EPISODE 4

"Em Raina, aku ada urusan sebentar, kau bisa ikut mereka dulu. Tidak apa-apa ya?" tanya Marvel sambil menunjuk ke arah para lelaki yang berpakaian hitam.

"Itu? Serem banget!" Spontan mengatakan itu Raina langsung membekap mulut nya sendiri.

"Bukan gitu, aduh maksudku tuh ya gitu deh," ucap Raina salah tingkah.

"Haha, tidak perlu takut Raina , jika mereka menyentuhmu atau berbuat tidak baik pada mu aku akan memberi nya pelajaran."

Marvel tertawa lepas.

Seorang Marvel Jonathan Arkanius tertawa lepas hanya karena Raina Crystal Alvania.

Orang yang ada di sana mematung dengan mulut yang menganga karena mereka baru pertama kali melihat Marvel tertawa lepas seperti itu dan sempet merinding karena mendengar kata hukuman. Kalau Marvel udah ngasih hukuman, nyawa mereka bahkan bisa menjadi taruhan.

"Ya sudah, aku pergi dulu ya! Sampai nanti."

Cup!

"Hah? Apa itu barusan? Marvel mengecup keningku? Apa ini mimpi?" batin Raina.

Raina masih membeku di tempatnya dengan rona merah yang menghiasi wajahnya. Siapa yang tidak baper digitukan oleh Marvel? Sampai ada satu pengawal datang dan berkata, "Mari Nona, saya antar."

Raina dilakukan bak tuan puteri di sebuah kerajaan.

"Terima kasih!" ujar Raina tulus dari hatinya.

Di Penthouse..

"Maaf Tuan-Tuan ini di mana ya?" tanya Raina dengan sopan.

"Maaf Nona, ini di penthouse milik Tuan,mari saya antarkan ke dalam," ujar salah satu dari pengawal itu dengan hormat dan tak kalah sopan nya.

Raina POV..

"Wow sebenarnya aku sangat speechless , aku ingin tahu sebenarnya seberapa hebat dan kayanya Marvel ini sampai bisa punya mansion, penthouse di mana-mana. Saat masuk aku melihat jejeran pelayan yang menunduk hormat, aku spontan berkata,

"Eh kalian gak pegel apa nunduk gitu? Lagian kenapa harus nunduk di sini gak ada siapa-siapa tuh?"

"Ma.. Maaf nona, ini adalah bentuk hormat kami kepada nona, mari nona saya antar ke kamar Anda dan kami akan menyiapkan makanan untuk Anda," kata salah satu pelayan.

Aku pun masuk ke salah satu kamar yang ditunjukkan oleh pelayan itu.

"Wow," , satu kata yang mendeskripsikan apa yang aku lihat. Kamar yang sungguh megah.

"Gila, ini pasti mahal banget!" teriak Raina dalam hatinya.

"Nona, mari saya antarkan untuk berganti pakaian dan makan siang."

"Hah? Em tapi.."

"Ayo nona, ini perintah dari Tuan."

"Baiklah , terima kasih Nona," ujar Raina.

"Jangan panggil saya begitu Nona, hanya Anda lah yang pantas, panggil saja saya pelayan, bibi ,atau yang lainnya."

"Aku panggil namamu saja ya? Siapa nama mu?" tanya Raina.

"Maaf nona, mari saya antar."

"Aku tidak salah lihatkan? Aku hanya bertanya namanya saja dia sudah gemeter dan terlihat ketakutan. Memangnya apa yang aku lakukan?" batin Raina.

Marvel POV..

"BAGAIMANA BISA KALIAN KEBOBOLAN HAH! POKOKNYA SAYA TIDAK MAU TAHU CARI SAMPAI DAPAT DATA ITU KEMBALI DALAM 1 HARI KALAU TIDAK HABIS KALIAN DI TANGAN SAYA!" teriak Marvel.

"Reinald! Cepat cari siapa yang berani-beraninya berurusan dengan seorang Marvel! Sepertinya dia belum mengetahui siapa aku," ujar Marvel murka.

"Baik Tuan, hamba permisi."

Sungguh sebenarnya Reinald sangat takut melihat Tuannya seperti itu.

Ralat bukan hanya Reinald tapi semua yang ada di sana sudah ketakutan.

"Bagaimana aku punya pengawal yang bodoh seperti ini!" geram Marvel.

Rasanya jiwa membunuhnya meluap. Ia ingin segera melampiaskan amarahnya.

Kalau Marvel sudah emosi dan rasa membunuhnya mau meluap kayak gitu biasanya dia tidak akan bisa nahan. Ia butuh melampiaskan semuanya.

Tapi.. Dia teringat dengan Raina. Ia teringat senyuman Raina.

Seperti mantra yang ajaib, Marvel malah tersenyum dan melupakan jiwa membunuhnya yang meluap.

Sekarang perlu kita ketahui..

Obat dari kekejaman Marvel Jonathan Arkanius adalah RAINA CRYSTAL ALVANIA.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***