Di dalam kelas, semua Mahasiswi ramai membicarakan akan kedatangan Mahasiswa baru. Dikabarkan bahwa Mahasiswa baru itu bernama Dika.
Tak lama kemudian Dika pun datang bersama Ibu Dina, Dosen terbaik yang mengajar Akuntansi. Ibu Dina memperkenalkan Dika kepada seluruh Mahasiswanya dan setelah itu menyuruh Dika untuk duduk di bangku depan.
Dika laki-laki tampan yang memiliki paras yang sempurna, wajahnya yang hitam manis, hidungnya yang mancung, badannya yang tinggi, memiliki senyum yang manis dan ramah kepada semua orang. Gadis mana yang tidak terpesona kepada Dika.
“Haii kenalin aku Widia,” kata Widia sambil mengulurkan tangan kepada Dika dan langsung duduk disebelahnya Dika.
“Hai,” jawab Dika singkat lalu berjabat tangan dengan Widia.
"Ehm bolehkan kalo aku duduk disebelah kamu?” tanya Widia kepada Dika.
“Silahkan aja, gak ada yang larang kok,” kata Dika.
Widia adalah gadis cantik, memiliki warna kulit yang putih, bola mata cokelat, tinggi badan yang sempurna, selalu rapi dan wangi semuanya suka pada Widia.
"Ciee langsung deket aja deh,” ledek Ruri salah satu teman Widia.
“Kenalin aku Ruri,” berjabat tangan dengan Dika.
“Ia hai...” berjabat tangan dengan Ruri, tetapi sambil melihat ke arah Ocha dan juga Elsa.
“Cha.. Cha dia liatin kita tau gak sih, ganteng banget,” sambil menarik naik ujung baju nya Ocha.
“Ia aku juga tau kali dia liat ke arah sini, udah deh biarin aja kamu gak usah salah tingkah gitu bisa gak?” ucap Ocha sambil membenarkan baju yang ditarik oleh Elsa tadi.
Waktu istirahat pun tiba, semua yang ada dikelas berhamburan keluar. Ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ada yang nongkrong dan banyak lagi, semuanya terlihat bahagia.
“Aku seneng banget tau liat Dika, rasanya adem banget liat dia,” ujar Elsa.
“Kalo mau adem masuk kulkas aja sana!” jawab ocha sambil ketawa.
“Ih Ocha bisanya kamu cuma ledekin aku aja deh, aku serius kamu tuh kenapa sih kayaknya anti banget sama dia,” kata Elsa.
“Bukan anti Elsa, aku lagi fokus aja sama kuliahku,” Kata Ocha.
“Liat aja suatu saat nanti kamu bakalan suka sama dia, percaya deh sama aku!” tegas Elsa.
“Kayak tukang ramal aja ngeramal-ngeramal aku, gak ada yah Elsa!” kata Ocha.
Elsa nekat mendo'akan Ocha seperti itu, hanya karena Ocha mengabaikan curhatannya Elsa. Memang Elsa ini sahabat yang kurang kerjaan karena suka nya hanya meledek, tetapi dengan itu Ocha tidak pernah marah dengan perkataan Elsa, malah Ocha semakin nyaman berada di dekat Elsa.
Tiba-tiba Dika datang ke arah meja kantin Ocha dan juga Elsa karena sengaja memang sedari tadi di kelas, Dika melihat ocha dan Elsa entah ada apa.
“Aku boleh gabung kan?” kata Dika kepada Ocha dan Elsa.
Ocha dan Elsa saling bertatapan aneh melihat tingkah Dika, padahal sedari tadi Dika hanya duduk bersama Widia di kelas. Kenapa tiba-tiba pas di kantin dia menghampiri Ocha dan juga Elsa.
“Ehm silahkan aja!” jawab Ocha kepada Dika.
Lalu tak lama Dika pun langsung duduk disebelah Ocha.
“Kalian pasti udah tau nama aku kan, jadi aku gak usah kenalan lagi. Sekarang aku mau tau nama kalian berdua!” Kata Dika tanpa basa-basi.
“Aku Elsa,” Kata Elsa.
“ Ocha,” kata Ocha.
“Di kelas aku belum mempunyai kelompok untuk membuat Karya Ilmiah, aku bisa kan masuk kelompok kalian? Kata ibu sinta kalian hanya berdua. Jadi aku masih bisa masuk kan?” kata Dika Menjelaskan.
“Oh jadi kamu itu ngeliat kita dari tadi di kelas cuma mau tanya itu aja?” Elsa kesal dengan pernyataan dari Dika.
“Iya aku cuma mau tanya itu, soalnya kelompok Ruri sama Widia udah penuh. Gimana boleh kan?” kata Dika.
“Ehm, boleh ko kalo kamu mau masuk ke kelompok ini, cuma Karya Ilmiah kami udah selesai tinggal Revisi aja dan lengkapin semuanya jadi kayaknya kita gak butuh anggota baru lagi deh,” jawab Ocha kepada Dika.
Dika pun tak masalah jika tidak mempunyai kelompok, akan tetapi dia tidak akan mempunyai nilai dimata kuliah Ibu Sinta.
Tetapi Dika tetap keukeuh ingin masuk kedalam kelompok Ocha dan juga Elsa. Entah apa alasannya yang jelas itu adalah tekad Dika dari awal setelah Ibu Sinta memberi tahukan nama Ocha dan juga Elsa.
“Oke gini aja gimana kalo kita kerja sama. Karya Ilmiah kalian kan tinggal Revisi, gimana kalo aku yang Revisi dan selesaikan Karya Ilmiah nya?” paksa Dika kepada Ocha dan Elsa.
“Oke, sebelum itu kamu harus pelajari semua isi dalam Karya Ilmiah itu dan melakukan Revisinya bareng-bareng.” Kata Ocha.
Sore harinya Ocha pun pulang seperti biasa naik angkutan umum, tetapi dijalan tiba-tiba angkot yang ditumpangi oleh Ocha mogok. Para penumpang pun kebingungan bagaimana mereka pulang padahal itu adalah angkot terakhir.
“Gimana ini, papah kan pulangnya besok, masih jauh lagi rumahnya, apa aku telpon Elsa aja ya. Eh enggak deh aku gak mau Elsa balik lagi terus nganterin aku pulang,” kelutus Ocha.
Ocha pun kebingungan bagaimana caranya ia pulang padahal jarak rumahnya pun masih jauh dari kata dekat, lalu tiba-tiba Dika datang lalu berhenti tepat di depan Ocha.
“Kenapa Cha? Angkotnya mogok ya, barengan aja yuk pulangnya, kita searah kok...” ajak Dika kepada Ocha.
“Gak usah makasih, aku gak mau ngerepotin kamu, kamu duluan aja!” kata Ocha.
“Udahlah kamu mau naik apa pulang? Mending bareng aja. Tenang aku gak akan tagih uang dari kamu kok,” kata Dika.
“Bukan gitu Dika,” kata Ocha.
“ Udah naik cepet!” suruh Dika.
Lalu Ocha pun dengan terpaksa naik motornya Dika dan Ocha pun diantar pulang Dika.
“Kamu tiap hari naik angkot Cha?” tanya Dika.
“Ialah mau naik apalagi kalo gak angkot...” jawab Ocha.
“Rumah kamu dimana Cha? Masih jauh dari sini?” tanya Dika.
“Aku gak pulang ke rumah, aku langsung kerja. Tolong kamu anterin aku aja ke tempat kerja!” kata Ocha.
“Apa, kerja?” kata Dika kaget.
Dika tidak menyangka masih ada orang yang semangat bekerja padahal baru aja pulang kuliah.
“Kamu gak cape apa Cha, pulang kuliah langsung kerja?” tanya Dika kepada Ocha yang sedari tadi Ocha hanya menjawab pertanyaannya saja.
“Cape? Cape itu hanya untuk orang yang gak punya masa depan itu baru cape. Kamu emangnya gak kerja?” tanya Ocha.
"Aku masih cari kerjaan ko Cha” kata Dika.
Perbincangan mereka pun berakhir setelah sampai di Restaurant tempat Ocha bekerja. Dengan salutnya Dika kepada Ocha, sampai Dika masih berada di tempat dan enggan untuk pergi dari tempat itu sambil melihat-lihat sekeliling Restaurant itu.
Melihat tingkah aneh Dika, Ocha pun menepuk pundak Dika dan menyadarkan Dika dari lamunanya, sehingga membuat Dika tersadar. Akhirnya Dika pun pamit pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
semangattttt kakkkk😍😍
tinggalin jejak jg di Novelku yaa ASIYAH AKHIR ZAMAN 🥰
2021-09-22
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like dan jejak lagi kak
semangat terusss
2020-12-09
1
Caramelatte
semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"
2020-11-28
0