DIA AYAH KALIAN
Di sebuah puskesmas di daerah pelosok,perkampungan yang jauh dari perkotaan terdengar suara rintihan di sebuah ruang bersalin.
"sakit nek..rintihnya perutnya yang besar membuatnya susah bergerak, gerakannya terbatas,hanya bisa merintih,keringat sebesar biji gandum terlihat di keningnya.
tangan keriput sang nenek mengusap keringat di kening cucu nya.
"sabar nduk" ucap sang nenek hanya itu yang bisa dia katakan,kasian melihat cucunya yang kesakitan apalagi perutnya besar tidak seperti wanita hamil pada umumnya.
nenek pun ikut merasakan sakit yang sama,andai ini di rumah sakit mungkin sudah di operasi,namun keadaan biaya dan kelangkaan kendaraan menuju kota membuatnya hanya bisa berpasrah melahirkan cicitnya di puskesmas di dusun tersebut.
"nek,maafin Gayatri sudah membuat nenek susah dan sudah merepotkan nenek"ucap seorang wanita bernama Gayatri,yang sedang berbaring di ranjang pasien.
dia takut setelah ini dia tidak akan selamat,rasa sakitnya tak terkira,dia tau puskesmas ini tidak memiliki peralatan medis yang memadai seperti halnya rumah sakit.
dia hanya bisa berpasrah jika terjadi sesuatu dengannya,dia hanya berharap anaknya bahagia bersama sang nenek.
"Jangan banyak mikir"ucap nenek itu.
"sudah sempurna"ucap bidan tersebut.
sang nenek terus memegang tangan cucunya berharap cucunya dan cicitnya baik-baik saja dan selamat juga sehat.
tiga kali mengejan akhirnya terdengar suara tangis bayi.nenek tersenyum melihat cicitnya.
"jagoan nek"ucap bidan tersebut tersenyum.
"masih sakit Bu bidan"ucap gayatri.saat perutnya merasakan mulas lagi seperti awal.
"dorong lagi neng tarik nafas.... ya... terus tahan ...ya dorong..ayo tarik nafas lagi"ucap bidan membimbing Gayatri dia yakin bahwa pasien nya melahirkan anak kembar,terlihat dari perutnya yang besar.
selama ini Gayatri tidak pernah melakukan USG untuk kandungan nya.
setelah beberapa kali mengejan keluar lah bayi yang sama persis dengan bayi yang pertama.
Bidan tersebut segera membersihkan bayi-bayi itu dan menandai bayi pertama dan kedua.
Setalah lewat sepuluh menit Gayatri kembali meringis.hanya sekali mengejan, bayi perempuan itu keluar dengan sendirinya.
bahkan sang bidan yang sedang berjalan ke brangkar di buat kaget melihat bayi di antara kaki Gayatri.
bayi itu sudah berada di luar suara tangisnya lebih kecil dari dua jagoan tadi.
Bidan itu dengan cepat mengambil bayi perempuan tersebut agar segera di bersihkan dia lalu memeriksa keadaan Gayatri.
keajaiban!
bagi bidan tersebut karena Gayatri melahirkan kembar tiga tanpa operasi dan keadaan Gayatri pun baik-baik saja.
"nenek selamat ya cicitnya langsung tiga"ucap bidan itu setelah membersihkan dan menangani Gayatri.
"terima kasih Bu bidan"ucap nenek Dewi.nenek dari Gayatri.
...****************...
Hari berganti, Minggu berlalu,bulan terlewati dan tahun ke tahun mereka jalani kini anak kembar tiga, triplets bayi yang di lahirkan di puskesmas sudah berusia tujuh tahun dan sang buyut meninggal dua tahun lalu.
"Attar ayo pulang"ajak sang kakak pada adik nya,saat ini mereka sedang berada di pinggir sungai sedang memancing.
"iya bentar"ucap nya membereskan ikan yang di dapatkan nya.
"Uut ayo pulang nanti keburu ibu pulang"ajak nya pada si bungsu yang bernama Gista Utari.
"bentar mas"ucapnya anak itu sedang nangkring di atas pohon buah loa.
Athar berjalan mendekati kakak tertuanya yang bernama Attala dia memberikan umpan dan alat pancing ke kakaknya itu.
dia sendiri menenteng ember yang berisi ikan yang di dapatnya.
"ayo mas kita tinggalin aja"ucap Attar.
"iya ini turun"ucap Utari,kaki nya mencari pijakan dahan di pohon tersebut.
hingga tinggal menurunkan kaki satu nya ke bawah saja, kaos yang di pakainya nyangkut di dahan yang beberapa hari lalu di tebang orang.
"ibuuuu ada yang narik kaos aku"teriaknya histeris.attar dan attala tertawa melihat adik nya berteriak ketakutan.
dari cerita anak-anak dusun, katanya pohon itu angker.
namun bagi ketiga anak itu mereka tidak pernah melihat makhluk halus di sungai tersebut ataupun di pohon yang di panjat Utari.
"hahahaha.....
attala dan Attar menghampiri adiknya sambil tertawa,sungguh mereka ingin meledakan tawanya.
Attala membungkukkan tubuhnya agar Utari naik ke punggungnya dan Attar menarik kaos adiknya tersebut dari dahan.
"nyali kamu ciut sama hantu, sebenarnya hantu yang takut sama kamu"ucap Attar membuat Utari mencebikan bibirnya.
merasa tubuh attala bergetar karena menahan tawa membuatnya langsung turun dari punggung kakaknya itu.
"ketawa aja jangan di tahan ya,ku aduin sama ibu"sungut Utari.
akhirnya ke dua kakak kembar itu benar-benar tertawa.
Utari berjalan di depan di ikuti attala yang membawa peralatan pancing dan Attar di belakangnya yang masih tertawa.
...----------------...
"ibu sudah pulang"sapa Utari melihat ibunya baru saja masuk ke dalam rumah.
gayatri bekerja sebagai guru tari tradisional di kampung nya dan kampung sebelah dia mengajar di sebuah sanggar.
beberapa bulan terakhir dusun tersebut sedang ada masalah,tanah nenek moyang mereka akan tergusur Karena akan di bangun kilang minyak.
mereka di minta untuk pindah, tanah yang mereka tempati akan mendapat ganti rugi.berkali-kali mereka demo menolak pembangunan dan menolak untuk pindah,namun kekuatan uang membuat mereka di haruskan untuk tetap pindah.
"ibu dari balai dusun"ucap Gayatri.
"apa kita di suruh pindah lagi?"tanya Attar.
"kita hanya rakyat kecil tidak bisa berbuat apa-apa"ucap Gayatri pasrah.
"lalu kita akan pindah kemana Bu?"tanya attala.
"ibu belum tau"ucap Gayatri.
"apa kalian sudah makan?"tanya Gayatri.
"sudah Bu tadi kita goreng ikan"ucap Utari.
"ya sudah ibu mau mandi dulu"ucap Gayatri.
ketiga anak kembar itu pun duduk di teras rumah,rumah sederhana bukan gubuk namun mempunyai halaman lumayan luas,yang sering di gunakan saat latihan menari atau di buat main kelereng atau gobak sodor.
Gayatri sering mengajari anak-anak tetangga yang ingin belajar menari secara gratis.
"menurut mu kita akan pindah kemana mas?"tanya Attar.
"aku ga tau"ucap attala.
"kita pasti merindukan suasana rumah ini setiap terang bulan kita main gobak sodor di sini"ucap Attar.
"aku juga bang"ucap Utari dia memanggil Attar Abang dan attala mas itu yang ibunya ajarkan.
"Attar main yuk"ajak Dandi anak tetangga bersama empat orang temanya membawa bola.
Attar pun turun bergabung dengan Dandi dan teman-temannya.
"attala kamu jadi penyerang"ucap Wisnu.
"aku jadi kiper aja"ucap attala dia pun menghampiri anak-anak itu.
"aku aja yang jadi penyerang"ucap Utari.
"kita udah pas tiga tiga"ucap Surya.
"ya udah aku jadi wasit"ucap Utari,dia sering bermain dengan anak laki-laki dari pada dengan anak perempuan.
*
*
sedangkan di dalam rumah di kamar nenek Dewi,Gayatri sedang membuka lemari tua sang nenek.
dia mengambil sebuah kotak kayu dan membawanya ke kasur kapuk tempatnya dan Utari tidur,Attar dan attala tidur di kamar ibunya.
Gayatri membuka kotak tersebut ada beberapa kertas dan dua buah cincin tua dengan batu warna hijau dan merah delima dan juga kalung sang nenek yang di berikan padanya saat sebelum meninggal.
Gayatri membuka surat-surat dalam kotak tersebut berisi surat tanah rumahnya dan surat sebidang tanah sawah tidak jauh dari sungai tempat Attar memancing.
dia juga membuka surat yang sudah lama tidak dia lihat, selembar surat nikah sirih dirinya dengan seorang pria kota yang di berikan oleh pak RT.
flashback..
Gayatri adalah seorang janda kembang muda,suaminya meninggal karena tersambar petir di sawah.
rumah tangga nya dulu bahagia bersama suaminya waktu itu,hingga suaminya di temukan meninggal di sawah.
Hingga..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Uthie
tanpa sengaja tertarik dengan judulnya... lalu coba mampir 👍♥️
2023-12-07
2