Andrea duduk di kursi ruang periksa di kantor polisi, saat ini ia sedang memberikan keterangan tentang kejadian yang baru saja dialami orang gadis itu, Di sebelahnya ada Rasya dan juga Rega yang ikut membantu memberi keterangan.
“Saya juga gak tahu Pak, kalau disitu jalan rawan, saya di tinggalin teman-teman saya setelah pulang dari kafe.” kata Andrea mengakhiri keterangannya di hadapan salah satu petugas yang sedang mencatat keterangan dari Andrea dan Rasya itu.
“Ya sudah saya ingatkan sekali lagi yang jangn lewat daerah yang sepi, hari ini kamu selamat belum tentu besok tidak kan.”
“Iya Pak, maaf saya salah dan janji gak akan mengulangi lagi.”balas Andrea dengan penuh rasa menyesal.
‘Ya sudah tunggulah, sebentar lagi orang tuamu datang untuk menjemputmu!’ ucap petugas sebelum akhirnya menutup laptopnya setelah mendapat berbagai data dan keterangan dari Andrea dan dan orang pemuda yang tak sengaja lewat tempat itu.
“Pak kita sudah tidak dibutuhkan lagi kan? saya pulang ya?” tanya Arsya, sejak tadi dirinya sangat gelisah jika saat ia lewat jalanan itu ia tidak mendengar jeritan Andrea yang meminta tolong,mungkin saat ini Rassya sudah berhasil mendapatkan proyek penting om nya,Ya Rassya akan pergi ke suatu tempat dimana seseorang sedang menunggu berkas penting yang ia bawa.Tapi karena harus menolong Andrea ia akhirnya kehilangan kesempatan itu karena client pamannya itu sudah pergi dan akan kembali sekitar empat bulan lagi.
“Silakan, tapi masih tetap wajib lapor ya, karena Anda memukul preman tersebut sampai babak belur.” Balas petugas tersebut.
‘Baiklah Pak, daripada saya harus ditahan juga.”
Andrea menjadi merasa sangat bersalah karena sudah melibatkan orang yang belum diketahui namanya itu.
“Mas, terima kasih ya, sudah menolong saya. an mohon maaf karena sudah bikin repot juga.” uca Andrea dengan kepala menunduk.Membuat Rasya terus menatap Andrea dengan penuh selidik.
“Wajah kamu seperti tidak asing, mirip seseorang.”Balas Rasya.
“Siapa Mas?”
“Kamu seperti…”
“Andrea.. ya ampun.Kamu gak apa-apa?” Tiba-tiba saja suara teriakan ALina membuayarka keduanya dan Rasya tak melanjutkan kata katanya, begitu orang yang dimaksud ada di depan intu.
‘’Lho Sya? kamu ngapain disini?” tanya Alina, saat melihat Rasya yang ternyata adalah teman kuliahnya itu bersama dengan Andrea adiknya.
“Aku yang menolong dia?balas Rasya menunjuk pada Andrea yang ternyata sangat terkejut jika sang kakak kenal dengan pria yang menolongnya.
“ Oh jadi kamu pria itu, terimakasih ya Sya, sudah menolong ANdrea dikku. Jika tidak ada kamu entah bagaimana sekarang nasibnya.”
“Kebetulan saja aku lewat, an ternyata dia adikmu/ aku tak menyangka kamu punya adik semanis dia,ALin?’ Ucap Rasya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Andrea yang sudah memerah merona pipinya.
“Owh.. itu.” balas Alin dengan gugup.
‘Sudahlah, tadi aku nebak-nebak mukanya mirip kamu baru aku mau bilang ternyata kamu sudah muncul duluan.Kamu kesini naik apa ALin?”
“Taksi.” Balasnya.
“Ya sudah ayo aku antar pulang juga adikmu.”
ALina mengangguk, kemudian ia menuntut Andrea dan akhirnya mereka pulang bersama dengan diantar Rasya.Rega sendiri sudah pulang sejak tadi karena ada hal yang harus diurus.
***
Waktu terus berlalu,
“Andrea!!!” Teriak seorang pria tampan berdiri di samping mobil dengan melambaikan tangan pada seorang gadis berseragam putih abu-abu itu.Merasa di panggil ANdrea langsung menoleh senyumnya merekah ketika melihat pria yang menjadi pahlawannya itu datang ke sekolah untuk menemuinya.
‘Mas Rasya ngapain kesini?” tanya ANdrea setelah menghampiri pemuda itu.
“Mau jemput bidadari lah, ayo masuk!”Balas Rasya yang langsung membuka pintu depan mobilnya agar sang gadis segera masuk kedalam.
Tanpa banyak berpikir, Andrea langsung masuk ke dalam mobil.Setelah memastikan keduanya memakai sabuk pengaman, dengan benar,Rasya segera melajukan mobilnya menembus jalanan ibukota dimana kemacetan sudah menjadi makanan sehari-hari.Rasya melajukan mobilnya ke arah luar kota membuat Adrea mengernyitkan dahi, merasa aneh.
“Lho Mas, kita mau kemana?” tanya Andrea,
“Puncak.’ Jawab Rasya dengan enteng.
“Puncak??? Yang benar Mas, aku gak ada persiapan dan ini bagaimana dengan orang tua dan ka ALina? bisa marah mereka?” uca[ Andrea yang mulai panik sebab dirinya belum pamitan pada orang tuanya.
Rasya yang sedang menyetir hanya tertawa lebar melihat kepanikan gadis berseragam putih abu-abu itu, baginya melihat wajah cemas Andrea itu adalah hiburan tersendiri untuk Rasya dikala penat.Apalagi saat Omnya masih mode ngambek gara-gara proyek yang lepas dari tangan beberapa minggu yang lalu itu.
“Biasa Aja kali wajahnya gak usah di tekuk gitu.”Goda Rasya sambil mengacak kepala Andrea hingga rambutnya menjadi berantakan.
“Gimana mau biasa Mas, aku tuh kapook tahu pergi tanpa bilang orang tua kaya dulu.”
“Ha…ha…ha.. nakal ya kamu An?”
“Gak ya, aku gak nakal.”
“Kalau nakal sama Mas Rasya mau gak?”
Andrea menautkan kedua alisnya,”Maksudnya?
Rasya menepikan mobilnya di tempat yang sedikit sepi.Lalu menatap Andrea lekat-lekat, membuat jantung gadis itu berdetak tidak karuan.
Perlahan Rasya mengusap kedua pipi Andrea yang mulai bersemu merah,apalagi saat Rasya mulai mencondongkan wajahnya dan mulai mendekat pada dirinya.
Bahkan Andrea mulai bisa merasakan hembusan nafas yang beraromakan mint itu.
Terbawa suasana Andrea perlahan memejamkan matanya menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
1…2…3…4
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aurora
andrea sudah berharap
2024-06-08
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
tak terjadi apa-apa.. 😂😍
2024-03-09
0
betriz mom
jangan jangan Andrea yang lebih dulu di cintai Rassya nih 🤗😘
2024-03-01
0