terhalang cadarnya. Sri nampak tersenyum dan lebih baik.

Alina hanya menganggukkan kepala. “Ya sudah mari tante antar kamu pulang, besok kita akan pergi pagi-pagi sekali, kamu harus istirahat” .

“Mbak Ayu… terimakasih, terimakasih, aku akan menyayangi Alina seperti anak ku sendiri” ucap Sri melihat kearah Ayu.

Keluarga Alina pergi dari rumah keluarga Evan. Besok pagi ia akan dipersunting oleh Evan, teman masa kecilnya.

“Al… kamu yakin menikah dengan Evan?” tanya Hamdan kepada putri semata wayangnya. “Alina yakin Abi, mungkin Allah memang sudah merencanakan semua ini” jawab Alina.

“Baiklah, semoga Allah melancarkan niat baik kamu, dan semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada kamu dan calon suamimu! Niat baikmu pasti Allah dengar nak” Hamdan dengan tulus mendo’akan sang putri. Walau ia ragu akan kehidupan pernikahan sang putri, namun ia akan terus mendo'akan yang terbaik.

“Umi seneng, kamu akan menikah sayang, Insyaa Allah Evan adalah orang baik dan akan menjadi imam yang tepat buat kamu! Umi akan selalu mendoakan kalian berdua!” raut wajah Ayu nampak senang. Akhirnya putrinya bisa menikah juga. Apalagi dia menikah dengan Evan, yang memang sudah dikenal oleh Ayu sedari kecil.

Serta yang akan menjadi mertua Alina nanti adalah Sri, temannya yang juga sudah ia kenal puluhan tahun.

Alina hanya menganggukkan kepalanya. Jujur Alina masih sedikit ragu. Apa ia mampu menggantikan posisi kekasih evan tersebut dihatinya. Evan saja nampak masih menolak saat ibunya meminta Alina menikah dengan Evan. Ia takut pernikahan yang diimpikannya hanya sekali seumur hidup dan berjalan layaknya pernikahan Sayyidah Khadijah dan Rasulullah, dimana mereka saling mencintai dan mengasihi, tidak berjalan semestinya karna Evan yang masih dibayangi mantan calon istrinya, Laras.

'Ya Allah, aku pasrahkan diriku menjalani takdirmu, bantu aku menjadi manusia yang lebih bersyukur lagi..." batin Alina.

Terpopuler

Comments

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat ☺️

2024-05-11

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

Sebab

2024-05-11

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

itu salah orang tuanya bukan Laras 😒

2024-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!