Alora dan Feyla kini sudah tiba di ruang makan disana terlihat semua orang di meja makan melihat ke arah nya dengan tatapan terkejut, mungkin mereka semua pikir Alora tidak akan mau makan bersama dengan keluarga nya, bahkan Avalin yang ada disana pun kaget.
"Alora!" kaget Avalin.
"Boleh Alora ikut bergabung?" tanya Alora dengan nada ramah nya.
"Bukanya kamu tidak suka makan bersama kami?" tanya seorang wanita paruh baya berguna hijau tua, wanita itu adalah Ibu kandung Aelia yang bernama Fellora Levander.
"Itu dulu sih, maaf kalau dulu Alora seperti itu," ucap Alora ramah dia berusaha sabar karna dia tau kalau tokoh Fellora dan Aelia itu sangat baik sedangkan Henry dia agak galak dan tegas dengan Alora.
"Baiklah," balas Fellora.
"Alora! Kamu sudah baikan?" tanya Aelia ramah.
"Iya." Alora segera bergabung di meja makan, Alora duduk di kursi samping Avalin, terlihat Avalin sangat senang putrinya datang mau makan bersama dengan nya dan yang lain nya.
"Maaf karena ulah ku, kamu jadi terluka," ucap Aelia si gadis cantik itu dengan tatapan sedih.
'Ini anak bego atau pura pura bego? Udah jelas kalau aku yang jahat tapi dia yang minta maaf,' batin Alora heran.
Alora menghela nafas panjang dia tidak boleh terlihat jahat dia harus tobat, dia juga harus minta maaf sekarang kepada Aelia atas perbuatan nya yang mau mendorong Aelia.
"Aku yang minta maaf, ini semua salah ku, kamu tidak perlu minta maaf," balas Alora dengan nada santai.
Terlihat semua orang di meja makan sangat kaget dengan sikap Alora barusan yang sangat berbeda dari biasa nya, bahkan pria paruh bayah itu juga sangat kaget, pria paruh baya itu adalah Henry, ayah kandung Alora dan Aelia.
"Seperti nya ada yang aneh dengan mu?" ucap Aelia kebingungan namun dia langsung menggeleng cepat,"lupakan saja ucapanku tadi Alora," ucap Aelia panik.
"Aelia kamu tidak perlu minta maaf pada Alora dia jahat kepadamu kan, lihatlah dia sudah mengakui perbuatan nya," ujar Henry dengan nada tegas.
"Baik Ayah."
"Alora karena kamu sudah membuat saudaramu dalam bahaya, kamu ayah hukum rawat taman belakang mansion selama tiga bulan," ucap Henry dengan nada tegas.
"Hadeh. Permintaan maaf saya masih kurang cukup? Lagi pula yang kena bahaya saya sendiri," saut Alora santai dia merasa ogah saja di hukum karna yang celaka juga dia sendiri dan dia juga sudah minta maaf kepada Aelia.
"Jangan membantah Alora! Kerjakan saja hukuman yang saya berikan atau kamu pergi dari sini," tegas Henry mengancam Alora.
"Ok. Gampang, tidak usah main usir doang, saya belum ada persiapan untuk pergi dari sini," saut Alora pasrah.
"Avalin! Kamu masih saja tidak becus mendidik Putri mu?!" marah Henry dengan nada membentak kepada Avalin.
"Tidak perlu memarahi Ibu saya, saya akan melakukan hukuman nya, berani Ayah memarahi Ibu saya, saya akan bakar taman itu," marah Alora dengan tatapan dingin nya, walau Alora tidak bentak bentak, cara marah nya saat ini jauh lebih seram.
"Kamu mengancam saya?" tanya Henry tidak terima di ancam oleh Putri nya sendiri.
"Tidak mengancam. hanya sebuah peringatan saja, Ayah tau kan saya tidak suka main main dengan ucapan saya?" ujar Alora ditutup dengan tawa kecil.
............
Setelah selesai sarapan Alora langsung di suruh pergi ke taman belakang mansion bersama dengan Feyla pelayan setia nya, terlihat Alora sangat ogah ogahan menyirami dan membersihkan taman yang seluas lapangan itu.
"Sial! Bagaimana bisa aku memberikan taman seluas lapangan bola ini? Memang gila Ayah!" heran Alora sambil menyirami bunga bunga di taman itu.
Sebenarnya Feyla dan Avalin mau membantu nya namun dilarang oleh Henry karna hukuman ini hanya untuk Alora yang lakukan bukan mereka, kalau di bantu berarti Alora gagal menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh Henry.
"SEMANGAT NONA ALORA!!" teriak Feyla di tepi taman tapi suara teriakan nya sangat kencang sampai membuat gendang telinga Alora sakit.
"FEYLA KAMU PUNYA KOREK API?" teriak Alora bertanya dari kejauhan.
"ADA NONA! MAU DIBUAT APA?" tanya Feyla dari kejauhan lagi dia harus pakai suara sekencang toak.
"MEMBAKAR TAMAN INI!!" jawab Alora dengan nada kencang dan seketika langsung Feyla berbalik badan membelakangi taman.
"YA!! SHIBAL!!" teriak Alora mengumpat menggunakan bahan asing yang terdengar di telinga Feyla seperti bahasa alien.
Alora harus segera membersihkan taman tidak terawat itu, Alora juga harus menyirami semua bunga dan memotong rumput yang tinggi, untung saja dia tadi tidak pakai gaun panjang pasti dia akan kesusahan sendiri, saat ini Alora juga tidak pakai sepatu dia berjalan dari tadi tanpa alas kaki.
"Aaaggh!! Sial di sini ada danau kan? Bagus habis ini aku akan coba bunuh diri disitu," monolog Alora ngasal dia sedang bad mood saat ini.
.....
Setelah beberapa jam dia memberikan taman akhir nya dia bisa selesai membersihkan seluruh taman dengan sangat cepat dan menyirami semua bunga disana, dia juga tidak lupa memotong semua rumput panjang sampai kini sore hari sudah tiba.
"Waahh!! Nona sangat hebat bisa membersihkan semua ini seorang diri," kagum Feyla karena dia pikir pasti Alora tidak akan mau melakukan hal kotor seperti ini, tapi ternyata dia salah.
Feyla berjalan menghampiri Alora yang sedang duduk di bangku taman, Alora mengusap keringat nya yang bercucuran tidak lupa dia juga mecepol asal rambut nya biar tidak kotor.
"Saya kira Nona Alora tidak akan mau membersihkan taman kotor ini," ucap Feyla kagum.
"Sejujurnya saya sangat malas, tapi dari pada Ibu kena marah oleh tua bangka itu, jadi lebih baik saya kerjakan saja," jawab Alora santai di tutup tawa kecil nya dia sangat benci tokoh Henry saat ini.
"Nona tidak boleh berkata kasar seperti itu, dia kan Ayah kandung Nona Alora," tegur Feyla yang kini berdiri di samping Alora.
Alora yang mendengar itu tertawa kecil, dari kecil Alora sama sekali tidak merasakan kasih sayang dari seorang Ayah, jadi tidak perlu dianggap pria itu adalah Ayah yang pantas untuk nya.
"Lupakan ucapan saya tadi," saut Alora.
Alora segera bangkit berjalan ke dekat danau besar yang berada di belakang taman, Feyla pun mengikuti Alora dari belakang sambil membawa sepatu Alora.
"Danau ini sangat indah," kagum Alora melihat danau luas yang indah itu, namun agak terkesan horor danau itu karena air nya berwarna hijau pekat.
"Benar Nona, tapi sayang Danau ini tidak terawat lagi jadi banyak daunan kering di dalam nya membuat air Danau berusaha hijau tua pekat, bau nya juga kurang enak," ucap Feyla sambil menatap ke bawah Danau.
"Kenapa tidak terawat lagi?" tanya Alora.
"Saya kurang tahu tapi Tuan Henry melarang siapapun ke taman belakang mansion dan Danau ini sejak lama," jawab Feyla.
"Sayang sekali tidak dirawat lagi, Padahal tempat ini sangat bagus untuk bunuh diri kan?" tanya Alora ditutup senyuman licik nya.
"Nona Alora tidak berpikir mau bunuh diri kan?" tanya Feyla penasaran.
"Sepertinya tempat ini cocok untuk saya bunuh diri selanjutnya hahaha!!"
"TOLONG!! NONA ALORA MAU BUNUH DIRI LAGI!!!"
......
-----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ivan Fadilah Fadilah
haa/Smile/
2024-01-02
0
Sulati Cus
hbs bundir terus menjadi penghuni tercantik di danau ngalahin tante kunti😂
2023-12-11
1
Wanda Wanda i
masih kurang sreg SM MC nya sifatnya masih plin plan
2023-12-07
2