Setelah beberapa saat dia menghubungi teman-temannya.hingga teman-temannya datang dan membawa satu orang lagi yang masih belum sadar.
pria itu langsung pergi begitu saja meninggalkan ke tiga anak itu tanpa mengucapkan terima kasih pada mereka.
"orangnya serem ga bang?"ucap Utari saat melihat pria paruh baya tadi terdengar dari suaranya.
"mana ku tahu gelap begini"jawab attar
"lagian sereman mana sama hantu di dalam rumah ini"tanya Attar.
"Abang ih apaan sih nakut-nakutin aja"Utari mendekat ke attala dan memegang tangannya erat.
Attar tersenyum melihat adiknya ketakutan,rumah itu memang gelap tanpa lampu hanya lampu dari jalan yang masuk lewat jendela.
"ga ada hantu di rumah ini tuh,hantu nya takut sama kamu"ucap attala terkekeh.
...----------------...
siang ini mereka bertiga pulang lebih cepat karena para guru sedang rapat.
"mau beli makanan dulu ga atau nanti balik lagi"tanya attala pada dua adiknya.
"pulang ajalah masih jam sepuluh"ucap Attar.
"mas beli itu dong"Utari menunjuk pedagang cilok di depanya.
attala pun mengikuti adiknya itu yang berjalan mendekati gerobak tukang cilok.
"bang goceng ya dua"ucap attala.
"kamu pedes ga tar?"tanya attala.
"aku ga mau"jawab Attar.
"ya udah deh bang satu aja"ucap attala.
dia tau sebenernya attar menyukai cilok namun karena menurut Attar 'uang ibu lama kelamaan akan habis jika kita boros', jadi mereka hanya menuruti Utari saja namun masih batas wajar.
mereka berdua selama ini belum bekerja mencari barang bekas lagi karena mereka tidak bisa meninggalkan Utari di rumah kosong tersebut,namun jika membawa Utari ikut serta, mereka tidak mau Utari kecapekan.
mereka pun berjalan pulang,pulang ke rumah kosong.namun mata mereka melihat tas-tasnya tergeletak di depan gerbang rumah tersebut dan gerbang yang berkarat itu tergembok.
"tas kita"Attar,attala dan Utari berlari ke arah dimana tas nya tergeletak.attala melihat ke gerbang tanganya meraba ke gembok yang terkunci.
sedangkan Attar melipat selimut nya dan memasukkan nya ke tas.
"di gembok kita ga bisa tinggal disini lagi"ucap attala.
"terus kemana lagi?"tanya Attar.
Utari mengusap wajahnya yang basah karena airmata, airmatanya mengalir begitu saja.
sedangkan di sebrang jalan seorang pria paruh baya dengan memakai rompi tukang parkir memperhatikan mereka.
pria itu adalah pria yang di tolongnya saat malam pengeroyokan itu,dan pria yang selama ini memperhatikan anak-anak itu dari jauh beberapa Minggu terakhir.
Dia melihat ke arah tiga anak yang sedang bingung dengan barang-barangnya dan satu anak lagi matanya mengedar mencari tempat.
"ayo"attala mengambil pegangan tas dan berjalan bersisian dengan Attar.
"hei kalian"panggil seorang pria yang berdiri di hadapannya.
ke tiga anak itu tidak mengetahui bahwa pria di depanya adalah pria yang yang telah di tolongnya.
Utari meringsut ke tubuh Attar.
"kalian mau kemana?"tanya nya.
"mau pergi pak,ada apa?tanya attala.
"ikut bapak"ucapnya pria itu membalikan tubuhnya dan berjalan ke arah lahan kosong yang ada kursi papan dan batang pohon yang di jadikan pria paruh baya itu tempat duduk.
"kalian ingat siapa saya"tanya pria paruh baya itu,ke tiga anak itu menggelengkan kepalanya polos.
"saya orang yang kalian tolong malam itu"ucapnya membuat attala dan Attar melihat wajah pria tersebut.
karena rumah gelap tanpa cahaya membuat mereka tidak mengenali orang yang ia tolong.
"bapak kerja jadi tukang parkir di depan"ucap pria itu menunjuk barisan ruko di sebrang jalan sana.
"kenalkan nama bapak yudo,kalian kenapa tinggal di rumah kosong itu?kenalkan nama kalian dulu"tanya pria itu.
"namaku attala,dan ini adik pertama ku Attar dan dia adik bungsu ku Utari,kami kembar.
kami dari dusun lalu kampung kami di gusur dan ibu membawa kami ke kota untuk bertemu ayah kami,tapi ayah kami sudah mempunyai keluarga jadi kami tidak jadi untuk bertemu ayah kami,kami berempat tinggal di kelurahan di belakang dekat lapak beberapa Minggu yang lalu ibu kami meninggal dan kami di usir dari Kontrakan"ucap attala.bapak yudo mengangguk paham dia juga tau kelurahan di belakang.
"kalian tidak mencari kontrakan?"tanya bapak yudo.
"kami memiliki uang untuk membayar kontrakan, pemilik kontrakan yang lama mengembalikan uang kami,namun kontrakan baru untuk tempat tinggal kami tidak ada yang mau menerima kami"ucap Attar.
"tinggallah bersama bapak"ucap pak yudo.triplets itu saling pandang.
"rumah bapak di belakang bangunan-bangunan itu"ucapnya.
...****************...
setelah membujuk ke tiga anak itu akhirnya mereka mau ikut bersama bapak itu.
rumah pribadi sederhana bukan kontrakan ada tiga kamar dan ruang tamu dan ruang makan kamar mandi dan dapur ada halaman juga.
"kalian bisa tidur disini kalo kamu bisa menempati kamar itu juga kosong bapak tinggal sendiri"ucap pak yudo
"terima kasih pak"ucap Attar dan attala pada pak yudo.sedangkan Utari hanya diam.
"bilang makasih sama bapak"bisik attala pada adiknya.pak yudo tersenyum tipis.harinya akan di mulai dengan keberadaan anak itu selama ini dia kesepian jika pulang ke rumah.
"sudahlah,bapak mau kembali kerja di depan kalian sudah makan siang?"tanya pak yudo.
"nanti kami ke warteg pak"pak yudo mengangguk memang di rumahnya tidak ada makanan.
...----------------...
Setiap pulang sekolah Attar dan attala selalu membersihkan rumah.mereka bertiga akan memasak untuk makan bersama dengan pak yudo,Attar dan attala memang pandai memasak sedangkan Utari akan membersihkan rumah.
rumah pak yudo tak lagi sepi.setiap pulang ke rumah sudah ada makanan di meja dan rumah pun bersih dan rapih.
rasa makanannya pun pas di mulut pak yudo hanya sedikit kurang asin di mulut pak yudo,terkadang Attar attala dan Utari pun akan ikut pak yudo menjadi tukang parkir.
Sudah lama dia ingin mengajak triplets untuk tinggal bersama ternyata dia tidak salah, anak-anak ini tau berterima kasih dan anak-anak ini tidak merepotkan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Suryani Malelak Wenyi
syukur ada orang baik...
2023-12-18
1
Uthie
Wahh.. syukurlah
2023-12-07
1