PERDEBATAN

"Gavin! siap kan penjagaan lebih ketat untuk Aisyah"

"Sudah!! kau tenang saja. Sekarang Aaron sedang menyambut tuan kalangi." jawab Gavin. Beruntung Alex mempunyai anak buah yang bisa di andalkan.

"Tuan, apa yang terjadi?" tanya Aisyah heran setelah sampai di dalam mobil. Apalagi Alex terus berbicara dengan aneh.

"Tidak ada. Hanya sedikit masalah" Alex meletakkan kepala Aisyah di bahunya.

"Tidurlah lagi, kalau sudah sampai aku akan membangunkan mu" lanjutnya dan mencium Aisyah.

Aisyah tidak bertanya lagi walaupun ia sangat ingin tapi tidak berani. Apalagi dirinya benar-benar masih mengantuk juga.

"Maaf, mungkin setelah ini akan lebih berat. Tapi aku berjanji akan selalu menjaga mu" Alex merasa ia telah jatuh cinta kepada Aisyah sepenuhnya. Terbukti bagaimana dirinya tidak mau kehilangan Aisyah. Alex ingin Aisyah selalu berada di sisi nya.

Terlihatlah mansion tak kalah mewah dari mansion utama. Tapi ini letaknya di tengah-tengah hutan. Tidak akan ada yang tahu tentang mansion ini meskipun itu adalah Daddy nya sendiri. Dan yang mengetahui nya hanya orang-orang tertentu saja.

Alex tidak berani membangun kan Aisyah yang sepertinya sudah tertidur pulas dan Alex langsung mengangkat tubuh Aisyah dan membawanya ke kamar.

"Freya!! jaga Aisyah baik-baik, jangan sampai ada yang lecet sedikit pun walau hanya sehelai rambut saja" ucap Alex dengan datar.

"Sebentar lagi Aaron akan datang, dan jika Nyonya mu bertanya kemana aku pergi, jawab saja aku sedang ada pekerjaan mendadak" lanjutnya.

"Baik tuan." hormat Freya.

Alex segera kembali ke mansion pertama yang pasti Daddy nya sudah sampai sekarang. Bukan apa? tapi Alex sangat membenci Ayahnya karena Ayahnya hanya memikirkan harta saja. Tidak memperdulikan kebahagiaannya sejak dari dulu. Alex sudah seperti boneka saja di buat Daddy nya.

Setelah sampai kekediaman utama, Alex segera bergegas ke dalam di sana. Gavin telah menjadi sasaran utama Daddy nya dan sudah tergeletak di lantai.

"Apa yang kau lakukan kepada anak buah ku?," Alex segera membantu Gavin untuk berdiri kembali. Terlihat bahwa wajah Gavin telah babak belur, membuat Alex menjadi murka dan semakin muak kepada Kalangi.

"Pergilah Gavin, dan obati lukamu" pinta Alex.

"Kenapa datang kekediaman ku? kita tidak ada urusan apapun" ucap Alex dengan sorot mata yang tajam menatap Daddy nya seakan-akan ada sorot kebencian di mata itu.

"Aku ingin mengatakan bahwa ceraikan wanita yang kau pungut itu dan menikahi Carolina dengan segera" jawab Kalangi dengan muka yang tak kala datar dengan putranya. Benar-benar Ayah dan anak.

Tangan Alex sudah mengepal dengan erat. la ingin sekali meninju Ayahnya atau menembaknya dan langsung mati saja. Tapi sayang nya Kalangi adalah Ayahnya.

"Dan sudah ku katakan berapa kali bahwa aku tidak ingin di jodohkan dan aku sudah menikah sekarang"

"Dia tidak berguna untuk mu!! cuma bisa jadi beban untuk mu saja. Lihat Carolina, dia cantik, kaya, dan pintar bela diri, bukan seperti yang sudah kamu nikahi hanya seorang bocah remaja yang baru lulus sekolah."

"Daddy jangan menguji kesabaran ku" kalangi seperti sudah membakar amarah dalam diri Alex dirinya tidak terima bahwa istrinya di hina.

"Walau dia cantik, kaya atau apapun itu, dia tidak akan sama seperti Aisyah ku "lanjutnya.

"Jika bersama Carolina dia bisa melindungi mu. Sedangkan dia apa? " jelas Kalangi bahkan Kalangi saja tidak Sudi mau menyebut istrinya Alex.

"Aku tidak butuh di lindungi karena aku yang akan melindungi nya" balas Alex.

"Aku cuma mau mengatakan bahwa tanggal perjodohan mu dengan Carolina satu bulan lagi" jelas Kalangi.

"Tidak ada yang bisa di banggakan dari Caroline. Dia cuma bisa pandai menggoda orang. Dan aku tidak mau barang bekas."

"Jika kamu melanjutkan perjodohan itu, aku siap jadi musuh mu" setelah mengatakan itu Alex langsung pergi meninggalkan Kalangi dengan keadaan yang emosi.